DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
Rahel Lina
BCA 116 080
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat-NYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai untuk memenuhi tugas
Ujian Akhir Semester dalam mata kuliah Akuntansi Sektor Publik yang diasuh
oleh Bapak Drs. Darmae Nasir, M.Si.,MA.,Ph.D. Tidak lupa saya juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN…………………………….. i
KATA PENGANTAR………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………..29
4.2 Saran…………………………………………………………..29
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………30
BAB I
PENDAHULUAN
Penyajian laporan keuangan merupakan salah satu agenda dalam memenuhi suatu
kewajiban dalam rangka pemenuhan kebutuhan bersama sebagaimana yang telah diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam penyajian laporan keuangan
yang disusun oleh pemerintah, harus memuat komponen-komponen laporan keuangan
yang harus dipenuhi. Salah satu komponen laporan keuangan yang harus dipenuhi tersebut
adalah laporan realisasi anggaran.
Laporan realisasi anggaran yang disusun oleh suatu entitas akan menyajikan
laporan realisasi anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan. Dalam peraturan tersebut telah ditetapkan standar yang mengatur
tentang bagaimana penyajian laporan realiasasi anggaran yang semestinya. Tujuan dari
penetapan standar laporan realisasi anggaran adalah penetapan dasar-dasar penyajian
laporan realisasi anggaran untuk pemerintah dalam rangka untuk sebagai perwujudan
pemenuhan tujuan akuntabilitas publik.
1.1 Latar Belakang
Dalam laporan realisasi anggaran harus diidentifikasi secara jelas informasi berikut
pada setiap halaman laporan:
Apabila ada pemerintah daerah yang menerapkan basis akrual penuh dalam sistem
akuntansinya, termasuk untuk pendapatan dan belanja, maka dalam penyusunan LRA,
laporan yang dihasilkan dari basis akrual tersebut harus dikonversi ke LRA berbasis kas.
Konversi dari LRA berbasis akrual ke LRA wajib disajikan dan diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan keuangan sebagaimana diatur dalam PSAP No. 04 tentang Catatan
atas Laporan Keuangan.
2.3.2 Pengakuan Pendapatan
Dengan menggunakan basis kas, pendapatan diakui pada saat diterima pada
rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah. Oleh karena itu, pada saat uang diterima
juru pungut/Bendahara Penerimaan, jumlah tersebut belum diakui sebagai pendapatan
daerah, pengakuannya baru dilakukan setelah uang tersebut disetor ke rekening Kas Umum
Daerah.
Berdasarkan Basis Kas sebagaimana diatur dalam PSAP No. 2, belanja diakui pada saat
terjadinya pengeluaran dari rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah. Khusus
pengeluaran melalui Bendahara Pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang menjalankan
fungsi perbendaharaan (SKPKD).
Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan kas dari rekening Kas
Umum Negara/Kas Umum Daerah. Pengeluaran pembiayaan antara lain untuk pemberian
pinjaman, penyertaan modal, dan pembentukan dana cadangan. Pembayarannya dapat
dilakukan melalui pembayaran langsung atau melalui Bendahara Pengeluaran dengan uang
persediaan. Pengakuannya sama dengan pengakuan belanja, yaitu untuk pembayaran
langsung diakui pada saat diterbitkannya SP2D LS sedangkan untuk pembayaran melalui
uang persediaan dilakukan setelah pertanggungjawaban atas pengeluaran ini diverifikasi
dan disetujui oleh SKPKD.
2.4 Isi dan Format Laporan Realisasi Anggaran.
a. Pendapatan.
b. Belanja.
c. Transfer.
e. Penerimaan Pembiayaan
f. Pengeluaran Pembiayaan.
SIKPA)
Pos, judul dan sub jumlah lainnya disajikan dalam laporan realisasi anggaran
apabila diwajibkan oleh standar akuntansi pemerintahan atau apabila penyajian tersebut
diperlukan untuk menyajikan laporan realisasi anggaran secara wajar.
a. Pendapatan.
“ Pendapatan adalah semua penerimaan kas umum Negara / kas daerah yang menambah
ekuitas dana dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang menjadi hak pemerintah
pusat / daerah ”.
b. Belanja.
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran kas umum Negara / kas daerah.
Khusus pengeluaran kepada pemegang kas diakui pada saat dipertanggung jawabkan.
Realisasi anggaran belanja harus dibukukan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan.
c. Transfer
d. Surflus / Defisit.
“Surflus adalah selisih lebih antara pendapatan dan belanja. Defisit adalah selisih
kurang antara pendapatan dan belanja”.
e. Penerimaan Pembiayaan.
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 pengertian
penerimaan pembiayaan adalah :
“Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan kas umum Negara / kas daerah
antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil
privitisasi BUMN / BUMD, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada
pihak ketiga danpenjualan investasi permanent lainnya”.
f. Pengeluaran Pembiayaan.
“Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran kas umum Negara atau daerah karena
memberikan pinjaman kepada pihak ketiga atau pembayaran klaim kepada pihak ketiga
dalam periode tahun anggaran tertentu”.
g. Pembiayaan Netto
Transaksi dalam valuta asing harus dibukukan dalam mata uang yang digunakan
dalam pelaporan keuangan dengan menjabarkan jumlah mata uang asing tersebut menurut
kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Akuntansi Anggaran
Surplus/Defisit xxx
SKPD
BUD
Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada rekening Kas Umum Daerah.
Seperti diuraikan di atas bahwa penerimaan pendapatan dapat dilakukan melalui
bendahara penerimaan atau langsung disetor ke kas daerah. Apabila pendapatan lansung
disetor ke kas daerah, maka SKPD akan mengakui adanya realisasi pendapatan dan
penurunan Utang kepada BUD. Oleh karena itu, transaksi ini dicatat dengan mendebet
Utang kepada BUD dan mengkredit Pendapatan. Apabila pendapatan disetor melalui
bendahara penerimaan, maka SKPD akan mendebet Kas di Bendahara Penerimaan dan
mengkredit Pendapatan yang Ditangguhkan. Pendapatan yang Ditangguhkan
mencerminkan adanya kewajiban bagi SKPD untuk menyetorkan pendapatan tersebut ke
rekening Kas Umum Daerah. Oleh karena itu, Pendapatan yang Ditangguhkan merupakan
utang SKPD kepada BUD. Apabila pendapatan tersebut disetorkan, maka SKPD
mendebet Utang kepada BUD dan mengkredit Pendapatan. Selanjutnya dilakukan jurnal
balik atas penerimaan kas yang semula ditampung dalam akun Pendapatan yang
Ditangguhkan. Jurnal balik dilakukan dengan mendebet Pendapatan yang Ditangguhkan
dan mengkredit Kas di Bendahara Penerimaan.
BUD tidak melakukan pencatatan pada saat kas diterima oleh bendahara
penerimaan. BUD melakukan pencatatan pada saat kas telah disetorkan dan diterima pada
rekening Kas Umum Daerah, dengan mendebet Kas di Kas Daerah dan mengkredit
pendapatan sesuai dengan jenisnya. Pada tanggal pelaporan perlu dilakukan rekonsiliasi
pendapatan antara SKPD dan BUD.
Dokumen sumber untuk pengakuan pendapatan antara lain berupa surat tanda
setoran, nota kredit, dan bukti penerimaan lainnya yang dianggap sah.
1) SKPD
Pendapatan xxx
2) BUD
Jurnal 1
Pendapatan xxx
Jurnal 2
Tgl Uraian Ref Debet Kredit
2) BUD
Pendapatan.... xxx
pajak)
Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
3. Akuntansi Belanja
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang
mempunyai fungsi perbendaharaan. Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi
(jenis belanja), organisasi dan fungsi.
Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset
lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi
antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan, aset tak
berwujud. Belanja lain-lain/tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang
sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam,
bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam
rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat/daerah.
Belanja Operasi:
- Bunga xxx
- Subsidi xxx
- Hibah xxx
Belanja Modal:
Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat
dalam pos Surplus/Defisit-LRA. Surplus-LRA adalah selisih lebih antara pendapatan-LRA
dan belanja selama satu periode pelaporan. Defisit-LRA adalah selisih kurang antara
pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan.
Contoh:
Estimasi pendapatan di DPA SKPD Rp10 juta dan realisasi pendapatan Rp9 juta.
Allotment Belanja sebesar Rp20 juta dan realisasi belanja Rp18 juta
Pendapatan 9 juta
dialokasikan
Contoh:
Surplus/Defisit 150
Belanja 1.100
5. Akuntansi Pembiayaan
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang
dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau
memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari
pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan
untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan
penyertaan modal oleh pemerintah.
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum
Negara/Daerah. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto,
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
Contoh:
Pada tahun 2006 diterima pinjaman dari Pemerintah Pusat sejumlah Rp500 juta.
Pinjaman ini merupakan pinjaman jangka panjang, yang akan diangsur selama 5 tahun
mulai tahun 2008.
Jurnal untuk penerimaan pinjaman tersebut adalah:
Dikeluarkan uang sejumlah Rp100 juta sebagai penyertaan modal pada PDAM.
PDAM)
PDAM)
pengeluaran pembiayaan)
Contoh:
SILPA 50 juta
Di samping itu, transaksi semacam ini juga harus diungkapkan sedemikian rupa
pada Catatan atas Laporan Keuangan sehingga dapat memberikan semua informasi yang
relevan mengenai bentuk dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang diterima. Contoh
transaksi berwujud barang adalah hibah dalam wujud barang dan barang rampasan.
Contoh:
Diterima hibah dari UNICEF sebuah mobil ambulance seharga Rp200 juta.
SKPD
BUD
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Secara umum, Laporan Realisasi Anggaran Negara pada tahun 2016 cukup baik dan
dapat dipertanggungjawabkan.
4.2 Saran
5. https://www.kemenkeu.go.id/media/6563/lkpp-2016.pdf
6. https://info-anggaran.com/ensiklopedia/pedoman-pengelolaan-keuangan-pusat/