PASAL PERTAMA:
BIOGRAFI UTSMAN BIN AFFAN RA.
PASAL KEDUA:
PENGANGKATAN UTSMAN BIN AFFAN RA. MENJADI
KHALIFAH
PASAL KETIGA:
AKTIFITAS DAN PERISTIWA YANG TERJADI PADA
MASA KEKHALIFAHANNYA
PASAL KEEMPAT:
EKSPANSI MILITER PADA ZAMAN UTSMAN BIN AFFAN
RA.
PASAL KELIMA:
FITNAH TERBUNUHNYA UTSMAN BIN AFFAN RA.
PASAL PERTAMA
BIOGRAFI UTSMAN BIN AFFAN RA.
Semua ini terjadi dan terbukti pada zaman Utsman bin Affan ra..
PASAL KEDUA
PENGANGKATAN UTSMAN BIN AFFAN RA.
MENJADI KHALIFAH
PASAL KETIGA
AKTIFITAS DAN PERISTIWA YANG TERJADI PADA MASAKEKHALIFAHANNYA
Beliau Melepas Amr Bin Al-'Ash Dari Jabatan Guber-Nur Wilayah Mesir
Al-Waqidi dan Abu Ma'syar berkata, "Pada tahun ini Utsman bin Affan ra. menon-
aktifkan Amr bin 'Ash dari jabatan gubernur di wilayah Mesir dan menukarnya dengan
Abdullah bin Saad bin Abi Sarh (saudara seibu Utsman bin Affan ra.) Dia inilah orang yang
dilindungi oleh Utsman ra. tatkala Rasulullah saw. menghalalkan darahnya pada saat
pembukaan kota Makkah.
Peristiwa Yang Terjadi Pada Tahun 28 Hijriyah
Al-Waqidi berkata, "Pada tahun ini Utsman bin Affan ra. menikahi Na'ilah binti al-
Farafishah al-Kulaibiyah, ia adalah seorang wanita yang beragama Nasrani kemudian
masuk Islam sebelum Utsman bin Affan ra. mencampurinya.
Pada tahun ini Utsman bin Affan ra. membangun rumahnya di Kota az-Zaura'.
Pada tahun ini juga Amirul Mukminin Utsman bin Affan ra. pergi bersama orang-orang
untuk menunaikan ibadah haji.
PASAL KE EMPAT
EKSPANSI MILITER PADA ZAMAN
UTSMAN BIN AFFAN RA.
PASAL KELIMA
FITNAH TERBUNUHNYAUTSMAN BIN AFFAN RA.
Permintaan Penduduk Kufah Agar Gubernur Mereka Said Bin Al-'Ash Dipecat
Pada tahun ini, orang-orang yang tidak senang dengan kepemimpinan Utsman bin
Affan ra. yang merupakan mayoritas dari penduduk Kufah dan yang sedang bermu'amalah
dengan Abdur Rahman bin Khalid bin Walid di kota Himsh pengungsian dari Kufah,
memberontak terhadap Sa'id bin al-'Ash gubemur kufah serta mencela dirinya dan Utsman
bin Affan ra. Mereka mengutus juru bicara mereka untuk mengkritik dengan ucapan-
ucapan kasar terhadap kebijakan-kebijakan yang telah diambil Utsman yang dengan
sengaja memecat kebanyakan para sahabat lalu menggantikannya dengan kera-batnya.
Mereka meminta agar gubernur mereka dipecat dan diganti dengan yang lain, perkara ini
membuat Utsman bin Affan ra. menjadi sangat terjepit.
Dan dikatakan bahwa mereka mengajak untuk berunding. Maka ditunjuklah Ali dan
beberapa orang terhormat sebagai utusan lalu menemui mereka di tempat yang bernama
Juhfah. Orang-orang tersebut sangat menghormati Ali dan menyampaikan segala uneg-
unegnya kepada Ali. Lalu Ali membantah, mencela dan mengecam mereka sehingga
berbalik mengecam diri mereka sendiri. Mereka berkata, "Karena alasan inikah kalian
memerangi dan menghujat Amirul Mukminin?"
Dikatakan bahwa delegasi Utsman menanyakan perkara apa yang mereka kritik dari
Utsman bin Affan ra.. Lalu mereka menyebutkan beberapa hal diantaranya, "Beliau
melarang menyembelih unta, membakar mushaf, tidak meng-qashar shalat dalam safar,
menempatkan orang-orang yang masih muda sebagai gubernur dan mengistimewakan
Bani Umayyah dibandingkan dengan yang lainnya.
Lantas Ali binAbi Thalib ra. menjawab, "Beliau melarang menyembelih unta yaitu unta
dari hasil zakat menunggu sampai unta tersebut gemuk, adapun mushaf, beliau
membakarnya untuk menghilangkan perbedaan dan menetapkan mushaf yang sudah
disepakati sesuai dengan bacaan Rasulullah saw. yang terakhir diajarkan oleh Jibril. Dan
ia tidak menqashar shalat karena ia mempunyai keluarga di sana dan berniat untuk
bermukim di sana sehingga ia menyempurnakan shalat tersebut. Kemudian tidaklah ia
mengangkat gubernur seorang yang masih muda kecuali seorang yang lurus dan adil dan
Rasulullah saw. sendiri pernah mengangkat 'Attab bin Usaid yang masih ber-usia dua puluh
tahun sebagai gubernur Makkah, kemudian beliau juga memberikan kepemimpinan kepada
Usamah bin Zaid bin Haritsah yang masih berusia muda sehingga beberapa orang
mengkritik kepimimpinannya. Ada-pun sikap beliau mengistimewakan Bani Umayyah,
Rasulullah saw. sendiri melakukan hal yang sama terhadap orang-orang Quraisy.
Diriwayatkan bahwa mereka mengutus beberapa orang untuk menyaksikan sendiri
khutbah Utsman bin Affan ra. tentang perkara ini. Setelah alasan dipaparkan dan lenyap
semua syubhat-syubhat hingga tidak tertinggal sedikitpun maka para sahabat
mengisyaratkan agar Utsman bin Affan ra. mendisiplinkan dan memaafkan mereka lalu
memulangkan mereka ke tempat asal mereka. Maka mereka pun kembali dengan tanpa
membawa apa-apa, tidak memperoleh sedikitpun dari apa yang mereka inginkan dan apa
yang mereka tuduhkan tidak terbukti sedikitpun. Kemudian Ali pun kembali dan
memberitakan mereka telah insaf dan bersedia untuk taat.
Kedatangan Berbagai Kelompok Dari Mesir Dan Dari Wilayah Lain Pada Bulan Syawal
Tahun 35 H.
Penduduk Mesir, Kufah dan penduduk Bashrah saling berbalas surat dan
memalsukan surat tersebut atas nama para sahabat yang ada di Madinah, seperti Ali,
Thalhah, az-Zubair dan ‘Aisyah ra.. Isi surat tersebut mengajak masyarakat untuk
memerangi Utsman bin Affan ra. dan menolong agama Allah SWT, karena hal tersebut
merupakan jihad terbesar untuk sekarang ini.
Saif bin Umar at-Tamimy menyebutkan dari Muhammad, Thalhah, Abi Harits, Abi
Utsman dan lainnya bahwa pada bulan Syawwal tahun 35 Hijriyah, penduduk Mesir keluar
dalam empat kelompok dan di bawah empat pemim-pin. Jumlah mereka antara enam ratus
dan seribu orang, pimpinan kelompok tersebut bernama Abdur Rahman bin 'Udais al-
Balwy, Kunanah bin Bisyr at-Tujaiby, Sudan bin Humran as-Sakuny dan Qutairah as-
Sakuny. Adapun Pimpinan tertinggi mereka adalah al-Ghafiqy bin Harb al-'Akky. Mereka
semua keluar dengan berpura-pura akan melaksanakan haji dan ikut berserta mereka
Abdulloh bin Saba (Ibnu Sauda') yang beragama Yahudi dan berpura-pura masuk Islam
dan telah membuat berbagai bid'ah dan qauliyah. Semoga Allah SWT. meng-hinakannya.
Penduduk Kufah keluar dengan empat kelompok yang dipimpin oleh Zaid bin Sauhan,
al-Asytar an-Nakh'i, Ziyad bin Nadhar al-Haritsi, Abdullah bin Asham dan pemimpin tertinggi
mereka amr bin 'Ashm.
Begitu juga penduduk Bashrah keluar dibawah empat panji yang dipimpin oleh
Hukaim bin Jablah al-Abdy, Bisyr bin Syuraih bin Dhubai'ah al-Qaisy, Dzarij bin Abbad al-
Abdy dan pimpinan tertinggi mereka adalah Hurqush bin Zuhair as-Sa'dy. Penduduk mesir
menginginkan kepemimpinan Ali bin Abi Thalib ra., penduduk Kufah menginginkan
kepemimpinan az-Zubair dan penduduk Bashrah menginginkan kepemimpinan Thalhah.
Semua kelompok itu sangat optimis bahwa urusan mereka akan berjalan lancar. Maka
bergeraklah semua kelompok itu hingga berada di sekitar kota Madinah sebagaimana
perjanjian yang telah mereka buat pada bulan Syawal tahun 35 Hijriyah. satu kelompok
berada di Dzu Khusyub, yang satu di 'awadh dan kebanyakkan mereka berada Dzul Marwa.
Mereka merasa takut ter-hadap penduduk Madinah. Oleh karena itu mereka mengirim
mata-mata kepada penduduk Madinah untuk memberitahukan bahwa kedatangan mereka
untuk berhaji bukan untuk tujuan lain dan juga untuk meminta maaf kepada para pejabat
serta menjelaskan tujuan mereka hanyalah mengerjakan haji. Lantas mereka meminta izin
untuk memasuki Kota Madinah. Semua masyarakat Madinah tidak suka dan melarang
mereka masuk. Namun per-lahan-lahan mereka mendekati kota Madinah. Kelompok mesir
datang kepada Ali yang ketika itu sedang berada di tengah sebuah pasukan di Ahjar al-Zait.
Dia mengenakan pakaian berwarna putih terbuat dari bahan katun dari Yaman dan
memakai serban merah buatan Yaman sambil membawa pedang. Orang-orang Mesir
tersebut mengucapkan salam kepada beliau. Ali berteriak lalu mengusir mereka seraya
berkata, "Orang-orang shalih sudah mengetahui bahwa pasukan Dzul Marwa dan Dzu
Khusyub telah terlaknat melalui lisan Rasulullah saw. Kembalilah! Semoga Allah SWT. tidak
menyertai kalian." Mereka menjawab, "Ya." Maka mereka pergi meninggalkan Ali. Adapun
penduduk Bashrah sebagian mendatangi Thalhah yang sedang berada di tengah seke-
lompok orang di dekat Ali (beliau telah mengutus anak-anaknya kepada Utsman bin 'Affan)
Orang-orang Bashrah tersebut mengucapkan salam kepada beliau. Thalhah berteriak lalu
mengusir mereka seraya berkata seperri apa yang diucapkan oleh Ali kepada penduduk
Mesir. Demikian juga yang dilakukan oleh az-Zubair terhadap orang Kufah.
Kelompok Pemberontak Berpura-Pura Pulang Ke Tempat Mereka
Semua kelompok yang datang tersebut kembali ke kaumnya dan mem-perlihatkan
kepada masyarakat seolah-olah mereka kembali ke daerah masing-masing selama
beberapa hari. Kemudian kembali ke Kota Madinah. Penduduk Madinah tidak mengetahui
kedatangan mereka kecuali setelah mendengar suara takbir dari pinggiran Madinah dan
ternyata kelompok tersebut telah menyerang dan mengepung kota Madinah dan mayoritas
mereka sedang mengepung rumah Utsman bin Affan ra. Mereka mengumumkan kepada
masyarakat "Siapa saja yang tidak bertindak maka dia akan selamat". Maka masyarakat
menahan diri dan tidak keluar dari rumah-rumah mereka. Suasana seperti ini berlangsung
selama beberapa hari. Masyarakat Madinah tidak mengetahui apa yang mereka lakukan
dan apa yang mereka kehendaki. Namun begitu pun Amirul mukminin Utsman bin Affan ra.
tetap keluar dari rumah untuk melaksanakan shalat, penduduk Madinah dan yang lain
shalat di belakang beliau. Para sahabat pergi mendatangi mereka dan bertanya sebab
mereka kembali. Ali bertanya kepada penduduk mesir, "Apa yang menyebabkan kalian
kembali dan berbalik pada pendapat kalian yang lalu?" Mereka menjawab, "Kami
mendapatkan seseorang sedang membawa surat perintah untuk membunuh kami."
Thalhah juga berkata seperri itu kepada penduduk Bashrah dan az-Zubair kepada
penduduk Kufah. Penduduk Mesir beralasan, "Kami kembali untuk menolong teman-teman
kami." Para sahabat mengatakan, "Bagaimana kalian dapat mengetahui hal tersebut dari
teman kalian padahal jarak kalian sudah sangat jauh, Jadi sebenarnya hal ini sudah kalian
rencanakan." Lalu mereka berkata, "Turunkan dia dari jabatan kekhalifahan, kami sudah
tidak memerlukan dia lagi. Jika ia turun kami akan pergi."
5. Rombongan kaum Khawarij tersebut mencapai dua ribu orang, mungkin penduduk
Madinah tidak sebanyak bilangan ini. Sementara rombongan tersebut terdiri dari
orang-orang yang datang dari berbagai tempat. Kebanyakan para sahabat
mengasingkan diri dari fitnah ini dan lebih banyak tinggal di rumah. Kalaupun
mereka menghadiri masjid, mereka membawa pedang dan meletakkan di dekatnya
jika sedang duduk. Orang-orang Khaivarij telah mengepung rumah Utsman dan
sudah tidak mungkin mereka menghalaunya. Namun para pembesar sahabat telah
mengirim anak-anak mereka untuk membela Utsman. Masyarakat tidak dikejutkan
kecuali di saat mereka telah menguasai rumah dan telah membakar pintu serta telah
masuk melalui dinding hingga membunuh beliau.