Penyakit kolagen vaskular adalah penyakit dimana sistem kekebalan seseorang menyerang organ
mereka sendiri. Kerusakan struktur tubuh internal yang mengandung kolagen menginduksi respon
inflamasi oleh sistem kekebalan tubuh.
Slide 2
Pria lebih banyak dibandingkan wanita karena tebal jaringan adiposa atau lemak pada
wanita lebih banyak dibandingkan pria sehingga mampu bertahan pada keadaan
hipotermi.
Slide patofisiologi
Suhu adalah hasil produksi metabolisme tubuh yang diperlukan untuk kelancaran aliran
darah dan menjaga agar reaksi kimia tubuh dapat berjalan baik (enzim hanya bekerja
pada suhu tertentu). Reseptor panas diperantarai oleh badan ruffini didermis kulit,
reseptor dingin oleh bdan krause di derrmis. Hipotalamus menerima informasi suhu
tubuh bagian dalam dari suhu darah yang masuk ke otak dan informasi suhu luar tubuh
dari reseptor panas di kulit. Termostat dalam hipotalamus diatur pada set-point sekitar
suhu 370 C dengan rentang sekitar 10 C, dan suhu dipertahankan dengan menjaga
keseimbangan pembentukan atau pelepasan panas.
Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, thermoreseptor di kulit mengirimkan impuls
syaraf Reseptor dingin melalui serabut saraf Aδ dan serabut c tak bermielin. Reseptor
di kulit ini memiliki 10 kali lebih banyak reseptor dingin daripada reseptor panas. ke
area preoptic (kumpulan neuron-neuron di bagian anterior hypothalamus yang
merupakan Pusat pengaturan suhu tubuh yang berfungsi sebagai termostat tubuh) dan
pusat peningkatan panas di hipotalamus, serta sel neurosekretory hipotalamus yang
menghasilkan hormon TRH (Thyrotropin releasing hormon) sebagai tanggapan.
hipotalamus menyalurkan impuls syaraf dan mensekresi TRH, yang sebaliknya
merangsang Thyrotroph di kelenjar pituitary anterior untuk melepaskan TSH (Thyroid
stimulating hormon). Impuls syaraf dihipotalamus dan TSH kemudian mengaktifkan
beberapa organ efektor.
Berbagai organ efektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu tubuh untuk mencapai
nilai normal, diantaranya adalah Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas
merangsang syaraf simpatis yang menyebabkan pembuluh darah kulit akan mengalami
vasokonstriksi. Vasokonstriksi menurunkan aliran darah hangat, sehingga perpindahan
panas dari organ internal ke kulit. Melambatnya kecepatan hilangnya panas
menyebabkan temperatur tubuh internal meningkatkan reaksi metabolic melanjutkan
untuk produksi panas. Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan Piloereksi.
Piloereksi adalah berdirinya rambut karena rangsangan simpatis menyebabkan otot
erektor pili yang melekat di folikel rambut berkontraksi. Impuls syaraf di nervus simpatis
menyebabkan medulla adrenal merangsang pelepasan epinephrine dan norepinephrine
ke dalam darah. Hormon sebaliknya, menghasilkan peningkatan metabolisme selular,
dimana meningkatkan produksi panas.
Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus otot dan
memproduksi panas. Rangsangan hipotalamus terhadap shivering (menggigil) terletak
pada bagian dorsomedial hipotalamus posterior. Pada awalnya terjadi peningkatan
tonus otot rangka di seluruh tubuh. Selama proses menggigil, pembentukan panas
tubuh dapat meningkat sebesar 4-5 kali dari normal. Kelenjar tiroid memberikan reaksi
terhadap TSH dengan melepaskan lebih hormon tiroid kedalam darah. Peningkatan
kadar hormon tiroid secara perlahan-lahan meningkatkan metabolisme rate, dan
peningkatan suhu tubuh.
Slide Hiperpireksia
Obat yang sederhana adalah asam salisilat dan derivatnya. Rentang daya kerja obat ini
cukup panjang, aman untuk dikonsumsi umum.
Untuk parasetamol oral, dosis standar 10–15 mg/kg per dosis (maksimum, 1 gr per
dosis) diberikan 4–6 kali per hari. Dosis terapeutik maksimum 60 mg/kg per hari pada
anak usia 3 bulan (maksimum, 3 gr/hari), dan dosis toksik ialah >150 mg/kg pada
pemberian tunggal.
Untuk ibuprofen oral, dosis standar 10 mg/kg per dosis (maksimum, 800 mg per dosis)
diberikan 3 atau 4 kali sehari. Dosis terapeutik maksimum 30 mg/kg per hari
(maksimum, 1,2 gr/hari), dan dosis toksik >100 mg/kg per hari
3. Dosis rektal parasetamol yang melebihi dosis standar harus dihindari pada anak
karena meningkatkan risiko toksisitas
Menjelaskan tanda dan gejala dari toksisitas antipiretik (anoreksia, nausea, muntah,
oliguria, nyeri perut, hiporesponsif, hipotermia) dan meyakinkan pentingnya untuk
segera membawa anak ke instalasi gawat darurat ketika gejala tersebut timbul