Anda di halaman 1dari 3

KOMPAS.

com - Salah satu hal yang paling berperan dan sebuah konflik bersenjata
besar seperti Perang Dunia II adalah kekuatan intelijen. Inggris, adalah salah satu
negara pelaku Perang Dunia II yang paling piawai memainkan perang intelijen ini.
Salah satu operasi intelijen paling sukses dalam mengelabui Nazi Jerman adalah
Operasi Mincemeat pada 1943. Apa itu Operasi Mincemeat? Sebelumnya mari kita lihat
situasi Eropa di pertengahan konflik bersenjata paling besar di sepanjang sejarah
ini. Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Jepang Menyerah dan Perang Dunia II
Berakhir Pada akhir 1942, sekutu amat sukses memukul pasukan Jerman dalam kampanye
Afrika Utara, sehingga para jenderal berpikir untuk langkah besar selanjutnya.
Meski terus sukses, para juru taktik Inggris menyimpulkan invasi ke Perancis dari
daratan Inggris belum bisa dilaksanakan hingga 1944. Saat itulah PM Inggris Winston
Churchill mengusulkan agar pasukan Sekutu di Afrika Utara digunakan untuk menyerang
wilayah Eropa yang disebutnya sebagai "bagian perut yang empuk". Ada dua target
potensial yang bisa diserang Sekutu yaitu Pulau Sisilia, sekaligus untuk mengontrol
lalu lintas Laut Tengah dalam persiapan invasi ke Italia. Pilihan kedua adalah
Yunani dan Semenanjung Balkan, untuk menjepit pasukan Jerman di antara tentara
Sekutu dan Uni Soviet. Akhirnya dalam Konfersensi Casablanca yang digelar pada 14-
24 Januari 1943, para pemimpin Sekutu sepakat untuk menyerang Sisilia dengan nama
sandi Operasi Husky yang akan digelar paling lambat pada Juli 1943. Namun, para
petinggi Sekutu khawatir intelijen Jerman akan dengan mudah mencium rencana untuk
melakukan invasi ke Sisilia. Baca juga: Kisah 3 Pilot Rusia yang Tembak Jatuh
Pesawat di Perang Dunia II Di sisi lain, Adolf Hitler amat khawatir Sekutu akan
menyerang Semenanjung Balkan yang menjadi sumber bahan mentah bagi keperluan perang
Jerman. Dari Balkan, Jerman mendapatkan tembaga, bauksit, krom hingga minyak mentah
yang amat berharga bagi kelangsungan ambisi militer Hitler. Sekutu mengetahui hal
ini dan menggelar Operasi Barclay yang ditujukan sebagai pengalih sehingga Jerman
benar-benar berpikir Sekutu akan menginvasi Balkan sehingga tidak mengawasi ketat
Sisilia. Untuk mendukung operasi pengalihan ini, Sektu mendirikan markas besar di
Kairo, Mesir dan membentuk kesatuan fiktif Tentara Ke-12 yang terdiri dari 12
divisi tempur. Sekutu juga membuat komunikasi palsu yang seolah-olah menegaskan
bahwa Tentara Ke-12 benar-benar tengah mempersiapkan diri untuk menginvasi Balkan.
Baca juga: Inilah Tiga Senjata Legendaris Uni Soviet yang Ditakuti Nazi Sementara
markas besar Sekutu untuk invasi ke Sisilia berada di Tunis, Tunisia sebisa mungkin
mengurangi komunikasi radio dan berusaha menggunakan jalur telepon reguler.
Kemudian manuver-manuver militer diciptakan di Suriah, dengan melibatkan banyak
tank dan kendaraan tempur palsu untuk menipu para mata-mata. Untuk semakin
meyakinkan Jerman bahwa Balkan memang menjadi incaran, kelompok pemberontak Yunani
ELAS menggelar Operasi Animals untuk menyabotase jaringan komunikasi Jerman pada
Juni-Juli 1943. Sementara itu di Inggris, dinas intelijen sedang mengolah ide salah
satu agennya Charles Cholmondeley untuk menipu Jerman. Cholmondeley mengusulkan
penggunaan sebuah jenazah dengan paru-paru yang terisi air untuk dihanyutkan ke
pesisir Eropa. Pada jenazah itu akan disisipkan sejumlah dokumen rencana serangan
palsu yang diharap jatuh ke tangan intelijen Jerman untuk mengalihkan perhatian
militer Nazi. Para petinggi Sekutu kemudian menugaskan Ewen Montagu, perwira AL
Inggris, untuk bekerja sama dengan Cholmondeley untuk mengembangkan rencana
tersebut. Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Nazi Putuskan Solusi Akhir Warga
Yahudi Kedua orang itu dengan dibantu perwakilan dinas intelijen MI6, Mayor Frank
Foley kemudian mematangkan rencana. Montagu lalu menemui seorang patologis
berpengalaman Sir Bernard Spilsbury untuk mencari jenazah yang cocok dan hal-hal
yang harus diantisipasi untuk mengelabui para patologis Spanyol. Rencananya,
jenazah itu nantinya akan dihanyutkan ke pesisir Spanyol, yang banyak ditempati
agen-agen intelijen Jerman. Sir Bernard mengatakan, orang yang tewas akibat
kecelakaan pesawat biasanya lebih karena syok bukan akibat tenggelam. Sehingga,
tidak diperlukan jenazah dengan paru-paru yang penuh terisi air. Sir Bernard
menambahkan, jenazah itu juga herus memiliki tanda-tanda penyebab kematian lainnya.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Hitler Jadi Pemimpin Absolut Jerman Montagu
kemudian membicarakan kemungkinan mendapatkan jenazah dengan Bentley Purchase,
seorang pekerja medis di London Utara. Bentley mengatakan, kemungkinan adanya
kesulitan praktis dan legal saat mencari jenazah itu. Meski demikian Purchase
berjanji akan mencari jenazah yang bisa digunakan terutama yang tidak memiliki
keluarga yang akan mengklaimnya. Pada 29 Januari 1943, Purchase menghubungi Montagu
dan mengabarkan dia kemungkinan telah mendapatkan jenazah yang tepat. Jenazah itu
diyakini bernama Glyndwr Michael, seorang gelandangan yang tewas akibat menyantap
racun tikus. Purchase meyakinkan Montagu bahwa racun dalam jumlah kecil tidak akan
terdeteksi dalam tubuh yang beberapa hari mengapung di lautan. Montagu kemudian
memeriksa mayat itu tetapi kurang puas karena wajah jenazah tersebut tidak memiliki
"tampang perwira". Menurut Montagu, jenazah itu hanya pantas menjadi petugas
administrasi kantoran dan hal ini bisa menimbulkan kecurigaan agen-agen Jerman.
Akhirnya, Purchase setuju untuk menyimpan jenazah itu di dalam lemari pendingin
bersuhu -4 derajat Celcius. Baca juga: Gigi Hitler Ungkap Kisah Asli Kematian
Pemimpin Nazi Purchase juga memperingatkan jenazah itu harus digunakan paling lama
dalam waktu tiga bulan karena jika lebih lama lagi akan membusuk dan tak akan
bermanfaat. Setelah mendapatkan jenazahnya, Montagu dan Cholmondeley mulau
menciptakan latar belakang dan karakter fiktif bagi mayat itu. Akhirnya dipilihlah
nama Mayor William Martin, personel Marinir Inggris yang ditugaskan di Markas
Operasi Gabungan Sekutu. Nama Martin dipilih karena banyak perwira marinir Inggris
bernama sama sehingga akan mempersulit upaya pelacakan. Martin disebut bekerja di
bawah otorita Kementerian Angkatan Laut Inggris sehingga bisa dipastikan semua hal
mengenai kematiannya akan dikirim ke Divisi Intelijen AL. Selain itu, seragam
marinir Inggris mudah diperoleh dan biasanya dalam ukuran standar sehingga
memudahkan untuk dikenakan kepada jenazah. Sementara pangkat mayor dipilih agar
Martin terkesan sebagai perwira yang cukup senior yang dipercaya membawa dokumen
penting. Untuk semakin "menghidupkan" karakter Mayor Martin, disiapkan juga
sejumlah benda-benda pribadi di dalam dompet seperti foto sang tunangan bernama
Pam, dua surat cinta dari Pam, dan kuitansi pembelian cincin pertunangan dari toko
perhiasan di Bond Street. Beberapa hal lain yang disiapkan antara lain surat
pribadi dari "ayah" Martin, pesan dari Lloyds Bank, kartu identitas militer, dan
beberapa hal kecil lainnya. Montagu juga meminta pada ilmuwan MI5, dinas intelijen
dalam negeri Inggris, mempersiapkan sejumlah tinta yang bisa bertahan lama di dalam
air. Setelah semua detil soal "Mayor Martin" siap kini hal terpenting adalah
dokumen palsu yang harus diselipkan pada jenazah Mayor Martin yang berisi detil
rencana invasi ke Balkan. Di dalam dokumen itu akan disebut beberapa target
termasuk disebut pula nama Pulau Sisilia sebagai pengalih. Dokumen utama adalah
sebuah surat pribadi dari Letnan Jenderal Sir Achibald Nye, wakil komandan Imperial
General Staff yang mengetahui rencana ini. Baca juga: Surat yang Menipu Hitler soal
Pendaratan Normandia Dilelang Surat itu ditujukan kepada Jenderal Harold Alexander,
komandan pasukan gabungan Inggris-AS ke-18 di Aljazair dan Tunisia yang seluruhnya
berada di bawah komando Jenderal Eisenhower. Surat Letjen Nye itu juga berisi
sejumlah informasi terkait Operasi Brimstone yang tujuannya tidak dijelaskan tetapi
menyinggung soal rencana pengeboman terhadap Sisilia yang disebut sebagai operasi
pengalihan. Setelah semua persiapan matang, jenazah "Mayor Martin" yang sudah tiga
bulan berada di dalam lemari pendingin dikapalkan menuju ke pesisir Spanyol. Di
pergelangan tangannya terikat sebuah tas berisi sejumlah map dengan tulisan
"PRIBADI DAN AMAT RAHASIA" yang berisi rencana invasi Sekutu ke Yunani dan Balkan.
Jenazah Mayor Martin dibawa ke pesisir Spanyol dengan menggunakan kapal selam HMS
Seraph yang tiba di dekat pelabuhan Huelva, Spanyol pada 30 April 1943 pada pukul
04.15 waktu setempat. Kru kapal selam kemudian menghanyutkan jenazah Mayor Martin
dan HMS Seraph langsung menyelam dan pergi ke Gibraltar sembari mengirim pesan
"Mincemeat selesai". Baca juga: Mercedes-Benz Milik Hitler Dilelang, Harganya
Spektakuler Jenazah Mayor Martin ditemukan seorang nelayan lokal pada pukul 09.30
dan langsung diserahkan kepada militer Spanyol di Huelva yang lalu menyerahkannya
kepada hakim angkatan laut. Pemerintah Spanyol kemudian mengabarkan penemuan
jenazah itu kepada wakil konsul Inggris, Haselden yang langsung melapor ke London.
Kemudian, sebuah komunikasi diplomatik yang sudah disiapkan jauh-jauh hari
dilakukan antara Haselden dan atasannya di London selama beberapa hari. Inggris
tahu komunikasi rahasia itu dipantau dan dipecahkan Jerman dan hal itu disengaja
agar Jerman semakin yakin koper yang ditemukan bersama jenazah perwira Inggris itu
amat penting. Pada tengah hari 1 Mei 1943, otopsi digelar dan dihadiri Haselden
untuk mencari cara mengurangi kemungkinan dokter mengetahui bahwa jenazah tersebut
sudah berusia tiga bulan. Haselden mengatakan karena hari itu amat panas dan
jenazah yang sudah mulai berbau busuk, dia mengusulkan agar otopsi dihentikan dan
segera makan siang. Baca juga: Inikah Menu Makanan Terakhir yang Disantap Hitler?
Para dokter setuju dan sertifikat kematian Mayor William ditandatangani dengan
penyebab kematian adalah tak bisa bernapas karena tenggelam. Akhirnya, pemerintah
Spanyol menyerahkan jenazah Mayor Martin yang kemudian dimakamkan dengan prosesi
militer pada 2 Mei 1943 di pemakaman Nuestra Senora, Huelva. Sementara itu, dokumen
yang dibawa Mayor Martin tetap ditahan AL Spanyol meski mendapat tekanan dari
Abwehr, intelijen militer Jerman. Pada 5 Mei, koper itu di kirim ke markas AL
Spanyol di San Fernando sebelum diteruskan ke Madrid. Di Madrid, dokumen ini
menarik perhatian salah seorang agen senior Abwehr di Spanyol, Karl-Erich
Kuhlenthal. Kuhlenthal kemudian meminta izin Laksamana Wilhelm Canaris, kepala
Abwehr agar diperbolehkan membujuk pemerintah Spanyol untuk menyerahkan dokumen
itu. Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Eva Braun, Pengantin di Akhir Hayat Adolf
Hitler Mendapatkan permintaan dari Jerman, Spanyol kemudian mengeluarkan dokumen
yang masih basah itu dari amplop, mengeringkannya, memasukkannya kembali ke amplop,
lalu menyerahkannya kepada Jerman pada 8 Mei 1943. Lalu Kuhlenthal sendiri yang
membawa "dokumen penting" itu ke Berlin. Pada 11 Mei, koper beserta isinya
dikembalikan pemerintah Spanyol kepada Inggris lewat wakil konsul Haselden, yang
kemudian mengirimkannya ke London. Di London, setelah diteliti secara seksama
diyakini Jerman sudah membuka dan melihat semua dokumen itu. Bukti paling kuat
muncul pada 14 Mei ketika komunikasi Jerman berhasil dipecahkan yang berisi
peringatan rencana invasi Sekutu ke Balkan. Kabar itu langsung disampaikan kepada
PM Churchill lalu ke Amerika Serikat. Jerman sudah memakan umpan Inggris. Pada 14
Mei 1943, Laksamana Karl Donitz bertemu dengan Hitler untuk membicarakan kunjungan
Donitz ke Italia untuk bertemu Benito Mussolini. Dalam pertemuannya dengan
Mussolini, Donitz mengatakan, Hitler tidak setuju dengan pandangan pemimpin Italia
itu bahwa Sekutu akan menginvasi Sisilia. Hitler meminta agar Mussolini
mempertahankan Yunani, Sardinia, dan Korsika dengan segala cara. Kekuatan Jerman di
tiga lokasi itu juga ditingkatkan dan dua divisi panser dipindahkan dari Front
Timur menuju ke Balkan. Sedangkan kapal-kapal torpedo Jerman juga dipindahkan dari
Sisilia ke Yunani, tujuh divisi tentara Jerman juga dipindahkan ke Yunani dan
Balkan. Pada 9 Juli 1943, Sekutu menggelar Operasi Husky ke Sisilia, meski
demikian Hitler masih yakin serangan sesungguhnya adalah di Balkan. Baca juga: CIA
Pernah Selidiki Klaim Hitler Hidup dan Tinggal di Kolombia Lanjutkan membaca
artikel di bawah Video Pilihan Di saat Jerman menyadari kesalahan, semua sudah
terlambat. Pada 26 Juli 1943, Raja Victor Emmanuel II memecat Mussolini dari
jabatan perdana menteri dan kemudian ditahan. Sekutu berhasil merebut Sisilia pada
17 Agustus 1943 setelah 65.000 tentara Jerman berhasil menahan 400.000 pasukan
Sekutu untuk memberikan waktu bagi pasukan Jerman untuk mundur ke daratan Italia.
Page: 1 2 3 4 5 6 Show All PenulisErvan Hardoko EditorErvan Hardoko
Sumberwikipedia,BBC,History

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Operasi "Mincemeat", Saat
Jenazah Digunakan untuk Menipu Hitler",
https://internasional.kompas.com/read/2018/09/25/16050441/operasi-mincemeat-saat-
jenazah-digunakan-untuk-menipu-hitler?page=all.
Penulis : Ervan Hardoko
Editor : Ervan Hardoko

Anda mungkin juga menyukai