Anda di halaman 1dari 6

SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL

PADA BANGUNAN BERTINGKAT

Ibrahim Nawawi1), Bagus Fatkhurrozi2)


1
Fakultas Teknik, Universitas Tidar
email: ibn.elektro@yahoo.com
2
Fakultas Teknik, Universitas Tidar
email: bagusfatkhurrozi@untidar.ac.id

Krisis energi saat ini sekali lagi mengajarkan kepada kita, bangsa Indonesia bahwa
usaha serius dan sistematis untuk mengembangkan dan menerapkan sumber energi
terbarukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil perlu segera
dilakukan. Penggunaan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan, terutama yang
dapat mengurangi berbagai dampak buruk yang ditimbulkan akibat penggunaan BBM.
Desakan untuk meninggalkan minyak bumi sebagai sumber pengadaan energi nasional saat
ini terus digulirkan oleh berbagai pihak, termasuk dari pemerintah sendiri. Langkah
tersebut diperlukan agar Indonesia keluar dari krisis energi yang berkelanjutan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besarnya energi listrik yang dihasilkan oleh
seperangkat pembangkit listrik tenaga angin dengan kincir tipe horosontal dengan
memanfaatkan ketinggian gedung,mengetahui adanya keterkaitan atau hubungan antara
kecepatan angin dengan daya output pada pembangkit listrik tenaga angin, dan merancang
suatu sistem pembangkit listrik tenaga angin skala kecil yang mampu menghasilkan daya 50-
100 watt.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen.
Hasil penelitian menunjukkan kincir angin mampu mengikuti datangnya arah angin sehingga
hasil yang diperoleh cukup maksimal. Hasil pengukuran kecepatan angin untuk lokasi
penempatan di depan gedung laboratorium Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Tidar diperoleh rata-rata kecepatan angin sebesar 1,53 m/s dan tidak mampu
menghasilkan tegangan keluaran,. Sedangkan untuk lokasi penempatan kincir angin di atas
gedung lantai 4 Fakultas Ekonomi Universitas Tidar rata-rata kecepatan angin yang
diperoleh 5,52 m/s dan dapat menghasilkan tegangan keluaran 78,47 volt AC. Generator akan
menghasilkan tegangan keluaran minimal kecepatan angin sebesar 2,5 m/s. Daya maksimal
yang dihasilkan 172 watt dengan efisiensi daya inverter sebesar 80% atau 138,24 watt.

Kata kunci : Pembangkit listrik, kincir angin, gedung

1. PENDAHULUAN akibat penggunaan BBM. Desakan untuk


Krisis energi saat ini sekali lagi meninggalkan minyak bumi sebagai
mengajarkan kepada kita, bangsa sumber pengadaan energi nasional saat
Indonesia bahwa usaha serius dan ini terus digulirkan oleh berbagai pihak,
sistematis untuk mengembangkan dan termasuk dari pemerintah sendiri.
menerapkan sumber energi terbarukan Langkah tersebut diperlukan agar
untuk mengurangi ketergantungan Indonesia keluar dari krisis energi yang
terhadap bahan bakar fosil perlu segera berkelanjutan.
dilakukan. Penggunaan sumber energi Sugiarmadji dan Djojohardjo (1990)
terbarukan yang ramah lingkungan, dalam penelitiannya mengenai
terutama yang dapat mengurangi perancangan kincir angin sudu majemuk
berbagai dampak buruk yang ditimbulkan untuk pemompaan air/pertanian jenis EN-

1
ISSN XX-XX

SM-03 menyatakan bahwa dengan kincir daya manusia yang menanganinya


angin sudu majemuk dapat memberikan maupun dalam hal desain peralatan yang
kapasitas 50 l/menit untuk tinggi digunakan.
pemompaan 6 m pada kecepatan angin 3 Energi listrik yang dihasilkan oleh
m/s – 4 m/s. pembangkit listrik tenaga angin
Sedangkan Ginting (1990) yang merupakan fungsi dari kecepatan angin
melakukan pengkajian energi listrik yang dan luas bidang sapuan udara pada sudu-
dihasilkan turbin angin 200 W untuk sudu angin (turbine blade). Untuk
penggunaan pada rumah tangga di pembangkit listrik tenaga angin berskala
pedesaan menyatakan bahwa penyediaan kecil (small wind Power) dengan daya 20
energi listrik oleh turbin angin 200 W – 500 watt, umumnya membutuhkan
sesuai dengan karakteristik prestasinya kecepatan angin minimal 4,0 – 4,5 m/s
dan bervariasi menurut distribusi (clark, 2003).
kecepatan angin yang tersedia di lokasi Analisis Teknis Sudu Kincir Angin Tipe
pemasangan. Disamping itu karena Sumbu Horizontal Dari Bahan
penyediaan energi listrik oleh energi Fibreglass. Tenaga yang dihasilkan oleh
angin terbatas menurut distribusi dan kincir angin berkisar antara 0,037 Hp
jumlah energi yang dihasilkan, maka sampai 0,053 Hp, (Desriansyah, 2006)
energi yang berlebih pada saat energi Salah satu jenis turbin angin adalah
turbin angin melebihi kebutuhan dapat Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV).
digunakan untuk beban berguna lainnya. Turbin ini memiliki poros atau sumbu
Soeripno (1991) yang melakukan rotor utama yang disusun tegak lurus.
penelitian mengenai uji coba Kelebihan utama susunan ini adalah
pemanfaatan sistem konversi energi turbin tidak harus diarahkan ke angin
angin untuk pengairan sawah di Desa untuk menghasilkan energi listrik.
Tenjoayu Serang menyatakan bahwa Kelebihan ini sangat berguna di tempat-
kecepatan angin 1 m/s dapat tempat yang arah anginnya sangat
menghasilkan air sejumlah 42 liter/menit, bervariasi. TASV mampu
sedangkan kecepatan angin 3,5 m/s dapat mendayagunakan angin dari berbagai
menghasilkan air sejumlah 166,68 arah. TASV terdiri dari beberapa jenis
liter/menit pada tinggi pemompaan 3 turbin angin, salah satunya adalah turbin
meter. angin savonius. Jenis ini memiliki
Himran (2000) dalam penelitiannya kemampuan self-starting yang bagus,
mengenai penggunaan energi angin di sehingga hanya membutuhkan angin
Kota Makassar menyatakan bahwa dengan kecepatan rendah untuk dapat
dengan kecepatan angin rata-rata 2,27 memutar rotor dari turbin angin ini.
m/s penggunaan energi angin kurang Selain itu, torsi yang dihasilkan turbin
efisien, sehingga perlu penyempurnaan angin jenis savonius relatif tinggi
pada desain kincir angin. (Sargolzei, 2007).
Pakpahan (2000) yang meneliti mengenai Kondisi cuaca yang selalu berubah
identifikasi permasalahan dan pemecahan sehingga kecepatan angin yang diperoleh
pemakaian energi angin di Indonesia tidak konstan dan cenderung rendah
menyatakan bahwa potensi energi angin mengakibatkan energi listrik yang
di Indonesia besar namun dalam dihasilkan kurang optimal. (Hasyim dkk,
pengolahannya masih memerlukan 2010).
banyak perbaikan baik dalam hal sumber

2
Secara umum sebagian besar turbin angin penelitian ini alat uji dipilih untuk diteliti.
mulai menghasilkan daya listrik pada Jadi eksperimen merupakan observasi
kecepatan angin 4 m/s dan akan berhenti dibawah kondisi buatan, diamana kondisi
tidak menghasilkan energi pada
tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti.
kecepatan angin 25 m/s (Sarkar dan
Bahera, 2012). Pola eksperimen yang dipakai adalah
Turbin angin sumbu tegak merupakan model one shot case study. Penelitian
alternatif pembangkit tenaga listrik yang model ini sering disebut sebagai model
dapat diaplikasikan baik di daerah pesisir sekali tembak, yaitu menggunakan
maupun perkotaan karena turbin angin suatuperlakuan atautreatment hanya satu
jenis selalu dapat berputar walaupun kali selanjutnya dianalisis.
didaerah yang memiliki tiupan angin
Model one shoot case study ini dipilih
berkecepatan rendah dan berubah-ubah.
(Dita Rama Insiyanda, dkk, 2015) karena berguna untuk pendekatan
Tujuan penelitian ini adalah untuk masalah-masalah yang dapat diteliti.
mengetahui besarnya energi listrik yang Model one shoot case study juga dapat
dihasilkan oleh seperangkat pembangkit digunakan untuk mengembangkan ide
listrik tenaga angin dengan kincir tipe atau gagasan-gagasan yang muncul
horosontal dengan memanfaatkan setelah dilakukan penelitian.
ketinggian gedung,mengetahui adanya
keterkaitan atau hubungan antara
kecepatan angin dengan daya output pada 2.2 Tahapan Penelitian
pembangkit listrik tenaga angin, dan Tahapan penelitian dimulai dengan
merancang suatu sistem pembangkit mempelajari referensi dan literatur serta
listrik tenaga angin skala kecil yang hasil penelitian yang pernah dilakukan
mampu menghasilkan daya 50-100 watt. oleh orang lain. Kemudian dilanjutkan
dengan melakukan survei ke dua lokasi
2. METODE PENELITIAN
yaitu di depan gedung laboratorium
2.1 Metode
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Metode penelitian yang digunakan adalah dan lokasi ke dua di atas lantai 4 gedung
metode studi kepustakaan dan metode Fakultas Ekonomi Universitas Tidar dan
penelitian eksperimen. Metode studi melakukan pengukuran kecepatan angin
kepustakaan dilakukan untuk mencari yang ada. Tahap kedua adalah memilih
materi yang mendukung dan sesuai kincir angin dan merancang dudukannya
dengan materi skripsi disamping sebagai menentukan kebutuhan rangkaian
bahan perbandingan dasan teori dari pengendali, inverter dan pemilihan
rangkaian yang dibuat. Sedangkan baterei/accu. Tahap ke tiga melakukan
metode penelitian eksperimen adalah evaluasi rancangan sistem selanjutnya
penelitian yang dilakukan dengan tahap keempat melakukan pengukuran
mengadakan manipulasi pada obyek dan uji coba kelayakan perangkat apakah
penelitian serta adanya kontrol. Dalam sudah sesuai dengan perancangan dan
penelitian ini metode yang digunakan menghasilkan daya yang direncanaka
adalah metode eksperimen. Dalam atau belum. Jika belum sesuail maka

3
ISSN XX-XX

kembali ke tahapan ke tiga yaitu 2.4 Perangkat dan komponen yang


melakukan perbaikan sistem angin dan digunakan
seterusnya. Tahap kelima merakit sistem Secara diagram blok komponen-
pada kotak panel kemudian pada tahap komponen sistem pembangkit listrik
kelima dilakukan analisis dan tenaga angin skala kecil ditunjukkan pada
perhitungan terhadap hasil pengukuran Gambar 4.2.
sistem. Tahap keeenam menyusun
laporan dan selesai. Tahapan penelitian
ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Mulai

Studi Pustaka dan


survei lokasi

Gambar 2.2 Diagram sistem pembangkit


Pemilihan kincir
angin, pengendali,
inverter dan listrik tenaga angin skala kecil
baterei

Evaluasi Komponen-komponen pembangkit listrik


Perancangan

tenaga angin skala kecil ini meliputi :


Uji Kelayakan
Perbaikan sistem
1. Kincir angin dengan jumlah sudu-sudu
Sistem

(blades) 5 buah.
Kincir angin ini dilengkapi dengan
Perakitan sistem
pada kotak panel
ekor yang berfungsi sebagai pengarah
datangnya angin. Sehingga angin yang
Analisis dan
Perhitungan
diterima dapat berasal dari segala
Penyusunn
arah. Kincir angin ini dapat
Laporan
melakukan pengereman sendiri jika
Selesai
kecepatan angin melebihi kapasitasnya
yaitu 90 km/jam.
Gambar 2.1 Diagram alir tahapan
2. Generator tiga fase magnet permanen,
penelitian
putaran rotor 900 rpm. Generator ini
mampu menghasilkan tegangan
2.3 Waktu dan Tempat Penelitian
keluaran AC 3 fase jika rotornya
Penelitian dilakukan dalam waktu
diputar oleh kincir minimal dengan
5 bulan dimulai dari penandatanganan
kecepatan angin 2,5 m/s.
kontrak penelitian. Penelitian akan
3. Unit pengendali (control).
dilakukan di dua lokasi yaitu di depan
Unit ini berisi rangkaian pengubah
gedung laboratorium Jurusan Teknik
tegangan AC menjadi DC dan
Elektro Fakultas Teknik dan di atas
ragkaian pengisi baterei/accu secara
lantai 4 gedung Fakultas Ekonomi.
otomatis. Jika baterei/accu sudah
Perancangan dan perakitan di lakukan di
penuh maka pengisian dihentikan dan
laboratorium Jurusan Teknik Elektro
masukan dibuang.
Fakultas Teknik Universitas Tidar.

4
4. Baterei/accu sebagai media
penyempan berjumlah 2 unit masing-
masing 12 VDC/ 3,6 AH;
5. Satu unit inverter dengan input 24
volt DC dan tegangan output 220 volt
AC dengan kemampuan daya 1000
watt.
Gambar 3.2 Grafik rata-rata kecepatan
6. Beban yang digunakan berupa lampu
angin
bohlamp

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Pengujian
Rata-rata tegangan keluaran dari
generator pada seluruh pengujian
ditunjukkan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Rata-rata Tegangan Keluaran
untuk seluruh pengujian Gambar 3.3 Grafik rata-rata tegangan
Tanggal Rata-rata Tegangan
Kecepatan Keluaran
keluaran generator
Angin (m/s) (VAC Peak)
1 Oktober 2016 1.75 0.00
Pada gambar 3.2 ditunjukkan bahwa
2 Oktober 2016 1.98 0.00
8 Oktober 2016 1.53 0.00 kecepatan angin yang mampu memutar
9 Oktober 2016 1.59 0.00 generator minimal sebesar 2,5 m/s semakin
10 Oktober 2016 4.80 50.29
12 Oktober 2016 4.58 48.41
tinggi kecepatan angin maka keluaran
21 Oktober 2016 5.52 78.47 tegangan generator akan semakin besar
22 Oktober 2016 3.95 38.73 sehingga daya yang dihasilkan juga akan
Rata-Rata 4.71 53.98
semakin besar. Hal ini terjadi karena
Dari tabel 3.1 terlihat bahwa rata-rata
tingginya kecepatan angin mengakibatkan
kecepatan angin terendah 1,53 m/s dan
semakin besar gaya yang menerpa
tidak mampu menghasilkan tegangan
permukaan kincir angin, akibat gaya
keluaran terjadi pada tanggal 8 Oktober
tersebut maka mengakibatkan kincir angin
2016 dan rata-rata kecepatan angin berputar semakin cepat dan terus
terbesar 5,52 m/s dapat menghasilkan meningkat.
tegangan keluaran 78,47 volt AC. Pada Tegangan keluaran dari generator ini
Gambar 5.17 ditunjukkan grafik rata-rata merupakan tegangan AC sehingga perlu
kecepatan angin mulai pukul 08.00 – dirubah menjadi tegangan DC melalui
16.00, sedang Gambar 3.1 diperlihatkan rangkaian pengendali dan selanjutnya
grafik keluaran tegangan generator keluaran dari pengendali ini di hubungkan
terhadap kecepatan angin. untuk mengisi Accu. Keluaran dari
pengendali ini dihubungkan pula ke
rangkaian inverter untuk dirubah menjadi
tegangan AC 220.

5
ISSN XX-XX

3.2 Analisa Perhitungan Daya Keluaran Dengan Poros Ganda” Prosiding Seminar
Maksimum Nasional Fisika / VOLUME IV,
Sebelum dilakukan perhitungan daya OKTOBER 2015, SSN: 2339-0654 e-
ISSN: 2476-9398
keluaran maksimum, pada penelitian ini
kapasitas baterei/accu yang digunakan Desriansyah, “ Analisis Teknis Sudu
adalah 24 volt/7,2 AH. Sehingga daya Kincir Angin Tipe Sumbu Horizontal
ideal inverter adalah: Dari Bahan Fibreglass, Indralaya,, 2006.
Daya ideal inverter = 24Vx 1,2 AH= 172 Dita Rama Insiyanda, dkk, Prototipe
watt. Turbin Angin Sumbu Tegak Sebagai
Dengan asumsi baterei/accu mengalami Pembangkit Tenaga Listrik Ramah
disefisiensi sebesar 20%, Maka daya Lingkungan, Prosiding Seminar
maksimum Inverter menjadi = (7,2 – Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015
20%) x 24 volt. Daya Inverter = (7,2 – Volume IV, Oktober 2015 ISSN: 2339-
0654 ISSN: 2476-9398.
1,44)x24 = 5,76 x 24 = 138,24 Watt.
Sehingga efisiensi daya inverter = Hasyim Asy’ari dkk, “ Desain Prototipe
(138,24/172,4) x 100% = 80% Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Dengan Turbin Horisontal Dan Generator
4. SIMPULAN Magnet Permanen Tipe Axial Kecepatan
Kincir angin mampu mengikuti Rendah” Prosiding Seminar Nasional
datangnya arah angin sehingga hasil yang Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST)
diperoleh cukup maksimal. Hasil Periode III ISSN: 1979-911X,
pengukuran kecepatan angin untuk lokasi Yogyakarta, 3 November 2012
penempatan di depan gedung
Tjukup Marnoto,“Perancangan kincir
laboratorium Jurusan Teknik Elektro
angin axis vertikal tipe baru untuk
Fakultas Teknik Universitas Tidar
generator listrik tenaga angin” Prosiding
diperoleh rata-rata kecepatan angin
Seminar Nasional Teknik Kimia
sebesar 1,53 m/s dan tidak mampu
“Kejuangan” ISSN 1693 – 4393,
menghasilkan tegangan keluaran,.
Yogyakarta, 2010.
Sedangkan untuk lokasi penempatan
kincir angin di atas gedung lantai 4 Puji Setiono. 2006. “ Pemanfaatan
Fakultas Ekonomi Universitas Tidar rata- Alternator Mobil Sebagai Pembangkit
rata kecepatan angin yang diperoleh 5,52 ListrikTenaga Angin “.Teknik Elektro,
m/s dan dapat menghasilkan tegangan FakultasTeknik niversitas Negeri
keluaran 78,47 volt AC. Generator akan Semarang.
menghasilkan tegangan keluaran minimal
kecepatan angin sebesar 2,5 m/s. Daya Suharsimi Arikunto. 1997. Prosedur
maksimal yang dihasilkan 172 watt Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.
dengan efisiensi daya inverter sebesar
80% atau 138,24 watt. Syafrie dkk. 2013. Rancang banun
pembangkit listrik tenaga angin (PLT
5. REFERENSI Bayu) sumbu horizontal dengan daya
Chamdani Irwan Saputra dkk, terpasang 200 watt” Hipotesis Tahun ke 5
“Pengembangan Turbin Angin Sumbu No 1 januari-April 2013. Akademik
Vertikal Tipe Triple-Stage Savonius Teknik Sorowako.

Anda mungkin juga menyukai