Anda di halaman 1dari 3

Tekanan darah merupakan salah satu yang digunakan seorang dokter untuk mendiagnosa dan menerapi

pasiennya dengan mengukur tekanan darah yang berfungsi mengetahui penyakit dan hemodinamik
seseorang(Marhaendra, dkk., 2016).

Tekanan darah adalah mengedarkan darah ke pembuluh darah dengan dorongan atau tekanan. Jantung
sebagai tempat untuk memompa darah yang selanjutnya akan di edarkan ke seluruh tubuh. Pembuluh
darah teksturnya lebih elastis dan memiliki resistensi yang sama untuk aliran darah(Nurasiyah, 2016).

Di dalam kehidupan masyarakat modern dan masyarakat desa tekanan sistolik dan diastolik berbeda, di
masyarakat modern semakin bertambahnya usia kira-kira umur 60 tahun tekanan sistolik dan diastolik
bertambah tinggi, sedangkan pada masyarakat desa tekanan sistolik dan diastolik menurun atau tetap,
dikarenakan kekurangan Natrium yang semakin sedikit (<60 meq perhari)(Manembu, dkk., 2015).

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan empat posisi yaitu suhu dingin, berdiri, berbaring, dan
selesai olahraga dalam empat kali pemeriksaan dengan jangka waktu 5-10 menit. Karena di setiap posisi
tubuh yang berbeda begitu pula dengan tekanan darah akan berbeda-beda. Jika pengukuran
mendapatkan nilai tekanan sistolik 210 mmHg dan tekanan diastolik 120mmHg maka hanya dilakukan
pengukuran satu kali saja. Hal yang dilakukan sebelum pengukuran tekanan darah yaitu tidak habis
makan dalam jumlah banyak, istirahat, tidak merokok, dan tidak minum yang mengandung alkohol
maupun kafein selama 30 menit(Nurasiyah, 2016).

Besarnya tekanan darah pada manusia yang ada di dalam pembuluh darah disebut tekanan darah arteri.
Tekanan ini diukur dengan tinggi yang cukup untuk menghasilkan dorongan yang sangat cukup agar otak
dan jaringan dapat menerima aliran adekuat sampai resistensi arteriol dan ke organ-organ. Dan tekanan
yang diukur tidak diperbolehkan terlalu tinggi agar tidak merusak pembuluh dan penambah beban pada
kerja jantung(Manembu, dkk., 2015).

Selama pengukuran tekanan darah yang dilakukan ialah membungkus lengan dengan manset kemudian
di pompa balon hingga manset menggelembung hingga mencapai batas tekanan sistolik. Arteri brakhialis
tertekan sehingga darah tidak dapat mengalir ke bagian bawah lengan. Lalu udara di keluarkan sedikit
demi sedikit dengan kunci pompa sehingga tekanan arteri berkurang. Jika arteri tidak tertekan akan
terdengar bunyi pertama yang disebut tekanan sistolik dan bunyi kedua yaitu tekanan diastolik di lihat
nilai pada stetoskop saat bunyi pertama dan kedua(Nurasiyah, 2016).

Jantung di dalam tubuh sebagai pemompa darah di aorta sehingga tekanan lebih tinggi hingga mencapai
kira-kira 10 mmHg. Pemompaan darah di jantung hingga terjadi kosongnya pada ritmik ventrikel kiri,
tekanan arteri berbeda-beda sistolik mencapai 120 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg. Contohnya
pada seseorang yang memiliki tubuh sehat ia akan mempunyai tekanan puncak atau sistolik 120 mmHg
dan tekanan rendah atau diastolik 80 mmHg. Perbandingan dari tekanan kedua ini hanya 40 mmHg saja
atau disebut tekanan nadi. Pada seseorang yang sudah lanjut usia tekanan nadinya lebih meningkat
karena arteriosklerosis dan arteri sudah tidak lentur lagi. Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi
perubahan tekanan nadi yaitu sedikitnya isi pada kuncup jantung dan komplians(Manembu, dkk., 2015).

Ada 3 pusat yang mengatur adanya perubahan pada tekanan darah yaitu
1. Syaraf pusat yang terdapat pada batang otak ialah pusat vasomotor, barosereptor dan kemoreseptor
yang ada diluar syaraf pusat.

2. Sistem humoral yang sistematik contohnya reninangiotensia, vasopressin, serotonin, dan adenosin.

3. Sistem hemodinamik yang dipengaruhi oleh volume darah, hidrostatik, dan perubahan tekanan
darah(Manembu, dkk., 2015).

Menurut World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa tekanan darah <135/85 mmHg disebut
normal, jika tekanan darah >140/80 mmHg disebut hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi ialah
penyakit yang dapat menyebabkan kematian karena terlalu tinggi tekanan dalam arteri. Yang bisa
menjalar menjadi komplikasi seperti serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal(Nurasiyah, 2016).

Mengukur tekanan darah menggunakan sphygmomanometer atau tekanan darah elektronik.


Pengukuran tekanan darah dengan posisi berbeda dapat mempengaruhi perubahan tekanan darah
misalnya pada saat duduk, berbaring, berdiri, dan hanya salah satu lengan saja. Adapun faktor yang
dapat mempengaruhi perubahan tekanan darah ialah aktivitas yang dilakukan sebelum pengukuran,
stress, waktu terjadinya pengukuran, dan posisi tubuh. Pernyataan yang lain menyebutkan bahwa
pengukur tekanan darah yang baik dipengaruhi beberapa faktor pula yaitu posisi tubuh, ukuran manset,
penempatan stetoskop, dan posisi lengan(Nurasiyah, 2016).

Pengukuran tekanan darah yang paling baik ialah disaat seseorang duduk atau berbaring dengan lengan
dan tensimeter yang sejajar dengan letak jantung(Marhaendra, dkk., 2016).

Tekanan darah arteri adalah tekanan saat darah mengalir didalam arteri. Ada dua jenis tekanan darah.
Tekanan darah sistolik yaitu tekanan puncak saat ventrikel didalam arteri. Tekanan diastolik yaitu tekanan
ventrikel saat istirahat(Nurasiyah, 2016).

Faktor patologis yang mempengaruhi tekanan darah ialah

1. Usia

Pada bayi tekanan sistoliknya 73 mmHg dan akan meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Pada
seseorang yang lanjut usia, tekanan sistolik nya akan lebih tinggi karena arteri keras dan tidak fleksibel
begitupun dengan tekanan diastolik juga meningkat karena pembuluh darah tidak retraksi secara
fleksibel

2. Stress

Meningkatnya isi jantung dan vasokontriksi arteriol yang meningkat melalui sistem syaraf simpatis.

3. Olahraga

Peningkatan otot dapat menyebabkan banyak darah yang harus di keluar masukkan ke jantung dari vena
sehingga meningkat aktivitas simpatis dan vasokontriksi vena.

4. Ras
Perbedaan negara membuat tekanan darah berbeda contohnya pada pria afrika-amerika yang berumur
35 tahun tekanan darahnya lebih tinggi dari pada orang eropa-amerika yang sama usianya.

5. Jenis Kelamin

Pada wanita kebanyakan memiliki tekanan darah tinggi disebabkan oleh perubahan hormonal
dibandingkan laki-laki.

6. Medikasi

Salah satu obat yang dapat menyebabkan naik dan turunnya tekanan darah dalam tubuh.

7. Obesitas

Salah satu penyebab hipertensi karena peningkatan lemak pada tubuh kurangnya aktivitas.

8. Variasi diurnal

Tekanan darah seseorang dapat berubah-ubah sepanjang waktu karena lajunya metabolisme pada pagi
hari tekanan darah rendah sedangkan, siang sampai sore tekanan darah mencapai puncaknya(Nurasiyah,
2016).

Tujuan praktikum

Mempelajari dan memahami prinsip kerja spygmomanometer dalam pengukuran desakan darah arteri
serta berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Daftar pustaka

Manembu, M., Rumampuk, J., dan Danes,V.R. 2015. Pengaruh Posisi Duduk Dan Berdiri Terhadap
Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Pada Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal e-
Biomedik. Vol 3(3): 814-820.

Marhaendar, Y.A., Basyar, E., dan Adrianto, A. 2016. Pengaruh Letak Tensimeter Terhadap Hasil
Pengukuran Tekanan Darah. Jurnal kedokteran diponegoro. Vol 5(4): 1930-1936.

Nurasiyah, S.H. 2016. Gambaran Tekanan Darah Berdasarkan Posisi Tubuh Pada Pasien Hipertensi Di
Kelurahan Ciamis Wilayah Kerja Puskesmas Ciamis. S1 Keperawatan. Fakultas Ilmu Kesehatan. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah.

Anda mungkin juga menyukai