Identitas Nasional Makalah KWN
Identitas Nasional Makalah KWN
KELOMPOK: 2
1. 111910301056 Arif Darmawan P.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan hidayah dan inayah-Nya, Sholawat dan salam teragung semoga
selalu tercurahkan pada Nabi Besar Muhammad SAW sehingga kami Tim
Penyusun dapat menyelesaikan Makalah “IDENTITAS NASIONAL” untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah kewarganegaraan.
Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya kerjasama dan
komitmen antar pihak yang terlibat. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami
menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak sebagai berikut:
Akhirnya tiada usaha yang besar akan berhasil tanpa dimulai dari usaha
yang kecil. Semoga makalah ini bermanfaat. Dan kami sebagai Tim Penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
iv
di dalam pergaulan, baik dalam tataran nasional maupun internasional. Perlu
dikemukaikan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai Identitas
Nasional tadi bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan
normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka-cenderung terus
menerus bersemi sejalan dengan hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh
masyarakat pendukungnya. Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas
nasional juga sesuatu yang terbuka, dinamis, dan dialektis untuk ditafsir
dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan funsional dalam kondisi
aktual yang berkembang dalam masyarakat. Krisis multidimensi yang kini
sedang melanda masyarakat kita menyadarkan bahwa pelestarian budaya
sebagai upaya untuk mengembangkan Identitas Nasional kita telah ditegaskan
sebagai komitmen konstitusional sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri
negara kita dalam Pembukaan, khususnya dalam Pasal 32 UUD 1945 beserta
penjelasannya, yaitu Kebudayan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai
buah usaha budaya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli
terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah seluruh
Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus
menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan dengan tidak menolak
bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau
memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat
kemanusiaan bangsa Indonesia.
v
BAB 2 PEMBAHASAN
vi
2.2 Unsur –Unsur Identitas Nasional
Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:
1 Suku bangsa, adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif
(ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok
etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
2 Agama, bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis.
Agama-agama yan tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong H
Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun
sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi
negara dihapuskan.
3 Kebudayaan, adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang
isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang
secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan
sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan
benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4 Bahasa, merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahasa
dipahami sebagai system perlambang yang secara arbiter dibentuk atas
unsur-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebgai sarana
berinteraksi antar manusia.
Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya
menjadi 3 bagian sebagai berikut :
Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar
Negara, dan Ideologi Negara.
Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya,
Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan
“Indonesia Raya”.
Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan
pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, serta kepercayaan.
vii
2.3 Faktor-Faktor Pendorong Terbentuknya Identitas Nasional
1 Faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa
Indonesia meliputi:
Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan
demografis.
Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan
yang dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002).
2 Menurut Robert de Ventos, dikutip Manuel Castelles dalam bukunya “The
Power of Identity” (Suryo, 2002), munculnya identitas nasional suatu
bangsa sebagai hasil interaksi historis ada 4 faktor penting, yaitu:
Faktor primer, mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama, dan yang
sejenisnya.
Faktor pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi,
lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembanguanan lainnya
dalam kehidupan bernegara.
Faktor penarik, mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika yang
resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan
nasional.
Faktor reaktif, pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan
identitas nasional bangsa Indonesia yang telah berkembang dari masa
sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan
bangsa lain.
2.5 Faktor-Faktor Penting Bagi Pembentukan Bangsa Indonesia
1 Adanya persamaan nasib , yaitu penderitaan bersama dibawah penjajahan
bangsa asing lebih kurang selama 350 tahun.
2 Adanya keinginan bersama untuk merdeka , melepaskan diri dari belenggu
penjajahan.
3 Adanya kesatuan tempat tinggal , yaitu wilayah nusantara yang
membentang dari Sabang sampai Merauke.
4 Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan
sebagai suatu bangsa. Cita-Cita, Tujuan dan Visi Negara Indonesia.
Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat,
viii
adil dan makmur. Dengan rumusan singkat, negara Indonesia bercita-cita
mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Hal ini sesuai dengan amanat dalam Alenia II
Pembukaan UUD 1945 yaitu negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat adil dan makmur. Tujuan Negara Indonesia selanjutnya terjabar
dalam alenia IV Pembukaan UUD 1945. Secara rinci sebagai berikut :
1 Melindungi seganap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
2 Memajukan kesejahteraan umum.
3 Mencerdaskan Kehidupan bangsa.
4 Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan ,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Adapun visi bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat Indonesia
yang damai , demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera,
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh
manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertakwa dan berahklak
mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, mengausai
ilmu pengetahuandan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi serta
berdisiplin. Setelah tidak adanya GBHN maka berdasarkan Rencana
Pembangunan Jangka mengenah (RPJM) Nasional 2004-2009, disebutkan
bahwa Visi pembangunan nasional adalah :
1 Terwujudnya kehidupan masyarakat , bangsa dan negara yang aman,
bersatu, rukun dan damai.
2 Terwujudnya masyarakat , bangsa dan negara yang menjujung tinggi
hukum, kesetaraan, dan hak asasi manusia.
3 Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan
kerja dan penghidupan yang layak serta memberikan fondasi yang
kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan.
ix
bangsa lain di dunia. Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase
nasionalisme modern, diletakanlan prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu
asas dalam filsafat hidup berbangsa dan bernagara. Prinsip-prinsip dasar itu
ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat hidup bangsa
Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat
Negara yaitu Pancasila. Jadi, filsafat suatu bangsa dan Negara berakar pada
pandangan hidup yang bersumber pada kepribadiannya sendiri.
Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai dasar filsafat
bangsa dan Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai
budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai
kepribadian bangsa. Jadi, filsafat pancasila itu bukan muncul secara tiba-tiba
dan dipaksakan suatu rezim atau penguasa melainkan melalui suatu historis
yang cukup panjang. Sejarah budaya bangsa sebagai akar Identitas Nasional.
x
BAB 3 KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Sekilas kata-kata diatas memang membuat tanda tanya besar dalam
memaknainya. Beribu-ribu kemungkinan yang terus melintas dibenak pikiran,
untuk menjawab sebuah pertanyaan yang membahas tentang identitas
nasional.Kendatipun, dalam hidup keseharian yang mencakup suatu negara
berdaulat, Indonesia sendiri sudah menganggap bahwa dirinya memiliki
identitas nasional. Identitas nasional merupakan pandangan hidup bangsa,
kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara
sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Unsur-unsur dari identitas nasional adalah Suku
Bangsa: gol sosial (askriptif : asal lhr), golongan,umur. Agama : sistem
keyakinan dan kepercayaan. Kebudayaan: pengetahuan manusia sebagai
pedoman nilai,moral, das sein das sollen,dlm kehidupan aktual. Bahasa :
Bahasa Melayu-penghubung (linguafranca). Faktor-faktor kelahiran identitas
nasional adalah Faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional
bangsa Indonesia meliputi faktor subjektif dan factor objektif, Faktor primer,
mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya. Faktor
pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya
angkatan bersenjata modern dan pembanguanan lainnya dalam kehidupan
bernegara. Faktor penarik, mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika yang
resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional.
Faktor reaktif, pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas
nasional bangsa Indonesia yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa
Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
3.1 Saran
Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh bangsa kita untuk
dapat membedakannya dengan bangsa lain. Jadi, untuk dapat mempertahankan
keunika-keunikan dari bangsa Indonesia itu sendiri maka kita harus
xi
menanamkan akan cinta tanah air yang diwujudkan dalam bentuk ketaatan dan
kepatuhan terhadap atura-aturan yang telah ditetapkan serta mengamalkan
nilai-nilai yang sudah tertera dengan jelas di dalam pancasila yang dijadikan
sebagai falsafah dan dasar hidup bangsa Indonesia. Dengan keunikan inilah,
Indonesia menjadi suatu bangsa yang tidak dapat disamakan dengan bangsa
lain dan itu semua tidak akan pernah lepas dari tanggung jawab dan
perjuangan dari warga Indonesia itu sendiri untuk tetap menjaga nama baik
bangsanya.
xii
DAFTAR PUSTAKA
http://kuliah-kuliahku.blogspot.com/2010/07/identitas-nasional.html
xiii