Landasan Teori Endokrin
Landasan Teori Endokrin
Insulin dan glukagon adalah dua hormon utama yang mengatur mobilisasi dan
penyimpanan bahan bakar. Fungsi keduanya adalah untuk memastikan bahwa sel mendapat
pasokan glukosa, asam lemak dan asam amino secara terus menerus untuk membentuk ATP
dan untuk memelihara sel. Karena sebagian besar jaringan memerlukan glukosa untuk
menghasilkan ATP dan untuk membentuk prekursor jalur lain, insulin dan glukagon harus
mempertahankan kadar glukosa darah yang mendekati 80 – 100 mg/dl. Pemeliharaan kadar
glukosa darah yang homeostasis memerlukan kedua hormon ini untuk mengatur metabolisme
karbohidrat, lemak dan asam amino sesuai kebutuhan dan kapasitas dari masing – masing
jaringan. Pada orang dewasa umumnya dibutuhkan ± 190 gram glukosa (150 gram untuk
otak dan 40 gram untuk jaringan) setiap harinya.Kadar glukosa yang rendah dalam darah
dapat menyebabkan Hipoglikemia (< 40 – 50 mg/dL). Sedangkan kadar glukosa dalam darah
yang tinggi (> 140 mg/dL) dapat menyebabkan Hiperglikemia.
Konsentrasi insulin dan glukagon dalam darah mengatur penyimpanan dan mobilisasi
bahan bakar. Insulin dikeluarkan sebagai respons terhadap ingesti karbohidrat, mendorong
penggunaan glukosa sebagai bahan bakar serta untuk penyimpanan glukosa sebagai glikogen
dan lemak. Insulin adalah hormon anabolik utama dalam tubuh yang berperan mengatur
metabolisme karbohidrat dan lemak dalam tubuh. Selain meningkatkan penyimpanan bahan
bakar, insulin juga meningkatkan sintesis dan pertumbuhan sel. Insulin mengaktifkan sel
dalam hati, otot, dan jaringan lemak untuk mengambil glukosa dari darah untuk kemudian
dirubah dan disimpan dalam bentuk glikogen dalam hati dan otor. Kadar insulin akan
menurun seiring dengan penyerapan dan penggunaan glukosa oleh jaringan. Sedangkan
glukagon merupakan hormon utama yang bekerja secara antagonis (berlawanan) dengan
insulin. Glukagon berkurang sebagai respons terhadap makanan karbohidrat dan meningkat
ketika sedang berpuasa. Konsentrasi glukagon meningkat apabila tidak adanya glukosa dalam
makanan sehingga glukagon akan mendorong pembentukan glukosa melalui glikogenolisis
dan glukoneogenesis. Hormon Epinefrin dan Kortisol memiliki efek yang sejalan dengan
glukagon dan berlawanan dengan efek metabolisme yang ditimbulkan oleh insulin.
Insulin mengawali kerjanya dengan berikatan dengan suatu reseptor di membran plasma
sel sasaran. Reseptor insulin memiliki 2 jenis subunit, yaitu subunit alfa yang berikatan
dengan insulin dan subunit beta yang terentang menembus membran dan menonjol ke dalam
sitosol. Bagian sitosolik subunit beta memiliki aktifitas tirosin kinase. Sewaktu berikatan
dengan insulin, tirosin kinase memfosforilasikan residu tirosin pada subunit beta serta
beberapa enzim lain di dalam sitosol. Substrat utama untuk fosforilasi reseptor, substrat
reseptor insulin (IRS-1), kemudian mengenali dan berikatan dengan berbagai protein
transduksi sinyal di daerah yang disebut sebagai ranah SH2. IRS-1 ikut serta dalam banyak
respons fisiologis terhadap insulin, tetapi mekanisme kerja insulin dari titik ini sampai efek
akhir pada enzim dan protein transport pada metabolisme karbohidrat masih belum diketahui
pasti. Hasil kerja insulin adalah sejumlah respons sel spesifik-jaringan yang dapat
dikelompokan menjadi 5 kategori, yaitu :
Insulin melawan fosforilasi yang dirangsang oleh glukagon
Insulin bekerja melalui jenjang fosforilasi yang merangsang fosforilasi beberapa
enzim
Insulin menginduksi dan menekan sintesis enzim spesifik
Insulin bekerja sebagai faktor pertumbuhan dan memliki efek perangsangan umum
terhadap sintesis protein
Insulin merangsang transport glukosa dan asam amino ke dalam sel
Kemampuan insulin melawan fosforilasi yang dirangsang oleh glukagon seolah – olah
karena insulin menurunkan cAMP dan merangsang fosfatase yang dapat mengeluarkan fosfat
yang ditambahkan oleh protein kinase A. Pada kenyataannya, mekanisme kerjanya jauh lebih
rumit.
Insulin
Insulin terikat pada protein reseptor spesifik di atas membrane sel dan meningkatkan
transport glukosa ke sel. Hnya sel beta (hepatosit) dan sel SSP yang tidak memerlukan
insulin. Interaksi insulin dengan tempat reseptornya merupakan proses dinamik. Bila
konsentrasi insulin berubah untuk jangka waktu yang lama, maka tempat reseptor yang
tersedia dan afinitas peningkatannya untuk molekul, berkompensasi untuk memungkinkan
kecepatan transport glukosa yang stabil terus menerus. Sebaliknya, bila jumlah afinitas
reseptor berkurang maka akan terjadi resistenis insulin.
Metabolisme Insulin
Sekresi Insulin
Sekresi Insulin di regulasi oleh konsentrasi glukosa yang ditampilkan ke sel beta,
sehingga dipengaruhi oleh kecepatan metabolisme glukosa intrasel. Pelepasan insulin juga
dirangsang oleh adanya zat gizi lain seperti asam amino dan asam lemak bebas. Faktor
hormone dan saraf juga merupakan perantara sel beta dan hormone usus yang dilepaskan oleh
makanan dan polipeptida-insulin lambung (GIP), yang meningkatkan respon insulin terhadap
glukosa. Efek regulasi dari usus pada fungsi sel beta ini dinamai sumbu enteroinsular.
Stimulasi koligernik meningkatkan pelepasan insulin, sedangkan rangsangan simpatis
menghambat sekresi insulin. Pada pancreas normal, ada cadangan fungsional sekresi insulin
yang besar, diperlukan perusakan atau pembuangan lebih dari 80 % massa sel beta sebelum
terjadi Diabetes Mellitus.
Mekanisme Glukagon
Glukagon pancreas pada hakekatnya berfungsi dalam bentuk timbal balik terhadap
insulin. Pelepasannya dari sel alfa dirangsang oleh hipoglikemia serta ditekan oleh
hiperglikemia dan hiperinsulinemia. Glukagon mengaktivasi pemecahan glikogen melalui
defosforilasi glukosa-1-fosfat dan mempercepat glukoneogenesis, sehingga menyebabkan
produksi glukosa endogen dan kadar glukosa plasma meningkat. Dalam keadaan stress
fisiologi atau peningkatan kebutuhan metabolic, proses ini bermanfaat dan bertindak sebagai
pemberi bahan bakar metabolic tambahan ke semua jaringan. Sekresi glucagon meningkat
selama stress akut bersama dengan kortisol. Bila hormone stress ini dirangsang oleh
hipoglikemia, maka disebut sebagai hormone kontraregulasi, karena menyebabkan kebalikan
dari penurunan glukosa plasma.
Sekresi Glukagon
Sekresi Glukagon juga dirangsang oleh asam amino, khususnya arginin dan alanin
serta oleh norepinefrin. Asam lemak bebas menghambat pelepasan glucagon. Perangsangan
hormone sebenarnya bagi pelepasan glucagon belum di konfirmasi. Pada orang normal,
menkonsumsi karbohidrat menyebabkan penurunan kadar glucagon karena terjadi pelepasan
insulin. Tetapi pada orang yang menderita diabetes mellitus, respon glucagon terhadap zat
gizi ini meningkatkan paradoksal yang mengakibatkan hiperglikemia. Glukagon bersifat
lipolitik dan mempercepat metabolisme asam lemak. Melalui proses ini, glucagon
menimbulkan ketoasidosis pada diabetes yang tidak terkendali. Dalam dosis farmakologi,
glucagon memperlihatkan efek inotrofik pada jantung, peristaltic lampung dan duodenum
yang lambat serta relaksasi sfingter Oddi. Metabolisme glucagon timbul di dalam ginjal dan
dalam tingkat yang lebih kecil di dalam hati.
Daftar pustaka
Marks, Dawn B dkk. Biokimia Kedokteran Dasar. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta:
2000
Sabiston. Buku Ajar Bedah. Penerbit Buku Kedokteran EGC (Bagian 2). Jakarta: 1994