Anda di halaman 1dari 2

Mikroskopi

Perkembangan instrument yang kemampuan melebihi indra manusia berjalan seiring kemajuan
sains. Penemuan dan kemajuan awal tentang sel menjadi maju berkat penciptaan mikroskop tahu 1590
dan peningatan mutu alat tersebut tahun 1600-an. Mikroskop masih menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari penelitian sel.

Mikroskop yang pertama kali digunakan ilmuwan (saintis) zaman Reinsans, dan mikroskop yang
mungkin anda gunakan di Laboratorium merupakan mikroskop cahaya. Dalam mikroskop cahaya (Light
microscope LM) cahaya dapat diteruskan melalui specimen dan diteruskan melalui lensa kaca. Lensa ini
merefraksi (membengkokkan) cahaya sedemikian rupa sehingga citra specimen diperbesar sehingga
besar ketika diproyeksikan ke mata, ke film fotografi atau sensor digital, atau kelayar video.

Dua parameter penting dalam mikroskop (teknik-teknik dalam penggunaan mikroskop) adalah
perbesaran dan daya resolusi (atau resolusi saja) atau daya urai. Perbesaran (magnification) adalah
perbandingan citra objek dengan ukuran sebenarnya. Resolusi adalah ukuran kejelasan citra, jarak
minimum yang dapat memisahkan dua titiksehingga masih bisa dibedakan sebagai dua titik. Misalnya,
benda yang tampak oleh mata telanjang sebagai satu bintang dilangit mungkin diresolusi sebagai
bintang kembar oleh teleskop.

Seperti daya resolusi mata yang terbatas, mikroskop cahaya tidak dapat meresolusi detail yang
lebih keci dari 0,2 mikrometer, atau 200 nanometer (nm), seukuran dengan bakteri kecil, berapapun
factor perbesarannya. Resolusi ini dibatasi oleh panjang gelombang cahaya terpendek yang digunakan
untuk menyinari spesimen. Mikroskop cahaya dapat memperbesar secara efektif sekitar 1.000 kali dari
ukuran asli spesimen. Pada perbesaran yang lebih tinggi, detail tambahan tidak lagi dapat dilihat dengan
jelas. Parameter terpenting ketiga dalam mikroskop adalah kontras, yang mempertajam perbedaan
dalam bagian-bagian dari sampel. Faktanya, sebagian besar peningkatan mutu mikroskopi cahaya dalam
seratus tahun terakhir melibatkan metode-metode terbaru dalam peningkatan kontras, misalnya
pewarnaan atau pelabelan komponen-komponen sel agar terlihat menonjol.

Dinding sel pertama kali terlihat oleh Robert Hooke pada tahun 1665 ketika ia mengamati sel-sel
mati pepagan pohon ek dengan mikroskop. Namun diperlukan lensa hebat buatan Antoni van
Leeuwenhoek untuk memvisulisasikan sel hidup. Bayangkan ketertakjuban Hooke ketika ia
mengunjungan van Leeuwenhoek pada tahun 1674 dan terungkaplah baginya dunia mikroorganisme
apa yang disebut tuan rumah sebagai ‘animakulkula yang amat kecil’. Terlepas dari pengamatan awal ini,
sebagian besar struktur subselular termasuk organel (organelle ), yang merupakan kompartemen
terselubung membranran- terlalu kecil untuk diresolusi dengan mikroskop cahaya.

Biologi sel maju pesat pada tahun 1950-an ketika mikroskop electron diperkenalkan. Sebagai
ganti pemakaian cahaya, mikroskop electron (electron microscope, EM) memfokuskan seberkas
electron melalui spesimen atau pada permukaannya. Resolusi berbanding terbalik dengan panjang
gelombang yang digunakan mikroskop untu mencitra, dan berkas electron memiliki panjang gelombang
yang jauh lebih pendek daripada cahaya tampak. Mikroskop electron modern secara teoritis dapat
mencapai resolusi sekitar 0,002 nm, walaupun untuk kegunaan praktis biasanya mikroskop semacam ini
tidak dapat meresolusi struktur biologisyang lebih kecil daripad 2 nm. Tetap saja, resolusi ini merupakan
peningkatan seratus kali lipat dari mikroskop cahaya. Istilah ultrastruktur sel mengacu pada anatomi
selular yang terungkap melalui mikroskop electron.

Mikroskop electron payar (scanning electron microscope, SEM) khususnya berguna untuk
penellitian terperinci mengenai permukaan spesimen. Berkas electron memindai permukaan sampel,
yang biasanya dilapisi selapis tipis emas. Berkas tersebut mengeksitasi electron pada permukaan, dan
menerjemahkan pola electron menjadi sinyal eletronik kelayar video. Hasil yang diperoleh adalah citra
topografi spesimen. SEM memiliki medan kedalaman yang besar, menghasilkan cintra yang tampak
bersedimensi tiga.

Mikroskop electron transisi ( transmission electron microscope, TEM) digunakan untuk


mempelajari ultrastruktur internal sel. TEM mengarahkan berkas electron melalui irisan spesimen yang
sangat tipis., mirip dengan cara mikroskop cahaya meluruskan cahaya melalui objek (slide). Spesimen ini
telah diwarnai dengan atom-atom logam berat, yang melekat ke struktur selular tertentu, sehingga
meningkatkan densitas (kerapatan) atom dibeberapa bagian sel melebihi bagian lain. Elektron yang
melewati spesimen lebih banyak yang dihamburkan diwilayah yang berdensitas tinggi, sehingga lebih
sedikit yang diteruskan. Citra menampilkan pola electron yang diteruskan. Sebagai ganti penggunaan
lensa kaca, TEM menggunakan elektromagnetik sebagai lensa untuk membengkokkan jalur electron, dan
akhirnya memfokuskan citra ke layar untuk dilihat atau ke film fotografi. Bebebrapa mikroskop
dilengkapi dengan kamera digital untuk memotret citra dilayar, yang memilliki detector digital untuk
menggantikan layar sekaligus kamera.

Mikroskop electron mengungkapkan banyak organel dan struktur subselular yang lain yang tidak
mungin diresolusi dengan mikroskop cahaya. Namun mikroskop cahaya menawarkan beberapa
kuntungan, terutama dalam mempelajari sel hidup. Salah satu kekurangan mikroskop electron adalah
bahwa metode yang digunakan untuk menyiapka spesimen ternyata membunuh sel. Selain itu,
penyiapan spesimen dapat menimbulkan artifak, fitur structural yang terlihat di mikrograf namun tidak
ada pada sel hidup ( seperti juga pada semua teknik mikroskopi). Mulai dari sekarang mikrograf dibuku
ini didentifikasi berdasarkan tipe mikroskopi; LM untuk mikrograf cahaya, SEM untuk mikrograf electron
payar, dan TEM untuk mikrograf transmisi. Selain itu, citra mikrograf mungkin diwarnai secara buatan
untuk menyoroti struktur-struktur tertentu.

Mikroskop merupakan alat terpenting dalam sitologi (cytology), bidang mempelajari struktur sel.
Namun sekedar , menjelaskan beranea ragam organel dan struktur-struktur lainnya dalam sel hanya bisa
sedikit mengungkapkan fungsi-fungsinya. Biologi sel modern berkembang dari integrasi sitologi dengan
biokimia (biochemistry), bidang yang mempelajari molekul dan proses-proses kimia (metabolism) sel.

Anda mungkin juga menyukai