Anda di halaman 1dari 2

1.

Pengertian Komunitas

Berkaitan dengan kehidupan sosial, ada banyak difinisi yang menjelaskn tentang arti
komunitas. Tetapi setidaknya difinisi komunitas dapat didekati melalui pertama, terbentuk
dari sekelompok orang, kedua, saling berinteraksi secara sosial diantara anggota kelompok
itu, ketiga, berdasarkan adanya kesamaan kebutuhan atau tujuan dalam diri mereka atau
diantara anggota kelompok lain, keempat, adanya wilayah-wilayah individu yang terbuka
untuk anggota kelompok yang lain, misalnya waktu. Pada dasarnya setiap komunitas yang
ada itu terbentuk dengan sendirinya, tidak ada paksaan dari pihak manapun, karena
komunitas terbangun memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan setiap individu dalam
kelompok tersebut. Suatu komunitas terbentuk biasanya karena beberapa individu memiliki
hobi yang sama, tempat tinggal yang sama dan memiliki ketertarikan yang sama dalam
beberapa hal.

Sarason (1974) mendefinisikan komuintas sebagai suatu jaringan hubungan yang tersedia,
saling mendukung, dan di dalamnya orang-orang dapat memenuhi kebutuhan mereka (di
dalam Psikogi Komunitas, 2013).

Proses pembentukannya bersifat horisontal karena dilakukan oleh individu-individu yang


kedudukannya setara. Komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang
dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional (Soenarno, 2002). Kekuatan
pengikat suatu komunitas, terutama, adalah kepentingan bersama dalam memenuhi
kebutuhan kehidupan sosialnya yang biasanya, didasarkan atas kesamaan latar belakang
budaya, ideologi, sosial-ekonomi. Disamping itu secara fisik suatu komunitas biasanya diikat
oleh batas lokasi atau wilayah geografis. Masing-masing komunitas, karenanya akan
memiliki cara dan mekanisme yang berbeda dalam menanggapi dan menyikapi keterbatasan
yang dihadapainya serta mengembangkan kemampuan kelompoknya.

2. Kebutuhan rekognisi akan Keterlibatan komunitas ( masyarakat )

CBDRM (Community-Based Disaster Risk Management) merupakan sebuah proses yang


melibatkan komunitas lokal sebagai pihak yang paling mendapat risiko saat bencana terjadi
dalam identifikasi, analisis, pemantauan dan penilaian risiko bencana sebagai upaya untuk
mengurangi risiko bencana dan memperkuat kapasitas mereka. Hal ini berarti bahwa
masyarakat menjadi inti pembuat keputusan dan penerapan tindakan pengurangan risiko
bencana. Pelibatan kelompok yang paling rentan dianggap menjadi proses yang paling
penting, sedangkan dukungan terhadap mereka menjadi faktor kesuksesan dalam penerapan
CBDRM. Pendekatan CBDRM menempatkan komunitas lokal sebagai pemeran vital dalam
tindakan mitigasi, kesiapsiagaan, dan pemulihan. PRB sendiri terkait pada usaha manusia
untuk meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi bencana. Alam memiliki siklusnya
sendiri, sedangkan manusia dengan segala kapasitas yang dimilikinya berusaha semaksimal
mungkin mengurangi tingkat kerentanan saat bencana alam terjadi.

Pertama, peneliti menggunakan konsep bencana dan pembangunan. Dalam konsep ini,
terdapat 3 faktor penting yang saling berkaitan, yaitu bencana, kerentanan, dan kapasitas.
Tiga faktor ini dapat menjelaskan keterkaitan yang kuat antara bencana dan kerentanan
manusia. Sehingga pada penjelasan selanjutnya ditekankan bagaimana kerentanan bencana
diatur oleh pembangunan dan pembangunan itu sendiri berasal dari pencegahan bencana
(Collins 2009). Untuk memahami sebuah kerentanan pada manusia akibat adanya bencana
membutuhkan sebuah ‘intervensi’. ‘Intervensi’ ini dimaksudkan untuk menggerakkan
pembangunan yang sifatnya rasional, dimana terdapat pihak-pihak yang membuat keputusan
untuk mengurangi risiko bencana. Sehingga, perlu dilibatkan pihak-pihak yang berperan
penting dalam pencegahan bencana bagi masyarakat seperti pemerintah, organisasi
internasional, kalangan bisnis, komunitas, NGO, hingga keluarga dan individu. Sehingga
pihak-pihak yang disebutkan ini diharapkan mampu melakukan tindakan yang berpengaruh
dalam kapasitas untuk mengurangi risiko bencana.

Penelitian ini sendiri mencoba mengkaitkan antara pandangan suatu komunitas terhadap
bencana, pelaksanaanya dalam tindakan nyata, hingga pengaruhnya dalam meningkatkan
kapasitas masyarakat. Ketika proses tersebut terjadi, dapat dikatakan bahwa CBDRM dapat
terlaksana dengan baik.

pandangan masyarakat terhadap bencana alam menjadi sangat penting untuk menentukan
langkah yang diambil masyarakat tersebut dalam menghadapi isu bencana alam.

Anda mungkin juga menyukai