Abstrak
Gawat Darurat Obstetri (GDO) telah memakan korban ratusan ribu nyawa ibu hamil di
seluruh dunia – dikatakan setiap menit ibu hamil- melahirkan meninggal. Pendekatan
klinis yang telah dilakukan di seluruh dunia dianataranya adalah sbb: pelatihan Asuhan
Pasca Keguguran, penapisan risko persalinan dan rujukannya, skrining disproporsi kepala
panggul dengan grafik Soedarto, Asuhan Persalinan Normal dengan P4Knya, PONED
untuk tim Puskesmas, PONEK untuk tim Rumah Sakit, upaya lintas sektoral misalnya
Gerakan Sayang Ibu, Safemotherhood Initiatives, Making Pregnancy Safer dsb yang pada
dasarnya mengatur jumlah dan jarak kehamilan, mendeteksi komplikasi kehamilan/
persalinan, melakukan rujukan tepat waktu, menangani komplikasi secepat dan setepat
mungkin(response time- stabilisasi) dan mencegah komplikasi lebih loanjut dan
rehabilitasi. Peran bidan dan perawat di tingkat primer selama ini lebih ke arah rapid
initial assesment, stabilization and Refer baik di tingkat individu maupun tim. Namun
peran tsb bisa diperluas dengan tatalaksana yang lebih promotif preventif misalnya
secara proaktif mendukung kesetraan gender, melakukan health promotion – dengan
edukasi pasangan usia subur, membantu perencanaan jumlah dan jarak kehamilan,
melakukan Risk approach yang telah ditinggalkan, dan mendukung upaya meng KLB kan
kematian, maternal, preeklamsia dan HPP. Dengan kombinasi upaya-upaya medis dan
nonmedis ini maka diharapkan seluruh determinan kematian maternal dapat lebih
terakomodasi yang pada gilirannya penurunannya dapat lebih signifikan dan dipercepat.
Kata kunci: gawat darurat obstetris, perluasan peran perawat dan bidan,tatalaksana
medis dan non medis
I. Pendahuluan
Gawat Darurat Obstetri (GDO) seringkali berakhir dengan kematian ibu dan atau
janin/ bayinya. Sebagian besar kasus kematian ibu hamil/ melahirkan terjadi di Negara
berkembang, dapat dicegah dan pencegahannya tidak memerlukan tehnologi canggih.
Nampaknya hal ini sesuai dengan yang dianjurkan oleh badan-badan dunia
terutama WHO. Sedangkan di Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi
(JNPK KR) dilaksanakan berbagai pelatihan di berbagai tingkat pelayanan yaitu
Effects of routine oral iron supplementation with or without folic acid for women during
pregnancy (RHL Commentary by Kongnyuy E and van den Broek N) tahun 2010
Perubahan kardiovaskuler
Perubahan hematologic
Dari aspek hematologis yang terjadi diantaranya terjadi leukositosis sampai 12 000
Tidak semua kasus GDO dapat diditeksi dan dicegah namun skrining kehamilan
risiko tinggi dapat dipakai untuk mendeteksi bebrapa kasus bahkan mencegah terjadinya
kasus gawat darurat. Yang termasuk kehamilan risiko tinggi adalah
Tatalaksana emboli air ketuban masih ada standarnya namun sebagian besar buku
memandang emboli air ketuban lebih sebagai reaksi anafilaksis karena tidak semua kasus
ditemukan debris atau ketuban di organ yang diperiksa.
Tatalaksana Umum adalah sbb:
1. Selalu siap menghadapi kasus yang tidak terduga baik dalam peralatan, obat-
obatan maupun secara psikologis
2. Upayakan adanya simulasi menghadapi kasus GDO secara tim
3. Buat prosedur tetap tertulis dan mudah ditemukan
4. Buat prosedur Code red atau Code blue
5. Rapid Initial Assesment dan Stabilization adalah kata kunci
6. Basic Life Support dan Advanced Life Support dengan sedkiti perubahan
Di sini nampak jelas bahwa tatalaksana GDO pada wanita hamil berbeda dengan
laki-laki karena memang wanita adalah mahluk yang special, adanya adaptasi maternal
dan adanya janin dalam rahim yang perlu dipertimbangkan dalam setiap keputusan.
V. Perluasan peran provider kesehatan
Yang kami maksud di sini adalah upaya yang lebih promotif dan preventif dalam
mencegah dan menangani GDOyaitu
Rangkuman
Mohon dalam menangani GDO ada perbedaan menetap yang harus diakomodasi
yaitu:
Selalu siap menghadapi segala kemungkinan pada kasus yang paling sederhana.
Menyadari keterbatasan kedokteran dimana tidak ada yang pasti dan segala
sesuatu bisa terjadi kepada siapapun maka informed for consent dan informed consent
jangan dilupakan termasuk pada kasus yang kelihatannya sedrhana
Pendekatan promotif dan preventif bisa dilakukan sebagai pelengkap dari upaya
menyelamatkan ibu-ibu dari komplikasi kehamilan dan persalinan
Pasien wanita apalagi hamil tua mempunyai keadaan yang berbeda dengan laki-
laki baik dalam privasi, otonomi dan patofisiologi.
Creasy RK, Resnik R, Iams JD, Lockwood CJ, Moore TR (eds). 2009. Maternal Fetal-
Medicine. Principles and Practice. 6th ed. : Elsevier
Cunningham FG et al. 2010. Williams Obstetrics. 23rd ed. Norwalk: Appleton Lange
Foley MR, Strong TH, Garite TJ. 2011. Obstetric Intensive Care Manual. New York:
McGraw-Hill
Hermanto TJ. 2010. Kematian ibu hamil dan melahirkan. Dari Eklamsia ke
Ketidaksetaraan gender. Dari Kuratif ke Promotif-Preventif. Dari “Making Pregnancy Safer”
ke Kejadian Luar Biasa. Seminar Ilmiah dan Reuni Alumni FK Unair 1974 di Surabaya –
Aula FK Unair Desember
Hermanto TJ. 2006.Basic Obstetric & Neonatal Emergency Care in Rural Area.
Houry D, Abbott JT. 2004. Emergency Management of the Obstetric Patient. Dalam
Burrow GN, Duffy TP, Copel JA (eds) Medical Complications During Pregnancy. 6 th ed.
Philadelphia: Elsevier Saunders
Karen F. 2007. Maternal Anemia. Dalam Berghella V(ed). Maternal-Fetal Evidence Based
Guidelines. Philadelphia: Informa
Kem Kes. 2010. Kursus Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONEK). Jakarta
Russel M, Dunn-Albannese L. 2005. Anemia. Dalam Craigo SD, Baker ER (eds). Practical
Patways in Obstetrics & Gynecology. Medical Complications in Pregnancy. 6th ed. New
York: McGraw-Hill