Tugas b3 Industry Bengkel.
Tugas b3 Industry Bengkel.
BAB I PENDAHULUAN
Air adalah salah satu kebutuhan vital bagi kelangsunga hidup manusia, hewan
maupun tumbuhan yang ada di atas permukaan bumi ini. Sehingga segala sesuatu yang
berhubungan dengan airtidak dapat diabaikan begitu saja, mengingat semakin banyak
penggunaan air didalam semua aktivitas kehidupan sehari-hari.
Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah air bersih. Disamping untuk
kebutuhan air minum, air bersih diperlukan juga untuk keperluan rumah tangga
seharihari misalnya mandi, mencuci, memasak dan lain sebagainya.Sudah barang tentu
dengan adanya pemakain air untuk rumah tangga ini, perlu pula dipikirkan tentang
pembuangan air bekas pemakaiannya.
Air yang telah dipakai tersebut merupakan suatu air kotor dan harus dibuang,
tetapi pembuangannya tidak boleh mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan.
Pembuangan secara langsung ke dalam sungai tanpa ada pengolahan terlebih dahulu
akan mengakibatkan tercemarnya air sungai tersebut. Hal ini dapat diatasi dengan
meningkatkan sanitasi lingkungan sehingga tercipta kondisi lingkungan yang baik dan
benar.
Sebagai realisasi dari hal tersebut di atas perlu direncanakan suatu sistem
pengolahan air buangan yang memadai. Dalam tugas ini objek studi yang diambil adalah
kota Sumenep yang terletak di kabupaten Sumenep, propinsi Jawa Timur.
Maksud dari sistem bangunan pengolahan air buangan ini adalah sebagai suatu
fasilitas yang membantu mengolah air buangan sedemikian rupa, sehingga dapat
mengurangi kadar zat atau konstituent tertentu yang terkandung di dalam air buangan
sampai batas yang disyaratkan dan tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan
hidup manusia serta kehidupan di dalam badan air penerima.
Pada umumnya di dalam air buangan banyak terdapat jenis bakteri khususnya
bakteri patogen yang seringkali menyebabkan penyebaran berbagai macam penyakit.
Dan terutama pengaruhnya terhadap pengurangan oksigen di dalam air akibat proses
biokimia yang terjadi karena kehadiran zat-zat tertentu di dalam air buangan.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa tujuan utama dari perencanaan
bangunan pengolahan air buangan ini adalah :
• Menentukan jenis pengolahan air buangan yang sesuai dengan data kualitas
kandungan air buangan yang dihasilkan.
• Merencanakan bangunan pengolah air buangan, termasuk diagram alir proses
pengolahan.
• Menentukan kualitas dan kuantitas penghilangan kandungan bahan
organikmaupun anorganik yang dikehendaki.
• Menentukan kehilangan tekanan yeng terjadi sehingga dapat diketahui tinggi
muka air yang dikehendaki pada tiap unit serta dideskripsikan profil hidrolisnya.
Air buangan biasa dinamakan air limbah atau sludge bahan buangan dari suatu
lingkungan masyrakat dimana terdapat kontaminan di dalamnya yang merupakan
substansi organik dan anorganikoriginal. Air buangan ini berasal dari sumber domestik,
industri, air hujan atau infiltrasi ground water.
Air limbah yang masih baru berupa cairan keruh dan berbau tanah tetapi tidak terlalu
merangsang. Bahan buangan ini mengandung padatan terapung dan tersuspensi serta
polutan dalam bentuk larutan. Selain tidak sedap dipandang, air buangan ini sangat
berbahaya terutama karena jumlah organisme patogen yang dikandungnya. Karena itu
air limbah perlu mendapat penanganan khusus dalam pengolahannya sebelum
dikembalikan ke badan air. Adapun komposisi air limbah dapat dideskripsikan sebagai
berikut :
Air Limbah
bakteri
Hal penting yang perlu diperhatikan untuk dijadikan acuan dalam disain operasi
bangunan pengolah air buangan adalah :
• Zat padat atau solid, terutama zat padat tersuspensi
• Material organik (biodegradable)
• Nutrien (nitrogen dan phosphor)
• Patogen
• Mikropolutan, terutama logam berat, dissolved solid atau zat padat terlarut
Padatan dalam air limbah yang menduduki komposisi terbesar adalah material
organik (70%).
Dalam Pengelolaan air limbah ada tiga aspek yang saling berhubungan, yaitu :
1) Pengumpulan
Pengumpulan air limbah rumah tangga sebaiknya dilakukan dengan sistem
pengaliran air dalam pipa sepenuhnya . Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi dan mempermudah pengumpulan.
2) Pengolahan
Pengolahan terutama dibutuhkan untuk membunuh mikroorganisme patogen yang
ada di dalam air limbah dan untuk menjamin agar sesuai untuk setiap proses
penggunaan ulang yang dipilih untuknya.Pengolahan air limbah adalah suatu
kombinasi dari proses fisik, biologis, dan kimiawi.
Kriteria penyelenggaraan sistem pengolahan air limbah adalah :
a. Kesehatan
Organisme patogen tidak boleh tersebar baik secara langsung maupun tidak
langsung. Proses pengolahan memiliki derajat pengolahan yang tinggi.
b. Penggunaan ulang
Proses pengolahan harus memberikan hasil yang aman untuk penggunaan ulang
(aquaculture dan pertanian).
c. Ekologis
Pembuangan air limbah ke dalam air permukaan tidak boleh melebihi kapasitas
pembersihan diri dari badan air penerima.
d. Gangguan
Bau yang ditimbulkan harus berada di bawah ambang batas.
e. Kebudayaan
Metoda yang dipilih untuk pengumpulan, pengolahan, dan penggunaan ulang
harus sesuai dengan kebiasaan dan keadaan sosial setempat.
f. Biaya
Kelangkaan akan air yang umum terjadi di daerah tropis dan subtropis serta tingginya
biaya untuk membangun sistem penyediaan air yang baru merupakan dua faktor
utama yang mendorong bertambahnya kebutuhan untuk mengkonversi sumber-
sumber air dengan penggunaan ulang efluen atau dengan reklamasi efluen untuk
menghasilkan air yang dapat dipakai untuk distribusi, misalnya air pendingin.
Penggunaan ulang air buangan segar maupun sudah terolah untuk irigasi telah
dipakai secara meluas selama bertahun-tahun. Untuk masa sekarang, perhatian
ditujukan pada aquaculture dan penggunaan ulang efluen untuk keperluan kota dan
industri.
Metoda proyeksi yang digunakan adalah metoda Geometri, dan data hasil
proyeksi penduduk Kota Sumenep adalah sebagai berikut :
Kuantitas air buangan untuk suatu daerah terutama ditentukan oleh jumlah
penduduk, tingkat hidup, iklim dan kegiatan sehari-hari. Untuk keperluan rumah tangga
jumlah ini dipengaruhi jumlah pemakaian air untuk mandi, mencuci, memasak dan
keperluan minum tiap orang perhari. Disamping itu adanya kegiatan lain seperti kegiatan
perdagangan, perkantoran, industri dan lain sebagainya, maka jumlah kuantitas air
buangan ini akan semakin meningkat.
Dari data Sistem Penyaluran Air Buangan (SPAB) Kota Sumenep diperoleh data
kuantitas air buangan sebagai berikut :
Pabean 30 3523
Bungkal 5 321
Blok XII Kacongan 50 3108
Marega daya 100 6479
Bab XIII Batuan 80 5925
Sumber : Hasil perhitungan
Untuk perencanaan ini, debit air buangan yang dihasilkan diasumsikan sebesar
70% dari debit air bersih yang digunakan. Debit air bersih yang digunakan untuk
keperluan diperkirakan sebesar 150 lt/org/hari. Sedangkan untuk keperluan non
domestik yaitu:
Sekolah 20 250
Puskesmas 25 30
Toko 25 40
Kantor 30 50
Pasar 40 100
Terminal 20 150
Industri 350 200
Dan untuk tiap-tiap blok, kebutuhan air bersihnya untuk konsumsi domestik dibedakan
menjadi:
1. Sambungan Rumah (SR), dimana jumlah penduduk yang dilayani diasumsikan
80% dari jumlah penduduk total blok tersebut. Dan kebutuhan air untuk
sambungan rumah adalah sebesar 150 lt/org/hari.
2. Kran Umum (KU), diasumsikan yang dilayani adalah 20% dari jumlah penduduk
blok itu. Dan kebutuhan airnya adalah 30 lt/org/hari.
Dan pada tahun 2011 jumlah penduduk yang dapat dilayani oleh PDAM diasumsikan
80%. Kemudian dari data-data dan ketentuan yang telah disebutkan, maka dapat
dilakukan perhitungan debit air buangan.
A. Konsumsi Domestik
Perhitungannya:
1. Sambungan Rumah (SR)
Q air bersih = 80% x JmPend. X 80% x 150 lt/org/hari
= 80% x 5446 x 80% x 150 lt/org/hari
Dan untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Debit air buangan yang telah diperoleh diatas merupakan debit rata-rata (average).
Dan untuk selanjutnya dilakukan perhitungan fluktuasi air buangan sebagai berikut:
• Luas = 272.25 ha
• Jumlah penduduk terlayani = 4357 jiwa
• Q domestik = 548.957 m3/hari
• Q non domestik = 90 m3/hari
⎛ ⎞
Q minimum = 1/5x ⎜ P ⎟ xQave
⎝1000⎠
0.2
⎛ ⎞
= 1/5x ⎜ 4357 ⎟ x638.957
⎝1000 ⎠
= 171.53 m3/hari
= 1.985 l/dt
Dan untuk perhitungan blok-blok yang lain, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Q
Peak Q Factor Average Q Peak Q Peak Q Q
Factor Peak Average Infiltrasi Total Total Minimum Minimum
• Comminutor
• Grit Chamber
• Sedimentasi
b) Pengolahan sekunder, merupakan proses pengolahan biologis dengan bantuan
mokroorganisme. Pengolahan sekunder ini dapat mengurangi SS sebesar 90 %
dan BOD sebesar 70-95 (Elwyn E. Seelye).
Unit-unit pengolahan dapat berupa :
• Trickling Filter
• Activated Sludge
• Stabilization Pond
c) Pengolahan tersier, dipergunakan untuk menghilangkan unsur-unsur tertentu
dalam air buangan yang tidak diinginkan seperti Nitrogen (N), Phosphor (P) serta
proses disinfeksi.
Ada beberapa alternatif pengolahan air buangan yang dapat dipilih sehubungan dengan
beban pengolahan yang harus diolah sehingga dapat menghasilkan efluen yang sesuai
dengan baku mutu air limbah yang ditentukan. Adapun kriteria pemilihan suatu alternatif
pengolahan adalah :
a) Efisiensi Pengolahan
Efisiensi pengolahan berhubungan dengan kemampuan proses tersebut dalam
mengolah air limbah.
b) Aspek Teknis
Aspek teknis meliputi kemudahan dari segi konstruksi, ketersediaan tenaga ahli,
untuk mendapatkan bahan-bahan konstruksi, operasi maupun pemeliharan.
c) Aspek ekonomis
Aspek ekonomis meliputi pembiayaan dalam hal konstruksi, operasi maupun
pemeliharaan dari instalasi bangunan pengolahan air buangan.
d) Aspek Lingkungan
5 6 8
9 10
11
Keterangan :
1. Saluran Pembawa R Return Sludge
2. Sumur Pengumpul S1 Sludge dari Bak Pengendap I
3. Pompa S2 Sludge dari Secondary Clarifier
4. Bar Sreen F Resirkulasi Filtrat
5. Grit Chamber
6. Bak Ekualisasi
7. Bak Pengendap I
8. Oxidation Ditch
9. Secondary Clarifier
10. Disinfeksi
11. Sludge Drying Bed
Keuntungan :
• Mempunyai efisiensi removal BOD dan COD yang tinggi antara 80-85 %.
• Removal N tinggi (aerobic-anoxic).
• Dapat dimodifikasi sesuai karakteristik air buangan.
• Efluen yang dihasilkan lebih konstan / stabil (F/M ratio kecil sehingga terjadi
endogeneous respiration dan sludge yang dihasilkan lebih sedikit) dan tidak tidak
berbau.
Kerugian :
• Memerlukan area yang luas.
• Tidak fleksibel untuk beban organik dan beban hidrolik yang tidak stabil
(bervariasi).
• Perlu tenaga terlatih untuk operasi pengolahannya.
5 6 8 9 10
11 12 13
Keterangan :
1. Saluran Pembawa R Return Sludge
2. Sumur Pengumpul S1 Sluge dari Bak Pengendap I
3. Pompa S2 Sludge dari Secondary Clarifier
4. Bar Sreen F Resirkulasi Filtrat
5. Grit Chamber
6. Bak Ekualisasi
7. Bak Pengendap I
8. Trickling Filter
9. Secondary Clarifier
10. Disinfeksi
11. Thickener
12. Digester
Keuntungan :
• Tidak terganggu adanya beban hidrolik dan organik.
• Mempunyai efisiensi pengolahan 60-80 %.
• Tidak memerlukan lahan yang luas.
• Kebutuhan oksigen tidak terlalu besar.
Kerugian :
• Kemungkinan timbulnya lalat (serangga).
• Efluen berbau.
• Perlu tenaga terlatih untuk operasi pengolahannya.
• Memerlukan pengolahan lumpur yang lengkap.
• Kehilangan tekanan cukup besar antara 1,8-3,6 atm.
5 6 8 9 10
11 12 13
Keterangan :
1. Saluran Pembawa R Return Sludge
2. Sumur Pengumpul S1 Sluge dari Bak Pengendap I
3. Pompa S2 Sludge dari Secondary Clarifier
4. Bar Sreen F Resirkulasi Filtrat
5. Grit Chamber
6. Bak Ekualisasi
7. Bak Pengendap I
8. Aeration Tank
9. Secondary Clarifier
10. Disinfeksi
11. Thickener
12. Digester
13. Sludge Dryng Bed / Fiter Press
Keuntungan :
• Mempunyai efisiensi removal BOD tinggi antar 80-85 %.
• Dapat dimodifikasi sesuai karakteristik air buangan.
• Efluen tidak berbau.
• Terhindar dari gangguan lalat (serangga).
Kerugian :
• Memerlukan area yang luas.
• Memerlukan proses stabilisasi lumpur.
• Memerlukan tenaga profesional yang banyak dan terlatih.
• Tidak fleksibel terhadap variasi beban hidrolik.
3. Aspek Ekonomis
Menyangkut masalah financial atau pembiayaan dalam hal konstruksi, operasi dan
pemeliharaan IPAL.
4. Aspek Lingkungan
Kemungkinan terjadinya gangguan yang dirasakan penduduk akibat
ketidakseimbangan faktor ekologis.
Dari alternative pengolahan yang terpilih, maka dilakukan perhitungan mass balance.
Efisiensi removal tiap unit pengolahan yang dapat dicapai dengan menggunakan
Oxidation Ditch dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Bar screen - - - - - -
Grit chamber 10 5 5 - - -
Pengendapan pertama 30 – 40 30 - 40 50 - 65 10 - 20 10 - 20 -
Oxidatiopn Ditch 75 – 95 80 - 85 80 - 90 10 - 25 15 - 50 -
(Sumber : Metcalf & Eddy. 1981. Waswater Ingineering : Collection and Pumping of
Wastewater. Hal 170)
[N] = 40 mg/L
N M = [N] x Qp = 40 mg/L x 42056,97 m3/hari = 1682,28 kg/hari
[P] = 8 mg/L
P M = [P] x Qp = 8 mg/L x 42056,97 m3/hari = 336,46 kg/hari
1. Grit Chamber
Kemampuan meremoval : BOD = 10 % SS = 5 % P=-
COD = 5 % N=-
Yang keluar dari Grit Chamber (out) :
BODM’ = 9252,53 x (100 - 10) % = 8327,28 kg/hari
CODM’ = 21028,49 x (100 - 5) % = 19977,07 kg/hari
SSM’ = 9252,53 x (100 - 5) % = 8789,90 kg/hari
NM’ = = 1682,28 kg/hari
PM’ = = 336,46 kg/hari
Yang menjadi sludge (waste) :
BODM = 9252,53 – 8321,28 = 931,25 kg/hari
CODM = 21028,49 – 19977,07 = 1051,42 kg/hari
SSM = 9252,53 – 8789,90 = 462,63 kg/hari
NM = = 0 kg/hari
PM = = 0 kg/hari
Efluen Grit Chamber :
90,69 m
berat jenis lumpur 1,05 x 1000
Qefluen = Qinfluen – Qlumpur = 42056,97 – 90,69 = 41966,28 m3/hari Efluen
primary clarifier :
NM ' 1429,94
[N] = x 1000 = x 1000 = 34,07 mg/L
Qefluen 41966,28
PM ' 269,17
[P] = x 1000 = x 1000 = 6,41
mg/L Qefluen 41966,28
NM ' 1000,96
[N] = x 1000 = x 1000 = 23,82 mg/L
Qefluen 42024,01
PM ' 201,88
[P] = x 1000 = x 1000 = 4,8
mg/L Qefluen 42024,01
Efisiensi removal tiap unit pengolahan yang dapat dicapai dengan menggunakan
Tricling Filter dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Bar screen - - - - - -
Grit chamber 10 5 5 - - -
Pengendapan pertama 30 – 40 30 - 40 50 - 65 10 - 20 10 - 20 -
Trickling Filter 65 – 80 60 - 70 60 - 85 15 - 50 8 - 12 -
(Sumber : Metcalf & Eddy. 1981. Waswater Ingineering : Collection and Pumping of
Wastewater. Hal 170)
1. Grit Chamber
Kemampuan meremoval : BOD = 10 % SS = 5 % P=-
COD = 5 % N=-
Yang keluar dari Grit Chamber (out) :
BODM’ = 9252,53 x (100 - 10) % = 8327,28 kg/hari
NM ' 1429,94
[N] = x 1000 = x 1000 = 34,07 mg/L
Qefluen 41966,28
PM ' 269,17
[P] = x 1000 = x 1000 = 6,41
mg/L Qefluen 41966,28
3. Tricling Filter
Kemampuan meremoval : BOD = 70 % SS = 75 % P = 15 %
COD = 70 % N = 10 %
Yang keluar dari secondary clarifier (out) :
Sony Wahyudi Teknik Lingkungan – ITS Surabaya 31
Tugas
NM ' 1286,95
[N] = x 1000 = x 1000 = 30,69 mg/L
Qefluen 41929,66
PM ' 228,79
Efisiensi removal tiap unit pengolahan yang dapat dicapai dengan menggunakan
Tangki Aerasi ( ASP ) dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Bar screen - - - - - -
Grit chamber 10 5 5 - - -
Pengendapan pertama 30 - 40 30 - 40 50 - 65 10 - 20 10 - 20 -
Tangki Aerasi ( ASP ) 75 - 95 80 - 85 80 - 90 10 - 25 15 - 50 -
(Sumber : Metcalf & Eddy. 1981. Waswater Ingineering : Collection and Pumping of
Wastewater. Hal 170)
1. Grit Chamber
Kemampuan meremoval : BOD = 10 % SS = 5 % P=-
COD = 5 % N=-
NM ' 1429,94
[N] = x 1000 = x 1000 = 34,07 mg/L
Qefluen 41966,28
PM ' 269,17
[P] = x 1000 = x 1000 = 6,41
mg/L Qefluen 41966,28
Direncanakan :
k = 5 / hari
y = 0,6 mg VSS / mg BOD5
kd = 0,06 / hari
θc = 10 hari
Xr = 10000 mg/l ( sebagai MLSS ) dan 8000 mg/l ( sebagai MLVSS)
MLSS = 2000 mg/l
MLVSS/MLSS= 0,8
Qr/Q = 0,25 – 0,75
BOD efluen yang diinginkan = 20 mg/l
TSS efluen ytang diinginkan = 100 mg/l
Q influen = 42056,97 m3/hari
Perhitungan :
• BOD5 terlarut di efluen tangki aerasi BOD5 = 68 % BOD ultimate
BOD solid = 65 % biodegradable
= 20 mg/l x 0,65 x 0,68 x 1,42 mg O2 / mg sel
= 12,55 mg/l
BOD terlarut di efluen ( lolos ) = 20 mg/l – 12,55 mg/l
= 7,45 mg/l
Efisiensi = x100%
= 94,2 %
= 55935,77 m3/hari
Vr = y.θc.Q.(So − S)
X(1+ kd.θc)
=
= 12737,62 m3
y
• Yobs =
1+ kd.θc
=
= 0,375
• Produksi Lumpur ( Px )
Yobs.Q.(So − S)
Px =
1000
=
= 2547,52 kg/hari ( sebagai MLVSS )
Px ( MLSS ) = 2547,52 / 0,8
= 3184,4 kg/hari
= 826,27 m3/hari
• Q efluen = Q influen – Qw
= 55935,77 – 826,27
= 55109,5 m3/hari
• Removal COD = 85 %
COD efluen = 15 % x 12985,1 kg/hari
= 1947,77 kg/hari
COD waste = 85 % x 12985,1 kg/hari
= 11037,34 kg/hari
1947,77kg /hari
[ COD ef ] = 55109,5m3 /hari
= 35,34 mg/l
• Removal P = 25 %
P efluen = 75 % x 269,17 kg/hari
= 201,88 kg/hari
Pw = 25 % x 269,17 kg/hari
= 67,29 kg/hari
201,88kg /hari
[ P efluen ] = 3 /hari
55109,5m
= 3,66 mg/l
• Removal N = 50 %
N efluen = 50 % x 1429,94 kg/hari
= 714,97 kg/hari
Nw = 50 % x 1429,94 kg/hari
= 714,97 kg/hari
714,97kg /hari
[ N efluen ] = 3 /hari
55109,5m
= 12,97 mg/l
BAB V
PRELIMINARY SIZING
Direncanakan:
- Dibuat 1 sumur pengumpul
- Waktu detensi (td) = 5 menit (< 10 menit)
- Q peak = 0,487 m3/dt Perhitungan:
Q sumur pengumpul
3
Q peak 0,487 /detik
Q= = = 0,487 m
Σ sumur 1
Volume sumur pengumpul
V = Q x td
= 0,487 m3/detik x 5 menit x 60 detik/menit
= 146,1 m3
Luas area sumur pengumpul Direncanakan: h = 2,5 m
P:L=3:2
v = 146,1 = 2
A= 58,4 m
h 2,5
Dimensi sumur pengumpul
A=P:L
58,4 m2 = 3/2L . L
L2 = 38,9 m
L = 6,24 m
P = 3/2L
= 3/2 . 6,24
= 9,36 m
Direncanakan bar screen dipasang pada sebuah saluran yang menghubungkan antara
sumur pengumpul dan grit chamber.
Direncanakan:
- lebar = 1 meter
- panjang = 3 meter
Jadi luas untuk bar screen adalah:
L = panjang x lebar
= 3 meter x 1 meter
= 3 m2
Direncanakan:
- digunakan grit chamber tipe horizontal flow
- dibuat satu grit chamber dengan proportional weir
- kecepatan horizontal (Vh) = 0,3 m/detik
- diameter partikel minimal yang diendapkan = 0,2 mm (65 mesh)
- suhu 250C = ν = 0,8774.10-2 cm/detik
- Ss grit = 2,65 Perhitungan:
Q channel
Q peak 0,487 m3
Q= =
Σ channel 1
= 0,487 m3/detik
Luas penampang (A)
A 0,487
A= =
b 0,3
= 1,62 m2
Direncanakan b =
2 m a 1,62 h = = b
2
= 0,81 m
Kecepatan pengendapan partikel (Vs)
g 981
Vs = =
(18 . v) . (Ss - 1) . dp2 (18 . 0,008774) . (2,65 - 1) . (0,02)2
= 4,1 cm/detik
= 0,041 m/dt
Surface area (As)
Q 0,487
As = =
Vs 0,041
= 11,878 m2
Panjang bak (P)
As 11,878
P= = b 2
= 5,9 m
Direncanakan:
- dibuat 4 buah bak pengendap I
- waktu detensi (td) = 1,5 jam Perhitungan:
Debit masing-masing bak (Q)
Q peak 0,487
Q tiap bak = = Σ bak 4
= 0,122 m3/dtk
Volume masing-masing bak (V)
V = Q . td
= 0,122 m3/dtk x 1,5 jam x 3600 dt/jam
= 658,8 m3
Dimensi bak
H = 1/12 . L0,8
B:h=1:4
V=bxLxh
658,8 = 1/4L x L x 1/12 x L0,8
658,8 = 0,02L0,8
L2,8 = 32940
L = 41 m
B = 1/4L
= ¼ . 41
= 10 m h =
1/12 . L0,8
= 1/12 . (41)0,8
= 1,6 m
Direncanakan:
Q peak = 0,487 m3/detik
Q average = 0,153 m3/detik
Q max = Q average x faktor max-day
= 0,153 x 1,2 = 0,1836 m3/detik
θc = 10 hari
Q max = 0,1836 m3/s = 15863,04 m3/hari
Y = 0,5
So = 128,9 mg/l
S = 6,2 mg/l
X ( MLVSS ) = 2500 mg/l
MLSS = 3000 mg/l
X resirkulasi = 10000 mg/l
Kd = 0,06 / hari
Perhitungan:
Volume reactor
θc . Q . Y . ( So - S )
V=
X ( 1 + Kd . θc )
10 hari . 15863,04 m3/hari . 0,5 . ( 128,9 - 6,2 ) mg/l
=
2500 ( 1 + ( 0,06 / hari . 10 hari ) )
= 2433 m3
Direncanakan:
-terdiri dari 4 unit clarifier
-Q peak = 0,487 m3/detik
-Q average = 0,153 m3/detik
-Q max = 0,153 x 1,2 = 0,1836 m3/detik Diketahui:
X = 3000 mg/l
Sf = 2 kg/m2.jam
Perhitungan:
• A surface = = 60 m2
⎛4x60⎞1/ 2
• Diameter clarifier = ⎜ ⎟ = 8,7 m ≈ 9 m ⎝ 3,14 ⎠
5.7. Desinfeksi
Perhitungan:
Dosis chlorine untuk desinfeksi
Dosis = 5 mg/l x 0,487 m3/dt x 86400 dt/hari = 210,384 kg/hari ≈ 210 kg/hari
210 kg/hari
Ca(OCl)2 yang dibutuhkan = = 300
kg/hari 0,7
Dimensi bak kontak chlorine
Volume bak = Q x td = 0,487 m3/dt x 20 menit x 60 dt/menit = 584,4 m3
5.8. Thickener
Diketahui:
- berat solid = 4545,63 kg/hari
Perhitungan:
- Luas permukaan (As)
As = = 90,91 m2
- Diameter thickener
⎛4x90,91⎞1/ 2
D=⎜ ⎟ = 10,76 m ⎝ π ⎠
Diketahui:
- berat solid = 4545,63 kg/hari
- berat Lumpur = 30825,7 kg/hari
- kadar solid = 7%
- kadar air = 93%
Direncanakan:
- kadar air di sludge digester 90% dalam waktu 15 hari
- dibuat 2 unit sludge digester
Perhitungan:
Kapasitas tangki:
0,0005(2− atxv)
B= xWxt
1−Wm
Dimana:
B = kapasitas tangki
at = fraksi volatile solid yang terurai v =
fraksi volatile solid yang masuk w = berat
0,0005(2− 50%x70%)
B=
x4545,63x15 1− 91,5%
= 661,79 m3
Dimensi tangki
Direncanakan digester berbentuk lingkaran ; dengan h = 2 m
A= = 330,895 m2
⎛4x330,895⎞1/ 2
D=⎜ ⎟ = 20,5 m
⎝π⎠
V x (1 - ρ)
Volume cake kering : V1 =
1 - ρS
30 m3 = 15 m3
Volume cake kering tiap cell =
2
Volume cake kering tiap bed (10 cell) = 10 x 15 m3 = 150 m3
15 m3 2
Sehingga :
Dimensi cell : P=8m Kedalaman = 0,3 m
L = 6,25 m
Dimensi bed : P = 5 x 6,25 m = 31,25 m
L = 2 x 8 m = 16 m
Kedalaman = 0,45 m + 0,3 m + 0,325 m = 1,075 m
Free board = 0,225 m
Kriteria Desain:
Bentuk saluran direncanakan berbentuk bulat dengan bahan dari pipa beton (n =
0,013)
Kecepatan aliran berkisar antara 0,3 – 2 m/dt
Slope saluran 0,0008 – 0,0033, diambil 0,003
(Sumber : Metcalf and Eddy, Wastewater Engineering Collection & Pumping)
Data Perencanaan:
Q peak = 0,487 m3/detik
Q ave = 0,153 m3/detik
Perhitungan:
Pada saat Q peak, masih tersisa tinggi renang = 0,1 ; maka d/D = 0,9
k = 0,44
(Sumber : Tabel 2.4, Metcalf and Eddy, Wastewater Engineering)
Persamaan:
Q = (k/n) . d8/3 . S1/2, sehingga untuk Q peak / Q full
= 0,6 m Jadi:
D = d peak / 0,9
= 0,6 / 0,9
= 0,66 m
Dengan diameter yang sama dapat dicari d min untuk Q min sebagai
berikut:
Q = (k/n) . d8/3 . S1/2
Jadi:
n
K = Q min x (d 8/ 3.S1/ 2 )
= 0,047 x
= 0,044
Berdasarkan tabel 2.4, Metcalf and Eddy Wastewater Engineering, dengan nilai k =
0,044, maka d/n = 0,3, sehingga:
d min = 0,3 x D
= 0,3 x 0,66 m
= 0,19 m
volume 20,28 m3
saat QMin ; td = Q = 2,82 m3/menit = 7,19 menit ….. ≤10 menit (ok !)
volume 20,28 m3
saat QPeak ;td = Q = 29,22 m3/menit = 0,69 menit …..≤10 menit (ok !)
6.3. Pompa
1. Pompa ini dapat memompa padatan yang besar tanpa dikhawatirkan akan terjadi
penyumbatan.
2. Pompa ini dapat beroperasi pada kecepatan yang konstan dengan variasi debit yang
besar dan memiliki efisiensi yang cukup baik.
h1 = x D x Cos α = x (1,2 m) x
Cos 30 = 0,78 m
0
Q
P = ( r x g x H2 x )
efluen
1000 kg/m3 x 9,81 m/dt 2 x 5,6 m x 0,487 m3/dt
P =
Screw pump
0,55 m
5,6 m
0,78 m 0
30
6,5 m
Saluran penerima ini berfungsi untuk menerima air yang dipompa dari sumur
pengumpul untuk diteruskan ke unit pengolahan lainnya. Pada saluran penerima ini
terdapat screen untuk proses penyaringan.
Perhitungan :
A. SALURAN PENERIMA / PIPA OUTFALL
Q peak = 0,487 m3/s
Kecepatan ( v ) direncanakan = 0,8 m/s Diameter pipa : - A = Q / V
= 0,487 / 0,8
= 0,61 m2
- D = ( 4 . A / π )0,5
= ( 4 . 0,61 / π )0,5
= 0,88 m = 0,9 m
Cek kecepatan - V = Q / A
= 0,487 / ( ¼ .π. 0,92 )
= 0,77 m/s
Luas efektif ( A )
Sony Wahyudi Teknik Lingkungan – ITS Surabaya 54
Tugas
A = Bxh
= 1,0 x 0,8
= 0,8 m2
Keliling basah ( P ) P = B + 2h
= 1,0 + ( 2.0,8 )
= 2,6 m
Jari-jari hidrolis ( R )
R = A/P
= 0,8 / 2,6
= 0,31 m
Persamaan Manning
Q = 1/n . R2/3 . S1/2 . A
0,487 = 1/0,013 . ( 0,31 )2/3 . S1/2 . 0,8
S = 2 . 10-4
Cek kecepatan V = Q / A
= 0,487 / 0,8
= 0,61 m/s
C. BAR SCREEN
Fungsi dari screen ini adalah untuk menyaring benda-benda padat dan kasar
yang terbawa dalam air buangan, yang dapat menyebabkan penyumbatan dan
kerusakan pada peralatan-peralatan seperti pompa, valve, dan perlengkapan lainnya.
Kedalaman 25 – 75 25 – 75
Jarak antar batang (mm) 25 – 50 15 – 75
Slope dari vertikal (derajat) 30 – 45 0 – 30
Kecepatan melalui rack (m/detik) 0,3 – 0,6 0,6 – 1,0
Headloss maksimum (mm) 150 150
(Sumber : Metcalf & Eddy. 1991, Waswater Engineering : Treatment, Disposal, and Reuse. Hal :
170 & 448)
Perhitungan
Jumlah batang ( kisi )
B = ( n - 1 )b + nw
1,0 = ( n – 1 ). 0,03 + 0,01n n =
25,75 buah = 26 buah
Ws = B - nw
= 1,0 – ( 26 . 0,01 )
= 0,74 m
= 1,13 m
= 0,58 m/s
Kehilangan Tekanan ( hL )
- Headloss pada bar rack
Vs2
hv =
2g
(0,58)2
=
2.9,81
= 0,017 m
= 0,0066 m
1 2
d1 d1’ d2
Z1 Z2
Grit chamber berfungsi untuk memisahkan partikel grit yang terbawa di dalam air
buangan, agar tidak mengganggu proses dan pengoperasian unit selanjutnya. Selain itu,
pemisahan partikel grit juga dapat mengurangi beban pengolahan untuk unit pengolah
selanjutnya.
Secara umum, grit chamber dapat dibedakan 2 (dua) macam, yaitu :
1. Horizontal Flow Grit Chamber
Yaitu grit chamber dengan arah aliran horisontal dan kecepatan aliran terkontrol
oleh unit khusus pada bagian efluen, seperti weir atau parshall flume, dan
sebagainya.
2. Aerated Grit Chamber
Yaitu grit chamber dengan aerasi, dimana alirannya merupakan aliran spiral dan
kecepatan melingkar dikontrol oleh dimensi dan suplai udara.
(Sumber : Metcalf & Eddy. 1991, Waswater Engineering : Treatment, Disposal, and Reuse. Hal :
458)
Luas permukaan :
A = = 25,40 m VS
0,01917 m/dt
Kedalaman air :
h = VS x td = 1,15 m/menit x 1 menit = 1,15 m
ACross 1,62 m2
b= = = 1,4 m h
1,15 m
Cek NRe :
bxh
1,4 x 1,15
R= = = 0,435 b + (2 x h) 1,4 +
(2 x 1,15)
VH x R 0,3 x 0,435
NRe = = 0,8774 x 10-4 = 1487,35 ….. < 2000 (ok !) υ
Perhitungan grit storage :
Direncanakan :
- debit air buangan tiap hari = 0,487 m3/detik = 42076,8 m3/hari
- kadar (kandungan pasir) = 30 m3/ 106 m3 air buangan
Volume pengurasan :
VKuras = 1,262 m3 x 3 =3,786 m3
c = 15,35 m d = 0,5
m
t = kedalaman grit storage (m)
Luas permukaan : A1 = a x b = (18,15 x 1) m2 = 18,15 m2
Luas dasar : A2 = c x d = (15,35 x 0,5) m2 = 7,675 m2
3,786 m3 = (
x t x 18,15 + 7,675 + (18,15 x 7,675) )
3
t= 0,3 m
- a = 0,1 m = 0,328 ft
- y = 0,2 m = 0,656 ft
- h = tinggi muka air di grit chamber = 1,15 m = 3,773 ft
1 a
Q = 4,97 x (a 2 ) x b x (h - ) 3
1
17,1982 = 4,97 x (0,328)2 x b x (3,773 - )
b = 1,649 ft
= 0,502 m
y
0,656
Perbandingan : = = 2 a 0,328
x
Dari tabel, diperoleh nilai : = 0,392 b
x = 0,392 x b = 0,392 x 1,649 = 0,646 ft
= 0,197 m
Dimensi proportional weir : a = 0,328 ft = 0,10 m
y x
Tabel 6.5. Nilai dan untuk proportional weir. a
b
y x y x y x
a b a b a b
0,1 0,2 0,805 12 0,500 10 0,195
0,3 0,4 0,732 34 0,392 12 14 0,179
0,5 0,6 0,681 56 0,333 16 18 0,166
0,7 0,641 7 0,295 20 0,156
0,8 0,9 0,608 89 0,268 25 30 0,147
0,580 0,247 0,140
0,556 0,230 0,126
0,536 0,216 0,115
0,517 0,205
Zona Zona
Zona Outlet
Inlet
ZonaSludge
Tabel 7.2 Kriteria desain untuk bak pengendap pertama berbentuk Segi Empat dan
Lingkaran.
Tabel 7.3 Waktu detensi untuk variasi Overflow Rate dan kedalaman bak.
Overflow Rate Waktu detensi (jam)
(m3/m2.hari) Dalam Dalam Dalam Dalam Dalam Dalam
2,0 m 2,5 m 3,0 m 3,5 m 4,0 m 4,5 m
30 1,6 1,2 2,0 1,5 2,4 1,8 2,8 2,1 3,2 2,4 3,6 2,7
40 1,0 0,8 1,2 1,0 1,4 1,2 1,7 1,4 1,9 1,6 2,2 1,8
50 0,7 0,6 0,9 0,8 1,0 0,9 1,2 1,1 1,4 1,2 1,5 1,4
60
70
80
(Sumber : Qasim. 1985. Waswater Treatment Plants : Planning, Design, and Operation. Hal :
269)
A. Saluran Pembawa
Direncanakan:
- Q peak = 0,487 m3/detik
- Saluran segiempat ; b = 2h
- Saluran dari beton ; n = 0,013
- Kecepatan aliran ; v = 1 m/detik Perhitungan:
- Dimensi saluran
2
Q 0,487 2h2
A = = = 0,487 m → v 1
⎡0,487 m2 ⎤1/2
h=⎢ ⎥ = 0,5 m
⎣ 2 ⎦
b=1m
bxh 1 x 0,5
R= = = 0,25 b + 2h 1 + (2 x 0,5)
- Perhitungan slope saluran
= 0,001 x 4
= 0,004 m
B. Settling Zone
• Luas permukaan :
• Kedalaman bak ( h )
Waktu detensi ( td ) dari perhitungan laboratorium = 1,175 jam = 4230 detik
Volume = Q x td
= 0,12 m3/detik x 4230 detik
= 507,6 m3
Kedalaman bak ( h ) = Volume : Asurface
= 507,6 m3 : 160
m2 = 3,17 m = 3,2
m
• Dimensi bak
L = 6,32 m = 6,3 m
P = 4 x L = 4 x 6,3 m = 25,2 m
• Kecepatan horizontal ( Vh )
Vh = P / td
= 2520 cm / 4230 detik
= 0,595 cm/detik = 0,6 cm/detik
1
-2
) x (8,975 x 10-3))
g x (Sg - 1) 2
= 2,74 x 10-3 cm = 0,0274 mm
- Kecepatan scouring
1
⎡8 x k x (Sg - 1) x g x dp⎤ 2
⎢ ⎥
VSc = f ⎦⎣
1
= ⎢⎣ 0,02 ⎥⎦
= 8,42 cm/detik
Karena VSc > VH , maka tidak akan terjadi scouring (ok !).
R= = = 1,59 m
L + 2H 6,3+ (2 x 3,2)
VH x R 0,06 cm/dt x 1,59.10-2 cm
NRe = υ = 0,8372x10−2 cm2/dt = 113,95 < 2000 (ok !)
2,3 x 10 < 10
NF = = =
gV x HR2 9,80 cm/dt(0,62 x cm/dt1,59).210−2 cm −6 -5
Karena NF < 10-5 akan menimbulkan aliran singkat (short circuit) dalam bak
pengendap. Untuk mengatasi masalah ini, alternatif yang digunakan adalah
dengan pembuatan ‘Perforated baffle’ pada zona inlet.
C. Sludge Zone
Dari data laboratorium didapatkan data kualitas air limbah yang masuk ke
sedimentasi adalah sebagai berikut:
BOD = 8327,28 kg/hari
COD = 19977,07 kg/hari
TSS = 8789,90 kg/hari
• Removal yang terjadi di bak pengendap I
BOD =
35% COD =
35% TSS =
65% N =
15%
P = 20%
BODe = 35% x 8327,28 kg/hari = 2914,55 kg/hari
CODe = 35% x 19977,07 kg/hari = 6991,97 kg/hari
TSSe = 65% x 8789,90 kg/hari = 5713,43 kg/hari
= 90,689 m3
P
P1 = 6,3 m
P2 = 5 m A1 = 6,3 x 6,3 = 39,69 m2
P
L1
L2 L1 = 6,3 m A2 = 5x3 = 15 m2
L2 = 3 m
V = x t x (A1 + A2 + A1 x A2 )
• Pengurasan lumpur
Direncanakan : Q = 50 l/dt = 0,05 m3/dt
Dilakukan dengan menggunakan valve otomatis Waktu
pengurasan 8 jam sekali dalam 1 hari
Q 0,05 m3/dt 2
A= = = 0,05 m
V 1 m/dt
4 x (0,05)
D. Inlet Zone
• Saluran pembawa
Tinggi muka air :
A = b x y = 2y x y = 2 y2
2
Q = 1 x ⎛⎜ y ⎞⎟ 3 12 xA
x (S)
n⎝2⎠
2
3
1 ⎛y⎞3 2
1 x 2y
2
Headloss saluran :
Hf = S x L = 0,0003 x 3 m = 0,0009 m Dimensi
saluran :
Panjang (L) = 3 m Kedalaman (y) = 0,63 m
Lebar (b) = 1,26 m Free board = 0,32 m
• Saluran pembagi
Q = 1 x ⎛⎜ y ⎞⎟ 3 x (S) 12 x A
n⎝2⎠
2
x (0,0003)
0,2435 m3/dt = 1 x ⎛⎜ y ⎞⎟ 3 12 x 2y2
0,013 ⎝ 2 ⎠
diperoleh y = 0,49 m
b = 2 x y = 2 x 0,49 m = 0,98 m Cek
kecepatan :
Q 0,2435 m3/dt
V = A = (0,49 x 0,98) m2 = 0,51 m/detik ….. (ok !)
Dimensi saluran :
Kedalaman (y) = 0,49 m Free board = 0,22 m
Lebar (b) = 0,98 m
⎛ y⎞ 3
Q =1x ⎜ ⎟ x (S) 12 x A
n⎝2⎠
2
⎛ y⎞
0,2435 m3/dt = 1 x ⎜ ⎟ 3 x (0,0003)12 x 2y2
0,013 ⎝ 2 ⎠
diperoleh y = 0,49 m
b = 2 x y = 2 x 0,49 m = 0,98 m
Cek kecepatan :
Q 0,2435 m3/dt
V = A = (0,49 x 0,98) m2 = 0,51 m/detik ….. (ok !)
Dimensi saluran :
Kedalaman (y) = 0,49 m Free board = 0,22 m Lebar (b)
= 0,98 m
h = 1,62 / 26,7 =
0,06 m h total = h +
freeboard
= 0,06 + 0,44
= 0,5 m
• Pintu Air
Direncanakan:
Saluran pembagi
Saluran pembawa
dari grit chamber
• Perforated baffle
Direncanakan :
- Jarak dari inlet = 1 m
- diameter lubang = 5 cm = 0,05 m
- tinggi baffle (h) = 2 m
- lebar baffle (L) = lebar bak pengendap = 6,3 m
- kecepatan melalui lubang = 0,2 m/detik
- koefisien konstanta lubang (c) = 0,5
2
= 1 x π x (0,05 m)2 = 1,96
x 10-3 m2
Luas tiap lubang :
A
L
=
x
π
x
D
4
Luas baffle = A = l x h = 6,3 x 2 = 12,6 m2 Luas
total lubang:
Q 0,12 1,2m2
A’ = = =
c.v 0,5x0,2
Jumlah lubang yang dibutuhkan (n)
n = A’ : A tiap lubang = 1,2 :
1,96.10-3
= 612,24 = 612 buah
L = 45 buah
Jadi jumlah lubang horizontal = 45 buah
Jumlah lubang vertical = 14 buah
Jarak antar lubang horizontal (Sh)
lebarbaffle− (∑lubangHxd)
Sh =
∑lubangH +1
= = 0,08 m = 8 cm
lebarbaffle− (∑lubangVxd)
Sv =
∑lubangV +1
= cm
Kontrol bilangan Reynolds :
Jari-jari hidrolis :
A x π x D2 D 0,05 m
R= == = = 0,0125 m
PπxD 4 4
VH x R 0,1 m/dt x 0,0125 m
NRe = υ = 0,8975 x 10−6 m2/dt = 1392,8 < 2000 (ok !)
E. Outlet Zone
Direncanakan:
0,5 m
5,3 m 6,3 m
0,5 m
a 0,5 m
• Dimensi gutter:
Direncanakan lebar gutter = 0,5 m
Kedalaman gutter ( h )
Q = 1,375 x b x h
0,12 = 1,375 x 0,5 x h
h = 0,17 m = 0,2 m
freeboard = 0,3 m
h total = 0,5 m
Dimensi gutter : b = 0,5 m
h = 0,5 m
=Q/b
= 0,12 / 0,5 =
0,24 m3/detik yc =
(0,242 / 9,80)
= 0,2 m
• Jumlah pelimpah
- direncanakan panjang pelimpah = 7,5 m
panjangtotalweir −lebarbak
(n-1) =
2xpanjangtiappelim pah
n = 5 buah
=
= 0,95 m
KRITERIA DESAIN
A. Tangki Aerasi Aliran Kontinyu
Rasio F/M = 0,2 – 0,6 kg BOD5 / kg MLSS . hari
Aerator loading = 0,8 – 2 kg BOD5 / m3 . hari
Waktu aerasi = 3 – 5 jam
Umur Lumpur ( θc ) = 5 – 15 hari
Rasio Resirkulasi = 25 – 100 %
B. Surface Aerator
Kebutuhan kedalaman bak = 3–5m
Power untuk completed mixed = 0,75 – 75 KW ( 1 – 100 HP )
Transfer rate O2 = 1,4 – 1,8 kg O2 / KW.hari
Faktor koreksi salinity surface ( β ) = 1
Faktor koreksi transfer O2 ( α ) = 0,8 – 0,85
Range dimensi tangki aerasi
- Kedalaman ( H ) = 3–5m
- Freeboard = 0,3 – 0,5 m
- Lebar ( W ) = 6 – 12 m
- Rasio W : H = 1 : 1 – 1 : 2,2
DIKETAHUI
Q peak = 0,487 m3/detik
Q average = 0,153 m3/detik
Q max = Q average x faktor max-day
= 0,153 x 1,2 = 0,1836 m3/detik
PERHITUNGAN
1. Biological solid yang terbiodegradasi
= 65/100 x 22 mg/l
= 14,3 mg/l
BOD ultimate = 65/100 x 22 mg/l x 1,42 mg O2
= 20,3 mg/l
BOD5 solid = 20,3 mg/l x 0,68
= 13,8 mg/l
BOD terlarut yang lolos = 20 mg/l - 13,8 mg/l
= 6,2 mg/l
2. Efisiensi
( 128,9 - 20 ) mg/l
= x 100 %
128,9 mg/l
= 84,5 %
3. Volume reactor
Direncanakan
θc = 10 hari
Q max = 0,1836 m3/s = 15863,04 m3/hari
Y = 0,5
So = 128,9 mg/l
S = 6,2 mg/l
X ( MLVSS ) = 2500 mg/l
MLSS = 3000 mg/l
X resirkulasi = 10000 mg/l
Kd = 0,06 kg/ hari
Perhitungan :
Volume tangki aerasi
θc . Q . Y . ( So - S )
V=
X ( 1 + Kd . θc )
10 hari . 15863,04 m3/hari . 0,5 . ( 128,9 - 6,2 ) mg/l
=
2500 ( 1 + ( 0,06 / hari . 10 hari ) )
= 2433 m3
= 15863,04 m3/hari
Massa BODu dari air buangan yang masuk dan diubah dalam proses
Q . ( So - S )
=
0,68
0,68
= 2862,3 kg/hari
Kebutuhan O2
O2 digunakan sebagai bahan organic karbon dan konversi Nitrogen dari
Ammonium menjadi Nitrat
Kebutuhan O2 = BODu – ( 1,42 . Px ( MLSS ) )
= 2862,3 kg/hari – ( 1,42 . 169 kg/hari )
= 2862,3 kg/hari – 239,98 kg/hari
= 2622,3 kg/hari
9411,34 m3/hari
=
0,08
= 117641,75 m3/hari
= 81,69 m3/menit
- Kebutuhan udara desain
= 2 x 81,69 m3/menit
= 163,38 m3/menit
12. Kontrol volume udara dengan nilai actual Air Volume / unit volume
117641,75 m3/hari
= 15863,04 m3/hari / 2
117641,75 m3/hari
=
(15863,04 m3/hari / 2) x (128,9 - 6,2 ) mg/l x 10-3
= 120,88 m3/kg BOD5 removed
⎣
= 1,13 kg O2 /
KWh Tenaga aerator (
D)
Kebutuhan O2
D=
N
2622,3 kg/hari / 24 jam/hari
=
1,13 kg O2 / KWh . hari
= 96,6 KW
Jumlah aerator ( n )
Tenaga aerator
n=
Power
96,6 KW
=
10 KW
= 9,6 = 10 unit
Qr
= 0,43
Q
Qr = 1515,8 m3/hr
QR 1515,8 m3/detik
Cek : Q = 15863,04 m3/detik = 0,09…..(ok !)
Maka :
QBak Pengendap II = 15863,04 m3/hr + 1515,8 m3/hr – 83,46 m3/hr
= 17295,38 m3/hr
4 x (337,8) 2
Diameter bak pengendap II : D= = 38,13 m ≈ 38,1 m
π
Luas permukaan sebenarnya :
Perhitungan kedalaman BP II :
Kedalaman BP II meliputi :
- zona air jernih dan zona pengendapan
- zona thickening (pemadatan lumpur)
3000 g/m3 x 5 m x 20 m x 10 m
= = 3000 kg
1000 g/kg
- Total massa solid pada tiap BP II :
= 30 % x 3000 kg = 900 kg -
Kedalaman zona thickening :
total massa solid tiap BP II x 1000 g/kg
=
konsentrasi rata - rata lumpur BP II x AActual
6609,18 m3
= = 27,51 jam
⎛⎜17295,38⎞⎟ 3/hari x 1 hari/jam m
⎝ 3 ⎠ 24
Perencanaan efluen
Panjang efluen weir = π x (38,1 – 1) m = 116,494 m
panjang efluen weir 116,494 m x 100 cm/m
Total jumlah VNotch = = = 296
jarak antar pusat 39,5 cm
Head di atas VNotch :
Q = 0,1836 m3/dt – MLSS yang dibuang
= 15863,04 m3/hari–83,46 m3/hari = 15779,58 m3/hari=0,183 m3/detik
296
2
⎟
Head= ⎡⎢15 x ⎛⎜⎜ 1,5 x 10-4 m3/dt2 ) x tan 450 ⎠⎞⎟ ⎥⎤⎥⎦ 5 = 0,026 m = 2,6 cm ⎢⎣
WL = 0,183 m3/dt x
86400 dt/hari = 45,24 m3/m.hari
3 x 116,494 m
Kedalaman saluran pelimpah :
Y2 = kedalaman air dalam box efluen – beda tinggi muka air
= 0,61 m – 0,3 m = 0,31 m
Q pada tiap sisi saluran pelimpah :
= 0,0305 m
2 x 3 BP II yang beroperasi
Rata-rata panjang ½ saluran pelimpah :
Merupakan bak yang digunakan untuk menaikkan kandungan solid dalam lumpur
dengan cara mengurangi porsi atau fraksi cairan, sehingga lumpur dapat dipisahkan dari
air dan ketebalannya menjadi berkurang. Sehingga praktis terjadi pemekatan
konsentrasi lumpur.
Dalam perencanaan ini digunakan sludge thickener dengan metode gravitasi, dengan
mengolah lumpur yang berasal dari pengendapan I dan sistem activated sludge.
Tabel 10.1 Kriteria desain sludge thickener untuk lumpur yang berasal dari pengen-
dap I dan proses activated sludge.
Parameter Range
Karena hydraulic loading tidak sesuai dengan kriteria desain, maka digunakan HL
= 4 m3/m2.hari, sehingga :
/hari
Surface 108,2294 m3/m m2.hari3 2
A = = 27,06 m
2
4545,63 kg/hari .hari SL =
27,06 m2 = 168 kg/m
Ternyata solid loading melebihi kriteria desain, maka digunakan solid loading 80
kg/m2.hari, hydraulic loading 1,9 m3/m2.hari, dan ASurface = 56,82 m2.
⎛ 4 x 28,41 m2 ⎞
3
) x 0,04 g/g x 1 kg x 1,05 x 106 cm3/m3
= (28,26 h m
1000 g
= 1186,92 h kg
Dengan waktu detensi 1 hari :
(1186,92 h) kg
= = 1 hari → h = 1,9 m ≈ 2 m
2272,82 kg/hari
Kedalaman zona thickening :
= zona air jernih + zona pengendapan + zona thickening
= 1 m + 1,5 m + 2 m = 4,5 m
Kedalaman dari thickener pada central well (pertengahan bak) :
17 cm/m 6m
Drop total ke central well = x = 0,51 m
100cm/m 2
Total kedalaman thickener :
= free board + thickening + drop total
= 0,49 m + 4,5 m + 0,51 m = 5,5 m
Adalah suatu tangki yang berfungsi untuk menguraikan volatile solid yang ada
dalam lumpur. Proses ini bertujuan untuk menstabilkan lumpur dan mengurangi
biomassa. Pada perencanaan ini digunakan tipe anaerobic sludge digester.
menggunakan VS loading :
3
berat lumpur 4545,63 kg/hari Volume =
VS loading = 2,5 kg/m3.hari = 1818,25 m
2500 m3 = 1250 m3
Volume tiap unit =
2
2500 m3 2
⎛ 4 x 164,5 m2⎞
Diameter tiap unit = ⎜ ⎟ =14,5 m
⎝π⎠
Dimensi digester : Diameter = 14,5 m
Side water depth = 7,6 m
Produksi gas
Konsentrasi solid
BODL dalam lumpur = 1,05 x 106 g/m3 x 65 % x 1,42 g/g = 969150 g/m3
Produksi gas methan :
YxQxExS
Px =
[1+ (kd x θC )] x 1000 g/kg
⎩⎣
⎧
= 0,35m3/kgx⎨⎩⎡⎢⎣ 0,8x4,329 m10003/harix9691 g/kg 50 g/m3 ⎤⎥⎦ -
(1,42x115,737 kg/hari)⎫⎬⎭
= 1117,2 m3/hari
1117,2 m3/hari
Produksi gas digester = = 1692,73 m3/hari
66%
V x (1 - ρ)
Volume cake kering : V1 =
1 - ρS
30 m3 = 15 m3
Volume cake kering tiap cell =
2
Volume cake kering tiap bed (10 cell) = 10 x 15 m3 = 150 m3
15 m3 2
(312,5 - 150) m3
Kedalaman air = = 0,325 m (5
x 6,25 m) x (2 x 8 m)
Sehingga :
Dimensi cell : P=8m Kedalaman = 0,3 m
L = 6,25 m
Underdrain
Berfungsi untuk menampung dan mengeluarkan air dari lumpur.
Terletak di bawah lapisan kerikil (media).
Direncanakan diameter pipa = 100 cm.
BAB XI DESINFEKSI
Perhitungan desinfeksi :
Dosis chlorine untuk desinfeksi
Dosis = 5 mg/l x 0,487 m3/dt x 86400 dt/hari = 210,384 kg/hari ≈ 210 kg/hari
210 kg/hari
Ca(OCl)2 yang dibutuhkan = = 300
kg/hari 0,7
L 4,4 m
60 m
Lebar tiap saluran = = 4,29 m
14
2 2
⎡⎢ ⎤⎥ ⎡⎢ 0,015 x ⎛⎜ 3 ⎞⎟ ⎤⎥
⎥ ⎢ ⎜⎜ ⎝ ⎠ ⎟⎟ ⎥ ⎥
Slope saluran = ⎢⎢⎣⎢⎝ bbn x + + 2 DVDH⎞⎠2 ⎥⎥⎥⎦ = ⎣⎢ ⎢⎛ ⎝ 4,29 m + (2 x 260,2 m)⎠ 23 ⎦⎥
= 8,37 x 10-7
⎜ ⎟ ⎢
⎢⎛ 3 4,29 m + 2,2 m ⎞⎥
⎛ 3 ⎞2
2 ⎜ ⎟
VH ⎝ 60⎠
Saluran lurus = n x = 14 x = 1,78 x 10-3 m 2 x g
2 x 9,81
Karena gesekan = S x L = 8,37 x 10-7 x 60 m = 5,02 x 10-5 m
VH2 (0,125)2
Pada belokan = (n - 1) x = (14 - 1) x = 0,01 m
2 x g 2 x 9,81
= kebutuhan Ca(OCl)Ca(OCl)2 2
= 3001,2 kg/hari kg/l
Perhitungan:
1. SALURAN PEMBAWA
Kehilangan tekanan pada saluran (hf) = S x L hf = 0,003 x 5 m
= 0,015 m
Elevasi muka air = ( - 2,9488 – 0,015 )
= - 2,9638 m
3. BAR SCREEN
Head loss (hf) = 0,0066 m
Elevasi muka air = + 2,1562 m – 0,0066 m
= + 2,1496
4. GRIT CHAMBER
Kecepatan pada grit chamber = 0,3 m/detik
Kehilangan tekanan pada inlet R = 0,4
⎛ vxn ⎞2 ⎛0,3x0,015⎞2
5. BAK PENGENDAP I
Kehilangan tekanan di pipa inlet = 0,004 m
6. ACTIVATED SLUDGE
hf inlet = 0,02 m
hf outlet = 0,02 m
hf total = 0,04 m
elevasi muka air = + 2,1132 – 0,04
= + 2,0732 m
7. SECONDARY CLARIFIER
hf inlet
Diketahui:
Q = 0,05 m3/detik
V = 0,6 m/detik
Q 0,05 2
A= = = 0,08m
v 0,6
⎛4 A⎞1/ 2 ⎛4 x 0,08⎞1/ 2
D=⎜ ⎟ =⎜ ⎟ = 0,3m
⎝π⎠ ⎝ 3,14 ⎠
Direncanakan L inlet = 4 m
⎡ 0,05 ⎤1,85
= 0,007 m
hf outlet
Direncanakan:
Φoutlet = Φinlet = 0,3 m
L outlet = 7 m Perhitungan:
⎡ 0,05 ⎤1,85
= 0,01 m hf total =
0,007 + 0,01
= 0,017 m
elevasi muka air = + 2,0732 – 0,017
= + 2,0562 m
8. DESINFEKSI
hf = 0,012 m
elevasi muka air = + 2,0562 – 0,012
= + 2,0442 m
Perhitungan Bill of Quantity (BOQ) hanya pada kebutuhan bangunan saja, perinciannya
sebagai berikut:
1. SALURAN PEMBAWA
Digunakan pipa dengan ukuran:
- diameter = 600 mm
- panjang = 5 m
- jumlah saluran = 1 buah
Screw pump
- 1 buah screw pump 57,9 Hp dengan Q = 0,487 m3/dt dan diameter pompa =
1600 mm
- 1 buah drive motor screw pump
- 1 buah jembatan control (walk wad)
b. Bar Screen
- racks dengan lebar = 0,01 m = 26 buah
- perlengkapan reciprolating rack untuk pembersihan = 1 buah
4. GRIT CHAMBER
a. Grit Removal
- h = 1,15 m + 0,3 m = 1,45 m
- b = 1,4 m
- L = 18,5 m
- Tebal beton = 0,3 m
- Jumlah bak = 1 buah
Volume beton = { (1,45 + 0,3) x (1,4 + (2 x 0,3) x 18,15)} – {18,15 x 1,4 x 1,45}
= 26,68 m3
b. Grit Storage
- h = 0,3 m
- b = 1,4 m
- L = 15,35 m
- Tebal beton = 0,3 m
- Jumlah bak = 1 buah
Volume beton = { (6,3 + 0,3) x (1,4 + (2 x 0,3) x 15,35)} – {15,35 x 1,4 x 0,3}
= 11,973 m3
c. Proportional Weir
Digunakan betonan
5. PRIMARY SEDIMENTATION
a. Saluran Pembawa
h = 0,5 m + 0,3 m = 0,8 m
b=1m L=4m
Tebal beton = 0,3 m
Jumlah saluran = 1 buah
b. Pintu Air
Digunakan pintu air dari pelat baja dan diletakkan sebelum bak pengendap
sebanyak 4 buah.
c. Bangunan Sedimentasi I
h = 3,2 m + 0,3 m = 3,5 m
b = 6,3 m
L = 25,2 m
Tebal beton = 0,3 m
Jumlah bak = 4 buah
Volume beton = { (3,5 + 0,3) x (6,3 + (2 x 0,3) x 25,2)} – {3,5 x 6,3 x 25,2}
= 105,084 m3
6. ACTIVATED SLUDGE
h=5m
b = 10 m
L = 20 m
Tebal beton = 0,5 m
Jumlah tangki aerasi = 2 buah
Pintu air sebanyak 2 buah
7. SECONDARY CLARIFIER
a. Bak
Diameter = 38,1 m
h=3m
tebal beton = 0,5 m
8. SLUDGE THICKENING
Diameter = 6 m
h = 5,5 m
tebal beton = 0,5 m
Volume beton = { ¼.π (6,52 – 62)}
= 5 m3
9. SLUDGE DIGESTER
Diameter = 14,5 m
h = 2,2 m
tebal beton = 0,5 m
terdiri dari 2 unit