Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KESENIAN DAN ADAT NUSANTARA

Disusun Oleh :

Nama : Icha Utameiy


Kelas : IX C

Guru Pembimbing :
Rahmi Hayati S.Ag

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1
KOTA BENGKULU
TAHUN AJARAN 2017/2018
KESENIAN DAN ADAT NUSANTARA
A. Wayang
1) Pengertian Wayang
Menurut R.T. Josowidagdo,wayang berarti “ayang-ayang” atau bayangan sebab
yang kita lihat adalah bayangannya pada kelir yaitu kain putih yang dibentang sebagai
pentas pergelaran wayang. Bayang-bayang wayang muncul karena adanya sinar
“belencong” yang bergantung di atas kepala sang dalang. Ada pula yang mengartikan
wayang merupakan “bayangan angan-angan” oleh karena dalam ceritanya
menggambarkan nenek moyang atau orang-orang terdahulu dalam angan-angan.
Dalam hal ini penciptaan semua bentuk wayang selalu disesuaikan dengan
watak, sifat, dan perilaku tokoh-tokoh yang dibayangkan. Seperti tokoh yang
memiliki karakter baik digambarkan dengan berbadan lurus, bermuka tampan, gagah
dan berpandangan tajam. Tokoh jahat digambarkan bentuk tubuh yang besar, kasar,
bermuka lebar, berhidung besar, bermata merah dengan wajah pun berwarna merah
dengan rambut gimbal.

2) Macam-Macam Jenis Wayang


1. Menurut bahan Pembuatannya
a. Wayang Kulit
 Wayang Purwa
Wujudnya sama denganwayang kulit, wayang golek, dan wayang
wong atau di sebut dengan (orang) dengan mempergelarkan cerita yang
bersumber pada kitab Mahabaratha atau Ramayana. Kata purwa (pertama)
di pakai untuk membedakan wayang jenis purwa dengan wayang kulit yang
lainnya, Istilah purwa itu sendiri dengan pendapat para dinyatakan berasal
dari kata parwa
 Wayang Madya
Wayang zaman tengah ini hasil kreatifitas Raja Mangkunegara IV,
Surakarta. Isi Ceritanya merupakan kelanjutan dari cerita wayang purwa,
yaitu sesudah pemerintahan Prabu Parikesit sampai zaman pemerintahan
kerajaan Jenggala Kediri. Menurut Raden Samsudjin, cerita Wayang Madya
merupakan saduran dari karangan Pujangga terkenal Raden Ngabehi
Ronggowarsito.

 Wayang Gedog
Gedog berarti kedok atau topeng. Wayang Gedog diciptakan oleh
salah seorang Wali Songo, yaitu Sunan Giri. Cerita Wayang Gedog juga
merupakan lanjutan dari cerita Wayang Madya, yakni menggambarkan
kerajaan Jenggala sampai kerajaan Pajajaran. Wayang Gedog ini juga
menceritakan zaman Kediri (Daha). Beberapa sumber ada yang mengatakan
Wayang Gedhog bersumber dari kata kedok atau topeng, versi lain ada yang
mengatakan Gedhog mengambil kata suara hentakan kaki kuda

 Wayang Dupara
Wayang Dupara adalah salah satu jenis wayang yang diciptakan oleh
R.M. Danuatmaja, keponakan Sri Mangkunegara IV dari Solo tahun 1894.
Wayang Dupara menceritakan lakon-lakon dari Babad Demak, Babad
Pajang, dan Babad Mataram hingga sampai masa Kartasura (masa Perang
Diponegoro). Nama Dupara berasal dari kata Andupara, yang artinya
"aneh”. Wayang Dupara ada yang dibuat dari kayu, dan ada yang dari kulit,
misalnya koleksi milik Museum Sonobudoyo terbuat dari kayu dan kulit.

 Wayang Wahyu
Wayang Wahyu diciptakan oleh Temotheus Mardji Subrata pada
tahun 1960. Wayang Wahyu diciptakan dalam rangka untuk penyebaran
agama Katolik. Kisah cerita yang diambil berdasarkan atas Kitab perjanjian
lama yang menceriterakan kisah-kisah zaman para Nabi yang berkaitan
dengan Kitab Injil, dan dilanjutkan dengan cerita-cerita dalam Perjanjian
Baru yang mempunyai fungsi untuk pendidikan umat Katolik.

 Wayang Suluh
Wayang Suluh adalah wayang yang terbuat dari kulit dan berbentuk
manusia biasa, dengan tokoh wayang keseharian, sangat sederhana sesuai
dengan keadaan masyarakat waktu itu. Suluh berarti "secercah sinar" terang.

 Wayang Kancil
Wayang kancil adalah sejenis seni wayang kulit dengan boneka
berukuran kecil. Pencipta Wayang Kancil adalah Sunan Giri, yang
kemudian di populerkan lagi oleh seorang Tionghoa bernama Babah Bo
Liem, tahun 1925. Perangkat wayang Kancil Pada kiri dan kanan kelir
digambar hutan, di tengah ada bundaran tanpa gambar untuk paseban kalau
wayang keluar.
Wayang Berupa binatang buruan, binatang merangkak, binatang
merayap, binatang yang terbang yang termasuk dalam dongeng kancil.
Wujud orang hanya sedikit. Jumlah wayang hanya 100 buah.

 Wayang Calonarang
Wayang Calonarang juga sering disebut sebagai Wayang Leyak,
adalah salah satu jenis wayang kulit Bali yang dianggap angker karena
dalam pertunjukannya banyak mengungkapkan nilai-nilai magis dan rahasia
pangiwa dan panengen. Wayang ini pada dasarnya adalah pertunjukan
wayang yang mengkhususkan lakon-lakon dari ceritera Calonarang.

 Wayang Krucil / Wayang Klitik


Krucil berarti kecil-kecil sedangkan klitik mengandung pengertian
keras. Wayang Krucil bentuknya kecil-kecil dibuat dari bahan kayu,
berjumlah hanya 70 buah. Ceritanya Menggambarkan sejarah Kerajaan
Pajajaran sampai Kerajaan Majapahit.
 Wayang Ajen
Wayang Ajen adalah hasil kolaborasi wayang golek, wayang kulit,
wayang dari bahan fiberglass, tari, dan komposisi musik dalam sebuah
pertunjukan. Dalam pementasannya, didukung juga penataan artistik
panggung, keserasian tata cahaya, serta kostum harmonis.

 Wayang Sasak
Wayang Sasak adalah wayang kulit yang berkembang di Lombok.
Wayang kulit di Lombok diperkirakan masuk bersamaan dengan
penyebaran agama Islam. Agama Islam masuk Lombok pada abad 16 yang
dibawa oleh Sunan Prapen putra dari Sunan Giri. Sunan Giri menggubah
wayang Gedog dan bersama Pangeran Tranggono menciptakan wayang
“Kidang Kencana” pada tahun 1447.

B. Qasidah
Kasidah (qasidah, qasida; bahasa Arab: "‫"قصيدة‬, bahasa Persia: ‫ قصيده‬atau ‫چكامه‬
dibaca: chakameh) adalah bentuk syair epik kesusastraan Arab yang dinyanyikan.
Penyanyi menyanyikan lirik berisi puji-pujian (dakwah keagamaan dan satire) untuk
kaum muslim.
Kasidah adalah seni suara yang bernapaskan Islam, di mana lagu-lagunya banyak
mengandung unsur-unsur dakwah Islamiyah dan nasihat-nasihat baik sesuai ajaran Islam.
Biasanya lagu-lagu itu dinyanyikan dengan irama penuh kegembiraan yang hampir
menyerupai irama-irama Timur Tengah dengan diiringi rebana, yaitu sejenis alat
tradisional yang terbuat dari kayu, dibuat dalam bentuk lingkaran yang dilobangi pada
bagian tengahnya kemudian di tempat yang dilobangi itu di tempel kulit binatang yang
telah dibersihkan bulu-bulunya.
Lagu kasidah modern liriknya juga dibuat dalam bahasa Indonesia selain Arab.
Grup kasidah modern membawa seorang penyanyi bintang yang dibantu paduan suara
wanita. Alat musik yang dimainkan adalah rebana dan mandolin, disertai alat-alat
modern, misalnya: biola, gitar listrik, keyboard dan flute. Perintis kasidah modern adalah
grup Nasida Ria dari Semarang yang semuanya perempuan. Lagu yang top yakni
Perdamaian dari Nasida Ria. Pada tahun 1970-an, Bimbo, Koes Plus dan AKA
mengedarkan album kasidah modern.
1 set alat musik Qasidah terdiri dari :
3 rebana kotek
1 rebana selo
3 rebana bass (bass 1, bass 2 bass 3)
2 Tamborin
1 tamtam.
Pemain Qasidah Pemain Qasidah sedikitnya ada 8 orang yaitu :
 3 orang sebagai pemain rebana kecil yang berfungsi sebagai melodi atau pengatur
lagu.
 4 orang sebagai pemain pemegang rebana besar : dari ukuran rebana ke-4 hingga ke-7
ukurannya bertambah besar, sehingga rebana ke-7 merupakan yang paling besar.
 1 orang pembawa alat musik kecrek/tamborin yang bertugas mengiringi tabuhan ke-7
rebana tersebut.mbo, Koes Plus dan AKA mengedarkan album kasidah modern.
C. Hadrah
Hadroh adalah kesenian islami yang sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dikisahkan pada saat baginda nabi hijrah dari makkah ke
madinah, baginda nabi di sambut gembira oleh orang-orang anshor dengan nyanyian/syair
yang dikenal dengan sholawat "thola'al badru 'alaina" dengan diiringi tabuhan terbang.
Makna hadroh dari segi bahasa diambil dari kalimat bahasa Arab yakni hadhoro atau
yuhdhiru atau hadhron atau hadhrotan yang berarti kehadiran. Namun kebanyakan hadroh
diartikan sebagai irama yang dihasilkan oleh bunyi rebana.
Dari segi istilah atau definisi, hadroh menurut tasawuf adalah suatu metode yang
bermanfaat untuk membuka jalan masuk ke ‘hati’, karena orang yang melakukan hadrah
dengan benar terangkat kesadarannya akan kehadiran Allah dan Rasul-Nya. Syair-syair
Islami yang dibawakan saat bermain hadroh mengandung ungkapan pujian dan
keteladanan sifat Allah dan Rasulallah yang agung. Dengan demikian akan membawa
dampak kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Para sufi yang biasanya melibatkan
seruan atas sifat – sifat Allah yang Maha Hidup (Al-Hayyu), melakukannya sambil
berdiri, berirama dan melantunkan bait-bait pujian atas baginda Nabi Muhammad.
Hadrah selalu menyemarakkan acara-acara Islam seperti peringatan Maulid Nabi,
tabligh akbar, perayaan tahun baru hijriyah, dan peringatan hari-hari besar Islam lainnya.
Sampai saat ini hadrah telah berkembang pesat di masyarakat Indonesia sebagai musik
yang mengiringi pesta pernikahan, sunatan, kelahiran bayi, acara festival seni musik
Islami dan dalam kegiatan ekstrakulikuler di sekolahan, pesantren, remaja masjid dan
majelis taklim.
Alat tabuh terdiri atas 4 macam yaitu kencer, bas, kepak dan dumbuk
1) Kencer
Merupakan alat musik utama dalam permainan muusik hadroh, kencer tersebut bisa
saja digunakan sepanjang vokal dan becking vokal melantunkan sholawat /hanya pada
saat nada naik dengan variasi-variasi tertentu
2) Bass
Bermain bass hadroh termasuk kategori mudah dipahami namun akan terlalu sulit jika
sang pemain adalah orang yang tidak memiliki intensitas seni atau orang yang belum
mengerti musik Hadroh.

3) Keprak/Kaplak
Keprak/kaplak adalah salah satu alat rebana yang bentuknya seperti rebana/terbang,
akan tetapi memiliki diameter lebih kecil. Alat ini digunakan untuk membuat variasi
musik pada rebana hadroh,sehingga musik yang dihasilkan lebih rancak atau semarak.
Keberadaan alat ini saat pemainan hadroh menjadikan musik lebih hidup.

4) Dumbuk
Dumbuk adalah alat yang digunakan pada saat tertentu saja yaitu pada saat nada vokal
dan jika sudah nada naik dumbuk wajib berhenti.
D. Sekaten
Perayaan/festival Sekaten (ejaan Jawa Latin: sekatèn; hanacaraka: ) adalah
rangkaian kegiatan tahunan sebagai peringatan ulang tahun Nabi Muhammad s.a.w. yang
diadakan oleh keraton Surakarta dan Yogyakarta. Rangkaian perayaan secara resmi
berlangsung dari tanggal 5 dan berakhir pada tanggal 12 Mulud penanggalan Jawa (dapat
disetarakan dengan Rabiul Awal penanggalan Hijriah).
Beberapa acara penting perayaan ini adalah dimainkannya gamelan pusaka di
halaman Masjid Agung masing-masing keraton, pembacaan riwayat hidup Nabi
Muhammad dan rangkaian pengajian di serambi Masjid Agung dan, puncaknya, Garebeg
Mulud sebagai bentuk syukur pihak istana dengan keluarnya sejumlah gunungan untuk
diperebutkan oleh masyarakat. Perayaan ini dimeriahkan pula oleh pasar malam (biasa
disebut "Sekatenan") yang berlangsung selama sekitar 40 hari, dimulai pada awal bulan
Sapar (Safar).
Bentuk-bentuk ritus yang ditampilkan dalam acara sekaten adalah sebagai berikut.
 Persiapan fisik dan non fisik petugas upacara.
 Pengeluaran gamelan pusaka Kanjeng Kyai Sekati yang terdiri dari dua perangkat,
yaitu Kanjeng Kyai Guntur Madu dan Kanjeng Kyai Nagawilaga dari
persemayamannya.
 Pemukulan gamelan pusaka, Kanjeng Kyai Sekati, di dalam Kraton Yogyakarta,
tepatnya di bangsal Ponconiti tratag barat dan timur.
 Penyebaran udhik-udhik oleh Sri Sultan pada saat pemukulan gamelan, baik untuk
pengunjung maupun untuk para pemukul gamelan.
 Pemindahan gamelan Kanjeng Kyai Sekati dari kraton ke Masjid Besar.
 Pemukulan gamelan Kanjeng Kyai Sekati di Masjid Besar.
 Kehadiran Sri Sultan ke Masjid Besar untuk mengikuti upacara peringatan hari besar
Mulud Nabi Muhammad SAW.
 Penyebaran udhik-udhik oleh Sri Sultan untuk para pemukul gamelan Kanjeng Kyai
Sekati.
 Penyebaran udhik-udhik oleh Sri Sultan di antara saka guru (tiang utama) Masjid
Besar.
 Pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW.
 Penyematan bunga kanthil (cempaka) pada daun telinga kanan Sri Sultan pada saat
pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW sampai pada asrokal (semacam bacaan
berjanji).
 Kembalinya Sri Sultan dari Masjid Besar ke kraton.
 Kembalinya gamelan Kanjeng Kyai Sekati dari Masjid Besar ke persemayamannya di
dalam kraton.
Urutan atau tata cara ritual dalam penyelenggaraan upacara Sekaten terdiri dari 5
tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap gamelan sekaten mulai dibunyikan, tahap gamelan
sekaten dipindahkan ke halaman masjid besar, tahap Sri Sultan hadir di Masjid Besar, dan
tahap kondur gongsa. Seluruh tahapan ini berlangsung selama tujuh hari.
1. Tahap Persiapan
Tahap pertama adalah tahap persiapan. Ada 2 jenis persiapan, yaitu persiapan
fisik dan persiapan non fisik. Persiapan fisik berwujud benda-benda dan
perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan dalam penyelenggaraan upacara,
sedangkan persiapan non fisik berwujud sikap dan perbuatan yang harus dilakukan
sebelum pelaksanaan upacara.

2. Tahap Gamelan Sekaten Mulai Dibunyikan


Tahap kedua adalah tahap gamelan sekaten mulai dibunyikan. Gamelan sekaten
akan dibunyikan di dalam kraton, tepatnya di Bangsal Ponconiti yang berada di
halaman Kemandhungan atau Keben, yaitu di tratag bagian timur dan tratag bagian
barat. Pada pukul 16.00 WIB gamelan Kanjeng Kyai Guntur Madu dan Kanjeng Kyai
Nagawilaga dikeluarkan dari tempat persemayamannya. Kanjeng Kyai Guntur Madu
ditata di tratag bagian timur, sedangkan Kanjeng Kyai Nagawilaga ditata di tratag
bagian barat.

3. Tahap Gamelan Sekaten Dipindahkan ke Halaman Masjid Besar


Tahap selanjutnya adalah tahap gamelan sekaten dipindahkan ke halaman
Masjid Besar. Pada pukul 23.00 WIB, bunyi gamelan sudah berhenti. Bersamaan
dengan itu, datanglah para prajurit yang akan bertugas mengawal iring-iringan
gamelan dari kraton menuju halaman Masjid Besar, serta para abdi dalem KHP
Wahono Sarta Kriya yang akan bertugas mengusung gamelan.
4. Tahap Sri Sultan Hadir di Masjid Besar
Pada malam ketujuh, tanggal 11 Rabiulawal malam di Masjid Besar
diselenggarakan pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW dan penyebaran udhik-
udhik oleh sultan. Kehadiran sultan dari kraton menuju Masjid Besar dengan
mengendarai kendaraan, diiringi oleh para pangeran dan kerabat. Di pintu gerbang
Masjid Besar, sultan disambut Sri Paduka Paku Alam, Kanjeng Raden Pengulu,
walikota Yogyakarta, dan para Abdi Dalem Sipat Bupati beserta para tamu undangan.
Sesampainya di halaman Masjid Besar, sultan menuju ke Pagongan selatan untuk
menyebarkan udhik-udhik ke arah penabuh gamelan Kanjeng Kyai Guntur Madu,
kemudian menuju ke Pagongan utara untuk menyebarkan udhik-udhik ke arah
penabuh gamelan Kanjeng Kyai Nagawilaga. Selanjutnya sultan melanjutkan
perjalanan menuju masjid.

5. Tahap Kondur Gongso


Pada tanggal 11 Rabiulawal, kira-kira pukul 24.00 WIB, setelah sultan
meninggalkan Masjid Besar, gamelan sekaten diboyong kembali ke kraton, yang
disebut kondur gongso. Sesampainya di kraton, gamelan langsung disemayamkan di
tempatnya semula. Dengan dipindahkannya gamelan pusaka Kanjeng Kyai Sekati
kembali ke kraton, menandakan bahwa upacara sekaten telah selesai.
E. Adat Melayu
Upacara-Upacara Adat Melayu:
1) Upacara Perkawinan Melayu Riau
 Merisik
 Meminang
 Mengantar tanda
 Mengantar Belanja
 Perhelatan Pernikahan
 Hari Pernikahan
 Berinai Curi
 Berandam
 Akad Nikah
 Bernilai Lebai
 Khatam Al-Qur’an
 Hari Langsung / Bersanding
 Hari menyembah mertua
 Mandi damai / Mandi taman.

2) Upacara Adat Batobo


Batobo adalah Sebutan untuk kegiatan bergotong royong dalam mengerjakan sawah,
ladang, dan sebagainya. yang biasa diilakukan oleh suku ocu (Bangkinang).batobo
dilakukan untuk meringankan pekerjaan pertanian seseorang, dengan demikian akan
lebih cepat selesai dan lebih mudah. Batobo di dirikan dalam sebuah kelompok, yang
mempunyai seorang ketua untuk mengatur jadwal kerja setiap anggota. Kebanyakan
kelompok batobo melakukan kegiatan secara bergiliran untuk setiap anggota
kelompok batobo. Uniknya untuk menyemangati dalam bekerja, kelompok Batobo
sering mengadakan acara Mangonji

3) Upacara Adat Menyemah Laut


Upacara Menyemah Laut, adalah upacara untuk melestarikan laut dan isinya, agar
mendatangkan manfaat bagi manusia.

4) UPACARA ADAT MENUMBAI


Upacara Menumbai, adalah upacara untuk mengambil madu lebah di pohon Sialang.

5) Upacara Adat Belian


Upacara Belian, adalah pengobatan tradisional.
6) Upacara Adat Bagewo
Upacara Bedewo, adalah pengobatan tradisional yang sekaligus dapat dipergunakan
untuk mencari benda-benda yang hilang.

7) Upacara Adat Balimau


Balimau Kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat
Kampar di Provinsi Riau untuk menyambut bulan suci Ramadan. Acara ini biasanya
dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan puasa. Upacara tradisional ini selain
sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan puasa, juga
merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri. Balimau sendiri bermakna mandi
dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut
limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas.
F. Adat Minang
1) Tabuik
Tabuik (Tabut) adalah perayaan lokal dalam rangka memperingati Asyura,
gugurnyaImam Husain, cucu Muhammad, yang dilakukan oleh masyarakat
Minangkabau di daerah pantaiSumatera Barat, khususnya di Kota Pariaman. Festival
ini termasuk menampilkan kembaliPertempuran Karbala, dan memainkan drum tassa
dan dhol. Tabuik merupakan istilah untuk usungan jenazah yang dibawa selama
prosesi upacara tersebut. Walaupun awal mulanya merupakan upacara Syi'ah, akan
tetapi penduduk terbanyak di Pariaman dan daerah lain yang melakukan upacara
serupa, kebanyakan penganut Sunni. Di Bengkulu dikenal pula dengan nama Tabot.

2) Makan Bajamba
Makan bajamba atau juga disebut makan barapak adalah tradisi makan yang
dilakukan oleh masyarakat Minangkabau dengan cara duduk bersama-sama di dalam
suatu ruangan atau tempat yang telah ditentukan. Tradisi ini umumnya dilangsungkan
di hari-hari besar agama Islam dan dalam berbagai upacara adat, pesta adat, dan
pertemuan penting lainnya. Secara harafiah makan bajambamengandung makna yang
sangat dalam, dimana tradisi makan bersama ini akan memunculkan rasa
kebersamaan tanpa melihat perbedaan status sosial.
3) Turun Mandi
Upacara turun mandi adalah upacara ucapan rasa syukur kepada Allah SWT . Upacara
turun mandi adalah ritual untuk mensyukuri nikmat Allah berupa bayi yang baru lahir.
Upacara ini merupakan sunnah Rasul dan memperkenalkan kepada masyarakat bahwa
telah lahir keturunan baru dari sebuah suku atau keluarga tertentu. Dalam upacara ini
harus memperhatikan syarat-syarat yang telah kental di masyarakat Minangkabau.

4) Batagak Pangulu
Batagak penghulu adalah upacara pengangkatan penghulu. Sebelum acara peresmian
calon penghulu harus menjalani syarat-syaratnya yaitu Baniah, Dituah Cilakoi,
Panyarahan Baniah, Manakok hari. Upacara pengangkatan Penghulu dilakukan
dengan cara adat. Upacara ini diberi nama Malewakan Gala. Di hari pertama adalah
berpidato, lalu penghulu tertua memasangkan deta dan menyisipkan sebilak keris
sebagai tanda serah terima jabatan, akhirnya penghulu baru diambil sumpahnya.

5) Pacu Jawi
Pacu jawi atau pacu sapi adalah sebuah atraksi permainan tradisional yang
dilombakan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Setiap tahun lomba
balap sapi ini diselanggarakan secara bergiliran selama empat minggu di empat
kecamatan di Kabupaten Tanah Datar. Pacu jawi telah ada ratusan tahun tang lalu
yang awalnya dilakukan para petani setelah musim panen.

6) Pacu Itiak
Pacu itiak atau dalam bahasa Indonesianya pacu bebek (duck race) ini adalah salah
satu event anak nagari yang bisa dibilang event satu-satunya didunia yang turun
temurun sejak tahun 1928.

7) Balimau
Balimau adalah tradisi mandi membersihkan diri menjelang bulan ramadhan.
Kegiatan ini biasanya dilaksanakan oleh masyarakat Minangkabau di lubuak atau
sungai. Selain itu Balimau juga memiliki makna lainnya yaitu mensucikan bathin
dengan bermaaf-maafan satu sama lain sebelum menyambut bulan suci ramadhan.
G. Adat Bugis
1) Accera Kalompong
Accera Kalompoang merupakan upacara adat untuk membersihkan benda-benda
pusaka peninggalan Kerajaan Gowa yang tersimpan di Museum Balla Lompoa. Inti
dari upacara ini adalah allangiri kalompoang, yaitu pembersihan dan penimbangan
salokoa (mahkota) yang dibuat pada abad ke-14. Mahkota ini pertama kali dipakai
oleh Raja Gowa, I Tumanurunga, yang kemudian disimbolkan dalam pelantikan
Raja- Raja Gowa berikutnya.

2) Mappalili
Mappalili adalah upacara mengawali musim tanam padi di sawah. Ritual ini
dijalankan oleh para pendeta Bugis Kuno yang dikenal dengan sebutan bissu. Selain
di Pangkep, komunitas bissu ada di Bone, Soppeng, dan Wajo. Ritual dipimpin
langsung Seorang Bissu Puang Matoa.

3) Adat Perkawinan
Tata cara upacara adat Makassar dalam acara perkawinan memiliki beberapa proses
atau tahapan upacara adat, antara lain:
 A’jangang-jangang (Ma’manu’-manu’).
 A’suro (Massuro) atau melamar.
 A’pa’nassar (Patenreada’) atau menentukan hari.
 A’panaiLeko’ Lompo (erang-erang) atau sirih pinang.
 A’barumbung (Mappesau) atau mandi uap, dilakukan selama 3 (tiga) hari.
 Appassili bunting (Cemmemappepaccing) atau siraman dan A’bubbu’ ( mencukur
rambut halus dari calon mempelai).
 Akkorontigi (Mappacci) atau malam pacar.
 Assimorong atau akadnikah.
 Allekka’ bunting (Marolla) atau mundumantu.
 Appa’bajikang bunting atau menyatukan kedua mempelai.

4) Adat Kelahiran
Masa kehamilan utamanya pada kehamilan pertama pada suatu keluarga merupakan
suatu waktu yang penuh perhatian keluarga kedua belah pihak. Masa kehamilan pada
bulan pertama sampai dengan bulan keempat disebut angngirang. Dalam masa ini
muncul keaneh-anehan bagi calon ibu, baik dalam tingkah laku maupun dalam
keingin-inginannya. Kedua belah keluarga berusaha memenuhi keinginan calon ibu
tersebut terutama yang berupa makanan. Apabila keinginan-keinginan itu tidak
dipenuhi akan berakibat tidak baik bagi bakal bayi yang akan dilahirkan. Selama masa
kehamilan berlaku pantangan-pantangan bagi si calon ibu, maupun si calon ayah.
5) Adat Kematian
Upacara Adat Kematian (Ammateang) dalam adat Bugis Makassar merupakan
upacara yang dilaksanakan masyarakat Bugis Makasar saat ada seseorang dalam suatu
kampung meninggal, maka keluarga, kerabat dekat maupun kerabat jauh, juga
masyarakat sekitar lingkungan rumah orang yang meninggal itu berbondong –
bondong menjenguknya. Pelayat yang hadir biasanya membawa sidekka (Sumbangan
kepada keluarga yang ditinggalkan) berupa barang atau kebutuhan untuk mengurus
mayat. Mayat belum mulai diurus seperti dimandikan sebelum semua anggota
terdekatnya hadir. Nanti keluarga terdekatnya hadir semua, barulah mayat
dimandikan, yang umumnya dilakukan oleh orang-orang tertentu yang memang biasa
memandikan mayat atau oleh anggota kelurganya sendiri.

H. Adat Madura
1) Upacara nadar
Upacara nadar dilaksanakan sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan yang telah
memberikan rezeki, yaitu panen garam. Pelaksanaan upacara tidak terlepas dari
tempat upacara, saat upacara benda-benda dan alat upacara, serta orang-orang
yang melakukan dan memimpin upacara. Sejum- lah instrumen ritual disajikan secara
khusus sehubungan dengan upacara itu. Instrumen yang digunakan dalam upacara
pertama dan kedua sama, yaitu bunga dan bedak serta kemenyan ditambah nasi dan
lauk ayam, telur, serta bandeng. Bunga dan bedak digunakan untuk tabur bunga di
makam leluhur. Hal ini sebagai simbol rasa terima kasih kepada leluhur, sedangkan
kemen- yan merupakan parfum atau wewangian bagi arwah leluhur. Nasi
sebagai simbol rezeki yang dihasilkan para petani garam. Ayam merupakan binatang
yang bertelur sehingga masyarakat menganggap bahwa ayam merupakan simbol
harapan supaya rezeki yang dihasilkan terus melimpah. Karena ayam yang disajikan
utuh (pitik ndhekem) maka disebut ayam ungkul. Pemaknaan ini disesuaikan dengan
kemiripan bunyi fonetisnya dengan tumungkul (ter- capai kehendak). Telur
merupakan perwujudan rezeki yang dihasilkan dan bandeng merupakan binatang
yang hidup di tambak begitu pula garam se- hingga hal ini sebagai simbol hasil
panen. Upacara dilakukan pada hari Jumat yang dimulai pada sore hari sekitar pukul
16.00 WIB karena masyarakat Sumenep mayoritas beragama Islam. Sebelum
upacara mereka melaksanakan Shalat Jumat terlebih dahulu. Dipilihnya hari
Jumat karena hari tersebut dianggap hari baik dan suci.

I. Adat Jawa Barat


1) Ngalungsur Pusaka
Upacara ini biasanya dilakukan di daerah Garut. Upacara adat ini dipimpin oleh
seorang juru kunci atau kuncen yang merupakan bukti bahwa mereka masih
melestarikan dan melaksanakan tradisi leluhurnya juga mensosialisasikan keberadaan
benda-benda pusaka peninggalan Sunan Rohmat Suci.

2) Ngunjung/Munjung
Ngunjung/munjung berasal dari kata kunjung, yaitu mengunjungi dan berdoa di
makam leluhur atau orang tua, sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat. Upacara
ngunjung/munjung ini termasuk upacara adat Jawa Barat yang biasanya dilakukan
oleh masyarakat yang ada di daerah Indramayu, Cirebon, dan sekitarnya. Lokasi
upacara adat ini biasanya di makam leluhur dan tokoh agama yang disegani dan
dipercaya keramat.

3) Bubur Syura
Bubur Syura sama sekali tidak ada hubungannya dengan Hari Asyura, atau hari
peringatan wafatnya Imam Husein, cucu Nabi Muhammad SAW, dalam peristiwa di
Karbala. Upacara yang diadakan oleh masyarakat Cirebon setiap 10 Muharam ini
dikaitkan dengan peristiwa Nabi Nuh. Namun, pada praktiknya dikaitkan pula dengan
Dewi Kesuburan, yaitu Nyi Pohaci Sanghyang Sri. Masyarakat berkeyakinan bahwa
upacara adat ini dapat mendatangkan kesejahteraan dan ketentraman.

4) Ngirab atau Rebo Wekasan


Upacara adat Jawa Barat yang bersifat religius lainnya ialah Ngirab atau rebo
wekasan. Masyarakat di daerah Sungai Drajat, Cirebon, biasa melakukan upacara ini.
Upacara ini ditandai dengan berziarah ke petilasan atau makam Sunan Kalijaga, yang
dilakukan di hari Rabu minggu terakhir bulan Shafar. Pengambilan waktu tadi sebab
dianggap sebagai hari terbaik guna melenyapkan bala dan kesialan kehidupan. Lomba
mendayung biasanya dilakukan setelah upacara berakhir.
5) Nyalawean
Upacara adat nyalawean ialah upacara adat Jawa Barat yang sifatnya religius, dengan
tujuan memeringati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Upacara ini dilakukan di
alun-alun Desa Trusmi, Kabupaten Cirebon. Upacara ini biasanya berlangsung selama
5 hari, dan dilaksanakan 12 hari setelah acara peringatan di Keraton Cirebon. Ziarah
ke makam leluhur juga dilakukan yang dipercaya untuk mendapatkan kesejahteraan,
kebahagiaan, dan rahmat.

Anda mungkin juga menyukai