PENGARUH PENGELOLAAN KELAS diantaranya yaitu pendekatan kekuasaan,
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA pendekatan ancaman, pendekatan
PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP 10 kebebasan, pendekatan resep, pendekatan KOTA GORONTALO pengajaran, pendekatan perubahan tingkah laku, pendekatan suasana emosi dan hubungan sosial, pendekatan proses Pendahuluan kelompok, serta pendekatan elektis atau pluralistik. Guru sebagai pengelola kelas Oleh karena itu didalam suatu pembelajaran memerankan fungsi sebagai pengajar atau dibutuhkan sebuah pendekatan dalam motivator dan fasilitator dalam belajar. pengelolaan kelas agar siswa dapat lebih Dalam mendidik siswa guru harus termotivasi dalam belajar. menciptakan pengelolaan kelas yang Pengelolaan kelas yang baik dapat kondusif agar siswa tertarik dalam meningkatkan motivasi belajar siswa sesuai mengikuti pelajaran Ilmu Pengetahuan dengan yang diharapkan. Peran guru Sosial . Pengeloaan kelas yang kondusif memotivasi siswa merupakan salah satu dan menarik dapat memudahkan langkah awal yang harus dilakukan guru tecapainya tujuan pembelajaran. Djamarah dalam mengajar. Situasi dan kondisi kelas dan Zain (2010:173) Mengemukakan bahwa yang termotivasi dapat mempengaruhi pengelolaan kelas adalah keterampilan guru proses belajar maupun tingkah laku siswa. untuk menciptakan dan memelihara kondisi Untuk itu pengelolaan kelas sebagai salah belajar yang optimal dan satu bentuk dari kondisi belajar disekolah mengembalikannya bila terjadi gangguan yang diharapkan mampu menumbuhkan dalam proses belajar mengajar. Jadi motivasi belajar siswa, sebab lingkungan pengelolaan kelas yaitu proses kelas sebagai tempat terjadinya proses pengendalian guna untuk mengatur kelas belajar mengajar yang diharapkan dapat agar terciptanya suasana proses belajar memotivasi siswa dalam melakukan mengajar yang kondusif. aktivitas dan kreativitas dalam kegiatan Pengelolaan kelas yang baik dapat pembelajaran. dilakukan oleh guru untuk meningkatkan Uno (2006:3) mengatakan bahwa motivasi belajar siswa melalui sebuah “Motivasi merupakan dorongan untuk pendekatan. Djamarah dan Zain (2010:179) berusaha mengadakan perubahan tingkah mengemukakan beberapa pendekatan yang laku yang lebih baik dalam memenuhi dapat digunakan dalam pengelolaan kelas kebutuhannya”. Motivasi belajar adalah suatu dorongan belajar untuk mencapai menggunakan media yang menarik dan tujuan belajar. Motivasi dapat diartikan menyenangkan. Motivasi belajar siswa di serangkaian usaha yang menyediakan kelas terlihat belum maksimal,pada kondisi-kondisi tertentu,sehingga seseorang kenyataannya masih ada siswa yang hanya mau dan ingin melakukan sesuatu,dan bila asyik dengan kegiatannya sendiri dan tidak tidak suka maka akan berusaha untuk menghiraukan guru pada saat sedang meniadakan atau mengelakkan perasaan mengajar. tidak suka itu. Selain itu, aktivitas belajar siswa Motivasi mempunyai peranan yang sering terganggu karena banyaknya siswa strategis dalam aktivitas belajar seseorang. yang sering keluar masuk kelas dan bahkan Tak ada seorangpun yang belajar tanpa membuat pembicaraan sendiri saat guru motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak menyampaikan materi,ini membuktikan adanya dorongan untuk melaksanakan bahwa siswa kurang memperhatikan guru kegiatan belajar. Agar peranan motivasi ketika melakukan pengajaran.Hal ini lebih optimal, maka prinsip dan faktor-faktor diakibatkan kurang maksimalnya motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru diketahui, tetapi harus dijalankan dalam pada saat proses pembelajaran. Apabila aktivitas belajar mengajar khususnya dalam seorang guru dalam proses pembelajaran pengelolaan kelas. melakukan pengelolaan kelas dengan baik, Berdasarkan observasi di SMP maka motivasi siswa dalam mengikuti Negeri 10 Gorontalo peneliti mengamati pembelajaran akan meningkat, siswa akan pengelolaan kelas oleh guru belum lebih fokus dalam belajar, serta siswa akan sepenuhya dilakukan secara maksimal. merasa senang dalam mengikuti proses ketika kegiatan belajar mengajar masih pembelajaran pada akhirya berpengaruh berpusat pada guru, belum ada variasi pada hasil belajar siswa. mengajar serta pengaturan tempat duduk Data dan hasil ujian tengah siswa belum maksimal, hal ini terlihat ada semester siswa kelas VIII pada mata siswa yang kecil duduk di belakang, begitu pelajaran IPS di SMP Negeri 10 Kota jaga saat proses pembelajaran jendela Gorontalo ,terlihat dari tingkat kentuntasan kelas tertutup sehingga siswa merasa tidak hasil belajar siswa yang masih di bawah nyaman, serta fasilitas yang berupa media 60% hasil ujian siswa rata-rata masih LCD di sekolah tidak digunakan dalam dibawah nilai standar KKM yakni 75. proses pembelajaran. Siswa akan lebih Hasil observasi data yang diperoleh antusias mengikuti pembelajaran dengan menunjukkan bahawa dari 144 orang siswa hanya terdapat 58 orang siswa yang tuntas perasaan dan juga emosi, untuk kemudian (60%) sedangkan 86 orang siswa yang bertindak atau melakukan belum tuntas (40%) belum mencapai sesuatu.Semuanya didorong karena adanya ketuntasan belajar tujuan, kebutuhan atau keinginan”. Dari uraian di atas maka peneliti Hamalik (Djamarah (2011: 148) tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengemukakan bahwa motivasi belajar formulasi judul :“Pengaruh Pengelolaan dapat diartikan sebagai suatu perubahan Kelas Terhadap Motivasi Belajar Siswa energi didalam pribadi seseorang yang Pada Mata Pelajaran IPS SMP Negeri 10 ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan Kota Gorontalo’’. atau reaksi untuk mencapai tujuan.Berdasarkan dari pendapat para ahli TINJAUAN PUSTAKA diatas, penulis menyimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Siswa untuk mencapai tujuan belajar. Sadirman (2012:73), Mengemukakan bahwa “motif“ dapat 2. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar diartikan sebagai daya upaya yang Aktivitas belajar bukanlah suatu mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan yang dilakukan yang terlepas dari sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai faktor lain. Aktivitas belajar merupakan daya penggerak dari dalam dan didalam kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas raga. Belajar tak akan pernah dilakukan tertentu demi mencapai suatu tanpa suatu dorongan yang kuat baik dari tujuan.Berawal dari kata “motif” itu, maka dalam yang lebih utama maupun dari luar motivasi dapat diartikan sebagai daya sebagai upaya lain yang tak kalah penggerak yang telah menjadi aktif.Motif pentingnya. menjadi aktif pada saat-saat tertentu, Motivasi mempunyai peranan yang terutama bila kebutuhan untuk mencapai strategis dalam aktivitas belajar seseorang. tujuan sangat dirasakan/mendesak. Tak ada seorangpun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak Sadirman(2012:74-75) mengatakan ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi bahwa “Motivasi akan menyebabkan lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi terjadinya suatu perubahan energi yang ada dalam belajar tidak hanya sekedar pada diri manusia, sehingga akan bergayut diketahui, tetapi harus diterangkan dalam dengan persoalan gejala kejiwaan, aktivitas belajar mengajar. (Djamarah : 2008) ada beberapa prinsip motivasi dalam mudah terpengaruh.Oleh karena itu, belajar seperti dalam uraian berikut: motivasi intrinsik lebih utama dalam belajar 1. Motivasi sebagai Dasar Penggerak yang karena anak didik tidak gampang Mendorong Aktivitas terpengaruh dari luar serta semangat Belajar.Seseorangmelakukan aktivitas belajarnya sangat kuat. belajar karena ada yang 1. Motivasi Berupa Pujian Baik dari pada mendorong.Motivasilah sebagai dasar Hukuman pengeraknya yang mendorong Meski hukuman tetap diberlakukan seseorang untuk belajar.Seseorang yang dalam memicu semangat belajar anak didik, berminat untuk belajar belum sampai tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pada tataran motivasi belum pujian.Setiap orang senang dihargai dan menunjukkan aktivitas nyata. Minat tidak suka dihukum dalam bentuk apapun merupakan kecenderungan psikologis juga. Memuji orang lain berarti memberikan yang menyenangi sesuatu objek, belum penghargaan atas prestasi kerja orang lain. sampai melakukan kegiatan. Namun, 2. Motivasi Berhubungan Erat dengan minat adalah alat motivasi dalam Kebutuhan dalam Belajar Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh belajar. 2. Motivasi intrinsik Lebih Utama dari pada anak didik adalah keinginannya untuk Motivasi Ekstrinsik dalam BelajarDari menguasai sejumlah ilmu seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih pengetahuan.Oleh karna itulah anak didik banyak memutuskan memberikan belajar. Karena bila tidak belajar berarti motivasi ekstrinsik kepada setiap anak anak didik tidak akan mendapat ilmu didik.Tidak pernah ditemukan guru yang pengetahuan. Motivasi dapat Memupuk tidak memakai motivasi ekstrinsik dalam Optimisme dalam BelajarAnak didik yang pengajaran. Anak didik yang malas mempunyai motivasi dalam belajar selalu belajar sangat berpotensi untuk yakin dapat menyelesaiakan setiap diberikan motivasi ekstrinsik oleg guru pekerjaan yang dilakukan.Dia yakin bahwa supaya dia rajin belajar. belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya Efek yang tidak diharapkan dari kini, tetapi juga dihari-hari mendatang. pemberian motivasi ekstrinsik adalah 3. Motivasi Melahirkan Prestasi dalam kecenderungan ketergantungan anak didik Belajar Dari berbagai hasil penelitian selalu terhadap segala sesuatu di luar menyimpulkan bahwa motivasi dirinya.Selain kurang percaya diri, anak mempengaruhi prestasi belajar.Tinggi didik juga bermental pengharapan dan rendahnya motivasi selalu dijadikan oleh guru untuk membelajarkan anak indikator baik buruknya prestasi belajar didiknya seseorang anak didikAnak didik Djamarah dan Zain (2013: 173) menyenangi mata pelajaran terutama pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru dengan senag hati mempelajari mata untuk menciptakan dan memelihara kondisi pelajaran itu. belajar yang optimal dan 3. Pengertian Pengelolaan Kelas mengembalikannya bila terjadi gangguan Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas dalam proses belajar mengajar. Dengan guru yang tidak pernah ditinggalkan . Guru kata lain ialah kegiatan-kegiatan untuk selalau mengelolaa kelas ketika dia menciptakan dan mempertahankan kondisi melaksanakan tugasnya. Pengelolaan kelas yang optimal bagi proses belajar mengajar. dimaksudkan untuk menciptakan Suatu kondisi belajar yang optimal dapat lingkungan belajar yang kondusif bagi anak tercapai jika guru mampu mengatur anak didik sehingga tercaapai tujuan didik dan sarana pengajaran serta pembelajaran secara efektif dan efesien. mengendalikannya dalam suasana yang Ketika kelas tergaanggu ,guru berusaha menyenangkan untuk mencapai tujuan mengembalikanya agar tidak menjadi pengajaran. penghalang bagi proses belajar mengajar. Rohani (2004: 123) mengemukakan Dalam konteks yang demikian itulah kiranya pengelolaan kelas menunjukan kepada pengelolaan kelas penting untuk diketahui kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan oleh siapa pun juga menerjunkan dirinya mempertahankan kondisi yang optimal bagi kedalam dunia pendidikan. terjadinya proses belajar “(pembinaan Pengelolaan kelas dalam bahasa “raport” penghentian tingkah laku peserta inggris diistilahkan sebagai classroom didik yang menyelewengkan perhatian management, itu berarti istilah pengelolaan kelas, pemberian ganjaran pada ketepatan identik dengan manajemen.Pengertian waktu, penyelesaian tugas oleh ketepatan pengelolaan atau manajemen pada umunya normal kelompok yang produktif dan yaitu kegiatan-kegiatan meliputi sebagainya)”. Pengelolaan kelas yang baik perencanaan, pengorganisasian, akan membuat siswa merasa nyaman pengarahan, pengawasan, dan penilaian. dalam proses pembelajaran dan kelas Pengelolaan kelas merupakan suatu menjadi tidak membosankan sehingga kegiatan yang dengan sengaja diciptakan suasanan kelas menjadi lebih kondusif untuk belajar. Hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa intelektual dalam kelas.Fasilitas yang dengan siswa merupakan syarat disediakan itu memungkinkan siswa belajar keberhasilan pengelolaan dan bekerja, terciptanya suasana disiplin, kelas.Pengelolaan kelas dalam hal ini perkembangan intelektual, emosional dan merupakan suatu kegiatan yang sengaja sikap serta apresiasi pada siswa. diciptakan oleh guru.Pengelolaan kelas Pengelolaan kelas yang dilakukan dimaksudkan untuk menciptakan guru tanpa tujuan.Karena ada tujuan itulah lingkungan belajar yang kondusif bagi anak guru selalu berusaha mengelola kelas, didiknya sehingga tercapai suatu walaupun terkadang fisik maupun pikiran pengajaran yang efesien dan efektif. Ketika dirasakan. Guru sadar tanpa mengelola terjadi permasalahan dalam kelas, guru kelas dengan baik, maka akan berusaha untuk mengembalikannya agar menghambat kegiatan belajar mengajarnya. tidak menjadi penghalang dalam proses Itu sama saja membiarkan jalanya belajar mengajar. Pengelolaan kelas pengajaran tanpa membawa hasil, yaitu bukanlah suatu tindakan yang mudah untuk mengantarkan anak didik dari tidak tahu dilakukan, sehingga dalam hal ini menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi membutuhkan ketrampilan yang dimilikioleh mengerti, dan dari tidak berilmu menjadi guru.Ketrampilan itulah yang digunakan berilmu. Tentu tidak perlu diragukan bahwa dalam pengelolaan kelas agar mencapai setiap kali masuk kelas guru selalu tujuan pengajaran. Ada beberapa jenis melaksanakan untuk menciptakan kondisi ketrampilan mengajar guru Wingkel (Uno, dalam kelompok kelas yang berupa 2004: 193) adalah, 1) ketrampilan memberi lingkungan kelas yang baik, yang penguatan. memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampunnya. Dari uraian tersebut dapatlah dipahami Kemudian, dengan pengelolaan kelas bahwa pengelolaan kelas adalah produknya harus sesuai dengan tujuan- seperangkat kegiatan guru dalam tujuan yang hendak dicapai. menciptakan dan mempertahankan kondisi Arikunto (2010 ) Pengelolaan kelas di dalam kelas bagi tercapainya kegiatan adalah agar setiap anak di kelas dapat belajar mengajar yang efektif dan efisien. bekerja dengan tertib sehingga segera 3.4.5 Tujuan Pengelolaan Kelas tercapai tujuan pengajaran secara efektif Secara umum tujuan pengelolaan dan efisien. Menurutnya, sebagai indikator kelas adalah penyediaan fasilitas bagi dari sebuah kelas yang tertib adalah bermacam-macam kegiatan belajar siswa apabila: dalam lingkungan sosial, emosional dan 1. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, 1. Kurikulum artinya tidak ada anak yang terhenti Kurikulum erat kaitannya dengan karena tidak tidak tahu ada tugas yang pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang harus dilakukan atau tidak dapat baik diselenggarakan secara berencana melakukan tugas yang diberikan dan terarah serta teroganisir, karena kepadanya. kegiatan kelas bukan hanya sekedar 2. Setiap anak terus melakukan pekerjaan dipusatkan pada penyampaian sejumlah tanpa membuang waktu, artinya setiap materi pelajaran atau pengetahuan yang anak akan bekerja secepatnya supaya bersifat intelektual, akan tetapi juga lekas menyelesaikan tugasyang memperhatikan aspek pembentukan diberikan kepadanya. Apabila ada anak pribadi, sebagai makhluk individu dan yang walaupun tahu dan dapat makhluk sosial maupun sebagai makhluk melaksanakan tugasnya, tetapi yang bermoral.Oleh karena itu disamping mengerjakannya kurang bergairah dan aspek materi pengetahuan diperlukan mengulur waktu, maka kelas tersebut program kelas untuk memenuhi pendapat dikatakan tidak tertib. minat bakat dan kemampuan murid. Jadi, beda antara (1) dan (2) adalah pada Program tersebut dapat dilakukan melalui (1) anak tahu akan tugas atau aspek-aspek kependidikan dibidang dapatmelakukan tugas, dan pada (2) anak kesenian, termasuk kesejahteraan keluarga, tahu dan dapat, tetapi kurang bergairah teknik, olahraga, kepramukaan dan bekerja.Dengan demikian dapat kesehatan pada kelas-kelas terakhir di disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan sekolah menengah tingkat atas programnya kelas adalah menyediakan, menciptakan, harus dirancang untuk membantu anak- dan memelihara kondisi yang optimal di anak untuk mewujudkan diri dalam dalam kelas sehingg dapat belajar dan memasuki masyarakat sebagai orang bekerja dengan baik. dewasa. Program itu antara lain harus diarahkan untuk memberikan keterampilan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi tertentu guna memasuki lapangan kerja Pengelolaan Kelas tingkat menengah atas disampig program Djamarah (2006: 184) untuk mempersiapkan para remaja agar mengemukakan ada beberapa faktor yag menjadi Negara yang memahami dan mempengeruhi pengelolaan kelas sebagai menjalankan hak dan kewajibannya. berikiut: 1. Gedung dan sarana kelas/sekolah Perencanaan dalam membangun Murid sebagai unsur kelas memiliki sebuah gedung untuk sebuah sekolah perasaan kebersamaan (sense of colective) berkenaan dengan jumlah dan luas setiap merupakan kondisi yang sangat ruangan, letak dan dekorasinya yang harus petingartinya bagi terciptanya kelas yang disesuaikan dengan kurikulum yang dinamis.Oleh karena itu, setiap murid harus dipergunakan. Akan tetapi, karena memiliki perasaan diterima (sense of kurikulum selalu dapat berubah.Sedangkan membershif) terhadap kelasnya agar ruangan atau gedung bersifat permanen, mampu ikut serta dalam kegiatan kelas. maka diperlukan kreativitas dalam mengatur Perasaan inilah yang akan menumbuhkan pendayagunaan ruang/gedung yang rasaa tanggung jawab (sense of respsibility) tersedia berdasarkan kurikulum yang terhadap kelasnya. Sikap ini akan dipergunakan. Dalam kontes ini kepandaian tumbuh dengan baik apabila dilakukan guru dalam pengelolaan kelas yang sangat tindakan-tindakan pengelolaan sebagai dibutuhkan berikut:
2. Guru a) Setiap murid dilibatkan dalam proses
Guru adalah orang yang bekerja dalam perencanaan dan pelaksanaan bidang pendidikan dan pengajaran yang kegiatan kelas, guru hanya sekedar bertanggung jawab dalam membantu anak memberi petunjuk dan bimbingan agar dalam mencapai kedewasaan masing- program atau kegiatannya sejalan masing. Guru dalam pengertian tersebut dengan kurikulum. bukan sekedar berdiri didepan kelas untunk b) Murid diberi kesempatan dalam menyampaikan materi ataupengetahuan pemberian tugas-tugas untuk tertentu, akan tetapi dalam keanggotaan kepentingan kelas. masyarakat yang harus aktif dalam berjiwa c) Bila guru atau wali kelas berhalangan, bebas serta kreatif dalam mengarahkan bagi dan serahkanlah kepercayaan perkembangan anak didiknya untuk menjadi berupa tanggung jawab mengatur anggota masyarakat sebagai orang rumah tangga dan disiplin kelas dewasa. Guru juga harus menciptakan diantara murid suasana dalam kelas agar terjadi interaksi d) belajar mengajar yang memotivasi sesuai e) Motivasi agar murid selalu bersedia untuk belajar dengan baik dan bersungguh- mengatur kelasnya melalui kegiatan sungguh. rutin, misalnya membersihkan kelas, papan tulis dan lain-lain. 3. Murid f) Kembangkanlah kesediaan bekerja Kelas 2 Valid sama dalam setiap kegiatan. 0,40 Valid X_6 g) Susunlah bersama murid tata tertip dan 5 0,29 Valid disiplin kelas serta bentuklah pengurus X_7 5 kelas yang bekerja selama 1 tahun 0,54 Valid X_8 ajaran. 2 h) Doronglah murid agar secara terus 0,53 Valid X_9 menerus ikut memikirkan kegiatan 8 0,44 Valid kelas dan berani mengusulkannya X_10 6 untuk dilaksanakan bersama didalam 0,32 Valid X_11 atau diluar kelas. 7 0,37 Valid X_12 METODOLOGI PENELITIAN 1 0,31 Valid X_13 Uji Validitas Dan Reliabilitas 3 0,35 Valid Hasil pengujian validitas dan X_14 5 reliabilitas untuk masing-masing variabel 0,42 Valid X_15 adalaha sebagai berikut. 7 4.2.1 Variabel X (Pengelolaan Kelas) X_1 0,51 Valid Hasil pengujian validitas dan 6 8 reliabilitas pertanyaan yang digunakan 0,30 Valid X_17 untuk mengukur variabel Pengelolaan kelas 7 0,29 Valid adalah sebagai berikut : X_18 Tabel 4.2 Variabel Pengelolaan Kelas (X) 6 0,26 Tidak X_19 r- 4 Valid Nom Nila Kesimpu Variabel kriti Koefisien 0,69 0,6 Reliabel or ir lan s Reliabilitas 8 0.28 Tidak Alpha X_1 4 Valid Cronbach’s 0.28 Tidak Sumber : Hasil Pengolahan Data Excel , X_2 9 Valid 2018 Lampiran 3 0,43 X_3 Valid Hasil pengujian diatas menunjukkan 9 0,54 dari 19 pertanyaan yang digunakan untuk Pengelol X_4 Valid 2 0,3 mengukur variabel pengelolaan kelas aan X_5 0,27 TIdak sebanyak 15 telah memenuhi syarat diatas 0,3 sedangkan 4 pertanyaan masih memiliki 0 nilai korelasi dibawah 0,3 sehingga 0,55 Valid Y_11 3 dikeluarkan dari daftar pertanyaan yang 0,35 Valid Y_12 akan digunakan untuk pengumpulan data 5 0,42 Valid penelitian. Adapun untuk reliabilitas Y_13 1 pertanyaan yang digunakan, seluruh 0,51 Valid Y_14 7 pertanyaan yang digunakan telah 0,33 Valid Y_15 memenuhi syarat reliabilitas yakni diatas 4 0,32 Valid 0,6. Dengan demikian dapat disimpulkan Y_16 2 bahwa pertanyaan-pertanyaan yang 0,56 Valid Y_17 5 digunakan telah dapat dipahami baik oleh 0,44 Valid Y_18 responden dan mampu menunjukkan 6 0,30 Valid konsistensi jawaban yang cukup baik pula. Y_19 5 4.2.2 Variabel Y (Motivasi Belajar) 0,27 Tidak Valid Y_20 Hasil pengujian validitas dan 7 0,31 reliabilitas pertanyaan yang digunakan Y_21 2 untuk mengukur variabel Motivasi Belajar Koefisien 0,70 0,6 Reliabel Reliabilitas 7 adalah sebagai berikut : Alpha Tabel 4.3 Variabel Motivasi Belajar (Y) Cronbach’s Sumber : Hasil Pengolahan Data Excel , r- Variab Nom Nilai Kesimpul 2018 Lampiran 3 kriti el or r an s Hasil pengujian diatas 0,35 Y_1 Valid menunjukkan dari 20 pertanyaan yang 4 0,33 digunakan untuk mengukur variabel Y_2 Valid 0 0,49 Motivasi Belajar sebanyak 18 telah Y_3 Valid 3 memenuhi syarat diatas 0,3 sedangkan 2 0,29 Y_4 Valid pertanyaan masih memiliki nilai korelasi 8 Motiva 0,44 Valid dibawah 0,3 sehingga dikeluarkan dari si Y_5 0,3 1 Belajar daftar pertanyaan yang akan digunakan 0,38 Valid Y_6 8 untuk pengumpulan data penelitian. Adapun 0,45 Valid Y_7 untuk reliabilitas pertanyaan yang 4 0,32 Valid digunakan, seluruh pertanyaan yang Y_8 2 digunakan telah memenuhi syarat 0,28 Tidak Valid Y_9 reliabilitas yakni diatas 0,6. Dengan 5 Y10 0,32 Valid demikian dapat disimpulkan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang digunakan telah dapat dipahami baik oleh responden dan mampu menunjukkan konsistensi jawaban yang cukup baik pula. 4.3 Hasil Analisis Data 4.3.1 Pengujian Normalitas Data Untuk mengetahui normal tidaknya distribusi variabel dalam penelitian ini Gambar 4.1 Grafik Normalitas Data
dilakukan dengan uji statistik non-
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S test). Jika nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari nilai alpha (0,05), maka data mengikuti distribusi normal. Hasil uji one Sample Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel :
Berdasarkan hasil pengujian normalitas
Deteksi dengan melihat penyebaran data pada tabel 4.4 diatas, diperoleh nilai (titik ) pada sumbu diagonal dari grafik Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,599 dengan dasar pegambilan dengan desar dengan nilai asymp. Sig. (2-tailed) atau pegambilan keputusan yaitu jika data probabilitas sebesar 0,866 yang berada menyebar disekitar garis diagonal maka diatas 0,05 seperti yang telah disyaratkan. model regresi memenuhi asumsi Sehingga dengan demikian dapat normalitas . Dan jika data menyebar jauh disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini dari garis diagonal model regresi tidak berdistribusi normal. memenuhi asumsi normalitas. Kesimpulan dari pengujian ini juga Dari grafik diatas terlihat titik data didukung dengan hasil plot data yang menyebar di sekitaran garis diagonal ,serta menunjukkan bahwa data dari variabel penyebarannya mengikuti arah garis pengelolaan kelas menyebar disekitar garis diagonal maka model regresi layak dipakai lurus seperti yang tampak dalam grafik untuk prediksi motivasi belaar siswa berikut ini. berdasarkan masukan independen yaitu pengelolaan kelas. belajar siswa akan semakin meningkat. Setelah persyaratan normalitas data 2. Koefisien regresi X sebesar 0,902 dipenuhi maka selanjutnya dilakukan menyatakan bahwa setiap analisis regresi antara pengelolaan kelas penambahan 1% nilai pengelolaan terhadap motivasi belajar siswa. Tehnik kelas, maka nilai partisipasi analisis yang digunakan adalah tehnik berambah sebesar 0,902. Koefisien regresi linear sederhana. Model regresi regresi tersebut bernilai positif , yang akan dibangun dalam penelitian ini sehingga dapat dikatakan bahwa sebagai berikut: arah pengaruh Variabel X terhadap Y adalah Positif. Y= a + Bx Penafsiran Koefisien Determinasi Keterangan : Untuk mengetahui besar pengaruh Y : Motivasi Belajar pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar X : Pengelolaan siswa digunakan analisis koefisien determinasi . Hasil anlisis regresi dengan Nilai koefisien determinasi menggunakan bantuaan SPSS adalah mencerminkan besarnya pengaruh sebagai berikut : perubahan variabel bebas dalam menjalankan perubahan pada variabel bebas dalam menjalankan perubahan pada Dengan demikian model analisis regresi variabel tidak bebas secara bersama- pengaruh pengelolaan kelas terhadap sama ,dengan tjuan untuk mengukur motivasi belajar siswa adalah sebagai kebenaran dan kebaikan hubungan antar berikut : variabel dan model yang digunkan . 2 2 Besarnya nilai R berkisar antara 0< R <1. Y= 15,651 + 0,902x Jika nilai R2 semakin mendekati satu Berdasarkan hasil analisis diatas dapat makamaka model yang diusulkan dikatakan ditafsirkan beberapa hal sebagai berikut : baik karena semakin tinggi variansi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh 1. Pengelolaan kelas berpengaruh variabel independen . positif terhadap motivasi belajar Nilai koefisiensi detetermnasi untk siswa. Semakin baik pengelolaan model regresi antara pengelolaan kelas kelas yang dimiliki maka motivasi terhadap motivasi belajar siswa adalah belajar dengan baik, serta siswa mendapat sebagai berikut dorongan dalam belajar sehigga tujuan Berdasarkan hasil etimasi model pembelajaran bisa tercapai . persamaan rgresi yang telah dilakukan Pengelolaan kelas menjadi tugas diatas diperoleh nilai koefisien determinasi seorang guru untuk menciptakan R2 sebesar 0,755. Nilai ini berarti bahwa ,mempebaiki dan memelihara sistem atau sebesar 57,0 %variasi Motivasi belajar organisasi kelas , sehingga siswa dapat siswa di pengaruhi oleh kondisi pengelolaan memanfaatkan kemampuan dan energinya kelas yang baik, sedangkan sisanya pada tugas –tugas individual. Keterampilan sebesar 43% di pengaruhi oleh variabel lain mengelelolaa kelas yang dilakukan guru . denga baik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ,membuat siswa nyaman Pembahasan Hasil analisis yang telah dlakukan dikelas dan meningkatkan interaksi anatara menujukan pengaruh yang signifikan dari guru dengan siswa. Siswa akan lebih bersemangat belajar pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar apabila guru dalam menjelaskan siswa .ini ini didasarkan pada hasil menggunakan metode dan model pengujian nilai t-hitung untuk variabel pembelajaran yang brrvariasi setiap pengelolaan kelas yang lebih besar dari nlai pertemuan dan membangun komunkasi t-tabel sehingga Ho ditolak. Ini menujukkan yang baik dengan siswa .Sehubugan bahwa baik buruknya pengeloaan kelas dengan hal tersebut tujuan dari penelitian dikalangan siswa sangat menentukan ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi siswa dalam belajar .Motivasi pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar belajar pada hakekatnya adalah dorongan siswa pada Mata Pelajaran IPS Di SMP internal dan eksternal pada siswa yang Negeri 10 Kota Gorontalo. Hasil pengujian sedang belajar untuk mengadakan hipotesis dengan menggunakan pengujian perubahan tingkah laku ,pada umumnya regresi linear sederhana ,dari hasil dengan beberapa indikator atau unsur yang perhitungan diperoleh persamaan regresi mendukung . Hal ini mempunyai peranan positif . persamaan tersebut mengandung besar dalam keberhasilan seseorang dalam makna bahwa apabila terjadi perubahan belajar. Motivasi belajar siswa dapat sebesar satu unit pengelolaan kelas ,maka menumbuhkan hasrat dan keinginan akan di ikuti oleh kenaikan perubahan rata- berhasil dalam belajar siswa , adanya rata sebesar 0,902 pada variabel motivasi lingkungan yang kondusif sehingga belajar siawa. Koefisien regresi yang memungkinkan seseorang siswa dapat bertanda positif dari variabel pengelolaan kelas menujukkan bahwa pengelolaan satu aspek yang mampu meningkatkan kelas yang baik akan meningkatkan motivasi belajar siswa.Dengan demikian motivasi belajar siswa dalam pembelajaran. ,hipotesis peneliti :‘’Terdapat pegaruh Hal ini didasrkan pada hasil analisis regresi pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar yang menghasilkan koefisien regresi untuk siswa pada Mata Pelajaran IPS di SMP variabel pengelolaan kelas yang bernilai Negeri 10 Kota Gorontalo ‘’ dapat diterima. positif Y = 15,65 + 0,902 X. Dengan Simpulan didukung oleh hasil determinasi R2 sebesar Dari penelitian dan analisis yang telah 0,775 % atau 57,0 % variansi motivasi dilakukan maka peneliti mengambil belajar siswa dipengaruhi oleh pengelolaan kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh yang positif kelas , sedangkan sisanya sebesar 43% dan signifikan dari pengelolaan dipengaruhi oleh variabel lain . Hasil penelitian ini sejalan dengan kelas terhadap motivasi belajar penelitian Wahid Murni tahun 2014 hasil siswa . Semakin baik analisis penelitian ini mengemukakan pengeloaan kelas dilakukan bahwa pengelolaan kelas berpengaruh maka akan mampu signifikan terhadap motivasi belajar siswa meningkatkan motivasi belajar kelas VII SMP Negeri 7 Biromaru . siswa . 2. Besar pengaruh dari Kemudian penelitian yang dilkukan oleh pengelolaan kelas terhadap Nurdin 2011 mengemukakan bahwa motivasi belajar siswa mencapai terdapat pengaruh positif antara motivasi 57% sedangkan sisanya belajar terhadap hasil belajar siswa sebesar 43% motivasi belajar dinyatakan diterima . Namun dari kedua siswa di pengaruhi oleh penelitian ini Wahid lebih variabel lain . berpengaruh,penelitian menujukan bahwa Saran Pengelolaan kelas berpengaruh terhadap Saran yang dapat peneliti berikan motivasi belajar siswa sebesar 83 ,7 % . terkait dengan penelitian ini antara lain Dari hasil analisis di atas menujukkan adalah sebagai berikut : bahwa semakin baik pengelolaan kelas 1. Para guru pengampu mata maka motivasi belajar siswa juga akan pelajaran sebaiknya mampu semakin meningkat serta pengelolaan kelas mengelola kelas semenarik merupakan salah satu aspek yang dapat mungkin agar motivasi siswa menunjang tingginya motivasi belajar dalam belajar juga semakin siswa . Pengelolaan kelas merupakan salah meningkat. 2. Kemampuan guru untuk Nurdin.2011. Pengaruh Motivasi Belajar menggunakan gaya Terhadap Hasil Belajar siswa kelas IV SDN kepemimpinan guru yang Waru. Jurnal Ekonomi & Pendidkan,(online) variatif sesuai dengan vol.8,No.1, kebutuhan dan proses belajar- Sardiman. mengajar perlu 2012.InteraksidanMotivasiBelajarMe ditingkatkan,karena akan ngajar. Jakarta: Rajawali Pers. meningkatkan efektifitas pengelolaan kelas. Sudjana. 1992. MetodaStatistika. Bandung: Tarsito. Daftar Pustaka Sugiono.2009 .Metode Penelitian Arikunto. 2002. Manajemen Penelitian. Administrasi. Bandung: CV Alfaberta. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono, 2012.Statistikauntukpenelitian. Arifin, Zainal. 2011. EvaluasiPembelajaran. Bandung: CV Alfabeta. Bandung: PTRemajaRosdakarya.
Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan
Pengajaran . Jakarta: PT. Rineka Sugiyono. 2013. Cipta. Metodepenelitianpendidikanpendeka tankuantitatif, kualitatifdan R&D. Dimyati &Mudjiono.2013 .Belajar Dan Bandung: CV Alfabeta Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Uno, Hamzah B. 2015. Djamarah, zain. 2010. TeoriMotivasi&Pengukurannya. Starategibelajarmengajar. Jakarta: Jakarta: Bumi Aksara. RinekaCipta.
Djamarah & Zain.(2013). Strategi belajar
mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19 (Edisi Kelima). Semarang. UniversitasDiponegoro Mary Underworwood. 2002 Pengelolaan Kelas Yang Efektif .Jakarta :Arcna