Assalamualikum Wr. Wb
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya serta
memudahkan kelompok kami dalam menyelesaikan tugas kuliah dalam pembelajaran
Keperawatan Komplementer yaitu makalah yang berjudul “Promosi Kesehatan Pada Anak
Dan Bayi” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Terimakasih kepada dosen kami yang sudah membimbing dalam pembuatan makalah
ini dan kami juga berterimakasih kepada rekan mahasiswa yang telah memberikan kritik dan
saran untuk makalah kami. Semoga makalah ini memenuhi kriteria penilaian dan bermanfaat
bagi pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penyusun
Daftrar Isi
1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 36
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DEPARTEMEN Kesehatan (Depkes) mengungkapkan rata-rata per tahun
terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia sebelum umurnya genap 1
tahun. Data bersumber dari survei terakhir pemerintah, yaitu dari Survei Demografi
Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI). Berdasarkan survei lainnya, yaitu Riset Kesehatan
Dasar Depkes 2007, kematian bayi baru lahir (neonatus) merupakan penyumbang
kematian terbesar pada tingginya angka kematian bayi (AKB). Setiap tahun sekitar 20
bayi per 1.000 kelahiran hidup terenggut nyawanya dalam rentang waktu 0-12 hari
pascakelahirannya. Beberapa data juga menyebutkan bahwa remaja negeri tidak terlepas
dari pergaulan yang membuat generasi semakin terpuruk.
Berbagai penyakit menular seksual,maraknya pemakaian Narkoba merupakan
pemicu utama yang harus benar-benar menjadi perhatian pemerintah.Dalam hal ini tenaga
kesehatan titik utama sebagai pemberi informasi yang merupakan perantara dari
pemerintah,juga diperlukan upaya dari semua pihak baik pemerintah, tenaga kesehatan
terutama Bidan dalam berbagai aspek asuhan, serta promosi kesehatan guna
pemberdayaan masyarakat yang peduli akan kesehatan individu dan keluarga. Untuk
lebih jelasnya akan kami bahas pada Bab II Pembahasan.
B. Rumusan masalah
a) Apa pengertian Promosi Kesehatan ?
b) Bagaimana Promosi kesehatan pada anak ?
c) Bagaimana Promosi Kesehatan pada remaja ?
C. TUJUAN
a) Mengetahui pengertian Promosi Kesehatan
b) Mengetahui promosi kesehatan pada anak
c) Mengetahui promosi kesehatan pada remaja
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
B. Promosi Kesehatan pada Anak Balita
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu periode
usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai
dengan lima tahun,atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Anak
usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia
prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan
perkembangannya. Lingkup promosi kesehatan terhadap anak balita meliputi ASI,
gizi/nutrisi, pertumbuhan, perkembangan, interaksi dan sosialisasi
A. ASI
Untuk pertumbuhan balita dan apras dengan baik zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan
yaitu:
1. Protein, dibutuhkan 3-4 gram/kilogram BB
2. Calsium (Cl)
3. Vitamin D, tetapi karena Indonesia berada didaerah tropis, maka hal ini tidak
begitu menjadi masalah
4. Vitamin A dan K yang harus dierikan sejak postnatal
5. Fe (Zat besi) diperlukan, karena di dalam proses kelahiran sebagian Fe ikut
terbuang.
B. Gizi/Nutrisi
Anak balita dan anak pra sekolah juga merupakan kelompok umur yang rawan
gizi dan rawan penyakit. Kelompok ini yang merupakan kelompok umur yang paling
menderita akibat gizi, dan jumlahnya dalam populasi besar. Beberapa kondisi atau
anggapan yang menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara
lain sebagai berikut :
1. Anak balita atau prasekolah baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi
kemakanan orang dewasa.
2. Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik, atau ibunya sudah bekerja
penuh, sehingga ibu sudah berkurang.
3. Anak balita sudah mulai main ditanah, dan sudah dapat main diluar rumahnya
sendiri, sehingga lebih terpapar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang
memungkinkan untuk terinfeksi dengan bebagai macam penyakit.
5
C. Pertumbuhan dan perkembangan
1. Aspek Bahasa.
Menginjak tahun keempat sudah menyebutkan warna,menggambar dengan
member komentar tentang gambarannya.
2. Aspek Sosial
Pada tahun ketiga anak sudah mulai berpakaian sendiri,mulai bermain dengan
atuarannya sendiri.Pada tahun keempat anak sudah cenderung mandiri dan keras
kepala atau tidak sabar,agresif secara fisik dan vweerbal,mendapat kebanggan
dalam pencapaian.
3. Aspek Kognitif
Tahun ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung egosentrik dalam
berfikir dan berperilaku,mulai memahami waktu. Tahun keempat anak berada
pada fase inisiatif,memahami waktu lebih baik,menilai sesuatu menurut
dimensinya.
4. Perkembangan fisik
Pertambahan berat badan menurun, terutama diawal balita. Hal ini terjadi karena
anak menggunakan banyak energi untuk bergerak.
5. Psikomotor
Terjadi perubahan yang cukup drastis dari kemampuan psikomotor anak yang
mulai terampil dalam pergerakannya (lokomotion). Mulai melatih kemampuan
motorik kasar misalnya berlari, memanjat, melompat, berguling, berjinjit,
menggenggam, melempar yang berguna untuk mengelola keseimbangan tubuh
dan mempertahankan rentang atensi.
Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai terlatih
seperti menulis, menggambar, menggunakan gerakan pincer yaitu memegang
benda dengan hanya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang
alat tulis atau mencubit serta memegang sendok dan menyuapkan makanan
kemulutnya, mengikat tali sepatu.
6
D. Interaksi
Pada periode usia ini balita mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan
sosial diluar keluarga, pada awal masa balita, bermain bersama berarti bersama-sama
berada pada suatu tempat dengan sebaya, namun tidak bersama-sama dalam satu
permainan interaktif.
E. Sosialisasi
Anak prasekolah senang berteman dan bersosialisasi. Hanya saja, tak semua anak
nyaman dan mudah memulainya. Ada yang butuh dukungan dan stimulasi terlebih
dahulu. Disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk memberi dukungan
1. Bimbing di awal
Sebagai awal, tak ada salahnya Anda melibatkan diri saat anak bermain bersama
temannya.
2. Pemanasan dulu
anak nyaman berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan baru, misalnya
prasekolah, ia butuh kesempatan mengenal lingkungannya terlebih dahulu.
3. Kenalan dulu
Apabila anak akan masuk kelompok bermain atau TK di tahun ajaran baru, tak
ada salahnya Anda mencari tahu siapa saja calon teman-teman sekelasnya.
4. Support dan reward
Tentu saja keberhasilan anak menghalau hambatan berinteraksi dengan teman
perlu diberi imbalan berupa penghargaan dan pujian.
7
C. Promosi Kesehatan Pada Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari anak-2 menuju dewasa.
Umumnya antara usia 12-18 tahun. Selain itu merupakan periode kematangan
seksual yang merubah anak secara biologi menjadi dewasa yang memiliki
kemampuan bereproduksi. Dengan kata lain merupakan periode transisi, tumbuh,
kembang dan “kesempatan”. Perkembangan seksual pada remaja (Fundamental of
Nursing , Potter & Perry. 2005) :
a. Perubahan fisik
1) Ditandai dengan perkembangan payudara, bisa dimulai paling muda umur 8-
10 th.
2) Meningkatnya kadar estrogen mempengaruhi genitalia, antara lain: uterus
membesar, vagina memanjang, mulai tumbuhnya rambut pubis dan aksila, dan
lubrikasi vagina baik spontan maupun akibat rangsangan.
3) Menarke sangat bervariasi, dapat terjadi pada usia 8 tahun dan tidak sampai
usia 16 tahun. Siklus menstruasi pada awalnya tidak teratur dan ovulasi
mungkin tidak terjadi saat menstruasi pertama.
8
5) Remaja yang kemudian mengenali preferensi mereka sebagai homoseksual yang
jelas akan merasa dan kebingungan sehingga membutuhkan banyak dukungan
dari berbagai sumber (Bimbingan Konselor, penasihet spiritual, keluarga,
maupun profesional kesehatan mental).
9
D. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada anak dan remaja perempuan
Anak dan remaja membutuhkan edukasi akurat dan komprehensif tentang
seksualitas untuk praktik perilaku seksual sebagai orang dewasa. Kini, eksploitasi atau
risiko aktivitas seksual mungkin menjadi masalah kesehatan dan social seperti
kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit menular seksual meliputi HIV/AIDS.
Strategi untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada anak dan remaja
perempuan.
1. Letakkan pendidikan seksual dalam tatanan kehidupannya
2. Menganjurkan untuk menawarkan pendidikan seksualitas dan topik tentang
seks yang berhubungan issue saat ini.
3. Menyediakan pendidikan seksualitas dengan mempercayai dan mengakui
pasien sebagai individu dan isu serta nilai dalam keluarga..
4. Khusus menyediakan,kepercayaan,budaya sensitif dan konseling yang tidak
ternilai tentang isu penting seksualitas (konseling umum,pencegahan
kehamilan tidak diinginkan,strategi pencegahan penyakit menular HIV/AIDS)
5. Menyediakan konseling yang tepat atau pencerahan-pencerahan pada anak dan
remaja dengan isu khusus dan jadi perhatian (Gay, lesbian, biseksual anak
muda)
6. Pelayanan ginekolgi rutin disediakan untuk remaja putri yang menjalani
perilaku seksual. Skrining untuk kanker serviks dan PMS akan diberikan pada
perempuan yang menjalani seksual aktif.
7. Menjadikan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan seksual
disekolah,institusi keagamaan,dan komunitas lainnya.
8. Bekerja sama dengan perencana masyrakat (LSM) untuk meningkatkan
strategi yang menyeluruh untuk menurunkan kejadian perilaku seksual yang
tidak aman dan hasil yang merugikan.
10
E. Kondisi Kesehatan Yang Ditampilkan Remaja
Remaja putri yang peduli sistem perawatan kesehatan biasanya melakukan
skrining (pap smear dimulai pada usia 18 atau ketika sudah mulai melakukan
aktivitas seksual). Masalah ginekology sering disamakan dengan mens (perdarahan
yang tidak teratur atau dimenore), vaginitis atau leukorea, PMS, kontrasepsi dan
kehamilan).
Kehamilan pada remaja : kehamilan pada remaja usia 16 tahun atau remaja sering
diperkenalkan stress tambahan pada periode yang penuh dengan stress. Level
pencegahan penyakit pada anak dan remaja perempuan:
1. Primary prevention: immunisasi lanjutan (Vaksin HPV) atau pendidikan
kesehatan/konseling tentang nutrisi, rokok, sexual education, alcohol,
managemen stress.
2. Secondary prevention: Screening test ; pemeriksaan payudara sendiri sejak
anak mulai mendapatkan mestruasi, pap smear bagi remaja yang telah
melakukan hubungan seksual aktif, tes kolesterol, pemeriksaan Hb
3. Tertiary prevention: pendidikan pada pasien untuk menurunkan kondisi
sakit dan megoptimalkan kemampuan yang dimiliki, misalnya
mengoptimalkan kemampuan anak yang menderita kanker.
2. ABORSI
Aborsi adalah berakhirnya atau gugurnya kehamilan sebelum
kandungan mencapai usia 20 minggu, yaitu sebelum janin dapat hidup
diluar secara mandiri ( Munajat, N.,2000). Aborsi adalah terminasi
(penghentian) kehamilan yang disengaja ( abortus provokatus ), yakni
kehamilan yang diprovokasi dengan berbagai macam cara sehingga terjadi
11
pengguguran. Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan
mengalami hal-hal sebagai berikut :
a. Kehilangan harga diri (82%)
b. Berteriak-teriak histeris (51 %)
c. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
d. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
e. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
f. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
3. HIV/AIDS
HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh
seseorang seperti darah, cairan sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular
oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita
telah menurun.HIV dapat menular ke orang lain melalui :
1. Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa
kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
2. Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian(seperti
pecandu Narkoba)
3. Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV
4. Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat
melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)
12
Cara mencegah AIDS :
1. Tidak berganti-ganti pasangan seksual
2. Pencegahan kontak darah, misalnya pencegahan terhadap penggunaan
jarum suntik yang diulang
3. Dengan formula A-B-C
ABSTINENSIA artinya tidak melakukan hubungan seks sebelum
menikah
BE FAITHFUL artinya jika sudah menikah hanya berhubungan
seks dengan pasangannya saja
CONDOM artinya pencegahan dengan menggunakan alat.
13
6. Jika terjadi pelecehan seksual pada anak, beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Ciptakan kondisi sehingga anak merasa leluasa dalam menceritakan tentang
bagian tubuhnya dan menggambarkan kejadian dengan akurat.
7. Yakinkan anak bahwa orang dewasa yang melakukannya adalah salah, sedangkan
anaknya sendiri adalah benar. Orang tua harus bisa mengkontrol ekspresi
emosional didepan anak (Perry & potter, 2005).
Pada usia remaja, informasi faktual tentang seksual dan aktivitas seksual sangat
penting tetapi lebih penting dengan bimbingan tentang penilaian diri atau sistem
kepercayaan untuk digunakan sebagai kerangka kerja untuk mengambil
keputusan Lingkup kesehatan keluarga merupakan bagian yang paling baik untuk
memberikan pendidikan kepada anak dan remaja.Orangtua perlu memahami
pentingnya pemebrian informasi, berbagai nilai yang dianut dalam keluarga, dan
meningkatkan kemampuan untuk membuat keputusan.Remaja akan membuat
keputusan utnuk dirinya sendiri dan harus bertanggung jawab terhadap
keputusannya (Gilles, 1998) Pada masa ini remaja mungkin pertama kali mencari
perawatan kesehatan tanpa didampingi orangtua. Agar intervensi pada kelompok
usia ini bisa efektif harus diperhatikan beberapa hal antara lain:
1. Ciptakan lingkungan yang menunjukan kasih sayang, saling percaya, serta
kesediaan untuk mendengar
2. Klarifikasi dan hormati masalah yang bersifat rahasia
3. Perawat kesehatan reproduktif hendaknya memiliki pengetahuan yang
mendalam mengenai perkembangan remaja.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu; Promosi
kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup
mereka sehat optimal. Upaya promosi kesehatan merupakan tanggung jawab kita
bersama, bahkan bukan sektor kesehatan semata, melainkan juga lintas sektor,
masyarakat dan dunia usaha. Promosi kesehatan perlu didukung oleh semua pihak
yang berkepentingan.
Lingkup promosi kesehatan terhadap anak balita meliputi ASI, gizi/nutrisi,
pertumbuhan, perkembangan, interaksi dan sosialisasi. Sedangkan lingkup promosi
kesehatan terhadap remaja meliputi Perubahan Fisik, Perubahan Emosi / psikologis,
dan Perkembangan psikologi dan kognitif selama remaja
15
DAFTAR PUSTAKA
Mubaraq, Wahit Iqbal. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika
16