Anda di halaman 1dari 8

Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.

php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 4 (2), Mei 2017, 204-211

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM


BASED LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR PRODI DIII KEPERAWATAN AKES KARYA
HUSADA YOGYAKARTA
Pritta Yunitasari*) Mohammad Afandi
Master of Nursing Study Program of Postgraduate Program Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Abstrak
Motivasi belajar merupakan suatu hal yang penting dimiliki oleh seorang mahasiswa keperawatan
karena ini berdampak langsung pada hasil belajar mahasiswa. Model pembelajaran team based
learning merupakan strategi student center learning yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar mahasiswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran
team based learning terhadap motivasi dan hasil belajar mahasiswa dibandingkan dengan metode
ceramah. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan pendekatan quasi eksperimen pre-test-post-test with
control group. Responden penelitian ini adalah mahasiswa semester II Prodi DIII Keperawatan AKES
Karya Husada Yogyakarta berjumlah 91 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa, setelah
mendapatkan intervensi, motivasi belajar kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Nilai rata-rata kelompok intervensi sebesar 119,19 + 19,19 sedangkan kelompok
kontrol yang hanya sebesar 100,36 + 23,26. Hasil belajar kelompok intervensi juga lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Nilai rata-rata kelompok intervensi sebesar 80,21 + 11,58,
sedangkan kelompok kontrol yang hanya sebesar 60,46 +16,32. Peningkatan motivasi dan hasil
belajar mahasiswa Prodi DIII Keperawatan AKES Karya Husada Yogyakata dalam penerapan metode
pembelajaran team based learning lebih tinggi dibandingkan metode pembelajaran ceramah yang
dilakukan dua kali intervensi.

Kata kunci : Motivasi belajar, Hasil Belajar, Team Based Learning

Abstract
[The Effect Of Implementation Of Learning Method Of Team Based Learning On Motivation And
Learning Outcomes Of Nursing Diploma Study Program In Health Academy Of Karya Husada
Yogyakarta] Learning motivation is an important thing owned by a Nursing student because it
directly affects the student’s learning outcomes. The learning method of team based learning is
student center learning strategy to improve the student’s motivation and learning outcomes. The
research objective is to get to know the effect of implementation of learning method of team based
learning on students’ motivation and learning outcomes compared to lecturing method. The research
type is quantitative with quasi-experiment pre-test-post-test with control group approach. The
research respondents are students of semester II in Nursing Diploma Study Program of Health
Academy of Karya Husada Yogyakarta totaling 91 people. The research result shows that after
getting intervension, the learning motivation of intervension group is higher than control group. The
average value of intervension group is 119.19 ± 19.19, while control group is only 100.36 ± 23.26.
The learning outcomes of intervension group is higher than control group. The average value of
intervension group is 80.21 ± 11.58, while control group is only 60.46 ± 16.32. Therefore, it can be
concluded that the improvement of motivation and learning outcomes of students of Nursing Diploma
of Health Academy of Karya Husada Yogyakarta in the implementation of learning method of team
based learning is higher than lecturing learning method.

Keywords: Learning motivation, Learning Outcomes, Team Based Learning

Info Artikel : Dikirim 3 Maret 2017; Revisi 20 April 2017; Diterima 5 Mei 2017

-------------------------------------------------------------
*) Penulis Korespondensi
E-mail: prittaxavi@gmail.com
204

Copyright ©2017, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 4 (2), Mei 2017, 204-211

1. Pendahuluan yang digunakan menggunakan kurikulum berbasis


Saat ini, sistem pembelajaran Diploma III kompetensi, sesuai dengan SK Nomer
Keperawatan di Indonesia mengalami trend 44.A/SK.AKES.KH/ VII/2012 dan belum
ketidakstabilan. Hal ini salah satunya dibuktikan dari menerapkan team based learning dimana strategi
hasil uji kompetensi Diploma III Keperawatan. Pada pembelajaran yang digunakan masih bersifat
tahun 2014 jumlah kelulusan mahasiswa pada uji Konvensional.
kompetensi Diploma III Keperawatan 50% dengan Metode team based learning (TBL) merupakan
batas nilai kelulusan 44,38 dan pada tahun 2015 salah satu pembelajaran student center learning.
sebanyak 64% dengan batas nilai kelulusan 45,61 Pembelajaran ini bertujuan untuk memperdalam
(Aipdiki (2015). Ketidakstabilan angka kelulusan kemampuan mahasiswa dalam belajar secara
mahasiswa pada saat mengikuti uji kompetensi bisa berkelompok. Penerapan TBL ini dilakukan secara
disebabkan dari strategi pembelajaran yang kurang berkelompok kemudian hasil diskusi mahasiswa
efektif. tersebut dibahas di dalam kelas.
Pembelajaran konvensional yang saat ini Motivasi merupakan suatu dorongan yang
masih umum digunakan oleh perguruan tinggi membuat individu melakukan perilaku tertentu
maupun sekolah tinggi keperawatan di Indonesia (Sardiman, 2012). Motivasi dibagi menjadi 2 yaitu
dinilai tidak sejalan lagi dengan kemajuan dunia motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik, motivasi
pendidikan di era globalisasi ini. Pembelajaran intrinsik merupakan dorongan yang berasal dari dalam
konvensional yang bersifat tradisional menyebabkan individu, contohnya: memenuhi kebutuhan pribadi.
mahasiswa menjadi tidak termotivasi mengikuti Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan dorongan
kegiatan pembelajaran dan berdampak pada prestasi yang timbul dari lingkungan, contohnya: keinginan
yang mahasiswa yang dicapai. Pembelajaran berprestasi.
konvensional menyebabkan rendahnya motivasi Motivasi belajar tergolong dalam motivasi
belajar mahasiswa (Mody, et all., 2012). intrinsik. Motivasi belajar merupakan sikap dasar yang
Melihat fenomena diatas perlu adanya diperlukan oleh seorang mahasiswa di dalam proses
perubahan strategi pembelajaran yang inovatif. belajar mengajar (Yovan, Grinautski, & Peled, 2012).
Pembelajaran team based learning merupakan salah Lima unsur utama yang berpengaruh terhadap motivasi
satu metode pembelajaran yang saat ini banyak adalah mahasiswa, dosen, konten, metode/proses, dan
digunakan oleh berbagai perguuruan tinggi di negara- lingkungan (Williams & Williams, 2011). Motivasi
negara maju. Di negara Amerika Serikat terdapat belajar yang menurun menyebabkan prestasi belajar
lebih dari 60 Universitas yang menerapkan metode menurun.
pembelajaran ini (Michaelsen et all, 2009). Di Asia Hasil belajar merupakan suatu pencapaian
lebih dari 150 universitas yang menerapkan metode mahasiswa yang diperoleh melalui proses kegiatan
team based learning (Christopher, 2013). sedangkan belajar dalam kurun waktu tertentu. Motivasi
di Afrika lebih dari 102 universitas yang menerapkan merupakan salah satu faktor kunci untuk menentukan
metode team based learning (Nyindo, et all., 2014). prestasi belajar dan pencapaian. Motivasi memiliki efek
Di Indonesia lebih dari 9 universitas yang yang kuat pada prestasi belajar mahasiswa, mahasiswa
menerapkan team based learning (Data TBL yang memiliki motivasi yang tinggi cenderung lebih
Indonesia, 2015). Pembelajaran dengan metode antusias mengikuti belajar (Ahmadi, 2011).
pembelajaran team based learning dapat meningkatkan Penerapan model pembelajaran team based
belajar mahasiswa dalam kerjasama kelompok, learning diharapkan mampu meningkatkan motivasi
mahasiswa sangat terlibat dalam proses kegiatan belajar, dan hasil belajar mahasiswa. Hasil penelitian
hasilnya sangat signifikan bagi mahasiswa dengan sebelumnya menemukan bahwa metode ini sangat
menggunakan metode pembelajaran team based efektif di dalam persiapan mahasiswa dalam
learning dari pada menggunakan metode pembelajaran menghadapi ujian, karena metode pembelajaran ini
konvensional (teacher centered learning) (Jafari, mahasiswa dituntut untuk belajar kelompok sehingga
2014). mahasiswa mampu berfikir kritis dan mampu
Studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti memecahkan masalah (Pelley, 2010). Selain itu,
pada tanggal 22 September 2015 di AKES Karya mahasiswa mampu mempertahankan jawaban yang
Husada Yogyakarta terhadap 30 mahasiswa, telah diuraikan. Hasil penelitian lain juga menunjukan
menunjukan hasil bahwa 18 mahasiswa (60%) memiliki hasil yang sangat signifikan, bahwa persepsi mahasiswa
motivasi belajar tergolong rendah, selain itu dari hasil terhadap metode team based learning lebih menarik
observasi kegiatan pembelajaran masih cenderung minat mahasiswa sehingga mahasiswa akan belajar
kurang aktif dan sangat tergantung pada dosen pengajar. lebih efektif dan bekerja sama dalam tim dengan baik
Kegiatan pembelajaran di AKES Karya Husada (Samad et all., (2014).
Yogyakarta masih menggunakan metode pembelajaran Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti
konvensional (teacher-centered). Di Akademi menganggap perlu adanya perubahan pada strategi
Kesehatan Karya Husada Yogyakarta kurikulum pembelajaran di Akademi Kesehatan Karya Husada

205

Copyright ©2017, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 4 (2), Mei 2017, 204-211

Yogyakarta dan melakukan penelitian tentang sedangkan motivasi belajar kelompok kontrol
Pengaruh Penerapan Team Based Learning terhadap meningkat dari 97,70 menjadi 100,32 tetapi tidak
Motivasi dan Hasil belajar Mahasiswa di Akademi signifikan secara statistik p>0,05.
Kesehatan Karya Husada Yogyakarta.
Tabel 2. Perbandingan motivasi belajar kelompok
2. Bahan & Metode intervensi dan kelompok control (N=91)
Jenis penelitian yang digunakan dalam Kelompok N Motivasi Mean SD P
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan Belajar
desain quasi eksperimen, dan pendekatan pre-test- Intervensi 48 Pretest 97.73 17.58 0.000
post-test with control group. Responden diambil Posttest 119.19 8.67
dengan tehnik total sampling yaitu semua mahasiswa Kontrol 43 Pretest 97.70 19.50 0.068
Posttest 100.32 23.26
semester 2 Prodi DIII Keperawatan Akademi
Kesehatan Karya Husada Yogyakarta berjumlah 91
Hasil uji paired t-test mengenai hasil belajar
mahasiswa. Instrumen yang digunakan Kuesioner
pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah
yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar
mendapat intervensi dijelaskan pada tabel 3. Nilai hasil
berupa kuesioner tertutup yang dimodifikasi dari
belajar kelompok intervensi meningkat dari 39,79
instrumen penelitian The development of a
menjadi 80,21, peningkatan tersebut meningkat
questionnaire to measure students’ motivation
signifikan secara statistik p<0,05. Sedangkan Hasil
towards science learning (Tuan, Chin, & Horng,
belajar kelompok kontrol meningkat dari 39,53
2005). Sedangkan hasil belajar menggunakan
menjadi 60,46, peningkatan tersebut meningkat
kuesioner MCQ yang dibuat peneliti sendiri.
signifikan secara statistik p < 0,05.
3. Hasil Penelitian
Tabel 3 Perbandingan hasil belajar kelompok
Responden yang terlibat dalam penelitian ini
intervensi dan kelompok kontrol (N=91)
adalah mahasiswa DIII Keperawatan AKES Karya
Kelompok N Hasil Mean SD P
Husada Yogyakarta semester II tahun ajaran 2015/2016 Belajar
yang berjumlah 91 orang yang terbagi menjadi 2 kelas. Intervensi 48 Pretest 39.79 13.13 0.000
Kelas A dijadikan kelompok intervensi dengan jumlah Posttest 80.21 11.58
mahasiswa sebanyak 48 orang. Kelas B dijadikan Kontrol 43 Pretest 39.53 12.33 0.000
kelompok kontrol dengan jumlah mahasiswa sebanyak Posttest 60.46 16.32
43 orang. Dalam tabel 1 dijelaskan proporsi
karakteristik responden kelompok intervensi maupun Hasil uji statistik independent t-test untuk
kelompok kontrol. Sebagian besar responden kelompok membandingkan motivasi belajar dan hasil belajar
intervensi maupun kelompok kontrol berjenis kelamin antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol
perempuan, berusia antara 19-20 tahun dan kebanyakan dijelaskan dalam tabel 4. Pada saat pretest tidak ada
berasal dari lulusan SLTA Umum/SMK non Kesehatan. perbedaan yang signifikan p>0,05 antara motivasi
belajar kelompok intervensi dan kelompok kontrol,
Tabel 4. Karastersitik responden (N=91) setelah mendapat intervensi terdapat perbedaan yang
Kelompok Kelompok signifikan p<0,05 antara motivasi belajar kelompok
Karasteristik
Intervensi Kontrol X2 P value kontrol dan kelompok intervensi.
Responden
n % n %
Jenis Kelamin Tabel 4. Pengaruh Motivasi Belajar dan
Laki-Laki 9 18.8 14 32.6
1.617 0.204 Hasil Belajar Kelompok Intervensi dan Kontrol
Perempuan 39 81.2 29 67.4
Umur Sebelum dan Sesudah dilakukan Intervensi
<19 Tahun 3 6.3 0 0.0 (N=91)
19 Tahun 20 41.7 22 51.2 Variabel Kelompok Mean SD T P
3.702 0.593 Pretest Intervensi 97.73 17.58
20 Tahun 19 39.5 15 34.9
>20 Tahun 6 12.5 6 13.9 Motivasi Kontrol 97.70 18.50 0.08 0.994
SMA/SMK Belajar
SLTA Posttest Intervensi 119.19 8.67
Umum/SMK Non 42 87.5 37 86.0 Motivasi Kontrol 100.36 23.26 5.230 0.000
0.000 1.000 Belajar
Kesehatan
SMK Kesehatan 6 12.5 6 14.0 Pretest Intervensi 39.79 13.13
Hasil Kontrol 39.53 12.33 0.096 0.924
Belajar
Hasil uji paired t-test mengenai motivasi belajar
Posttest Intervensi 80.21 11.58
pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah Hasil 6.708 0.000
Kontrol 60.46 16.32
mendapat intervensi dijelaskan pada tabel 2. Motivasi Belajar
belajar kelompok intervensi meningkat secara
signifikan p<0,05 dari 97,73 menjadi 119,19.
206

Copyright ©2017, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 4 (2), Mei 2017, 204-211

Pada saat pretest tidak ada perbedaan yang dengan befikir tenang sedangkan yang lainnya
signifikan p>0,05 hasil belajar antara kelompok dengan emosi yang tinggi, begitu juga dengan
intervensi dan kelompok kontrol, setelah mendapat kedewasaan dalam umur biasanya diperoleh setelah
intervensi terdapat perbedaan yang signifikan p<0,05 anak memasuki masa remaja yaitu antara umur 18
hasil belajar antara kelompok kontrol dan kelompok tahun – 21 tahun. Anak yang berumur satu tahun
intervensi. lebih tua belum tentu memiliki pola pikir yang lebih
dewasa dibandingkan dengan anak yang usianya
4. Pembahasan lebih muda, dan juga sebaliknya. Kedewasaan
Berdasarkan hasil rekapitulasi data tabel 1, berhubungan dengan perkembangan, dan
Sebagian besar responden kelompok intervensi perkembangan itu sendiri merupakan suatu
maupun kelompok kontrol berjenis kelamin perubahan kearah yang lebih maju dan lebih dewasa.
perempuan. Proporsi jenis kelamin penelitian ini baik Usia perkembangan yang ada pada masing-masing
pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol peserta didik tersebut perlu diketahui dan dipahami
menunjukan sebagai besar berjenis kelamin oleh pendidik. Masing-masing peserta didik memiliki
perempuan. Secara teoritis tidak ada perbedaan antara loncatan dan kelambatan pada jenis usia
laki-laki dan perempuan dalam memecahkan perkembangan yang berbeda. Bagi peserta didik yang
masalah, keterampilan analisis, motivasi bersaing hidup di dalam lingkungan yang baik dan teratur
maupun kemampuan belajar (Robbins, 2006). Hasil maka perkembangannya akan melalui proses umum,
penelitian di Iran menyatakan bahwa tidak ada sehingga tiap-tiap usia perkembangan dapat masak
hubungan yang signifikan antara gender dan motivasi pada waktunya. Akan tetapi tidak semua peserta
intrinsik pada penelitian yang dilakukan terhadap didik hidup dalam lingkungan yang demikian.
mahasiswa kebidanan, keperawatan dan kedokteran Kenyataanya kehidupan yang dialami oleh masing-
di Iran (Mehran & Zhaleh, 2015). Hal tersebut dapat masing sangat kompleks, maka banyak terjadi
dipahami karena baik mahasiswa laki-laki maupun ketidaksamaan dari usia-usia perkembangan tersebut.
perempuan mempunyai dorongan untuk belajar yang dalam banyak kasus, ada yang lebih cepat
sama. Mereka termotivasi untuk berprestasi dalam perkembangan jiwanya, tetapi jasmaninya
belajar, walaupun terdapat faktoir lain yang berkembang lambat19.
menyebabkan prestasi diraihnya berbeda. Faktor lain Umur kemungkinan tidak menjadi faktor
yang dimungkinkan seorang individu meraih hasil pengganggu dalam penelitian ini. Hal tersebut
belajar yang berbeda adalah kecerdasan, daya serap dikarenakan proporsi responden penelitian ini baik
dan sebagainya. pada kelompok intevensi maupun kontrol,
Proporsi umur kelompok intervensi maupun didominasi responden yang berusia 19-20 tahun.
kontrol juga relatif sama. Dalam kedua kelompok Responden penelitian ini adalah mahasiswa semester
tersebut kebanyakan berumur 19-20 tahun. Umur II AKES Karya Husada, sehingga usia mereka sesuai
terkait dengan kedewasaan dalam melakukan dengan jenjang pendidikan yang dijalaninya.
pekerjaan maupun kematangan psikologisnya, Kelompok intervensi maupun kelompok
semakin lanjut umur seseorang maka semakin kontrol dalam penelitian ini mempunyai proporsi asal
meningkat kematangan psikologisnya dan sekolah yang sama. Kelompok intervensi maupun
kedewasaan dalam menyelesaikan pekerjaan kelompok kontrol kebanyakan berasal dari SLTA
(Siagian, 2002). Mahasiswa yang mempunyai usia umum. Mereka memilih sekolah di keperawatannya
lebih tua umumnya lebih bertanggung jawab dan untuk menggantungkan masa depannya. Hal tersebut
lebih teliti dibanding dengan usia muda. Dewasa dapat dimungkin mempunyai motivasi yang sama
adalah salah satu ciri individu yang produktif, dalam belajar.
seseorang dikatakan dewasa jika mempunyai Pendidikan menyangkut kemampuan
tanggung jawab yang besar, mengetahui kelebihan intelektual yang berkaitan dengan kemampuan
dan kelemahan yang ada pada dirinya, percaya diri, individu menyelesaikan tugas dalam pekerjaannya
dapat belajar dari pengalaman, dan mempunyai (Rohman, 2009). Pendidikan merupakan suatu
ambisi yang sehat (Timpe, 2000). pengalaman untuk meningkatkan kemampuan dan
Perilaku dalam diri siswa juga berhubungan kualitas seseorang, sehingga semakin tinggi tingkat
dengan kedewasaan yang berhubungan dengan pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula
perkembangan, perkembangan dalam kedewasaan keinginan untuk menerapkan atau mengaplikasikan
disini memiliki dua artian yaitu kedewasaan dalam pengetahuannya dalam bekerja.
berfikir dan kedewasaan pencapaian umur. Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh
Kedewasaan dalam berfikir disini tidak ada patokan dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang
pada usia berapa anak mengalami kedewasaan, siswa datang dari luar. Orang berpendidikan tinggi akan
yang sama-sama berumur tujuh belas tahun belum lebih rasional dan kreatif serta terbuka dalam
tentu memiliki pola pikir yang sama, mungkin salah menerima adanya bermacam usaha pembaharuan, ia
satu diantaranya ada yang menaggapi suatu masalah

207

Copyright ©2017, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 4 (2), Mei 2017, 204-211

juga akan lebih dapat menyesuaikan diri terhadap mengikuti diskusi kelompok kecil maupun diskusi
berbagai perubahan (Maltis, 2000). antar kelompok. Pemberian modul merupakan upaya
Dalam penelitian ini, jenis kelamin, umur memotivasi mahasiswa untuk mempersiapkan diri
maupun asal sekolah tidak menjadi pertimbangan dalam proses pembelajaran dengan metode TBL
utama dalam pembentukan kelompok intervensi secara mandiri. Diskusi kelompok juga merupakan
maupun kontrol. Penentuan kelompok intervensi faktor ekstrinsik yang lain yang memotivasi
maupun kelompok kontrol lebih ditekankan pada mahasiswa untuk giat belajar dan mau bekerjasama
hasil prestasi belajar, karena penelitian ini bertujuan dalam diskusi kelompok kecil sebagai bentuk hasil
untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran belajar dari TBL. Kekuatan TBL adalah diskusi
terhadap motivasi dan hasil belajar. Proporsi jenis kelompok, baik diskusi kelomok kecil maupun
kelamin, umur dan asal sekolah yang hampir sama diskusi antar kelompok dalam kelas. Hasil penelitian
antara kelompok intervensi maupun kelompok di Manchester menyebutkan bahwa mahasiswa lebih
kontrol dimungkinkan tidak akan mempengaruhi memilih metode TBL dari pada metode konvensional
penelitian ini. karena metode TBL membantu dengan mahasiswa
Hasil penelitian tabel 2 menunjukkan bahwa untuk berpikir kritis dan pemecahan masalah (Frame,
responden kelompok intervensi maupun kelompok et all 2015).
kontrol mempunyai motivasi meningkat setelah Dalam penelitian ini, mahasiswa kelompok
mendapatkan intervensi. Nilai motivasi kelompok intervensi telah difasilitasi dengan modul TBL,
intervensi pada saat pretest sebesar 97,73 menjadi sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan diri
119,19, sedangkan pada nilai motivasi kelompok secara individual untuk mengikuti diskusi kelompok
kontrol pada saat pretest sebesar 97,70 hanya menjadi kecil maupun diskusi antar kelompok. Pemberian
100,36. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul merupakan upaya memotivasi mahasiswa
responden kelompok intervensi mempunyai motivasi untuk mempersiapkan diri dalam proses
meningkat secara signifikan setelah mendapatkan pembelajaran dengan metode TBL secara mandiri.
intervensi, sedangkan motivasi belajar kelompok Diskusi kelompok juga merupakan faktor ekstrinsik
kontrol tidak ada perbedaan motivasi belajar sebelum yang memotivasi mahasiswa untuk rajin belajar dan
dan sesudah intervensi. Hal tersebut dapat dimaknai mau bekerjasama dalam diskusi kelompok kecil
bahwa metode pembelajaran TBL menuntut keaktifan sebagai bentuk hasil belajar dari TBL. Kekuatan TBL
mahasiswa,meningkatkan motivasi belajar lebih besar adalah diskusi kelompok, baik diskusi kelomok kecil
dibandingkan metode ceramah. maupun diskusi antar kelompok dalam kelas.
Metode TBL mendorong mahasiswa untuk Diskusi kelompok mendorong mahasiswa
mengembangkan dirinya melalui individual study dan merasa dihargai dalam suatu kelompok kecil
bekerjasama dengan teman dalam peer groupnya sehingga menumbuhkan minat belajar dan
melalui peer discussion (Mayona & Irawati, 2010). membangun kepercayaan diri mahasiswa akan
Team based learning (TBL) adalah sebuah kompetensinya. Mahasiswa yang mengikuti kuliah
pembelajaran aktif dan strategi pembelajaran dengan dengan metode TBL memiliki keterlibatan yang lebih
kelompok kecil yang menyediakan kesempatan tinggi dan termotivasi untuk belajar yang lebih besar.
kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan Hasil penelitian tabel 3 ini juga menunjukkan
pengetahuan konsep melalui tahap aktivitas yang bahwa metode TBL maupun metode ceramah
meliputi kerja individual (individual work), kerja tim mempengaruhi hasil belajar mahasiswa. Nilai hasil
(teamwork), dan umpan balik cepat (immediate belajar kelompok intervensi meningkat dari 39,79
feedback) (Parmele & Destephen, 2009). menjadi 80,21 sedangkan hasil belajar kelompok
Motivasi adalah salah satu aspek psikis yang kontrol meningkat dari 39,53 menjadi 60,46. Hal
besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi tersebut berarti kelompok mahasiswa yang mendapat
belajar (Dalyono, 2005). Motivasi belajar adalah intervensi TBL mempunyai hasil belajar yang lebih
kecenderungan individu untuk memusatkan perhatian bagus dibandingkan kelompok kontrol yang
dan keinginan kepada sesuatu objek khususnya dalam mendapatkan perlakuan ceramah.
proses belajar mengajar untuk merasa suka yang Hasil penelitian di Oklahoma menyebutkan
kemudian akan menentukan keberhasilan belajar bahwa TBL merupakan strategi pembelajaran aktif
individu tersebut. Motivasi belajar merupakan suatu yang efektif untuk kelas dengan rasio mahasiswa
dorongan pada diri mahasiswa baik secara intrinsik yang besar (Nancy, et all, 2008). Hasil penelitian di
maupun secara ekstrinsik yang dapat menimbulkan Singapura juga menemukan bahwa TBL merupakan
kegiatan untuk belajar lebih efektif (Safari, 2003). metode yang lebih efektif dibandingkan dengan
Motivasi belajar dipengaruhi oleh strategi pembelajaran pasif, untuk meningkatkan pengetahuan
pembelajaran (Lim & Kim, 2003). Dalam penelitian mahasiswa Fakultas Kedokteran mengenai lokalisasi
ini, mahasiswa kelompok intervensi telah difasilitasi neurologis dan darurat neurologis (Tan Nigel, et all,
dengan modul TBL, sehingga mahasiswa dapat 2012). TBL berpengaruh secara signifikan terhadap
mempersiapkan diri secara individual untuk hasil belajar siswa dan mengakui TBL sebagai

208

Copyright ©2017, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 4 (2), Mei 2017, 204-211

strategi pembelajaran yang efektif untuk Hasil belajar kelompok intervensi lebih tinggi
pembelajaran siswa aktif (Zingone, et all, 2010). dibandingkan kelompok kontrol karena kelompok
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi mempunyai motivasi belajar yang jauh
peningkatan hasil belajar dengan metode lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
pembelajaran TBL lebih tinggi dibandingkan metode Semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki
konvensional. Oleh karenanya, TBL dapat digunakan mahasiswa, makin besar pula usaha yang dilakukan
sebagai alternatif pengembangan metode mahasiswa untuk mencapai hasil belajar yang tinggi
pembelajaran. Salah satu hal yang perlu diperhatikan (Sukiniarti, 2006).
dalam penerapan TBL adalah rasio jumlah mahasiswa Hasil penelitian di Singapura menunjukkan
dalam kelas. bahwa TBL meningkatkan hasil belajar mahasiswa,
Berdasarkan tabel 4, Rata-rata motivasi dengan perbaikan berkelanjutan hingga 48 jam
belajar kelompok intervensi sebesar 97,73 + 17,58 kemudian, sehingga metode ini efektif untuk
dan kelompok kontrol sebesar 97,70 + 18,50. meningkatkan hasil belajar bagi mahasiswa yang
Motivasi belajar kelompok intervensi dengan lemah secara akademis (tan Nigel, et all, 2011). TBL
kelompok kontrol pada saat pretest tidak berbeda mendorong mahasiswa lebih "friendly" dengan
bermakna (p>0,05). Hal tersebut berarti kedua anggota kelompok yang lain untuk mencapai tujuan
kelompok mempunyai motivasi belajar yang sama pembelajaran dan pengembangan keterampilan
sebelum mendapatkan intervensi atau homogen. bekerja sama dalam suatu tim secara aktif (Deardorff,
Setelah mendapatkan intervensi, motivasi et all, 2014). Hal tersebut dikarenakan metode team
belajar antara kelompok intervensi berbeda dengan based learning lebih menarik minat mahasiswa karena
kelompok kontrol secara signifikan (p<0,05). Nilai mahasiswa dapat belajar lebih efektif dan bekerja sama
rata-rata kelompok intervensi sebesar 119,19 + 19,19 dalam tim dengan baik (Samad, et all, 2014).
dan kelompok kontrol hanya sebesar 100,36 + 23,26. Belajar ialah suatu proses usaha yang
Peningkatan motivasi belajar kelompok intervensi dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. perubahan tingkah laku yang baru secara
Rata-rata hasil belajar kelompok intervensi keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
sebesar 39,79 + 13,13 dan kelompok kontrol sebesar dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto.,
39,53 +12,33. Secara statistik, hasil belajar kelompok 2009). Salah satu hasil belajar adalah perubahan
intervensi dengan kelompok kontrol pada saat pretest tingkah laku. Hasil belajar nampak pada mahasiswa
tidak berbeda secara signifikan (p>0,05). Hal tersebut dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya
berarti kedua kelompok mempunyai hasil belajar terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
yang sama sebelum mendapatkan intervensi atau menghargai dosen dan teman sekelas, kebiasaan
homogen. belajar dan hubunggan sosial (Nana, 2005). Hasil
Hasil belajar antara kelompok intervensi penelitian di Oklahoma menyatakan bahwa manfaat
berbeda dengan kelompok kontrol pada saat posttest tambahan dari penerapan metode pembelajaran TBL
secara signifikan (p<0,05). Nilai rata-rata kelompok adalah memupuk kerja sama tim, meningkatkan
intervensi sebesar 80,21 + 11,58 dan kelompok interaksi dosen-mahasiswa serta meningkatkan
kontrol sebesar 60,46 +16,32. Secara statistik, hasil umpan balik staf pengajar pada konten dan masalah
belajar kelompok intervensi dengan kelompok pemecahan proses (Nancy, 2008).
kontrol pada saat postest berbeda secara signifikan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
(p<0,05). Hal tersebut berarti kelompok intervensi pembentukan kelompok dalam penerapan TBL,
mempunyai nilai hasil belajar yang lebih tinggi yaitu:
dibandingkan kelompok kontrol. a. memastikan bahwa kelompok memiliki sumber
H1 penelitian ini menyebutkan ada pengaruh daya yang memadai sehingga kelompok tersebut
penerapan metode team based learning terhadap mampu menyelesaikan tugas-tugasnya.
motivasi dan hasil belajar AKES Karya Husada b. Menghindari koalisi keanggotaan cenderung
Yogyakarta. H0 penelitian ini menyebutkan bahwa mengganggu kekompakan kelompok.
tidak terdapat pengaruh penerapan metode team
based learning terhadap motivasi dan hasil belajar
c. Memastikan bahwa kelompok-kelompok
memiliki kesempatan untuk berkembang menjadi
AKES Karya Husada Yogyakarta
tim belajar.
Kedua kelompok mempunyai motivasi dan
Pembentukan kelompok menjadi faktor yang
hasil belajar yang sama sebelum mendapatkan
harus diperhatikan agar dalam kelompok terjadi
intervensi atau homogen. Setelah mendapatkan
proses pembelajaran, sehingga hasil belajar dapat
intervensi, motivasi belajar maupun hasil belajar
tercapai. Diskusi antar mahasiswa dalam kelompok
meningkat. Hasil ini bermakna bahwa H1 penelitian
kecil mendorong mahasiswa anggota kelompok untuk
ini diterima dan H0 ditolak. Penerapan metode team
berperan aktif dalam diskusi tersebut. Dalam
based learning berpengaruh terhadap motivasi dan
penelitian ini, peneliti telah mengelola kelompok
hasil belajar AKES Karya Husada Yogyakarta.
dengan melakukan pemetaan kemampuan setiap
209

Copyright ©2017, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 4 (2), Mei 2017, 204-211

mahasiwa berdasarkan hasil pretest dan hasil belajar learning approach. https://www.duke-
pada semester sebelumnya. Mahasiswa yang nus.edu.sg/news.
mempunyai nilai pretest dan mempunyai hasil belajar Dalyono.(2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta :
bagus didistribusikan pada setiap kelompok. Rineka Cipta
Pembagian kelompok yang demikian bertujuan agar Data TBL Indonesia. (2015). Strategi Pembelajaran
setiap kelompok mempunyai kemampuan akademis Team Based Learning. Indonesia. Akses
yang merata dan saling mendukung antar anggotanya. tanggal 7 Desember 2015.
5. Kesimpulan Deardorff AS, Moore JA, McCormick C, Koles PG,
Berdasarkan pada hasil penelitian dan Borges NJ (2014), Incentive structure in team-
pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka based learning: graded versus ungraded Group
dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut: 1) Application exercises, J Educ Eval Health
Tingkat motivasi belajar mahasiswa sebelum Prof, 11: 6.
diterapkan metode team based learning di AKES Frame Tracy R, Stephanie M. Cailor, Rebecca J.
Karya Husada Yogyakarta, baik kelompok Gryka, Aleda M. Chen, Marry E. Kiersma,
intervensi maupun kelompok kontrol relatif sama Lorin Sheppard. ( 2015 ). Student Perceptions
dan tergolong rendah, 2) Terdapat peningkatan of Team-based
motivasi belajar dan hasil belajar mahasiswa Jafari, Z. (2014). A Comparison Of Conventional
sesudah diterapkan metode team based learning Lecture and Team Based Learning methods in
di AKES Karya Husada Yogyakarta, dan 3) terms of student Learning and teaching
Peningkatan motivasi dan hasil belajar mahasiswa D satisfation. Medical Journal Of The Islamic
III Keperawatan AKES Karya Husada Yogyakata Republic Of Iran : http://mjiri.iums.ac.ir
dalam penerapan metode pembelajaran team based Lim, D. H., & Kim, H. J. (2003). Motivation and
learning lebih tinggi dibandingkan metode learner characteristics affecting online
pembelajaran ceramah. learning and learning application. Journal of
6. Saran Educational Technology Systems, 31 (4), 423–
AKES Karya Husada Yogyakarta dapat 439.
menggunakan metode pembelajaran student center Maltis, R. (2000). Manajemen Sumber Daya
learning dengan pendekatan team based learning Manusia. Jakarta: Salemba Medika
sebagai bentuk inovasi alternatif untuk memperbaiki Mayona, E.L., & Irawati, I., (2010). Penerapan
mutu pendidikannya. Penerapan metode pembelajaran Model Team Based Learning Pada Mata
team based learning di AKES Karya Husada Kuliah Pengantar Pengelolaan Pembangunan.
Yogyakarta perlu memperhatikan materi Jurnal Universitas Negeri Solo.
pembelajaran, rasio mahasiswa, kemampuan SDM Mehran, T. & Zhaleh, S., (2015). Intrinsic
dan sumber daya yang lainnya agar metode Motivation Comparative Investigation
pembelajaran team based learning efektif. Dosen between Nursery, Midwifry, and Medicine
dapat menggunakan Metode pembelajaran team Students During Internship in Iran. Procedia -
based learning sebagai salah satu alternatif Social and Behavioral Sciences 185, 185 –
metode pembelajaran. Dosen dapat membuat 189
perencanaan yang tepat dengan Michaelsen et all. (2009). Team Based Learning :
mempertimbangkan materi kuliah, jumlah dan small group leraning’s next big step. New
kemampuan mahasiswa dalam penerapan metode Directions in Teaching and learning. Vol. 7:
pembelajaran team based learning. Peneliti lain 27. Wiley online library.
yang tertarik untuk melakukan studi metode Mody, Sila K., et all (2012). Team-based learning: a
pembelajaran team based learning disarankan untuk novel approach to medical student education
memperhatikan dinamika dalam kelompok, karena in family planning. Elsevier Health Sciences.:
dinamika dalam kelompok menjadi salah satu faktor 239-242.
yang menentukan keberhasilan penerapan metode Nana S. (2005), CBSA Dalam Proses Belajar
pembelajaran team based learning. Mengajar, Bandung : Sinar Baru.
7. Referensi Nancy A. Letassy, Susan E. Fugate, Melissa S.
Ahmadi, M. R. (2011). The Effect of Integrative and Medina, Jeffrey S. Stroup, and Mark L.
Instrumental Motivation on Iranian EFL Britton (2008) Using Team-based Learning in
Learners’ Language Learning. Elt Voice. an Endocrine Module Taught Across Two
2230- 9136. Campuses, American Journal of
Aipdiki (2015). Data Hasil Uji Kompetensi Program Pharmaceutical Education 2008; 72 (5)
DIII Keperawatan. www.aipdiki.org. diakses Article 103
tanggal 05 September 2014. Nyindo, et all. (2014). Introduction of team based
Christopher, C. (2013). New Singapore school learning (TBL) at Kilimanjaro Cristian
experiments with Duke-NUS team-based Medical University Collage : Experience with

210

Copyright ©2017, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728
Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 4 (2), Mei 2017, 204-211

the Ectoparasites Module. Elsevier Health Belajar dengan Hasil Belajar. Jurnal
Sciences.36 (4) : 308-313 Pendidikan 7 (1): 12-18.
Parmele Dean, & Destephen, Nicole J. Borges. Tan Nigel CK, Nagaendran Kandiah, Yiong Huak
(2009). Medical Student’s Attitudes About Chan, Thirugnanam Umapathi, Sze Haur Lee
Team Based Learning in a Pre-Clinical and Kevin Tan (2011), A controlled study of
Curriculum 14 : 1. Wiley online library. team-based learning for undergraduate clinical
Pelley, J.W. (2010). Creating Modulers for team based neurology education, BMC Medical Education
learning (TBL). Elsevier Health Sciences. 2011, 11:91
Robbins. (2006). Perilaku Organisasi. Jakarta : Indeks Timpe, A. D. (2000). Seri Sumber Daya Manusia :
Rohman, A. (2009). Memahami pendidikan dan Ilmu Memimpin Manusia. Jakarta : Gramedia
Kependidikan. Yogyakarta: Laksbang Tuan, H., Chin, C.C, & Horng, S.S., (2005). The
Mediatama. development of a questionnaire to measure
Safari. (2003). Evaluasi Pembelajaran. Departemen students’ motivation towards science learning.
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal International Journal of Science Education,
Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat 27(6), 639-654.
Tenaga Kependidikan 2003. Williams K. C., & Williams, C.C. (2011). Five Key
Samad A. A, Juridah Md. R., Sharifah Z. Rahman, Ingredients for Improving Student Motivation.
Abd. & Hawanum, H. (2014). Investigation Research in Higher Education Journal.
The Implementation Of Team Based Learning Yovan, E., Grinautski, K., & Peled, Y. (2012).
in a University level teacher education course. Learning motivation and student academic
International Journal Of Asian Social Science. dishonesty: A comparison between face-to-
Vol : 4 (2) : 249-257 face and online courses. Raanana: The Open
Sardiman, A. M. (2012). Interaksi dan Motivasi University of Israel.
Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rajawali Pers. Zingone Michelle M., Andrea S. Franks, Alexander
Siagian, S.P. (2002). Manajemen Sumber Daya B. Guirguis, Christa M. George, Amanda
Manusia. Jakarta : Bumi Aksara Howard-Thompson, and Robert E. Heidel,
Slameto. (2009). Belajar dan Faktor-Faktor yang (2010), Comparing Team-Based and Mixed
Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta Active-Learning Methods in an Ambulatory
Sukiniarti (2006). Hubungan antara Pemahaman Care Elective Course. American Journal of
Mahasiswa UT tentang SPJJ dan Motivasi Pharmaceutical Education; 74 (9) Article 160.

211

Copyright ©2017, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, p-ISSN: 2088-8872; e-ISSN: 2541-2728

Anda mungkin juga menyukai