Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu :
dr. Yati Darmiati, Sp.PK
Kelompok 9
Disusun oleh:
Nurotuljanah P27903116022
TLM-3A
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANTEN
2018
Bilirubin dan Metabolisme Pemeriksaan Bilirubin
A. Definisi
Bilirubin adalah pigmen berwarna kuning yang merupakan produk utama dari
hasil perombakan heme dari hemoglobin yang terjadi akibat perombakan sel darah
merah oleh sel retikuloendotel. Selain sebagai hasil pemecahan eritrosit, juga di
hasilkan dari perombakan zat-zat lain. Bilirubin disaring dari darah oleh hati, dan
dikeluarkan melalui cairan empedu.Tingkat kelebihan nya dalam darah
(hiperbilirubinemia) dapat mengindikasikan kerusakan hati.Tingkat bilirubin normal
adalah di bawah 1.3mg.
Bilirubin yang dihasilkan oleh sel retikuloendotel bersifat tidak larut dalam
air.Sehingga untuk dapat diangkut oleh plasma darah menuju hati, bilirubin harus di
ikatkan dengan albumin. Berdasarkan jenis dan sifatnya, bilirubin dibedakan menjadi
2 jenis, yaitu:
Bilirubin indirek disebut juga bilirubin tak terkonjugasi. Disebut bilirubin tak
terkonjugasi karena bilirubin ini masih melekat pada albumin dan tidak berada
dalam kondisi bebas. Bilirubin jenis ini tidak larut dalam air, karena itu tidak akan
di temukan di dalam urin. Nilai normal bilirubin indirek adalah 0,1 – 0,4 g/dt.
Peningkatan kadar bilirubin indirek sering dikaitkan dengan peningkatan destruksi
eritrosit (hemolisis), seperti pada penyakit hemolitik oleh autoimun, transfusi, atau
eritroblastosis fatalis.
2. Bilirubin Direk / Bilirubin terkonjugasi
Bilirubin Direk adalah bilirubin bebas yang terdapat dalam hati dan tidak lagi
berikatan dengan albumin. Bilirubin ini akan dengan mudah berikatan dengan asam
glukoronat membentuk bilirubin glukorosida atau hepatobilirubin. Dari hati
bilirubin ini masuk kesaluran empedu dan dieksresikan ke usus. Di dalam usus,
flora usus akan mengubahnya menjadu urobilirubin untuk kemudian di buang keluar
dari tubuh melalui urin dan feses. Bilirubin direk bersifat larut dalam air. Dalam
keadaan normal, bilirubin direk ini tidak ditemukan dalam plasma darah.
Peningkatan kadar bilirubin direk menunjukkan adanya gangguan pada hati
(kerusakan sel hati) atau saluran empedu (batu atau tumor).
Bilirubin I Bilirubin II
Indirect Direct
Terikat albumin Terikat glukuronat
Non-polar Polar
Dibawa ke hepar Disekresikan dari hepar
Hiperbilirubinemia; Hiperbilirubinemia;
Retensi Regurgitasi
Bisa masuk ke ssp Tidak bisa ke SSP
Tidak ada dalam urine Bisa masuk ke
urine
B. Metabolisme Bilirubin
1. Pembentukan bilirubin
Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dari heme dengan
bantuan enzim heme oksigenase yaitu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel
hati, dan organ lain. Biliverdin yang larut dalam air kemudian akan direduksi
menjadi bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase. Bilirubin bersifat lipofilik dan
terikat dengan hidrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut.
2. Transportasi bilirubin
Pada saat kompleks bilirubin-albumin mencapai membran plasma hepatosit,
albumin akan terikat ke reseptor permukaan sel. Kemudian bilirubin, ditransfer
melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein Y), mungkin juga
dengan protein ikatan sitotoksik lainnya. Berkurangnya kapasitas pengambilan
hepatik bilirubin yang tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap pembentukan
ikterus fisiologis.
3. Ambilan bilirubin
Bilirubin sukarlarut dalam plasma, maka senyawa ini harus berikatan non
kovalen dengan albumin. Sejumlah obat-obatan bersaing dengan bilirubin untuk
dapat terikat pada albumin. Bilirubin dilepasdari albumin oleh sinusoid hepatosit
oleh system pengangkutan yang difasilitasi. Ambilan bilirubin ini tergantung pada
umpan-balik negative dari ekskresi bilirubin oleh lintasan berikutnya.
4. Konjugasi bilirubin
5. Sekresi Bilirubin
6. Ekskresi bilirubin
Setelah mengalami proses konjugasi, bilirubin akan disekresikan ke dalam
kandung empedu, kemudian memasuki saluran cerna dan diekskresikan melalui
feces. Setelah berada dalam usus halus, bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung
dapat diresorbsi, kecuali dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi
oleh enzim beta-glukoronidase yang terdapat dalam usus.
Setelah mencapai ileum terminalis dan usus besar bilirubin terkonjugasi akan
dilepaskan glukoronidanya oleh enzim bakteri yang spesifik (b-glukoronidase).
Dengan bantuan flora usus bilirubin selanjutnya dirubah menjadi urobilinogen.
C. Pemeriksaan Bilirubin
1. Pemeriksaan Bilirubin Serum
a. Tahap Pra analitik :
1) Persiapan pasien:
a) Sebaiknya pasien jangan makan atau minum apa pun selain air putih
selama empat jam sebelum pengambilan darah.
b) Pasien mungkin harus berhenti minum obat tertentu sebelum tes
dilakukan,
2) Persiapan Sampel : Serum/ plasma heparin
a) Hindari hemolisis dan penggunaan torniquet yang lama.
b) Sampel harus terlindungi dari sinar.
c) Darah vena ditampung di dalam tabung bertutup merah dan tabung
bertutup kuning
d) Stabilitas sampel: 1 hari pada suhu 15-25oC; 4 hari pada suhu 2-8oC; 3
bulan pada suhu -20oC
b. Tahap Analitik
1) Bilirubin Total dan Direct
Metode : Modified Jendrassik-Groff
Prinsip : Bilirubin bereaksi dengan diazotized sulphanitic acid (DSA)
untuk membentuk larutan azo merah. Absorbsi dari larutan pada 546 nm
sesuai dengan kadar bilirubin dalam sampel. Bilirubin glucoronida yang
larut dalam air bereaksi langsung (direct) dengan DSA sedangkan
bilirubin yang terikat pada albumin bereaksi tak langsung (indirect)
dengan DSA dengan adanya acellerator. Total bilirubin = bilirubin direct
+ bilirubin indirect.
Reaksi :
Sulphanilic acid + Sodium nitrit → DSA Bilirubin + DSA → Direct
Azobilirubin Bilirubin + DSA + Acellerator → Total azobilirubin.
Cara Kerja
Blanko Serum
Reagen Total Nitrit - 40 µl
Reagen Total Bilirubin 1000 µl 1000 µl
Campur sampai homogen dan Inkubasi 5 menit
Sampel 100 µl 100 µl
Campur sampai homogen, inkubasi 10-30 menit pada suhu ruang untuk
bilirubin total dan 5 menit ada suhu ruang untuk Direct Bilirubin, lalu
baca pada panjang gelombang 546 nm.
1) Persiapan sampel :
Pemeriksaan urine atas indikasi bilirubin ini harus menggunakan urine
sampel segar yang kurang dari 4 jam, hal ini dikarenakan bilirubin akan
teroksidasi jika terlalu lama dan apa lagi terpapar oleh cahaya. Sehingga
akan menghasilkan nilai yang falsa negatif.
2) Persiapan Pasien
- Pasien jangan makan atau minum apa pun selain air putih selama empat
jam sebelum pengambilan spesimen.
- Pasien harus berhenti minum obat tertentu sebelum tes dilakukan.
b. Tahap Analitik
1) Metode Horison
Tujuan: untuk mengetahui adanya bilirubin dalam urine
Prinsip: Bilirubin dalam urine akan dipekatkan diatas kertas saring
dengan jalan mempresipitatkan fosfat yang ada dengan menggunakan
BaCl2 10%, bilirubin yang terkumpul akan dioksidasi menjadi
biliverdin oleh reagen fouchet membentuk biliverdin yang berwarna
hijau.
Cara Kerja:
1. Ukur 5 ml sampel urine dengan menggunakan gelas ukur, masukkan
dalam tabung rekasi
2. Tambahkan 5 ml BaCl2 10%, campur
3. Saring campuran tersebut dengan menggunakan kertas saring
4. Buka kertas saring, biarkan kering
5. Tambahkan 3-4 tetes reagen fouchet pada kertas saring dan baca hasil
2) Metode Hawkinson
Tujuan: untuk mengetahui adanya bilirubin dalam urine
Prinsip: Kertas saring tebal direndam oleh BaCl2 jenuh dikeringkan,
dipotong-potong ukuran 4x0,5 inci.
Cara Kerja:
1. Teteskan 2 tetes urin pada kertas saring
2. Biarkan selama 30 detik - 2 menit
3. Teteskan 2 tetes reagen faucet
c. Tahap Pasca Analitik.
1. Metode Horison
(+) terjadi warna hijau pada kertas saring
(-) tidak terjadi warna hijau pada kertas saring
Nilai Normal: Tidak terjadi warna hijau pada kertas saring
2. Metode Hawkinson
(+) Terbentuk warna hijau
(-) Tidak terbentuk warna hijau
Nilai Normal: Tidak terbentuk warna hijau
D. Masalah Klinis
1. Bilirubin Direk
Peningkatan Kadar :
a. Ikterik obstruktif karena batu atau neoplasma,hepatitis, sirosis hati,
mononucleosis infeksiosa, metastasis (kanker) hati, penyakit Wilson.
b. Pengaruh obat : antibiotic (amfoterisin B, klindamisin, eritromisin,
gentamisin, linkomisin, oksasilin, tetrasiklin), sulfonamide, obat
antituberkulosis ( asam para-aminosalisilat, isoniazid), alopurinol, diuretic
(asetazolamid, asam etakrinat), mitramisin, dekstran, diazepam (valium),
barbiturate, narkotik (kodein, morfin, meperidin), flurazepam, indometasin,
metotreksat, metildopa, papaverin, prokainamid, steroid, kontrasepsi oral,
tolbutamid, vitamin A, C, K.
Penurunan Kadar :
a. Anemia defisiensi besi.
b. Pengaruh obat : Barbiturate, salisilat (aspirin), penisilin, kafein dalam dosis
tinggi.
2. Bilirubin indirek
Peningkatan Kadar :
a. Eritroblastosis fetalis, anemia sel sabit, reaksi transfuse, malaria, anemia
pernisiosa, septicemia, anemia hemolitik, talasemia, CHF, sirosis
terdekompensasi, hepatitis.
b. Pengaruh obat : aspirin, rifampin, fenotiazin (lihat biliribin total, direk)
Penurunan Kadar : Pengaruh obat (lihat bilirubin direk)