PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
sebanyak 18,04 juta orang atau 7,59% dari keseluruhan jumlah penduduk di
Indonesia dengan jumlah perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk laki-
laki. Batasan lansia menurut WHO meliputi usia lanjut (elderly) antara 60-74
tahun, dan usia lanjut tua (old) antara 75-90 tahun, serta usia sangat tua (very
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari berjalan
usia, yang dimaksud dengan usia lanjut adalah penduduk yang telah mencapai
usia 60 tahun ke atas. Diperkirakan pada tahun 2000 di dunia terdapat 138 juta
orang usia lanjut, dengan perincian di Cina 32 juta orang, di India 17 juta
orang, dan di Indonesia 15,3 juta orang. Berdasarkan semua penduduk usia
lanjut di Indonesia sebanyak 18,04 juta orang atau 7,59% dari keseluruhan
1
2
potensial pada seseorang dengan usia lanjut, terjadinya proses penuaan yang
(Darmojo, 2000)
atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg (Kalpan dan Weber, 2010).
Hipertensi juga sering disebut “Silent Killer”, hal ini perlu di waspadai karena
setiap saat penyakit ini dapat menjadi pemubunuh yang tak terduga.
Hipertensi adalah salah satu penyakit yang paling umum di seluruh dunia
yang terjadi pada manusia dan merupakan faktor risiko yang utama terjadinya
stroke, infark miokard, penyakit pembuluh darah, penyakit ginjal kronik dan
bahkan menyebabkan kematian jika tidak dideteksi dengan cepat dan tidak
diobati dengan tepat (James, et al., 2014). Salah satu studi menyatakan pasien
Menurut data WHO, di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4%
meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi,
333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang,
tahun 2013 adalah hipertensi. dengan prevalensi 45,9% pada usia 55-64 tahun,
57,6% pada usia 65,74% dan 63,8% pada usia ≥ 75 tahun (Infodatin
Kemenkes RI, 2016). Menurut data Riskesdas Provinsi Jawa Timur prevalensi
Interaksi obat adalah efek dari suatu obat yang berubah akibat adanya obat
obat di dalam plasma atau sebaliknya menurunkan kadar obat dalam plasma
untuk melakukan pola hidup yang sehat. Lebih dari dua pertiga pasien
hipertensi tidak bisa dikontrol dengan satu obat dan akan menerima dua atau
4
lebih obat antihipertensi dari kelas obat yang berbeda (NHLBI, 2004).
cepat dan tepat. Peningkatan tekanan darah secara jelas atau terjadi mendadak
obat yang dapat mengakibatkan hasil pencapaian efek terapi kurang baik
(Katzung, 2001).
resiko efek samping obat hampir sembilan kali di banding mengkonsumsi satu
Pasien
1. Jenis Kelamin
Jumlah Interaksi Obat (%)
Pria
Wanita
Pria
Dua obat
Interaksi Obat
3. Diagnosa
Tingkat Keparahan
Satu diagnosis
Mayor
Dua diagnosis
Moderate
Tiga diagnosis
Minor
atau lebih
1.3.1 Apakah jumlah interaksi obat pada pasien rawat jalan dengan penyakit
1.3.2 Apakah mekanisme interaksi dan tingkat keparahan interaksi obat tinggi
1.3.3 Apakah ada hubungan antara jumlah obat dan jumlah interaksi pada
1.3.4 Apakah ada hubungan antara jumlah diagnosis dan jumlah interaksi tinggi
1.4 Hipotesa
3. Terdapat hubungan antara jumlah obat dan jumlah interaksi pada penderita
Polmakodam I/BB.
3. Untuk mengetahui hubungan antara jumlah obat dan jumlah interaksi pada
1. Agar dapat memberikan informasi terkait Interaksi Obat Hipertensi, dan faktor
POLMAKODAM I/BB.
3. Sebagai landasan untuk dokter, apoteker, perawat dan tenaga kesehatan lain