Anda di halaman 1dari 9

HARI MINGGU xvm SESUDAH PENTAKOSTA MlNeeu, 3o sEPTEM BER 201 8

JANGAN MENGANDALKAN PIKIRAN KITA 1Samuel13:1-12

PENGANTAR KITAB 1 SAMUEL

K. 111

Kitab 1 Samuel merupakan kitab penting dalam sejarah Israel.Sekitar tahun 1050 hingga 1000 sebelum
masehi,bangsa Israel tidak mempunyai bentuk pemerintahan terpusati Bangsa ini merupakan
masyarakat suku yang bebas, dan masing-masing suku memiliki hukum sendiri dan mengurus masalah
mereka sendiri. Bentuk ini berubah ketika Saul diurapi menjadi raja pertama Israel oleh nabi Samuel
(Pasal 10:1). Dalam sisa sejarah Israel selama masa perjanjian lama, umat Allah akan diperintah oleh
seorang raja. Kitab Samuel dinamai berdasarkan nama Samuel, pengarang dan tokoh utama kitab ini.
Sebagai hakim terakhir dan nabi pertama, ia bertindak sebagai suara hati moral bangsa selama
masamasa kristis dalam sejarah bangsa ini.

Sebagai raja Israel pertama, Saul memulai pemerintahannya dengan awal yang baik. Dia menunjukkan
kerendahan hati, kesabaran, dan kepemimpinan yang berani dan mampu membawa kemenangan yang
meyakinkan terhadap musuh utama Israel yaitu Filistin. Namun seiring dengan berjalannya waktu,ia
berubah menjadi murung, tidak sabar, dan memberontak serta menolak untuk mengikuti perintah
Tuhan. Sam uel akhirnya diperintahkan oleh Tuhan untuk mengurapi gembala yang masih muda yaitu
Daud, sebagai pengganti Saul. (Pasal 16:14 3).

Daud mengetahui bahwa ia sudah ditentukan menjadi ra'ja israel pada suatu hari. Namun saat itu, ia
menunjukkan kesetiaan kepada Saul dengan bertindak sebagai pembantunya dan menjadi pahlawan
dalam tentaranya. Akhirnya, Saul dipenuhi dengan kemarahan karena iri hati, sehingga ia ingin
membunuh Daud} Akibatnya Daud terpaksa melarikan diri ke wilayah Filistin.

Kitab 1 Samuel berakhir tragis dengan kematian Saul dan tiga anaknya laki-laki di tangan orang
Filistin(Pasal 31). Hal ini merata
kanjalan bagi Daud untuk meneruskan kerajaan Israel.

PENDALAMAN NAS ALKITAB Ayat-ayat dalam 1 Samuel 13 :112 dapat kita dalami isinya sebagaibe0kut:

Ayat1 : Sedikit data mengenai umur dan masa pemerintahan Saul.

Keterangan mengenai umur Saul ketika menjadi raja tidak begitu jelas. Yang pasti adalah, Saul telah
dewasa ketika diurapi menjadi Raja (LihatJ Samuel 9: 2; l Samuel Pasal 10:1-3).

Perihal masa pemerintahannya, para ahli berpendapat mungkin ada angka atau nomor yang terabaikan
sehingga hanya ditulis 2 tahun. Padahal menurut Kisah Para rasul 13:21, Saul memerintah selama 40
tahun Iamanya.

Ayat2 : Kekuatan angkatan perang Saul kemenangan atas Filistin

Disini dijelaskan berapa kekuatan tentara yang dimiliki Saul. Ternyata Saul memiih tiga ribu orang yaitu
tiga kesatuan tentara militer dan membaginya : sebanyak 2000 bersama-sama Saul di Mikhmas, sebuah
kota suku Benyamin, Suatu lembah yang dalam yang memisahkan kota ini dari Geba. Sebanyak 1000
orang bersama-sama dengan Yonathan di Gebea (Geba) Benyamin.

Ayat3-4 :Kemenangan Yonamn atas pasukan Filistin di Geba. Tundakan Yonatan yang menyerang dan
mengalahkan pasukan pendudukan orang Filistin yang ada di Geba dan ketika hal itu terdengar oleh
orang Filistin mereka berkata bahwa orang-orang Ibrani itu telah memberontak, dan karena itu Saul
menyuruh meniup sangkakala ke seluruh negeri. Orang Filistin menganggap kemenangan Yonatan itu
sebagai kemenangan Saul dan karena itu mereka semakin membenci Israel, sehingga Saul harus
mengumpulkan rakyat untuk bekerja sama dengan tentara yang sudah ada dan melawan pasukan Filistin.
Rupa-rupanya Saul meninggalkan Mikhmas yang diduduki orang Filistin dan pindah ke Gilgal.

Ayat 5 : Peperangan baru melawan orang Filistin yang sangatbesarpasukannya.


F ilistin bermaksud sungguh-sungguh mengalahkan Israel dengan

mengerahkan kekuatan angkatan perang yang besar yaitu :Tiga

ribu kereta, enam ribu orang pasukan berkuda dan pasukan berjalan

kaki sebanyak pasir di tepi Iaut.

Ayat 6-7 : Kegalauan orang Israel

Ketika Rakyat Israel melihat kekuatan perang Filisti, kecut dan takutlah mereka. Jelas sekali bahwa
pasukan Filistin lebih kuat dari pasukan Israel. Mereka memang bermaksud menakut-nakuti orang |srael,
dan ternyata upaya ini berhasil, karena oranQ-Orang

Ayat1 : Sedikit data mengenai umur dan masa pemerintahan Saul.

Keterangan mengenai umur Saul ketika menjadi raja tidak begitu jelas. Yang pasti adalah, Saul telah
dewasa ketika diurapi menjadi Raja (LihatJ Samuel 9: 2; l Samuel Pasal 10:1-3).

Perihal masa pemerintahannya, para ahli berpendapat mungkin ada angka atau nomor yang terabaikan
sehingga hanya ditulis 2 tahun. Padahal menurut Kisah Para rasul 13:21, Saul memerintah selama 40
tahun Iamanya.

Ayat2 : Kekuatan angkatan perang Saul kemenangan atas Filistin

Disini dijelaskan berapa kekuatan tentara yang dimiliki Saul. Ternyata Saul memiih tiga ribu orang yaitu
tiga kesatuan tentara militer dan membaginya : sebanyak 2000 bersama-sama Saul di Mikhmas, sebuah
kota suku Benyamin, Suatu lembah yang dalam yang memisahkan kota ini dari Geba. Sebanyak 1000
orang bersama-sama dengan Yonathan di Gebea (Geba) Benyamin.
Ayat3-4 :Kemenangan Yonamn atas pasukan Filistin di Geba. Tundakan Yonatan yang menyerang dan
mengalahkan pasukan pendudukan orang Filistin yang ada di Geba dan ketika hal itu terdengar oleh
orang Filistin mereka berkata bahwa orang-orang Ibrani itu telah memberontak, dan karena itu Saul
menyuruh meniup sangkakala ke seluruh negeri. Orang Filistin menganggap kemenangan Yonatan itu
sebagai kemenangan Saul dan karena itu mereka semakin membenci Israel, sehingga Saul harus
mengumpulkan rakyat untuk bekerja sama dengan tentara yang sudah ada dan melawan pasukan Filistin.
Rupa-rupanya Saul meninggalkan Mikhmas yang diduduki orang Filistin dan pindah ke Gilgal.

Ayat 5 : Peperangan baru melawan orang Filistin yang sangatbesarpasukannya.

F ilistin bermaksud sungguh-sungguh mengalahkan Israel dengan

mengerahkan kekuatan angkatan perang yang besar yaitu :Tiga

ribu kereta, enam ribu orang pasukan berkuda dan pasukan berjalan

kaki sebanyak pasir di tepi Iaut.

Ayat 6-7 : Kegalauan orang Israel

Ketika Rakyat Israel melihat kekuatan perang Filisti, kecut dan takutlah mereka. Jelas sekali bahwa
pasukan Filistin lebih kuat dari pasukan Israel. Mereka memang bermaksud menakut-nakuti orang |srael,
dan ternyata upaya ini berhasil, karena oranQ-Orang

Israel lari ketakutan dan bersembunyi. Ada banyak tempat yang cocok di lereng-lereng timur dan bukit-
bukit, dimana terdapat sedikit penduduk,dan ada gua-gua yang dipakai untuk beriindung. Banyak juga
orang-orang Israel yang menyebrang sungai Yordan ke Daerah Gad dan Gilead agar terhindardari amukan
pasukan F ilistin. Saul sendiri tetap berada di Gilgal dan seluruh rakyat mengikutinya dengan gemetar.
Ayat 8-9 : Keadaan kritis dan ketidaksabaran Saul Menghadapi keadaan kritis seperti ini, Saul mencoba
tetap tenang sambil menunggu kedatangan Samuel yang akan datang untuk mempersembahkan korban
bakaran dan korban keselamatan seperti yang diperintahkan Samuel dalam 1 Samuel 10:8 (dibaca).
Membawa korban bakaran dan keselamatan diyakini sebagai tindakan ritual untuk memohon petunjuk
dan pertolongan Allah sebelum maju berperang. Namun, ternyata Samuel terlambat datang dan rakyat
yang semakin takut mulai tercerai berai meninggalkan Daud. Melihat situasi demikian, Saul menjadi tidak
sabar dan memberanikan diri mempersembahkan korban yang menjadi tugas Samuel. Saul tidak berhak
melakukan fungsi seorang imam, tetapi dia percaya bahwa dia dibenarkan karena situasi yang mendesak.

Ayat10-12 : Kesalahan Saul

Setelah Saul mempersembahkan korban, datanglah Samuel dan menanyakan mengapa Saul berani
mempersembahkan korban yang bukan menjadi tugasnya. Saul memberi alasan bahwa karena Samuel
terlambat datang sedangkan rakyat mulai tercerai berai karena ketakutan, maka ia memberanikan diri
mengam bil alih tugas Samuel mempersembahkan korban keselamatan dan korban bakaran. Saul
memberikan alibi dalam ayat 12: “maka pikirku : Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal
padahal aku belum memohonkan belas kasihan Tuhan; sebab itu aku memberanikan diri,lalu
mempersembahkan korban bakaran.”

Disini, Saul bertindak atas pikirannya sendiri berdasarkan keadaan kritis yang sedang dialami umat Israel.
Saul bertindak keliru karena mengambil alih tugas Samuel untuk mempersembahkan korban bakaran
dan korban keselamatan. Keadaan yang mendesak, membuat Saul lebih mengikuti pikirannya sendiri
yang dirasanya benar daripada dengan sabar menanti kedatangan Samuel yang

Ayat1 : Sedikit data mengenai umur dan masa pemerintahan Saul.

Keterangan mengenai umur Saul ketika menjadi raja tidak begitu jelas. Yang pasti adalah, Saul telah
dewasa ketika diurapi menjadi Raja (LihatJ Samuel 9: 2; l Samuel Pasal 10:1-3).

Perihal masa pemerintahannya, para ahli berpendapat mungkin ada angka atau nomor yang terabaikan
sehingga hanya ditulis 2 tahun. Padahal menurut Kisah Para rasul 13:21, Saul memerintah selama 40
tahun Iamanya.

Ayat2 : Kekuatan angkatan perang Saul kemenangan atas Filistin


Disini dijelaskan berapa kekuatan tentara yang dimiliki Saul. Ternyata Saul memiih tiga ribu orang yaitu
tiga kesatuan tentara militer dan membaginya : sebanyak 2000 bersama-sama Saul di Mikhmas, sebuah
kota suku Benyamin, Suatu lembah yang dalam yang memisahkan kota ini dari Geba. Sebanyak 1000
orang bersama-sama dengan Yonathan di Gebea (Geba) Benyamin.

Ayat3-4 :Kemenangan Yonamn atas pasukan Filistin di Geba. Tundakan Yonatan yang menyerang dan
mengalahkan pasukan pendudukan orang Filistin yang ada di Geba dan ketika hal itu terdengar oleh
orang Filistin mereka berkata bahwa orang-orang Ibrani itu telah memberontak, dan karena itu Saul
menyuruh meniup sangkakala ke seluruh negeri. Orang Filistin menganggap kemenangan Yonatan itu
sebagai kemenangan Saul dan karena itu mereka semakin membenci Israel, sehingga Saul harus
mengumpulkan rakyat untuk bekerja sama dengan tentara yang sudah ada dan melawan pasukan Filistin.
Rupa-rupanya Saul meninggalkan Mikhmas yang diduduki orang Filistin dan pindah ke Gilgal.

Ayat 5 : Peperangan baru melawan orang Filistin yang sangatbesarpasukannya.

F ilistin bermaksud sungguh-sungguh mengalahkan Israel dengan

mengerahkan kekuatan angkatan perang yang besar yaitu :Tiga

ribu kereta, enam ribu orang pasukan berkuda dan pasukan berjalan

kaki sebanyak pasir di tepi Iaut.

Ayat 6-7 : Kegalauan orang Israel

Ketika Rakyat Israel melihat kekuatan perang Filisti, kecut dan takutlah mereka. Jelas sekali bahwa
pasukan Filistin lebih kuat dari pasukan Israel. Mereka memang bermaksud menakut-nakuti orang |srael,
dan ternyata upaya ini berhasil, karena oranQ-Orang
Israel lari ketakutan dan bersembunyi. Ada banyak tempat yang cocok di lereng-lereng timur dan bukit-
bukit, dimana terdapat sedikit penduduk,dan ada gua-gua yang dipakai untuk beriindung. Banyak juga
orang-orang Israel yang menyebrang sungai Yordan ke Daerah Gad dan Gilead agar terhindardari amukan
pasukan F ilistin. Saul sendiri tetap berada di Gilgal dan seluruh rakyat mengikutinya dengan gemetar.

Ayat 8-9 : Keadaan kritis dan ketidaksabaran Saul Menghadapi keadaan kritis seperti ini, Saul mencoba
tetap tenang sambil menunggu kedatangan Samuel yang akan datang untuk mempersembahkan korban
bakaran dan korban keselamatan seperti yang diperintahkan Samuel dalam 1 Samuel 10:8 (dibaca).
Membawa korban bakaran dan keselamatan diyakini sebagai tindakan ritual untuk memohon petunjuk
dan pertolongan Allah sebelum maju berperang. Namun, ternyata Samuel terlambat datang dan rakyat
yang semakin takut mulai tercerai berai meninggalkan Daud. Melihat situasi demikian, Saul menjadi tidak
sabar dan memberanikan diri mempersembahkan korban yang menjadi tugas Samuel. Saul tidak berhak
melakukan fungsi seorang imam, tetapi dia percaya bahwa dia dibenarkan karena situasi yang mendesak.

Ayat10-12 : Kesalahan Saul

Setelah Saul mempersembahkan korban, datanglah Samuel dan menanyakan mengapa Saul berani
mempersembahkan korban yang bukan menjadi tugasnya. Saul memberi alasan bahwa karena Samuel
terlambat datang sedangkan rakyat mulai tercerai berai karena ketakutan, maka ia memberanikan diri
mengam bil alih tugas Samuel mempersembahkan korban keselamatan dan korban bakaran. Saul
memberikan alibi dalam ayat 12: “maka pikirku : Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal
padahal aku belum memohonkan belas kasihan Tuhan; sebab itu aku memberanikan diri,lalu
mempersembahkan korban bakaran.”

Disini, Saul bertindak atas pikirannya sendiri berdasarkan keadaan kritis yang sedang dialami umat Israel.
Saul bertindak keliru karena mengambil alih tugas Samuel untuk mempersembahkan korban bakaran
dan korban keselamatan. Keadaan yang mendesak, membuat Saul lebih mengikuti pikirannya sendiri
yang dirasanya benar daripada dengan sabar menanti kedatangan Samuel yang

terlambat datang. Sikap Saul ini, oleh Samuel dikritik karena keliru bahkan mengakibatkan Saul
kehilangan tahtanya (Iihat ayat13-14).

PEN ERAPAN NAS ALKITAB


Kisah Saul dalam bacaan kita di hari minggu in'i hendak mengajak kita untuk merenungkan beberapa hal
penting dalam kehidupan kita sebagai pengikut Kristus:

1. Perjalanan hidup kita di zaman sekarang, bagaikan sebuah peperangan atau pertempuran, dimana kita
harus berjuang menjalaninya. Pijakan kita dalam perjuangan hidup ini sangat jelas yaitu : a. Kasih Allah
dalam Yesus Kristus yang tidak pernah berubah dan b. Firman Allah yang berisi janji pertolongan dan
perintah-perintah-Nya.

Setiap orang percaya perlu memahami pijakan yang menjadi bekal dalam menjalani kehidupan yang
penuh pergumulan dan kesulitan ini. Oleh sebab itu,mengalami kasih Allah dan menyimpannya dalam
hati menjadi suatu keharusan. Dan juga Sikap yang selalu rindu untuk merenungkan firman Tuhan yang
berisi janji dan perintah-perintah-Nya biarlah selalu menjadi kesenangan dan kesukaan kita.

Kita perlu menyadari bahwa tidak ada hidup tanpa kesulitan dan pergumulan. Masalah spiritual, masalah
kebutuhanjasmani, keutuhan keluarga yang mulai luntur dan Iain-lainya setiap saat dapat saja menerpa
kita; Dan kesadaran ini seharusnya menuntun kita untuk senantiasa memohon pertolongan dan petunjuk
Tuhan.

2. Sikap Saul yang lebih mengandalkan pikirannya sendiri dari pada taat pada perintah Allah, janganlah
sampai kita ulangi. Memang kita bisa beralibi seperti Saul : Keadaan sudah darurat. . .harus ada Iangkah
nyata untuk mengatasinya sehingga Saul berani bertindak mengambil alih tugas Samuel untuk
mempersembahkan korban.

Memang di tengah-tengah kehidupan modern yang sangat mengagungkan pikiran dan akal manusia yang
sangat maju, kita dapat saja tergoda untuk lebih menomor satukan pikiran dan akal kita dengan daya
analisa yang menurut kita akurat dan bisa dipertanggung jawabkan. Kita lupa bahwa sebagai orang
percaya, kita periu bertanya apakah yang kita lakukan berdasarkan akal pikiran kita berkenan pada Tuhan
atau tidak? Keadaan genting, kritis dan mendesak dapat mengaburkan kehendak Tuhan dengan
kehendak kita berdasarkan akal dan pikiran kita, yang ternyata akhirnya justru membawa petaka.

Anda mungkin juga menyukai