Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas karunia dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan modul praktik
keperawatan yag berjudul “Modul Praktikum Klinik Keperawatan
Kegawatdaruratan.”

Kami berharap modul praktik keperawatan ini dapat memotivasi para


mahasiswa/i lain dalam mata kuliah ini. Kami menyadari bahwa modul praktik
keperawatan kami masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan masukan-masukan yang bersifat membangun, yaitu
berupa kritikan dan saran yang konstruktif demi memperbaiki dan
penyempurnaan pembuatan modul praktik keperawatan kami selanjutnya. Akhir
kata kami ucapkan terima kasih.

Pontianak, 18 Oktober 2015

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1

PENDAHULUAN.................................................................................................. 3

A. DESKRIPSI SINGKAT .............................................................................. 3

B. RELEVANSI .............................................................................................. 3

C. TUJUAN PEMBELAJARAN ................................................................... 3

D. PETUNJUK BELAJAR ........................................................................... 4

Kegiatan Belajar 1 Pemasangan Bidai dan Balutan ............................................. 5

A. Pengertian................................................................................................. 5

B. Tujuan ....................................................................................................... 5

C. PRINSIP PEMASANGAN BALUT BIDAI................................................ 5

D. SYARAT – SYARAT BALUT BIDAI : ..................................................... 6

SOP PEMASANGAN BIDAI DAN BALUTAN ....................................................... 7

Kegiatan Belajar 2 Resusitasi Jantung Paru ...................................................... 10

A. Pengertian............................................................................................... 10

B. Tujuan ..................................................................................................... 10

SOP MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU / CPR


(CARDIOPULMONARY RESCUCITATION) ...................................................... 11

Kegiatan Belajar 3 Mengentikan Perdarahan ..................................................... 15

A. Pengertian............................................................................................... 15

Tindakan yang dilakukan agar perdarahan berhenti ....................................... 15

B. Tujuan ..................................................................................................... 15

SOP MENGHENTIKAN PERDARAHAN ............................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 17

2
PENDAHULUAN

DEKSRIPSI SINGKAT, RELEVANSI, TUJUAN PEMBELAJARAN, PETUNJUK


BELAJAR

A. DESKRIPSI SINGKAT
Selamat mempelajari dan berlatih keterampilan praktek
keperawatan kegawatdaruratan yang menyenangkan dengan membaca
modul praktikum di laboratorium yang merupakan kelanjutan dari materi
keperawatan kegawat daruratan yang telah anda pelajari di kelas. Metode
yang digunakan dalam praktikum ini demonstrasi dan simulasi serta
praktek langsung dengan menggunakan phantom atau teman sendiri.

Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) merupakan


pelayanan keperawatan yang komprehensif diberikan kepada pasien
dengan injury akut atau sakit yang mengancam kehidupan. Sebagai
seorang spesialis, perawat gawat darurat menghubungkan pengetahuan
dan keterampilan untuk menangani respon pasien pada resusitasi, syok,
trauma, ketidakstabilan mulisistem, keracunan dan kegawatan yang
mengancam jiwa lainnya.

B. RELEVANSI
Latihan keterampilan di laboratorium keperawatan merupakan
bahan kegiatan belajar mengajar mata kuliah keterampilan keperawatan
klinik yang terdiri dari teori dan praktikum di laboratorium sebelum
mahasiswa turun ke tatanan praktek baik Rumah Sakit Maupun
Puskesmas.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan pembuatan modul praktik agar mahasiswa dapat terarah
dalam praktik pemenuhan kebutuhan dasar manusia
2. Tujuan praktikum laboratorium mahasiswa dapat :
a. Terampil dalam pemasangan bidai dan balutan
b. Terampil dalam melakukan resusitasi jantung paru

3
c.

D. PETUNJUK BELAJAR
Latihan keterampilan dilaboratorium keperawatan dapat dilakukan berkali
kali sesuai dengan waktu yag tersedia 16 jam, kemudian anda dapat
mencoba sendiri dengan membaca pedoman praktikum, kemudian
diskusi dengan teman dan meminta bantuan teman menilai keterampilan
dengan menggunakan penilaian penampilan, bila ada kesulitan silahkan
anda menghubungi pembimbing anda untuk mensimulasikan tindakan
yang akan dipelajari. Bila ada sudah merasa mampu silahkan
mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian praktikum. Selamat berlatih
semoga bermanfaat buat kita dan klien yang membutuhkan.

4
Kegiatan Belajar 1

Pemasangan Bidai dan Balutan

A. Pengertian
Balut bidai adalah penanganan umum trauma ekstremitas
atau imobilisasi dari lokasi trauma dengan menggunakan penyangga
misalnya splinting (spalk). Balut bidai adalah jalinan bilah (rotan, bambu)
sebagai kerai (untuk tikar, tirai penutup pintu, belat, dsb) atau jalinan bilah
bambu (kulit kayu randu dsb) untuk membalut tangan patah dsb.

B. Tujuan
1. Mempertahankan posisi bagian tulang yang patah agar tidak
bergerak
2. Memberikan tekanan
3. Melindungi bagian tubuh yang cedera
4. Memberikan penyokong pada bagian tubuh yang cedera
5. Mencegah terjadinya pembengkakan
6. Mencegah terjadinya kontaminasi dan komplikasi
7. Memudahkan dalam transportasi penderita

C. PRINSIP PEMASANGAN BALUT BIDAI


1. Bahan yang digunakan sebagai bidai tidak mudah patah atau tidak
terlalu lentur
2. Panjang bidai mencakup dua sendi
3. Ikatan pada bidai paling sedikit dua sendi terikat, bila bisa lebih dari
dua ikatan lebih baik.
4. Ikatan tidak boleh terlalu kencang atau terlalu longgar.
5. Prinsip pertolongan pertama pada patah tulang
6. Pertahankan posisi
7. Cegah infeksi
8. Atasi syok dan perdarahan
9. Imobilisasi (fiksasi dengan pembidaian)
10. Pengobatan :
a. Antibiotika

5
b. ATS (Anti Tetanus Serum)
c. Anti inflamasi (anti radang)
d. Analgetik/ pengurang rasa sakit

D. SYARAT – SYARAT BALUT BIDAI :


1. Cukup kuat untuk menyokong
2. Cukup panjang
3. Diberi bantalan kapas
4. Ikat diatas dan dibawah garis fraktur (garis patah)
5. Ikatan tidak boleh terlalu kencang atau terlalu kendur.

6
SOP PEMASANGAN BIDAI DAN BALUTAN

Nama : ………………………………………………
NIM : ………………………………………………
Kelas/ tingkat/ Semester : ………………………………………………

Jumlah NILAI
VARIABEL YANG DINILAI
alat K TK TD

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

1. Mitela yaitu pembalut berbentuk segitiga


2. Dasi yaitu mitela yang telipat-lipat sehingga 1
berbentuk dasi
3. Pita yaitu pembalut berperekat 1
4. Pembalut yang spesifik
5. Kassa steril
6. Sarung tangan steril bila perlu. 1

1
B. PROSEDUR KERJA
1
1. Jelaskan prosedur kepada klien dan
tanyakan keluhan klien
2. Cuci tangan dan gunakan handscoen 1
steril
3. Jaga privasi klien
4. Lihat bagian tubuh yang akan dibidai
5. Atur posisi klien tanpa menutupi bagian
yang akan dilakukan tindakan
6. Lepaskan pakaian atau perhiasan yang
menutupi tenpat untuk mengambil
tindakan.
7. Perhatikan tempat yang akan dibalut:
a. Bagian tubuh yang mana
b. Apakah ada bagian luka terbuka atau
tidak
c. Bagaimana luas luka.
d. Apakah perlu membatasi gerak
bagian tertentu atau tidak
8. Lakukan balut bidai dengan melewati
dua sendi
9. Hasil balut bidai:
a. Harus cukup jumlahnya, dimulai

7
dari bagian bawah tempat yang
patah
b. Tidak kendor dan keras.
10. Rapikan alat-alat yang tidak
pergunakan.
11. Buka sarung tangan jika dipakai dan
cuci tangan
12. Evaluasi dan dokumentasi tindakan.
13.

C. PERHATIAN

1. Pemasangan hati-hati
2. Ingat nyeri dan kemungkinan syok

Referensi : Perry & Potter. 2006. Clinical Nursing Skills & Techniques, 6th
edition, St Louis, Missouri : Mosby Inc.

Keterangan :

K = Kompeten (nilai 2)

TK = Tidak Kompeten (nilai 1)

TD = Tidak dilakukan (nilai 0)

PENILAIAN PENGUJI

Jumlah item X bobot nilai Singkawang,………………….

------------------------------ X 100

Total Skor

…………… X ………….

8
------------------------------ X 100 (…………………………..)

……………………….

=………………………..

9
Kegiatan Belajar 2

Resusitasi Jantung Paru

A. Pengertian
Resusitasi jantung paru-paru atau CPR adalah tindakan
pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas karena
sebab-sebab tertentu. CPR bertujuan untuk membuka kembali jalan
napas yang menyempit atau tertutup sama sekali. CPR sangat
dibutuhkan bagi orang tenggelam, terkena serangan jantung, sesak
napas karena syok akibat kecelakaan, terjatuh, dan sebagainya.

B. Tujuan
1. Mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada henti
nafas (respiratory arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest) pada
orang dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang
memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya bila kedua fungsi
tersebut bekerja kembali.
2. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi (nafas)
3. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkukasi (fungsi jantung)
dan ventilasi (fungsi pernafasan/paru) pada pasien/korban yang
mengalami henti jantung atau henti nafas melalui Cardio Pulmonary
Resuciation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP).

10
SOP MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU / CPR

(CARDIOPULMONARY RESCUCITATION)

Nama : ………………………………………………
NIM : ………………………………………………
Kelas/ tingkat/ Semester : ………………………………………………

Jumlah NILAI
VARIABEL YANG DINILAI
alat K TK TD

PERSIAPAN ALAT

1. Mouth to mouth plastic 1


2. Handscoon bersih
1
SIKAP

1. Teliti dan menjaga rasa aman serta nyaman


klien
2. Memperhatikan prinsip aseptik
PROSEDUR TINDAKAN

1. Pastikan anda, korban, orang terdekat


anda, dan lingkungan dalam kondisi
aman
2. Panggil orang lain di sekitar untuk
mendampingi sebagai saksi atau
membantu penolong dalam melakukan
pertolongan
3. Penolong memakai sarung tangan
4. Periksa respon korban (sadar/ tidak
sadar), panggil dan tepuk bahu korban
5. Bila posisi korban tertelungkup, penolong
harus ekstra hati-hati dalam merubah

11
posisi korban (terlentang), cek terlebih
dahulu cidera yang dialami korban
6. Buka dan bersihkan jalan nafas korban
a. Menengadahkan kepala dan
menopang dagu korban (Head Tilt
Chin Lift) dengan hati-hati dan
perlahan agar mencegah tertutupnya
jalan nafas
7. Pertahankan agar jalan nafas korban
tetap terbuka, LOOK-LISTEN-FEEL
apakah korban bernafas dengan normal
a. LOOK (pergerakan dada korban)
b. LISTEN (nafas korban)
c. FEEL (hembusan udara yang keluar)
8. Bila korban masih bernafas :
a. Posisikan korban pada posisi stabil
agar nafas tetap terbuka
b. Selalu memeriksa pernapasan korban
sampai bantuan datang
9. Bila korban tidak bernafas segera lakukan
RJP
a. Posisi berlutut di sebelah korban
b. Posisikan pangkal tangan (kunci jari-
jari tangan) di bagian tengah dada
korban
c. Posisikan tubuh dan tangan tegak
lurus dengan dada korban
d. Tekan dada korban sedalam 4-5 cm
atau 1/3-1/2 ketebalan dada dengan
kecepatan 100 kali/menit
e. Jangan tetap ditekan, biarkan dada
kembali ke posisi semula setiap kali
menekan dan pertahankan irama

12
teratur
f. Kombinasikan penekanan dada dan
nafas bantuan dengan perbandingan
15:2
10. Lakukan RJP sampai korban bernapas
normal atau bantuan medis datang
11. Periksa tanda sirkulasi/ vital korban :
pernapasan, nadi, suhu, dan tekanan
darah
12. Bila nafas terdengar dan denyut jantung
teraba di carotis, berikan posisi recovery
a. Luruskan kedua kaki korban dan
berlutut di samping korban
b. Tangan korbna yang dekat penolong
diposisikan membentuk sudut siku
c. Raih dan pegang tangan korban yang
lain kearah pipi korban dekat
penolong
d. Tangan yang lain meraih dan
menekuk kaki korban yang terjauh
dan menariknya kearah penolong
e. Atur kaki korban membentuk sudut
siku
13. Atur kepala korban agar jalan nafas tetap
terbuka
14. Selalu periksa tanda sirkulasi/ vital korban
dan rubah posisi korban kearah
berlawanan setiap 30 menit

Referensi : Perry & Potter. 2006. Clinical Nursing Skills & Techniques, 6th
edition, St Louis, Missouri : Mosby Inc.

13
Keterangan :

K = Kompeten (nilai 2)

TK = Tidak Kompeten (nilai 1)

TD = Tidak dilakukan (nilai 0)

PENILAIAN PENGUJI

Jumlah item X bobot nilai Singkawang,………………….

------------------------------ X 100

Total Skor

…………… X ………….

------------------------------ X 100 (…………………………..)

……………………….

=………………………..

14
Kegiatan Belajar 3

Mengentikan Perdarahan

A. Pengertian

Tindakan yang dilakukan agar perdarahan berhenti

B. Tujuan
1. Agar darah berhenti keluar
2. Agar tidak terjadi shok

15
SOP MENGHENTIKAN PERDARAHAN

Nama : ………………………………………………
NIM : ………………………………………………
Kelas/ tingkat/ Semester : ………………………………………………

Jumlah NILAI
VARIABEL YANG DINILAI
alat K TK TD

Prosedur:
Alat:
1. Hanscune (bila ada)
2. Perban/kain untuk menekan luka 1

1
Proses:
1. Aktifkan system emergency (118)
2. Gunakan handskune bila
memungkinkan.
3. Letakkan perban bersih, bantalan,
atau kain bersih diatas luka dan tekan
kuat-kuat selama 10 menit, atau lebih
bila perlu sampai perdarahan
berhenti.
4. Bila perdarahan tidak berhenti,
angkat bagian yang cedera lebih
tinggi dari jantung sambil terus
menekan (ekstremitas) tetapi bila ada
dugaan fraktur makan jangan lakukan
hal tersebut.
5. Biarkan semua bantalan tetap pada
tempatnya, lalu balut dengan kuat
namun tidak terlalu ketat sehingga

16
menutup aliran darah pada luka. Bila
darah menembus perban, beri
tambahan perban diatasnya. Tetap
awasi perembesan darah/perdarahan
sampai tim medis datang.

Peringatan:
1. Jangan menggunakan torniket. Hal ini
bisa menimbulkan kematian jaringan.
Penggunaan torniket adalah jalan keluar
terakhir untuk menghentikan
pendarahan.
2. Jangan coba-coba melepaskan atau
menggerakkan benda asing yang
terbenam di dalam luka.
3. Pada kondisi gawat darurat kesterilan
alat no.2

DAFTAR PUSTAKA

Referensi : Perry & Potter. 2006. Clinical Nursing Skills & Techniques, 6th
edition, St Louis, Missouri : Mosby Inc.

Boswick, John A.1997. Perawatan Gawat Darurat.Jakarta : EGC.

Darwis, dr. Allan & Sarana, dr. Lita, dkk.2007.Pedoman Pertolongan


Pertama.Jakarta : Palang Merah Indonesia.

17
18

Anda mungkin juga menyukai