Anda di halaman 1dari 2

Tinjauan Pustaka

Uji Biokimia digunakan untuk pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk


menunjang diagnosis suatu penyakit. Pemeriksaan laboratarium merupakan ilmu terapan yang
digunakan untuk menganalisa cairan tubuh dan jaringan untuk mendiagnosis suatu penyakit.
Beberapa contoh pemeriksaan laboratorium dilakukan melalui prosedur pemeriksaan khusus
dengan mengambil bahan atau sampel dari pasien berupa darah.
Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah, agak kental dan lengket. Darah
mengalir di seluruh tubuh dan berhubungan langsung dengan sel-sel didalam tubuh. Darah
terbentuk dari beberapa unsur yaitu plasma darah, sel darah merah, sel darah putih dan
kepingdarah. Darah merupakan salah satu bahan uji atau sampel yang diambil dari pasien untuk
mengetahui kondisi kesehatan pasien. Dari sampel darah banyak uji laboratorium yang dapat
dilakukan, contohnya pemeriksaan kadar glukosa darah dan kreatinin dalam darah.
Gula darah adalah istilah yang mengacu kadar glukosa di dalam darah. Kadar glukosa
darah diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa dialirkan melalui darah adalah sumber utama
energi untuk sel – sel tubuh. Umumnya kadar glukosa darah berada pada kadar 70 – 110 mg/dl.
(Price, 2005)
Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang
dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam urin dengan
kecepatan yang sama. Kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi,
konsentrasinya relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai
normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal. (Corwin J.E, 2001)
Dalam proses pemeriksaan kadar glukosa darah dan kreatinin. maka filtrat darah harus
bebas dari protein. Karena apabila masih terdapat protein maka akan mengganggu proses
pengujian tersebut. Metode untuk pemisahan filtrat darah bebas protein digunakan metode Folin-
Wu dan memastikannya dengan uji biuret.
Metode yang digunakan untuk pengukuran kadar gula darah dengan metode Folin-Wu pada
dasarnya memiliki prinsip filtrate bebas protein dipanaskan dalam larutan tembaga alkalis dan
menghasilkan kuprooksida yang kemudian direaksikan dengan asam fosfomolibdat dengan warna
bitu yang dapat dibaca pada spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm. Intensitas warna
biru molibdat ini merupakan ukuran banyaknya tembaga yang direduksi dan menyatakan jumlah
glukosa yang ada. Sedangkan untuk mengiktung kadar kreatinin darah dapat digunakan reaksi
jaffe. Reaksi jaffe memiliki prinsip bahwa kreatinin bereaksi dengan asam pikrat dalam larutan
alkalis membentuk tautomer kreatinin pikrat yang berwarna merah. (Nurlaely Mida Rachmawati,
dkk., 2018)

Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patafisiologi ( Hands Books of Pathophysiologi ). Jakarta :
EGC
Prince, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit ed 6. Jakarta:
EGC
Rachmawati, Nurlaely Mida., dkk. 2018. Penuntun Praktikum Biokimia Klinis. Jakarta: Program
Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai