Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KUALITAS TEKNIS PENGISIAN AKAR DILAKUKAN

OLEH MAHASISWA KLINIK

W. Fong, O. Heidarifar, S. Killough, M. J. Lappin & I. A. El Karim


Department of Restorative Dentistry, School of Medicine Dentistry and Biomedical Sciences, Queen’s
University Belfast, Belfast, UK

Tujuan : Untuk mengevaluasi secara radiografi, kualitas teknis dari pengisi akar yang

dilakukan oleh siswa klinik kedokteran gigi dan menilai apakah siswa diperlihatkan

mengenai kasus endodontik yang tepat selama masa koas mereka.

Metodologi : Laporan retrospektif dilakukan dengan mengevaluasi catatan klinis pasien yang

menjalani prosedur endodontik selama periode tersebut dari September 2015 hingga Juni

2016 pada Kedokteran Gigi Queen's University Belfast, Inggris. Dua tahun terakhir

mahasiswa gigi dilatih dan dikalibrasi untuk mengevaluasi radiografi periapikal intraoperatif

pasca bedah dari perawatan saluran akar lengkap menggunakan kriteria penilaian spesifik.

Data disajikan sebagai frekuensi, persentase dan standar deviasi rata-rata (SD). Perbandingan

hasil pengobatan antara kelompok (gigi posterior dan anterior) dihitung dengan menggunakan

uji eksak Fisher, dan tingkat signifikansi ditetapkan pada P <0,05. Reproduktifitas intra-dan

interexaminer dinilai dengan statistik Kappa.

Hasil Sebanyak 222 gigi, dinilai dari 381 saluran akar, dan dari 253 (66%) dari pengisi akar

ditemukan dapat diterima di semua penilaian parameter, yaitu taper, panjang dan adaptasi

lateral dari pengisian akar. Subanalisis dari parameter pengisian akar individu

mengungkapkan bahwa 372 saluran akar (97%) menunjukkan taper akar yang baik, dan 275

saluran akar (72%) dianggap memiliki panjang yang sesuai, dengan 89 saluran akar (23%)

ditemukan underfill dan 17 saluran akar (5 %) overfill. Secara keseluruhan 346 (91%) dari

saluran akar memiliki kondensasi lateral yang baik. Para siswa merawat dengan baik gigi
dengan akar tunggal dan akar jamak, dan tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis gigi

dan kualitas pengisian akar yang disediakan (P> 0,05).

Kesimpulan : Pada sebagian besar gigi yang dirawat oleh mahasiswa klinik di Queen's

University Belfast, kualitas teknis dari pengisian akar dapat diterima dan siswa mendapat

kasus campuran yang sesuai untuk pelatihan endodontik.

Kata kunci: kualitas, pengisian akar, mahasiswa klinik.

Pendahuluan

Perawatan endodontik adalah komponen kunci perawatan gigi yang komprehensif.

Karena mempertahankan gigi permanen alami menjadi lebih umum di masyarakat saat ini,

dokter gigi umum diharapkan dapat memberikan perawatan endodontik yang berkualitas.

Sebelum lulus, mahasiswa kedokteran gigi klinik harus menunjukkan pengetahuan teoritis

yang kuat dan pemahaman dalam endodontik serta pengalaman klinis yang memadai selama

pelatihan klinik. Pedoman nasional dan Eropa merekomendasikan bahwa semua lulusan

sekolah kedokteran gigi harus kompeten dalam melakukan perawatan saluran akar setelah

kelulusan. Di Inggris, General Dental Council (GDC) mewajibkan lulusan untuk

'berkompeten dalam berbagai prosedur dalam kedokteran gigi restoratif termasuk perawatan

endodontik gigi akar tunggal dan akar jamak (General Dental Council 2004).

Masyarakat Eropa Endodontologi (ESE) dan Asosiasi untuk Pendidikan Gigi di Eropa

menerbitkan pedoman kurikulum klinik merekomendasikan bahwa mahasiswa klinik harus

kompeten dalam melakukan perawatan saluran akar berkualitas baik selama pelatihan klinik

mereka (Plasschaert et al. 2005, Masyarakat Eropa Endodontologi 2013).

Tujuan perawatan saluran akar adalah perawatan dan pencegahan penyakit pulpa dan

periapikal. Keberhasilannya tergantung pada cleaning, shaping dan pengisian akar yang baik

pada saluran akar dan penutupan bagian koronal yang memadai (Saunders & Saunders 1994).
Oleh karena itu, kualitas teknis dari pengisian akar merupakan faktor penting dalam

keberhasilan perawatan (Saunders et al. 1997). Kualitas teknis pengisi saluran akar yang

rendah dinilai secara radiografi yang berhubungan dengan penyakit pasca perawatan dan

berkurangannya hasil dari perawatan (Ng et al.2008, 2011, Tavares et al. 2009). Banyak

faktor yang dapat mempengaruhi kualitas teknis pengisi akar, seperti panjang bahan pengisi

akar, adaptasi lateral ke dinding saluran dan bentuk taper. Faktor-faktor tersebut sering

digunakan untuk evaluasi radiografi gigi yang saluran akarnya diisi untuk menilai kualitas

teknis dari perawatan. Idealnya pada pemeriksaan radiografi, pengisian akar yang baik harus

mengikuti bentuk tapernya yang sesuai salura akar dari koronal ke apikal, tidak memiliki

celah antara pengisian dinding saluran akar dan memiliki panjang optimal 0,5 hingga 2 mm

dari apeks radiografi (European Society of Endodontology 2006).

Pendidikan klinik endodontik di Queen's Universitas Belfast diberikan selama 3 tahun

terakhir dari program klinik lima tahun. Pendidikan preklinik dimulai pada semester pertama

tahun ketiga, dan pelatihan klinis dimulai pada semester kedua di tahun ketiga dan berlanjut

hingga kelulusan. Instrumen ProTaper® Universal nickel-titanium rotary (Dentsply Sirona,

Ballaigues, Switzerland) digunakan dalam pelatihan klinik. Pendidikan pra-klinis dan klinis

endodontik disediakan oleh dosen klinis yang berpengalaman dan akademisi klinis di tingkat

konsultan. Pendidikan pra-klinis terdiri dari 30 jam, pada prosedur perawatan saluran akar, di

mana siswa diminta untuk menyelesaikan perawatan, setidaknya satu gigi insisivus sentralis

rahang atas, satu premolar pertama rahang atas, satu molar pertama rahang atas dan 1 molar

pertama rahang bawah menggunakan gigi plastik (T-Endo; Acadental, Lenexa, KS, USA).

Tujuan keseluruhan dari laporan ini adalah untuk mengevaluasi pendidikan klinik

endodontik di Queen's University Belfast terhadap pedoman GDC dan ESE. Tujuannya

adalah untuk mengevaluasi secara radiografi kualitas teknis dari pengisi saluran akar yang
dilakukan oleh mahasiswa dan untuk menilai apakah siswa secara umum diperlihatkan

dengan kasus campuran yang sesuai dalam hal jenis gigi dan diagnosis endodontik.

Bahan dan metode

Penilaian klinis retrospektif dilakukan untuk mengevaluasi catatan klinis dari 203

pasien yang telah menerima perawatan saluran akar oleh mahasiswa klinik di Queen's

University Belfast Dental School, Inggris. Kriteria inklusi berikut diterapkan :

• Perawatan utam gigi permanen dengan akar tunggal atau akar jamak.

• Perawatan yang dilakukan oleh mahasiswa klinik tingkat 4 atau 5 tahun di bawah

pengawasan seorang anggota staf klinis senior antara bulan September 2015 dan Juni

2016.

• Adanya foto radiografi pasca pengisian saluran akar yang menunjukkan seluruh panjang

akar dan setidaknya 2–3 mm dari apikal.

Kriteria eksklusi adalah sebagai berikut:

• Foto radiografi pasca pengisian saluran akar yang tidak ada.

• Kasus-kasus dimana radiografi pasca pengisian saluran akar menunjukkan superimposisi

dari pengisian atau proyeksi berlebih dari struktur anatomi.

• Perawatan dimana hanya instrumentasi manual yang digunakan.

Panduan perawatan saluran akar

Untuk semua kasus perawatan saluran akar yang utama, diperlukan foto radiografi

sebelum perawatan untuk diagnosis dan penentuan panjang kerja sebelum perawatan.

Perawatan dimulai dengan pemberian anestesi lokal dan isolasi dengan rubber dam, diikuti

oleh preparasi akses kavitas, pembersihan saluran dan penentuan panjang kerja dengan foto

radiografi periapikal dan / atau apex locators Raypex 5 (VDW Endodontic Synergy, Munich,
Jerman) sebelum menggunakan Instrumentasi ProTaper Universal (Dentsply Sir-ona).

Natrium hipoklorit 1% adalah zat irigasi rutin yang digunakan, dan dalam kasus beberapa

kunjungan, 98% kalsium hidroksida (Hypo-Cal; Ellman, Hicksville, NY, USA) digunakan

sebagai medikamen intrakanal. Pengisian saluran akar dilakukan tanpa adanya keluhan dan

infeksi dengan menggunakan ProTaper Universal gutta percha yang sesuai(Dentsply Sirona)

dan Tubli-SealTM (Kerr Dental, Orange, CA, USA). Foto radiografi pasca pengisian diambil

secara rutin untuk menilai kualitas pengisian akar diikuti dengan penempatan restorasi

permanen.

Penilaian pada Foto Radiograpi

Gold standar pada teknik kualitas dari pengisian saluran akar, pedoman (ESE) untuk

kualitas perawatan endodontik. Menurut panduan ini, perawatan saluran akar harus diisi

secara penuh kecuali jika dibutuh ruang untuk pasak, persiapan dan pengisian saluran harus

berisi bentuk saluran akar asli, tidak ada ruang antara pengisian saluran dan dinding saluran

harus dapat terlihat, dan seharusnya tidak boleh ada ruang saluran yang terlihat melebihi titik

akhir dari pengisian akar (European Society of Endodontology 2006).

Data yang telah dikumpulkan dan disatukan menjadi Microsoft Excel® spreadsheet

(Microsoft Corporation, Red-mond, WA, USA). Radiografi digital direkam dilakukan di

Departemen radiologi di fakultas kedokter gigi dan di unggah ke Philips IntelliSpace Portal

7.0 (Royal Philips, Amsterdam, The Netherlands). Orthoradial intra-oral radiografi yang

secara rutin diambil setelah selesai perawatan saluran akar, tetapi dalam kasus dugaan akar

yang overlap juga dimasukan, radiografi kedua berada dalam proyeksi yang berbeda.
Kemudian seluruh nilai diagnostic radiografi yang baik, dan tidak ada yang tidak dimasukan

dari penilaian. Metode dari peniliaian radiografi merupakan versi modifikasi dari Balto et al.

(2010), dimana pengisian akar dievaluasi menurut panjang, taper dan adaptasi parameter

lateral (tabel 1). Pengisian saluran akar didefinisikan memuaskan ketika ketiga parameter

penilaiannya diterima. Foto radiografi yang menggambarkan semua kemungkinan hasil

diperliahatkan dalam Gambar 1. radiografi dinilai menggunakan software Philips IntelliSpace

Portal 7.0 (Phi-lips Healthcare, Guildford, UK) dibawah kondisi tampilan otimal. Para

penilai, mahasiswa klinik dua tahun terakhir (WF dan OH), telah dilatih oleh konsultan (IEK

dan ML) dalam menggunakan kriteria penilaian dan menggunakan Cohen's Kappa yang telah

dikalibrasi untuk intra- dan interexaminer reabilitas dan reproduktifitas dari hasil. Supervisor

memberikan suport sesuai dengan kebutuhan.

Analisis statistik

Data disajikan sebagai frekuensi, persentase dan standar deviasi rata-rata (SD).

Perbandingan hasil pengobatan antara kelompok (gigi posterior dan anterior) dihitung dengan
menggunakan uji eksak Fisher, dan tingkat signifikansi ditetapkan pada P <0,05.

Reproduktifitas intra-dan interexaminer dinilai dengan statistik Kappa. Setiap pemeriksa

menilai 20 radiografi dua kali untuk menilai reliabilitas intraexaminer, dan penilaian mereka

dibandingkan untuk perhitungan reliabilitas interexaminer.

Hasil

Sebanyak 179 catatan pasien dinilai, dengan 222 gigi dan 381 saluran. Pria (108)

terdiri 53,0% dari sampel dan perempuan (95) terdiri 47%. Usia rata-rata adalah 47,4+14,7

tahun. Pengisian dilakukan oleh mahasiswa klinik tingkat 4 dan 5 (n = 95).

Nilai Kappa untuk reproduktifitas intra-eksaminer adalah 0,77 dan 0,74 dan untuk

reliabilitas interexaminer adalah 0,856, yang dinilai sangat baik (Cohen, 1960). Menurut

kriteria penilaian, hasil menunjukkan bahwa 253 (66%) dari 381 saluran yang dinilai dapat

diterima di semua parameter penilaian termasuk taper, panjang dan adaptasi lateral. Sub

analisis dari parameter individu mengungkapkan bahwa 372 saluran (98%) memiliki adaptasi

lateral dan taper yang baik, terhadap dinding saluran akar dapat diterima di 346 (91%)

Sebanyak 275 saluran (72%) dianggap memiliki panjang yang baik, kemudian 89 saluran

(23%) digambarkan sebagai underfill, dan dengan 17 saluran (5%) yang overfill (Tabel 2).

Kasus endodontik campuran dievaluasi dalam kaitannya dengan jenis gigi dan

diagnosis endodontik. Ada distribusi yang relatif merata antara gigi anterior, premolar dan

molar. Dalam hal distribusi kuadran, 60 gigi berada di kuadran kanan maksila, 68 gigi berada

di kiri atas, 48 gigi berada di kiri mandibula, dan 46 gigi berada di kanan mandibula (Tabel

3).

Diagnosis periodontitis apikal yang ditemukan menjadi penyebab paling umum untuk

perawatan saluran akar, sebanyak 46% dari semua diagnosis, diikuti oleh pulpitis ireversibel
sebanyak 40%, abses periapikal (10%) dan lesi endo-perio (2%). Kebutuhan perawatan

saluran akar elektif sebanyak 2% dari kasus (Tabel 3).

Panduan rincian pengobatan dirangkum dalam Tabel 4. Seperti yang diharapkan,

jumlah rata-rata kunjungan yang diperlukan untuk menyelesaikan perawatan pada gigi

posterior lebih dari pada gigi anterior. Berbagai teknik digunakan untuk penentuan panjang

kerja: memanfaatkan radiografi, apex locator atau kombinasi keduanya. Dalam sebagian

besar perawatan (88%), natrium hipoklorit adalah larutan irigasi yang digunakan. Restorasi

koronal melibatkan campuran restorasi langsung dan tidak langsung. Restorasi langsung

termasuk semen komposit, amalgam dan glassionomer. Restorasi tidak langsung termasuk

mahkota, restorasi pasak, inlay, onlay dan restorasi cast buatan laboratorium lainnya.

Komposit langsung digunakan sebagai restorasi akhir pada 49% kasus, yang merupakan

mayoritas semua bahan yang digunakan.


Analisis yang dilakukan apakah kualitas pengisian akar terkait dengan jenis gigi,

molar dan premolar masing-masing memiliki persentase yang lebih tinggi dari saluran yang

dapat diterima (68% dan 67%, masing-masing) bila dibandingkan dengan gigi anterior (60%;

Tabel 5). Namun, perbandingan statistik menggunakan uji eksak Fisher tidak mengungkapkan

perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok (P> 0,05).

Tabel 5. Kualitas dari pengisian saluran akar dan tipe gigi

Diskusi

Menggunakan pedoman ESE sebagai panduan dan kriteria penilaian yang ketat, hasil

laporan ini menunjukkan bahwa kualitas dari sebagian besar pengisian akar yang disediakan

oleh mahasiswa klinik dapat diterima, ketika ditinjau pada radiografi periapikal intra-oral.

Hasilnya juga menunjukkan bahwa siswa melakukan perawatan saluran berakar tunggal dan

berakar jamak. Temuan ini mirip dengan yang dilaporkan oleh Lynch & Burke (2006) yang

menilai kualitas teknis perawatan saluran akar gigi berakar tunggal di Irlandia dan dari Don-

nelly et al. (2016) yang menggunakan Teknik preparasi saluran akar yang sama sesuai pada

penelitian ini. Hasil laporan klinis yang serupa, dari sekolah gigi di Inggris lainnya ditemukan

tingkat pengisian akar yang dapat diterima paling tinggi 80% dan paling rendah 13% (Hayes

et al. 2001, Pettigrew et al. 2007). Temuan yang bertentangan juga dilaporkan oleh penelitian

lain dari Eropa dan internasional (Balto et al. 2010, Khabbaz dkk. 2010, Elsayed dkk. 2011,

Unal et al. 2011). Beberapa variasi ini mungkin mencerminkan perbedaan dalam sistem
pengajaran dan pelatihan, ataupun dikarenakan penggunaan metode yang berbeda dan kriteria

penilaian untuk evaluasi radiografi. Misalnya, Unal dkk. (2011) dan Khabbaz dkk. (2010)

menggunakan metode kualitatif untuk menilai radiografi, mengkategorikan panjang dan

homogenitas yang meliputi ‘acceptable’ dan ‘unacceptable’ untuk menentukan apakah

pengisian saluran akar dapat dianggap sebagai kualitas yang baik, sedangkan Balto et al.

(2010) menilai pengisian panjang akar, homogenitas dan taper. Kriteria penilaian saat ini

difokuskan pada tiga parameter penting dari panjang, taper dan adaptasi lateral. Selain itu,

penelitian ini mendapatkan keuntungan dari penggunaan radiografi digital dan perangkat

lunak yang memfasilitasi dalam melihat gambar dalam kondisi optimal. Perangkat lunak ini

juga memungkinkan pengukuran panjang akar yang akurat, mengurangi kemungkinan

kesalahan dalam menghitung jarak dari apeks. Namun, radiografi periapikal memiliki

keterbatasan dalam menilai kualitas pengisian akar dalam arah bucco-lingual kecuali

dilengkapi dengan pandangan paralaks namun protokol semacam itu jarang diterapkan untuk

semua radiografi yang dinilai dalam laporan ini.

Analisis lebih lanjut dari hasil penilaian parameter mengungkapkan bahwa taper

adalah parameter penilaian yang paling baik, dengan 98% saluran dapat diterima

klasifikasinya. Hal Ini mungkin tidak mengejutkan karena para siswa menggunakan

instrumen ProTaper® Universal nickel-titanium rotary instruments (Dentsply Sirona) Saluran

yang dipreparasi dengan instrumen ProTaper ditemukan dapat mempertahankan lengkung

saluran yang lebih baik dan memiliki penyimpangan lebih sedikit dibandingkan dengan

menggunakan file (Yang et al. 2007). Parameter adaptasi lateral tidak dapat dilakukan seperti

taper, meskipun preparasi saluran pada semua kasus diisi menggunakan ProTaper® gutta-

percha points yang tepat. Hal ini bisa terjadi dikarenakan variasi pada anatomi saluran dan

sudut dari taper menghasilkan preparasi yang adekuat dan cone fit pada bagian apikal

dibandingkan pada bagian koronal dari saluran akar.


Parameter paling buruk yang dapat dicapai untuk pengisian saluran akar dilihat dari

gambaran radiografi periapikal sebesar 72% dari pengisian akar yang dapat diterima.

Terdapat banyak alasan potensial untuk pengisian akar yang underfil. Evaluasi radiografi

yang diambil pada penelitian ini tidak dapat menjelaskan faktor anatomi seperti saluran akar

yang sclerosis. Overfill biasanya dikarenakan Overinstrumentation dan ketidak mampuan

untuk membentuk taper yang baik daripada pengisian saluran yang mengalami underfill, hal

ini sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan sebelum nya (Torabine-jad & Walton

2002). Sejumlah teknik digunakan untuk menentukan panjang kerja, termasuk radiografi,

apex locator (Raypex 5, VDW Endodontic Synergy) atau kombinasi keduanya. Radiografi

tradisional dan apex locator dapat digunakan untuk menentukan panjang kerja serta

memberikan lokasi yang lebih akurat dari konstriksi apikal. Namun, bukti terbaru

menunjukkan bahwa ketepatan untuk mengukur panjang kerja yang diukur secara elektronik

tergantung pada alat yang digunakan dan jenis larutan irigasinya (Tsesis et al. 2015); oleh

karena itu, penggunaan gabungan radiografi dan apex locator dapat bermanfaat. Fakta bahwa

yang menggunakan apex locator saja 19% dari kasus untuk menentukan panjang kerja, dalam

menjelaskan beberapa variabilitas dalam hasil yang diperoleh dalam parameter panjang kerja.

Diharapkan ada lebih banyak perhatian untuk Pendidikan mahasiswa di daerah ini, yang

harus menghasilkan jumlah perawatan yang lebih tinggi mencapai panjang kerja dalam 0,5-2

mm dari apeks.

Baik Pedoman GDC dan ESE mengharuskan mahasiswa klinik untuk mampu

merawat gigi dengan satu saluran akar dan akar jamak. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel

3. Selain itu, ketika menilai kualitas pengisi akar untuk setiap jenis gigi, tidak ada perbedaan

yang signifikan antara gigi akar tunggal dan akar jamak. Saluran akar anterior (incisivum dan

caninus) menggambarkan tingkat ‘acceptable’ 61%; saluran akar posterior dapat diterima

pada 67% kasus untuk premolar dan 68% untuk molar. Hasil ini berbeda dengan beberapa
penelitian sebelumnya (Chueh et al. 2003, Kumar & Duncan 2012), yang menunjukkan

bahwa gigi anterior cenderung memiliki pengisi akar berkualitas lebih baik daripada gigi

posterior. Secara umum, gigi depan dan premolar memiliki saluran akar yang lebih besar,

lebih lurus dan lebih sedikit daripada geraham. Oleh karena itu, gigi anterior atau premolar

lebih mudah dirawat daripada molar, di mana kualitas teknis yang lebih tinggi dari pengisian

akar akan diharapkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pengisi akar tidak

berbeda apakah dilakukan pada gigi anterior atau posterior dan ini mungkin terkait dengan

penggunaan instrumentasi NiTi seperti yang ditunjukkan oleh Donnelly et al. (2016) di mana

hasil perawatan untuk gigi posterior telah meningkat dengan diperkenalkannya teknologi

tersebut. Namun, keterbatasan radiografi periapikal dalam menilai kualitas dari pengisian

saluran akar gigi posterior, sering dinilai berlebihan dibandingkan dengan gigi anterior.

Kedepannya penggunaan teknologi yang lebih akurat seperti CBCT diharapkan dapat lebih

berguna.

Kesimpulan

Kualitas pengisi saluran akar yang dilakukan oleh mahasiswa klinik di School of

Dentistry di Queen's University Belfast, Inggris, dalam 66% kasus dapat diterima. Para siswa

juga diperkenalkan menganai kasus gabungan yang sesuai dalam hal tipe gigi dan diagnosis

klinis. Meskipun kualitas teknik dalam hal adaptasi lateral dan taper pada pengisian saluran

dapat diterima, kualitas panjang pengisian saluran akar diharapkan dapat ditingkatkan.
Daftar Pustaka

Balto H, Al Khalifah SH, Al Mugairin S, Al Deeb M, Al-Madi E (2010) Technical quality of root
fillings performed by undergraduate students in Saudi Arabia. International Endodontic
Journal 43, 292–300.
Chueh LH, Chen SC, Lee CM et al. (2003) Technical quality of root canal treatment in Taiwan.
International Endodontic Journal 36, 416–22.
Cohen J (1960) A coefficient of agreement for nominal scales. Educational and Psychological
Measurement 20, 37– 46.
Donnelly A, Coffey D, Duncan HF (2016) A re-audit of the technical quality of undergraduate root
canal treatment after the introduction of new technology and teaching practices. International
Endodontic Journal 50, 941–50.
Elsayed RO, Abu-bakr NH, Ibrahim YE (2011) Quality of root canal treatment performed by
undergraduate dental students at the University of Khartoum, Sudan. Australian Endodontic
Journal 37, 56–60.
European Society of Endodontology (2006) Quality guidelines for endodontic treatment: consensus
report of the European Society of Endodontology. International Endodontic Journal 39, 921–
30.
European Society of Endodontology (2013) Undergraduate curriculum guidelines for endodontology.
International Endodontic Journal 46, 1105–14.
General Dental Council (2004) The first five years, 2nd Edition. http://www.gdc-
uk.org/aboutus/education/docume nts/thefirstfiveyears.pdf (accessed 10 August 2016).
Hayes SJ, Gibson M, Hammond M, Bryant ST, Dummer PM (2001) An audit of root canal treatment
performed by undergraduate students. International Endodontic Journal 34, 501–5.
Khabbaz MG, Protogerou E, Douka E (2010) Radiographic quality of root fillings performed by
undergraduate students. International Endodontic Journal 43, 499–508.
Kumar M, Duncan HF (2012) Radiographic evaluation of the technical quality of undergraduate
endodontic ‘competence’ cases in the Dublin Dental University Hospital: an audit. Journal of
the Irish Dental Association 58, 162–6.
Lynch CD, Burke FM (2006) Quality of root canal fillings performed by undergraduate dental
students on single-rooted teeth. European Journal of Dental Education 10, 67–72.
Ng YL, Mann V, Rahbaran S, Lewsey J, Gulabivala K (2008) Outcome of primary root canal
treatment: systematic review of the literature – part 2. Influence of clinical factors.
International Endodontic Journal 41, 6–31.
Ng YL, Mann V, Gulabivala K (2011) A prospective study of the factors affecting outcomes of non-
surgical root canal treatment: part 2: tooth survival. International Endodontic Journal 44, 610–
25.
Pettigrew LK, Jauhar S, Lynch CD, Savarrio L, Carrotte P, Hannigan A (2007) An audit of the quality
of root canal treatments performed by undergraduate dental students on single-rooted teeth in
Glasgow dental hospital and school. European Journal of Prosthodontics and Restorative
Dentistry 15, 72–6.
Plasschaert AJM, Holbrook WP, Delap E, Martinez C, Walmsley AD (2005) Profile and competences
for the European dentist. European Journal of Dental Education 9, 98–107. Saunders WP,
Saunders EM (1994) Coronal leakage as a cause of failure in root-canal therapy: a review.
Endodontics and Dental Traumatology 10, 105–8.
Saunders WP, Saunders EM, Sadiq J, Cruickshank E (1997) Technical standard of root canal
treatment in an adult Scottish sub-population. British Dental Journal 182, 382– 6.
Tavares PB, Bonte E, Boukpessi T, Siqueira JF Jr, Lasfargues JJ (2009) Prevalence of apical
periodontitis in root canal treated teeth from an urban French population: influence of the
quality of root canal fillings and coronal restorations. Journal of Endodontics 35, 810–3.
Torabinejad M, Walton RE (2002) Principles and practice of endodontics, 3rd edn. Philadelphia, PA,
USA: W.B. Saunders Company.
Tsesis I, Blazer T, Ben-Izhack G et al. (2015) The precision of electronic apex locators in working
length determination: a systematic review and meta-analysis of the literature. Journal of
Endodontics 41, 1818–23.
Unal GC, Kececi AD, Kaya BU, Tac AG (2011) Quality of root canal fillings performed by
undergraduate dental students. European Journal of Dentistry 5, 324–30.
Yang GB, Zheng YL, Xu WQ, Li HL, Wu HK (2007) Comparative study of shaping ability between
rotary ProTaper and Flexofile. West China Journal of Stomatology 25, 386–9.

Anda mungkin juga menyukai