Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pre-eklamsia adalah kehamilan patologi yang merupakan masalah


kesehatan pada ibu dan bayi yang dikandungnya, hal ini terkait dengan angka
kejadian dan mortalitas yang tinggi baik di seluruh dunia maupun di Indonesia.
Di seluruh dunia preeklamsi menyebabkan 50.000 – 76.000 kematian maternal
dan 900.000 kematian perinatal setiap tahunnya (Chappel dan Morgan, 2006).
Insidens preeklamsi pada kehamilan adalah sebesar ±5-10% (WHO, 2002;
Takahashi dan Martinelli, 2008) dan menjadi satu dari tiga penyebab utama
angka kematian ibu setelah perdarahan dan infeksi (Miller, 2007).

Angka kejadian Pre-eklamsia di Indonesia pada tahun 2012 bervariasi


di beberapa rumah sakit di seluruh Indonesia yaitu antara 5,75 - 9,17%
(Sofoewan, 2003) dan meningkat sebesar 40% selama beberapa tahun terakhir
di seluruh dunia (Gilbert dkk, 2008) di Indonesia masih merupakan penyebab
kematian nomor dua tertinggi (24%) setelah perdarahan (Depkes RI, 2001).

Pengaruh preeklamsi pada ibu hamil bervariasi dari hipertensi ringan,


hipertensi berat atau krisis hipertensi, eklampsia sampai sindroma HELLP
(Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low Platelet), kondisi preeklamsi berat
ini dapat terjadi pada ±1 per 1000 kehamilan (Davison, 2004). Sedangkan
dampak kelainan ini pada janin juga bervariasi dari kelahiran prematur,
pertumbuhan janin terhambat yang dapat terjadi pada 1 dari 3 kasus preeklamsi
(Auer dkk, 2010) sampai kematian janin. Sehingga preeklamsi selain dapat
meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas yang merupakan cermin
kesejahteraan suatu bangsa, preeklamsi ini juga membawa dampak masalah

1
sosial yang besar untuk masyarakat.Sampai sekarang penyebab awal preeklamsi
masih belum diketahui dengan jelas (Gilbert dkk, 2008).

Pada dasarnya penanganan penderita preeklamsa dan eklamsia yang


difinitif adalah segera melahirkan bayi dan seluruh hasil konsepsi, tetapi dalam
penatalaksaannya kita harus mempertimbangkan keadaan ibu dan janinnya,
antara lain umur kehamilan, proses perjalanan penyakit, dan seberapa jauh
keterlibatan organ. (Sibai B,M., 2005).

Dengan tujuan agar melahirkan bayi yang cukup bulan dan dapat hidup
di luar, di samping itu mencegah komplikasi yang dapat terjadi pada ibu. Serta
mencegah terjadinya kejang/eklamsia yang akan memperburuk keadaan ibu
hamil.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Komplikasi Pre


Eklamsi

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Komplikasi
Pre Eklamsi
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui Definisi dari Pre Eklamsi
2. Untuk memahami etiologi dari Pre Eklamsi
3. Memanatau kemajuan kehamilan intuk memastikan kesehatan
fisik,mental,dan social ibu dan tumbuh kembang janin
4. Meningkatakan dan mempertahankan kesehatan fisik,mental,dan social ibu
5. Mengenali dan menanggulangi secara dini adanya penyulit-penyulit atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan

2
6. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan
trauma seminiminal mungkin
1.4 Manfaat
Bagi Mahasiswa

Sebagai salah satu sumber informasi bagi mahasiswa,serta salah satu


persyaratan dalam untuk memenuhi tugas perkuliahan

Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang Pre


Eklamsi dalam Kehamilan.

Bagi Ibu Hamil yang komplikasi Pre Uklamsi

Dapat meningkatkan ilu pengetahuan informasi seputar kesehatan kehamilan.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Pre Eklamsi
Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria,
dan edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke tiga pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada
mola hidatidosa (Prawirohardjo 2005 dalam jurnal Rukiyah,2010).
2.2 Etiologi Pre Eklamsi
Menurut Mochtar (2007), Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum
diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori dikemukakan oleh para ahli yang
mencoba menerangkan penyebabnya.oleh karena itu disebut ”Penyakit teori”,
namun belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang
sekarang dipakai sebagai penyebab preeklamsia adalah teori ”iskemia
plasenta”. Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang
bertalian dengan penyakit ini.
Teori yang dapat diterima haruslah dapat menerangkan : (a) Mengapa
frekuensi menjadi tinggi pada: primigravida, kehamilan ganda,
hidramnion,dan molahidatidosa; (b) Mengapa frekuensi bertambah seiring
dengan tuanya kehamilan ,umumnya pada triwulan ke III; (c)Mengapa terjadi
perbaikan keadaan penyakit, bila terjadi kematian janin dalam kandungan; (d)
mengapa frekuensi menjadi lebih rendah pada kehamilan berikutnya; dan (e)
Penyebab timbulnya hipertensi,proteinuria,edema dan konvulsi sampai koma.
Dari hal-hal tersebut diatas, jelaslah bahwa bukan hanya satu faktor,
melainkan banyak faktor yang menyebabkan pre-eklamsia dan eklamsia.
Adapun teori-teori yang dihubungkan dengan terjadinya preeklamsia adalah :
1. Peran prostasiklin dan trombiksan
Pada preeklamsia dan eklamsia didapatkan kerusakan pada endotel
vaskular, sehingga terjadi penurunan produksi prostsiklin (PGI 2) yang
pada kehamilan normal meningkat, aktifasi pengumpulan dan fibrinolisis,

4
yang kemudian akan digant trombin dan plasmin,trombin akan
mengkonsumsi anti trombin III, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktifasi
trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan serotonin,
sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.
2. Peran faktor imunologis
Menurut Rukiyah (2010), Preeklamsia sering terjadi pada kehamilan
pertama dan tidak timbu lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat
ditererangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking
antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang semakin
sempurna pada kehamilan berikutnya. Beberapa data yang mendukung
adanya sistem imun pada penderita PE-E, beberapa wanita dengan PE-E
mempunyai komplek imun dalam serum, beberapa studi juga
mendapatkan adanya aktifasi sistem komplemen pada PE-E diikuti
proteinuria.
3. Faktor genetik
Beberapa bukti menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian PE-E
antara lain : (1) preeklamsia hanya terjadi pada manusia; (2) terdapatnya
kecenderungan meningkatnya frekuensi PE-E pada anak-anak dari ibu
yang menderita PE-E; (3) kescenderungan meningkatnya frekuensi PE-E
pada anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat PE-E dan bukan pada ipar
mereka; (4) peran renin-angiotensin-aldosteron sistem (RAAS).
Yang jelas preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian pada
ibu hamil, disamping infeksi dan perdarahan, Oleh sebab itu, bila ibu
hamil ketahuan beresiko, terutama sejak awal kehamilan, dokter
kebidanan dan kandungan akan memantau lebih ketat kondisi kehamilan
tersebut.
Beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat
menunjang terjadinya preeklamsia dan eklamsia. Faktor-faktor tersebut
antara lain,gizi buruk, kegemukan, dan gangguan aliran darah kerahim.
Faktor resiko terjadinya preeklamsia, preeklamsia umumnya terjadi pada

5
kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan kehamilan
pada wanita diatas usia 40 tahun. Faktor resiko yang lain adalah riwayat
tekanan darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan, riwayat mengalami
preeklamsia sebelumnya, riwayat preeklamsia pada ibu atau saudara
perempuan, kegemukan,mengandung lebih dari satu orang bayi, riwayat
kencing manis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid artritis.
2.3 Tanda dan Gejala Pre Eklamsi
Menurut Mochtar (2007), preklamsia memiliki tanda gejala :
1) Pre Eklamsi Ringan (PER)
a) Tekanan darah sistole 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
b) Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
c) Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam 1 minggu.
d) Protein uria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif positif 1 sampai
positif 2 pada urin katerer atau urin aliran pertengahan.
2) Pre Eklamsi Berat (PEB)
a) Tekanan darah 160 / 110 mmHg.
b) Oligouria, urin kurang dari 3 cc / 24 jam.
c) Protein urin lebih dari 3 gr / liter.
d) Keluhan subjektif : nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri
kepala, odema paru, dan sianosis gangguan kesadaran.
e) Pemeriksaan : kadar enzim hati meningkat disertai ikterus, perdarahan
pada retina, tromosit kurang dari 100.000 /mm. Peningkatan tanda gan
gejala pre eklamsia berat memberikan petunjuk akan terjadinya pre
eklamsia.
2.4 Perubahan fisiologis pada trimester III
a. Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena
meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat

6
mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan kea rah tulang
belakang.
b. Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang
membesar kea rah usus selain perubaPhan hormone progesterone.
c. Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang mempengaruhi aliran darah ke
paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa
susah bernafas, ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang
membesar yang berada dibawah diafragma. Setelah kepala bayi turun
kerongga panggul biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang
baru pertama kali hamil akan merasa lega dan bernafas mudah, dan rasa
panas diperut biasanya juga ikut hilang,karena berkurangnya tekanan bagian
tubuh bayi di bawah diafragma/tulang iga ibu.
d. Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun kerongga panggul akan makin
menekan kandung kemih ibu hamil.
e. Varises
Peningkatan volume darah dan aliranya selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan
dapat juga terjadi di daerah vulva vagina, pada akhir kehamilan, kepala bayi
juga akan menekan vena daerah panggul yang akan meperburuk varises,
Varises juga di pengaruhi factor keturunan.
f. Kontrasi perut
Braxton-Hicks atau kontrasi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang
ringan,tidak teratur,dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
g. Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan
tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil,dan kadang

7
membuat tangan membengkak. Ini akan di sebut edema, yang di sebabkan
oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
2.5 Perubahan Psikologis pada trimester III
Menurut sulistyawati,2009, perubahan psikologis pada ibu hamil menurut
trimester adalah :
a) Penerimaan terhadap janin meningkat
b) Fantasi terhadap perubahan peran
c) Rasa cemas akan keadaan janin meningkat
d) Fokus perhatian pada persalinan
e) Menaruh perhatian pada persalinan
2.6 Patofisiologi Pre Eklamsi
Menurut Mochtar (2007) Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh
darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan ma
nhebat arteriola glomerolus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian
sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika
semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik,
sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi
jaringan dapat dicukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh
penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan intertisial belum diketahui
penyebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat
disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan glomerolus.

8
2.7 Pathway
TRIMESTER III PADA PRE EKLAMSIA

Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda


hipertensi, proteinuria, dan edema yang timbul
Etiologi
karena kehamilan.
Kelahiran yang terhenti
Abortus Kerusakan pada Calon janin
di bawah 20 minggu.
jaringan disekitarnya terlepas/seluruhnya
Pre Eklamsi
Perdarahan pada selaoput lender rahim
Abortus spontan
Penyebab belum diketahui pasti secara jelas

Pergeseran cairan dan ruang intravaskuler keruang Jarang memeriksakan


Kerusakan sel interstisial kehamilan ke pusat kesehatan
endosel vaskuler
Mengonsumsi obat tanpa
Kenaikan
Vasokuntriksi sepengetahuan dokter
hematogrit
meningkat,vasodilator menurun
Lingkungan rahim yang
TD meningkat,protein Meningkatkan protein serum dan edema
hilang,transudasi tidak baik
Volume darah
Penurunan kesadaran berkurang Akibat pengaruh virus,radiasi

konsumsi obat-obatan
Terminasi kehamilan
Viskositas darah
meningkat Perubahan status kesehatan
Keluarnya darah pervaginam

Kekurangan Waktu peredaran


Kurang paparan informasi
volume cairan darah tepi lebih lama
tentang kehamilan

Informasi tentang
Aliran darah kejaringan ditubuh berkurang penyakit tidak adekuat

Gangguan
Kurang
keseimbangan
pengetahuan
cairan
9
10
2.8 Komplikasi Pre Eklamsi
Komplikasi yang terjadi pada preeklamsia yaitu antara lain (Mitayani, 2009):
a. Pada ibu
a. Eklamsia
b. Solusio plasenta
c. Perdarahan subkapsula hepar
d. Kelainan pembekuan darah
e. HELLP syndrome (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platelet
count)
f. Ablasio retina
g. Gagal jantung hingga syok dan kematian.
b. Pada janin
1) Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
2) Prematur
3) Asfiksia neonatorum
4) Kematian dalam uterus
5) Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
2.9 Pemeriksaan Diagnostik
1) Kehamilan lebih 20 minggu
2) Kenaikkan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dengan pemeriksaan 2
kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama
dilakukan 2 kali setelah istirahat 10 menit).
3) Edema tekanan darah pada tungkai (pretibial), dinding perut
lumbosakral,wajah atau tungkai.
4) Proteinuria lebih 0,3 gram/liter/24 jam,kualitatif (++)
2.10Penatalaksanaan pre eklampsia
a) Tirah baring
b) Monitoring tekanan darah

11
c) Pemberian obat antihipertensi
d) Memeriksa kadar proteinuria rutin setiap hari dengan tes carik celup
e) Dua kali seminggu dilakuakn pengukuran denyut jantung janin antepartum
dan pengukuran kadar protein urine dalam 24 jam
f) Pasien di peringatkan untuk mengenali tanda bahaya, seperti nyeri kepala,
nyeri epigastrium, atau gangguan visual
g) Apabila terjadi peningkatan tekanan darah atau proteunuria periksa ke dokter
dan pertimbangakan untuk rawat inap.
2.9.1 Penatalaksanaan Pre-eklamsi ringan:
1. Istirahat di tempat tidur masih merupakan terapi utama untuk penanganan
preeklampsia
2. Tidak perlu segera diberikan obat anti hipertensi atau obat lainnya, tidak
perlu dirawat kecuali tekanan darah meningkat terus (batas aman 140-
150/90-100 mmHg
3. Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg / hari
4. Bila tekanan darah tidak turun dianjurkan dirawat dan diberikan obat anti
hipertensi: metildopa 3 x 125 mg/hari (maksimal 1500 mg/hari), atau
nifedipin 3-8 x 5 –10 mg / hari, atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg / hari atau
pindolol 1-3 x 5 mg / hari 9 maks. 30 mg / hari
5. Diet rendah garam dan diuretika tidak perlu
6. Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa setiap 1
minggu.
7. Indikasi rawat jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah rawat
jalan, peningkatan berat badan melebihi 1 kg/minggu 2 kali berturut-turut,
atau pasien menunjukkan preeklampsia berat.
8. Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai
preeklampsia berat.
9. Jika ada perbaikan lanjutkan rawat jalan.

12
10. Pengakhiran kehamilan ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu,
kecuali ditemukan pertumbuhan janin terhambat, gawat janin, solusio
plasenta, eklampsia atau indikasi terminasi kehamilan lainnya.
11. Persalinan dalam preeklampsia ringan dapat dilakukan spontan atau dengan
bantuan ekstraksi untuk mempercepat kala II.
2.9.2 Penatalaksanaan Pre-eklamsi berat :
Per-eklamsi berat kehamilan kurang 37 minggu:
1. Janin belum menunjukkan tanda-tanda maturitas paru-paru, dengan
pemeriksaan shake dan rasio L/S maka penanganannya adalah sebagai
berikut:
a) Berkan suntikan sulfat magnesium dosis 8gr IM, kemudian disusul
dengan injeksi tambahan 4 gr Im setiap 4 jam( selama tidak ada kontra
dindikasi)
b) Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas magnesium dapat
diteruskan lagi selama 24 jam sampai dicapai kriteria pre-eklamsia ringan
(kecuali jika ada kontraindikasi)
c) Selanjutnya wanita dirawat diperiksa dan janin monitor, penimbangan
berat badan seperti pre-eklamsi ringan sambil mengawasi timbul lagi
gejala.
d) Jika dengan terapi diatas tidak ada perbaikan, dilakukan terminasi
kehamilan: induksi partus atau cara tindakan lain, melihat keadaan.
Pre-eklamsi berat kehamilan 37 minggu ke atas:
1. Penderita di rawat inap
a) Istirahat mutlak dan di tempatkan dalam kamar isolasi
b) Berikan diit rendah garam dan tinggi protein
c) Berikan suntikan sulfas magnesium 8 gr IM (4 gr bokong kanan dan 4 gr
bokong kiri)
d) Suntikan dapat di ulang dengan dosis 4 gr setiap 4 jam

13
e) Syarat pemberian Mg So4 adalah: reflek patela (+), diurese 100cc dalam
4 jam yang lalu, respirasi 16 permenit dan harus tersedia antidotumnya:
kalsium lukonas 10% ampul 10cc.
f) Infus detroksa 5 % dan ringer laktat
2. Obat antihipertensif: injeksi katapres 1 ampul IM dan selanjutnya diberikan
tablet katapres 3x½ tablet sehari
3. Diuretika tidak diberikan, kecuali terdapat edema umum, edema paru dan
kegagalan jantung kongesif. Untuk itu dapat diberikan IV lasix 1 ampul.
4. Segera setelah pemberian sulfas magnesium kedua, dilakukan induksi
dipakai oksitosin (pitosin atau sintosinon) 10 satuan dalam infus tetes.
5. Kala II harus dipersingkat dengan ekstrasi vakum dan forsep, jadi wanita
dilarang mengedan.
6. Jangan berikan methergin postpartum, kecuali terjadi pendarahan disebsbkan
atonia uteri.
7. Pemberian sulfas magnesium kalau tidak ada kontraindikasi, diteruskan
dosis 4 gr setiap 4 jam dalam 24jam post partum.
8. Bila ada indikasi obstetik dilakukan sectio cesaria.
2.10 Pencegahan
Pemeriksaan antenatal teratur dan bermutu serta teliti, mengenal tanda-
tanda sedini mungkin(pre elkampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang
cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat. Harus selalu waspada
terhadap kemungkinan terjadinya pre eklampsia kalau ada faktor-faktor
peredisposisi. Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur,
ketenangan, dan pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, karbohidrat,
tinggi protein dan menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
2.11 Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah

a) Untuk mencegah terjadinya PE dan E


b) Hendaknya janin lahir hidup

14
c) Trauma pada janin seminimal mungkin
Pada dasarnya penanganan preeklampsia terdiri atas pengobatan medik dan
penanganan obstetrik. Penanganan obstetrik ditujukan untuk melahirkan
bayi pada saat yang optimal yaitu sebelum janin mati dalam kandungan,
tetapi sudah cukup matur untuk hidup diluar uterus. Setelah persalinan
berakhir jarang terjadi eklampsia dan janin yang sudah cukup matur lebih
baik hidup diluar kandungan daripada dalam uterus. Waktu optimal
tersebut tidak selalu dapat dicapai pada penanganan preeklampsia, terutama
bila janin masih sangat prematur. Dalam hal ini diusahakan dengan
tindakan medis untuk dapat menunggu selama mungkin, agar janin lebih
matur.
2.12 Prinsip penanganan preeklampsia:
1. Melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah
2. Mencegah progresifitas penyakit menjadi eklampsia
3. Mengatasi atau menurunkan resiko janin (solusio plasenta, pertumbuhan
janin terhambat, hipoksia sampai kematian janin)
4. Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera mungkin
setelah matur atau imatur jika diketahui bahwa resiko janin atau ibu akan
lebih berat jika persalinan ditunda lebih lama.

15
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 SKENARIO KASUS

Seorang ibu, usia 36 tahun, hamil 30 minggu,datang ke IGD Rumah


sakit dengan keluhan keluar darah dari vagina. Dari hasil anamnesis diketahui
pasien pernah mengalami abourtus 2 kali akibat infeksi, pernah melahirkan
gemeli tetapi hanya 1 anak yang hidup dengan BBL : 2,5 kg. selama kehamilan,
ibu ini jarang memeriksakan kehamilan ke dokter, sebelumnya hanya 1 kali saat
trimester 1 dengan keluhan perdarahan serta muntah yang berlebihan.pasien
juga sering mengusumsiobat-obatan tanpa sepengatahuan dokter. Kemudian
dokter melakukan pemeriksaan, di dapatkan T : 140/90 mmHg, N : 112 x/m,
RR : 24 x/m, T : 38 C, Penderita tampak pucat dan kedua kaki bengkak. Status
obstetik : tinggi fundus uteri pertengahan antara proceccus xyphodeus dan
umbilikus. Denyut jantung janin 10-10-10 dari pemeriksaan urine lengkap di
dapatkan leukosit dan proteinuria

3.2 Pengkajian

3.2.1 Pemeriksaan Fisik :

a. Biodata
Nama Klien : Ny. S Nama Suami : Tn.A
Umur : 36 tahun Umur : 40 tahun
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl.Melati Alamat : Jl.Melati

16
b. Anamnesa Haid :
Menarhce : 11 tahun
Siklus Haid : 30 hari
Lama Haid : 5-8 hari
Keluhan Nyeri haid : tidak ada keluhan selama masa haid
c. Riwayat Kehamilan Dahulu :
Keluhan/ Masalah selama hamil : Pasien mengatakan pernah mengalami

keguguran.

Pemeriksaan kehamilan : Tidak pernah

Imunisasi TT : Tidak Pernah

d. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan mengeluhkan perdarahan pada vagina,dan bengkak di

bagian kaki.

e. Keluhan Utama

Pasien mengatakan keluar darah dari vagina

f. Riwayat Persalinan dahulu


No Tahun Usia Jenis Penolong Jenis Keadaan Masalah
Kehamilan Persalinan kelamin bayi
Bayi waktu
lahir
1 2018 30 Minggu Normal Bidan Laki-laki Normal Abortus

g. Riwayat Nifas dahulu


Lamanya nifas :-
Masalah/ keluhan :-
Lamanya Menyusui :-

17
h. Riwayat Kontrasepsi
Jenis kontrasepsi : Tidak pernah menggunakan KB
Lamanya pemakaian :-
Alasan berhenti KB :-
i. Riwayat Kehamilan Sekarang :
HPHT : 27 November 2017
Taksiran Persalian : 03 September 2018
Keluhan
Trimester I : Mual dan muntah
Trimester II : Mual dan muntah berkurang
Trimester III : Sakit pinggang,tidurnya sering terbangun
karena ingin kencing,dan ibu mengatakan
kadang sesak saat berbaring
Imunisasi TT :2 kali
j. Data Umum Kesehatan saat ini :
Gravid :4
Partus :3
Abortus :2
Hidup :1
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : composmentis
Berat Badan : 70 Kg ( Sebelum hamil 42 Kg )
Tinggi Badan : 154 cm
Tanda-tanda Vital
TD : 140/90 mmHg Nadi : 112 x/m
Suhu : 38 C Pernafasan : 24 x/m
Pemeriksaan Fisik :
a) Kepala :
Muka / Dahi : Udema tidak ada
Cloasma gravidarum : tidak ada bercak hitam di muka

18
Mata : Conjungtiva anemis
Sklera : Tidak Ikterik
Penglihatan : Fungsi penglihatan baik
Hidung : Simetris, tidak ada bengkak
tidak ada lesi, tidak ada sekret, fungsi
penciuman normal
Mulut : Peradangan tidak ada, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada bengkak, tidak ada
benjolan
Gusi : Gusi gigi tidak bengkak
Caries gigi : Tidak ada caries gigi
Keluhan : Tidak ada keluhan
Telinga : Fungsi pendengaran baik
Leher : Kelenjer Getah bening tidak membesar
Kelenjer Thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Kaku leher : Leher tidak kaku
b) Thoraks :
Jantung : Bunyi Jantung : Teratur
HR : 82 x/m
Paru-paru : Pernafasan : 22 x /m secara teratur
Suara nafas : Suara nafas vesikules
Payudara : Payudara tampak simetris
Putting susu : Puting susu menonjol
Areola : Hiperpigmentasi
Pengeluaran Colostrum : Tidak ada colostrum
Kebersihan : Payudara tampak bersih tidak ada
bekas luka
c) Abdomen :
Inspeksi
Pembesaran : Sesuai kehamilan

19
Pigmentasi : Lineanigra tidak ada
Striae : Ada sebagian di kaki
Jaringan parut : Tidak ada jaringan perut
Palpasi
Uterus : Kontraksi palsu
Leopold I : Tinggi Fundus Uteri :16c
Leopold II : Kanan pada bagian kanan punggung
djj
Kiri terdapat bagian ekstermitas
janin
Leopold III : Untuk mengetahui bagian terbawah
janin dan kepala belum
masuk PAP
Leopold IV : Seberapa masuknya bagian bawah
tersebut ke dalam PAP
Auskultasi
DJJ : 120-140x/menitirama teratur
d) Perineum dan Genetalia :
Vagina : keluarnya darah dari vagina
Kebersihan : vagina kurang bersih
Keputihan : Tidak ada keputihan
Warna : merah
Konsistensi : cair / kental
Bau :terdapat bau
Haemorrhoid : Tidak ada hemoroid
e) Ekstremitas :
Ekstremitas Atas : Edema tidak ada
Varises : Tidak ada varises
Ekstremitas bawah : Terdapat Edema dikudua tungkai kaki
Varises : Tidak ada varises

20
k. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi dan cairan
Frekuensi makan : 3 x/ hari
Jenis : sayur, lauk, nasi dan buah-
buahan
Minum : 6-9 gelas/ hari
Nafsu makan : Sangat Baik
Keluhan :Tidak ada keluhan saat makan
Kebiasaan Merokok : Tidak ada
Kebiasaan alkohol : Tidak ada
Kebiasaan konsumsi obat-obatan : tidak
Pantangan dalam makanan : Tidak ada pantangan dalam
makan
b) Eliminasi
Urine : Frekuensi 7 x / hari
BAB : Frekuensi1-2 x / hari
Keluhan : Pasien mengeluh sering buang
air kecil
c) Istirahat dan Tidur
Pola Tidur : jam tidur perhari siang 1
jam,malam 7 jam
Kebiasaan tidur : Tidak ada
Keluhan saat ini : Susah tidur pada siang hari
d) Aktivitas / Mobilisasi :
Masalah/ keluhan yang mengganggu aktivitas : sulit beraktivitas
karna kedua tungkai kaki bengkak
e) Keadaan Mental :
Penerimaan terhadap kehamilan : Suami dan keluarga menerima
terhadap kehamilan

21
Dukungan keluarga : Keluarga mendukung
kehamilan
Keluhan : pasien mengeluh sakit pinggang
Interaksi : pasien dapat berinteraksi
dengan siapa saja

f) Persiapan Persalinan :
Rencana tempat melahirkan : Di Praktek bidan
Kesiapan mental ibu dan keluarga : Keluarga dan ibu sudah
siap
menerima kelahiran calon
bayinya
Pengetahuan tentang tanda-tanda
melahirkan :Ibu sudah mengetahui
tanda-tanda melahirkan
dari suaminya
g) Anamnesa Keluarga
Penyakit keturunan yg ada dalam keluarga :Tidak ada penyakit
keturunan seperti
Hipertensi, Dm,TBC
Anggota keluarga yg sakit :Tidak ada anggota
keluarga yg sakit saat
Riwayat anak kembar :Tidak ada riwayat anak
vkembar
h) Anamnesa Medis :
- Penyakit yg diderita ibu sekarang : Tidak ada penyakit yang di
derita
- Penyakit yg pernah diderita ibu : Tidak pernah mengalami
penyakit yang serius
i) Hasil Pemeriksaan Penunjang :Tidak ada pemeriksaan penunjang

22
j) Therapy :
Ibu hanya mengkonsumsi obat dari dokter yaitu :
Tablet Fe 1x1 / hari
Gestiamin 1x1/ hari
3.2.2 Analisa Data

NO. Data (DS, DO) Etiologi MasalahKeperawatan


1. Ds: Perdarahan pervaginam Kekurangan Volume
Cairan
Pasien mengatakan
keluar darah dari
vagina.
Do:
Pasien tampak pucat
TTV:
TD:140/90
R:24x/m
N:112x/m
S:38
2. Ds: Kelebihan Volume cairan Gangguan
keseimbangan cairan
Pasien mengatakan
mengeluhkan kainya
yang bengkak.
Do:
Kaki pasien tampak
bengkak.
TTV:
TD:140/90
R:24x/m
N:112x/m
S:38

23
3. Ds: Keterbatasan kognitif Kurang Pengetahuan
Pasien mengatakan
baru pertama kali
melakukan
pemeriksaan
kehamilan.
Do:
Pasien tampak pucat
TTV:
TD:140/90
R:24x/m
N:112x/m
S:38

3.2.3 DiagnosaKeperawatan
1. Kekurangan Volume Cairan b/d Perdarahan pervaginam
2. Kelebihan volume Cairan b/d Penumpukan cairan
3. Kurang pengetahuan b/d Keterbatasan kognitif
Nama Pasien : Ny.S
NO. RM : 212xxx
RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN/ INTERVENSI


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Kekurangan volume Setelah di lakukan perawatan di - Tidurkan klien dengan posisi kaki
cairan b/d perdarahan harapkan klien dengan kriteria lebih tinggi sedangkan bafdannya
pervaginam hasil : tetap telentang dengan kaki lebi
- tidak ada keluar darah lagi di tinggi akan meningkatkan venous
vagina return dan memungkinkan darah

24
- kebutuhan cairan terpenuhi keotak dan organ lain.
- Monitor tanda vital
- Evaluai kandung kemih
- Berikan infuse atau cairan caiaran
intravena

2. Gangguan Setelah di lakukan perawatan di - Monitor TTV


keseimbangan harapkan klien dengan kriteria - Monitor Hasil LAB yang sesuai
cairanb/d hasil : dengan Retensi cxairan
Kelebihan - Edema berkurang - Kaji lokasi luas Edema
volume - Tidak ada pembengkakan - Monitor berat badan setiap hari
Cairan - Pertahankan Catatan Intake dan
output yang akuran
- Monitor status nutrisi
3. Kurang Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan - Kaji tingkat pengetahuan klien dan
b/d Keterbatasan keperawatan di harapkan klien keluarga
kognitif dengan kriteria hasil : - Jelaskan patofisiologi dari penyakit
-Klien memahami tentang tentang dan bagaimana hal ini berhubungan
penyakit,kondisi,prognosis dan dengan anatomi dan fisiologi dengan
program pengobatan cara yang tepat
- Gambarkan tanda gejala yang biasa
muncul pada penyakit,deengan cara
yang tepat.
- Identifikasi kemungkinan penyebab
dengan cara yang tepat.
-Sediakan informasi pada klienn
tentang kondisi,dengan cara yang
tepat.

25
BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,

edema,dan protein urine yang timbul karena kehamilan, penyakit ini umunya

terjadi dalam trimester ke-3 kehamilan. Preeklampsia juga merupakan penyulit

kehamilan yang akut dan dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi pada

masa ante, intra dan post partum. Preeklampsia merupakan suatu kondisi

spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi setelah minggu ke 20 pada wanita

yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal. Preeclampsia adalah suatu

penyakit vasospastik, yang melibatkan banyak system yang di tandai oleh

hemokonsentrasi, hipertensi, dan proteinuria (Bobak,2004)

1.2 Saran

Diharapkan kepada mahasiswa dapat mempelajari dan memahami

tentang penyakit preeclampsia dan eklampsia serta untuk pencegahannya.

Dalam bidang keperawatan, mempelajari suatu penyakit itu penting dan

diharapkan kepada mahasiswa mampu membuat konsep teoritis suatu penyakit

tersebut beserta asuhan keperawatan.

26

Anda mungkin juga menyukai