Anda di halaman 1dari 12

KIMIA KLINIK (T)

“Bilirubin dan Metabolisme Pemeriksaan Bilirubin”

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah


Kimia Klinik

Dosen Pengampu :
dr. Yati Darmiati, Sp.PK

Kelompok 9

Disusun oleh:

Hani Farihah P27903116013

Nurotuljanah P27903116022

Sifa Ulpah P27903116032

Siti Astari Fadilah P27903116036

TLM-3A
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANTEN
2018
Bilirubin dan Metabolisme Pemeriksaan Bilirubin

A. Definisi

Bilirubin adalah pigmen berwarna kuning yang merupakan produk utama dari
hasil perombakan heme dari hemoglobin yang terjadi akibat perombakan sel darah
merah oleh sel retikuloendotel. Selain sebagai hasil pemecahan eritrosit, juga di
hasilkan dari perombakan zat-zat lain. Bilirubin disaring dari darah oleh hati, dan
dikeluarkan melalui cairan empedu.Tingkat kelebihan nya dalam darah
(hiperbilirubinemia) dapat mengindikasikan kerusakan hati.Tingkat bilirubin normal
adalah di bawah 1.3mg.

Bilirubin merupakan hasil dari reaksi katabolisme enzimatik biliverdin oleh


biliverdin reduktase. Sedangkan reaksi oksidasi bilirubin akan menghasilkan
biliverdin. Karena dapat mengikat senyawa oksidatif, bilirubin sering digolongkan
kedalam kelompok senyawa antioksidan.Salah satu manfaatnya adalah dapat
mencegah dan menghentikan penyakit autoimun seperti sklerosis multiple.

Bilirubin yang dihasilkan oleh sel retikuloendotel bersifat tidak larut dalam
air.Sehingga untuk dapat diangkut oleh plasma darah menuju hati, bilirubin harus di
ikatkan dengan albumin. Berdasarkan jenis dan sifatnya, bilirubin dibedakan menjadi
2 jenis, yaitu:

1. Bilirubin Indirek / Bilirubin tak terkonjugasi

Bilirubin indirek disebut juga bilirubin tak terkonjugasi. Disebut bilirubin tak
terkonjugasi karena bilirubin ini masih melekat pada albumin dan tidak berada
dalam kondisi bebas. Bilirubin jenis ini tidak larut dalam air, karena itu tidak akan
di temukan di dalam urin. Nilai normal bilirubin indirek adalah 0,1 – 0,4 g/dt.
Peningkatan kadar bilirubin indirek sering dikaitkan dengan peningkatan destruksi
eritrosit (hemolisis), seperti pada penyakit hemolitik oleh autoimun, transfusi, atau
eritroblastosis fatalis.
2. Bilirubin Direk / Bilirubin terkonjugasi

Bilirubin Direk adalah bilirubin bebas yang terdapat dalam hati dan tidak lagi
berikatan dengan albumin. Bilirubin ini akan dengan mudah berikatan dengan asam
glukoronat membentuk bilirubin glukorosida atau hepatobilirubin. Dari hati
bilirubin ini masuk kesaluran empedu dan dieksresikan ke usus. Di dalam usus,
flora usus akan mengubahnya menjadu urobilirubin untuk kemudian di buang keluar
dari tubuh melalui urin dan feses. Bilirubin direk bersifat larut dalam air. Dalam
keadaan normal, bilirubin direk ini tidak ditemukan dalam plasma darah.
Peningkatan kadar bilirubin direk menunjukkan adanya gangguan pada hati
(kerusakan sel hati) atau saluran empedu (batu atau tumor).

Tabel 1. Perbedaan Bilirubin

Bilirubin I Bilirubin II

Indirect Direct
 Terikat albumin  Terikat glukuronat
 Non-polar  Polar
 Dibawa ke hepar  Disekresikan dari hepar
 Hiperbilirubinemia;  Hiperbilirubinemia;
 Retensi  Regurgitasi
 Bisa masuk ke ssp  Tidak bisa ke SSP
 Tidak ada dalam urine  Bisa masuk ke
urine
B. Metabolisme Bilirubin

(Gambar 1. Metabolisme Bilirubin)


Sumber:

1. Pembentukan bilirubin

Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dari heme dengan
bantuan enzim heme oksigenase yaitu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel
hati, dan organ lain. Biliverdin yang larut dalam air kemudian akan direduksi
menjadi bilirubin oleh enzim biliverdin reduktase. Bilirubin bersifat lipofilik dan
terikat dengan hidrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut.

Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikuloendotelial, selanjutnya


dilepaskan ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin. Bilirubin yang terikat
dengan albumin serum ini tidak larut dalam air dan kemudian akan
ditransportasikan ke sel hepar. Bilirubin yang terikat pada albumin bersifat
nontoksik

2. Transportasi bilirubin
Pada saat kompleks bilirubin-albumin mencapai membran plasma hepatosit,
albumin akan terikat ke reseptor permukaan sel. Kemudian bilirubin, ditransfer
melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein Y), mungkin juga
dengan protein ikatan sitotoksik lainnya. Berkurangnya kapasitas pengambilan
hepatik bilirubin yang tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap pembentukan
ikterus fisiologis.

3. Ambilan bilirubin

Bilirubin sukarlarut dalam plasma, maka senyawa ini harus berikatan non
kovalen dengan albumin. Sejumlah obat-obatan bersaing dengan bilirubin untuk
dapat terikat pada albumin. Bilirubin dilepasdari albumin oleh sinusoid hepatosit
oleh system pengangkutan yang difasilitasi. Ambilan bilirubin ini tergantung pada
umpan-balik negative dari ekskresi bilirubin oleh lintasan berikutnya.

4. Konjugasi bilirubin

Bilirubin yang tak terkonjugasi dikonversikan ke bentuk bilirubin konjugasi


yang larut dalam air di retikulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine
diphosphate glucoronosyl transferase (UDPG-T). Bilirubin ini kemudian
diekskresikan ke dalam kanalikulus empedu. Sedangkan satu molekul bilirubin yang
tak terkonjugasi akan kembali ke retikulum endoplasmik untuk rekonjugasi
berikutnya.

5. Sekresi Bilirubin

Sekresi bilirubin diglukuronida ke dalam empedu melalui transportasi aktif.


Sistem transpor ini juga dapat dipicu oleh obat yang menginduksi konjugasi
bilirubin. Normalnya, bilirubin diglukuronida saja yg disekresikan ke dalam empedu

6. Ekskresi bilirubin
Setelah mengalami proses konjugasi, bilirubin akan disekresikan ke dalam
kandung empedu, kemudian memasuki saluran cerna dan diekskresikan melalui
feces. Setelah berada dalam usus halus, bilirubin yang terkonjugasi tidak langsung
dapat diresorbsi, kecuali dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak terkonjugasi
oleh enzim beta-glukoronidase yang terdapat dalam usus.

Setelah mencapai ileum terminalis dan usus besar bilirubin terkonjugasi akan
dilepaskan glukoronidanya oleh enzim bakteri yang spesifik (b-glukoronidase).
Dengan bantuan flora usus bilirubin selanjutnya dirubah menjadi urobilinogen.

Urobilinogen tidak berwarna, sebagian kecil akan diabsorpsi dan diekskresikan


kembali lewat hati, mengalami siklus urobilinogen enterohepatik. Sebagian besar
urobilinogen dirubah oleh flora normal colon menjadi urobilin atau sterkobilin yang
berwarna kuning dan diekskresikan melalui feces. Warna feces yang berubah
menjaadi lebih gelap ketika dibiarkan udara disebabkan oksidasi urobilinogen yang
tersisa menjadi urobilin.

C. Pemeriksaan Bilirubin
1. Pemeriksaan Bilirubin Serum
a. Tahap Pra analitik :
1) Persiapan pasien:
a) Sebaiknya pasien jangan makan atau minum apa pun selain air putih
selama empat jam sebelum pengambilan darah.
b) Pasien mungkin harus berhenti minum obat tertentu sebelum tes
dilakukan,
2) Persiapan Sampel : Serum/ plasma heparin
a) Hindari hemolisis dan penggunaan torniquet yang lama.
b) Sampel harus terlindungi dari sinar.
c) Darah vena ditampung di dalam tabung bertutup merah dan tabung
bertutup kuning
d) Stabilitas sampel: 1 hari pada suhu 15-25oC; 4 hari pada suhu 2-8oC; 3
bulan pada suhu -20oC

3) Persiapan Alat 4) Persiapan Bahan


 Fotometer  Spesimen serum
 Tabung reaksi  Reagen pereaksi
 Mikropipet 10 µl dan
1000 µl
 Tip kuning dan biru
 Stopwatch
 Tisu
 Parafilm

b. Tahap Analitik
1) Bilirubin Total dan Direct
 Metode : Modified Jendrassik-Groff
 Prinsip : Bilirubin bereaksi dengan diazotized sulphanitic acid (DSA)
untuk membentuk larutan azo merah. Absorbsi dari larutan pada 546 nm
sesuai dengan kadar bilirubin dalam sampel. Bilirubin glucoronida yang
larut dalam air bereaksi langsung (direct) dengan DSA sedangkan
bilirubin yang terikat pada albumin bereaksi tak langsung (indirect)
dengan DSA dengan adanya acellerator. Total bilirubin = bilirubin direct
+ bilirubin indirect.
 Reaksi :
Sulphanilic acid + Sodium nitrit → DSA Bilirubin + DSA → Direct
Azobilirubin Bilirubin + DSA + Acellerator → Total azobilirubin.
 Cara Kerja
Blanko Serum
Reagen Total Nitrit - 40 µl
Reagen Total Bilirubin 1000 µl 1000 µl
Campur sampai homogen dan Inkubasi 5 menit
Sampel 100 µl 100 µl
Campur sampai homogen, inkubasi 10-30 menit pada suhu ruang untuk
bilirubin total dan 5 menit ada suhu ruang untuk Direct Bilirubin, lalu
baca pada panjang gelombang 546 nm.

2) Pemeriksaan Bilirubin Indirek


Bilirubin total merupakan penjumlahan bilirubin direk dan indirek,
sedangkan bilirubin total dan bilirubin direk diukur secara terpisah dan
perbedaan keduanya menghasilkan fraksi indirek

Bilirubin indirek = Bilirubin Total ̶ Bilirubin Direk


c. Tahap Pasca Analitik
 Nilai Rujukan
mg/dl
Bilirubin Total
Bayi baru lahir 5
Bayi 5hari 12
Bayi 1bulan 1.5
Dewasa 1.1
Bilirubin direk
Dewasa 0,25
Bilirubin indirek 1,0
 Nilai Kritis
mg/dl
Bilirubin Total
Bayi >15
Dewasa >12
Bilirubin direk 0,4
Bilirubin indirek 0.6
2. Pemeriksaan Bilirubin Urine
a. Tahap Pra Analitik

1) Persiapan sampel :
Pemeriksaan urine atas indikasi bilirubin ini harus menggunakan urine
sampel segar yang kurang dari 4 jam, hal ini dikarenakan bilirubin akan
teroksidasi jika terlalu lama dan apa lagi terpapar oleh cahaya. Sehingga
akan menghasilkan nilai yang falsa negatif.
2) Persiapan Pasien
- Pasien jangan makan atau minum apa pun selain air putih selama empat
jam sebelum pengambilan spesimen.
- Pasien harus berhenti minum obat tertentu sebelum tes dilakukan.
b. Tahap Analitik
1) Metode Horison
 Tujuan: untuk mengetahui adanya bilirubin dalam urine
 Prinsip: Bilirubin dalam urine akan dipekatkan diatas kertas saring
dengan jalan mempresipitatkan fosfat yang ada dengan menggunakan
BaCl2 10%, bilirubin yang terkumpul akan dioksidasi menjadi
biliverdin oleh reagen fouchet membentuk biliverdin yang berwarna
hijau.
 Cara Kerja:
1. Ukur 5 ml sampel urine dengan menggunakan gelas ukur, masukkan
dalam tabung rekasi
2. Tambahkan 5 ml BaCl2 10%, campur
3. Saring campuran tersebut dengan menggunakan kertas saring
4. Buka kertas saring, biarkan kering
5. Tambahkan 3-4 tetes reagen fouchet pada kertas saring dan baca hasil
2) Metode Hawkinson
 Tujuan: untuk mengetahui adanya bilirubin dalam urine
 Prinsip: Kertas saring tebal direndam oleh BaCl2 jenuh dikeringkan,
dipotong-potong ukuran 4x0,5 inci.
 Cara Kerja:
1. Teteskan 2 tetes urin pada kertas saring
2. Biarkan selama 30 detik - 2 menit
3. Teteskan 2 tetes reagen faucet
c. Tahap Pasca Analitik.
1. Metode Horison
(+) terjadi warna hijau pada kertas saring
(-) tidak terjadi warna hijau pada kertas saring
Nilai Normal: Tidak terjadi warna hijau pada kertas saring
2. Metode Hawkinson
(+) Terbentuk warna hijau
(-) Tidak terbentuk warna hijau
Nilai Normal: Tidak terbentuk warna hijau
D. Masalah Klinis
1. Bilirubin Direk
 Peningkatan Kadar :
a. Ikterik obstruktif karena batu atau neoplasma,hepatitis, sirosis hati,
mononucleosis infeksiosa, metastasis (kanker) hati, penyakit Wilson.
b. Pengaruh obat : antibiotic (amfoterisin B, klindamisin, eritromisin,
gentamisin, linkomisin, oksasilin, tetrasiklin), sulfonamide, obat
antituberkulosis ( asam para-aminosalisilat, isoniazid), alopurinol, diuretic
(asetazolamid, asam etakrinat), mitramisin, dekstran, diazepam (valium),
barbiturate, narkotik (kodein, morfin, meperidin), flurazepam, indometasin,
metotreksat, metildopa, papaverin, prokainamid, steroid, kontrasepsi oral,
tolbutamid, vitamin A, C, K.
 Penurunan Kadar :
a. Anemia defisiensi besi.
b. Pengaruh obat : Barbiturate, salisilat (aspirin), penisilin, kafein dalam dosis
tinggi.
2. Bilirubin indirek
 Peningkatan Kadar :
a. Eritroblastosis fetalis, anemia sel sabit, reaksi transfuse, malaria, anemia
pernisiosa, septicemia, anemia hemolitik, talasemia, CHF, sirosis
terdekompensasi, hepatitis.
b. Pengaruh obat : aspirin, rifampin, fenotiazin (lihat biliribin total, direk)
 Penurunan Kadar : Pengaruh obat (lihat bilirubin direk)

E. Faktor yang Mempengaruhi Temuan Laboratorium


1. Makan malam yang mengandung tinggi lemak dapat mempengaruhi
pemeriksaan bilirubin.
2. Wortel dan ubi jalar dapat meningkatkan kadar bilirubin
3. Hemolisis pada sampel darah dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
4. Sampel darah yang terpapar sinar matahari atau terang lampu, kandungan
pigmen empedunya akan menurun.
5. Obat-obatan tertentu dapat meningkatkan/ menurunkan kadar bilirubin.
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, Fironika. 2015. Metabolisme Bilirubin. From Website: www.academia.edu


pada 11 September 2018
Kurniawan, Fajar Bakti, 2015. Kimia Klinik Praktikum Analis Kesehatan. Jakarta:
EGC.
Kurniati, Nining dkk. Buku Penuntun Praktikum Kimia Klinik II. Poltekkes
Kemenkes Banten
Nufuel, Rifqa. 2015. Pemeriksaan Bilirubin Total. From website: www.academia.edu
diakses pada 11 September 2018
Tristyanto, Nugroho. Pola Hubungan Antara Kadar Bilirubin Serum Dengan
Bilirubinuria. 2012; Vol.3 No.1: 1-10

Anda mungkin juga menyukai