Anda di halaman 1dari 5

Slide 1

Definisi dari termoregulasi adalah

Dalam termoregulasi dikenal dengan istilah endoterm dan eksoterm


Contoh endoterm itu sendiri adalah suhu tubuh dihasilkan dari organ organ vital ,
seperti kranial, toraks, rongga abdomen, rongga pelvis. suhu yang terdapat pada kulit,
jaringan subkutan, dan lemak. Laju metabolisme terdiri dari met. Basal, Metabolisme
tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine, dan rangsangan simpatis pada
sel. metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebagian kecil
hormon lain, misalnya hormonpertumbuhan (growth hormone dan testosteron).
Penyakit kolagen vaskuler seperti lupus, rhematoid artritis, skleroderma

Asal Panas Pada Tubuh Manusia


Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan panas secara mandiri dan tidak
tergantung pada suhu lingkungan.
Adapun suhu tubuh dihasilkan dari :
1. Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR) di semua sel tubuh.
2. Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot (termasuk kontraksi otot akibat
menggigil).
3. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebagian kecil hormon lain,
misalnya hormonpertumbuhan (growth hormone dan testosteron).
4. Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine, dan rangsangan simpatis
pada sel.
5. Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel itu sendiri terutama
bila temperaturmenurun.Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, dikenal suhu inti (core
temperatur ), yaitu suhu yang terdapat pada jaringandalam, seperti kranial, toraks, rongga
abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relatif konstan(sekitar 37°C).
selain itu, ada suhu permukaan (surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit,
jaringan subkutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C.
Demam pada penyakit kolagen vaskuler

Penyakit kolagen vaskular adalah penyakit dimana sistem kekebalan seseorang menyerang organ
mereka sendiri. Kerusakan struktur tubuh internal yang mengandung kolagen menginduksi respon
inflamasi oleh sistem kekebalan tubuh.

Slide 2
Pria lebih banyak dibandingkan wanita karena tebal jaringan adiposa atau lemak pada
wanita lebih banyak dibandingkan pria sehingga mampu bertahan pada keadaan
hipotermi.

Slide patofisiologi

Suhu adalah hasil produksi metabolisme tubuh yang diperlukan untuk kelancaran aliran
darah dan menjaga agar reaksi kimia tubuh dapat berjalan baik (enzim hanya bekerja
pada suhu tertentu). Reseptor panas diperantarai oleh badan ruffini didermis kulit,
reseptor dingin oleh bdan krause di derrmis. Hipotalamus menerima informasi suhu
tubuh bagian dalam dari suhu darah yang masuk ke otak dan informasi suhu luar tubuh
dari reseptor panas di kulit. Termostat dalam hipotalamus diatur pada set-point sekitar
suhu 370 C dengan rentang sekitar 10 C, dan suhu dipertahankan dengan menjaga
keseimbangan pembentukan atau pelepasan panas.

Anterior mengatur pembuangan/hilangnya panas, vasodilatasi dan menimbulkan


keringat

Posterior mengatur upaya penyimpanan panas, berfungsi meningkatkan


penyimpanan panas, menurunkan aliran darah/vasokonstriksi, menggigil,
meningkatnya produksi panas, meningkatkan sekresi hormon tiroid dan
mensekresi epinephrine dan norepinephrine serta meningkatkan basal
metabolisme.

Bicara tentang penurunan suhu tubuh (dingin)

Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, thermoreseptor di kulit mengirimkan impuls
syaraf Reseptor dingin melalui serabut saraf Aδ dan serabut c tak bermielin. Reseptor
di kulit ini memiliki 10 kali lebih banyak reseptor dingin daripada reseptor panas. ke
area preoptic (kumpulan neuron-neuron di bagian anterior hypothalamus yang
merupakan Pusat pengaturan suhu tubuh yang berfungsi sebagai termostat tubuh) dan
pusat peningkatan panas di hipotalamus, serta sel neurosekretory hipotalamus yang
menghasilkan hormon TRH (Thyrotropin releasing hormon) sebagai tanggapan.
hipotalamus menyalurkan impuls syaraf dan mensekresi TRH, yang sebaliknya
merangsang Thyrotroph di kelenjar pituitary anterior untuk melepaskan TSH (Thyroid
stimulating hormon). Impuls syaraf dihipotalamus dan TSH kemudian mengaktifkan
beberapa organ efektor.

Berbagai organ efektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu tubuh untuk mencapai
nilai normal, diantaranya adalah Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas
merangsang syaraf simpatis yang menyebabkan pembuluh darah kulit akan mengalami
vasokonstriksi. Vasokonstriksi menurunkan aliran darah hangat, sehingga perpindahan
panas dari organ internal ke kulit. Melambatnya kecepatan hilangnya panas
menyebabkan temperatur tubuh internal meningkatkan reaksi metabolic melanjutkan
untuk produksi panas. Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan Piloereksi.
Piloereksi adalah berdirinya rambut karena rangsangan simpatis menyebabkan otot
erektor pili yang melekat di folikel rambut berkontraksi. Impuls syaraf di nervus simpatis
menyebabkan medulla adrenal merangsang pelepasan epinephrine dan norepinephrine
ke dalam darah. Hormon sebaliknya, menghasilkan peningkatan metabolisme selular,
dimana meningkatkan produksi panas.

Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus otot dan
memproduksi panas. Rangsangan hipotalamus terhadap shivering (menggigil) terletak
pada bagian dorsomedial hipotalamus posterior. Pada awalnya terjadi peningkatan
tonus otot rangka di seluruh tubuh. Selama proses menggigil, pembentukan panas
tubuh dapat meningkat sebesar 4-5 kali dari normal. Kelenjar tiroid memberikan reaksi
terhadap TSH dengan melepaskan lebih hormon tiroid kedalam darah. Peningkatan
kadar hormon tiroid secara perlahan-lahan meningkatkan metabolisme rate, dan
peningkatan suhu tubuh.

Respon terhadap Panas

Sistem pengaturan suhu menggunakan 3 mekanisme untuk menurunkan panas tubuh,


yaitu pengeluaran keringat (sweating), vasodilatasi dan penurunan pembentukan panas
oleh tubuh. Jika suhu tubuh meningkat diatas normal maka putaran mekanisme feed
back negatif berlawanan dengan yang telah disebutkan diatas pada mekanisme respon
pada dingin. Tingginya suhu darah merangsang termoreseptor yang mengirimkan
impuls syaraf ke area preoptic, dimana sebaliknya merangsang pusat penurun panas
dan menghambat pusat peningkatan panas. Impuls syaraf dari pusat penurun panas
menyebabkan dilatasi pembuluh darah di kulit. Kulit menjadi hangat, dan kelebihan
panas hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi bersamaan dengan
peningkatan volume aliran darah dari inti yang lebih hangat ke kulit yang lebih dingin.
Pada waktu yang bersamaan, metabolisme rate berkurang, dan tidak terjadi menggigil.
Tingginya suhu darah merangsang kelenjar keringat kulit melalui aktivasi syaraf
simpatis hipotalamik. Saat air menguap melalui permukaan kulit, kulit menjadi lebih
dingin. Respon ini melawan efek penghasil panas dan membantu mengembalikan suhu
tubuh kembali normal.

Slide Hiperpireksia

(disseminated intravascular coagulation)

Hiperpireksi menyebabkan perubahan metabolisme, termasuk di dalamnya peningkatan


konsumsi oksigen dan metabolisme jaringan. Setiap kenaikan suhu tubuh 1 oC, basal
metabolik rate meningkat 10 -14%, kebutuhan oksigen meningkat 20% dan basal tidal
volume meningkat 9%. Sebagai akibatnya sistem kardiovaskuler bekerja lebih berat.
Hiperpireksia secara langsung dapat menyebabkan kerusakan jaringan.

Slide tatalaksana hipotermi yang ke 2

Fase hipotermi ke normotermi dapat berpengaruh terhadap hemodinamik, metabolisme,


kadar elektrolit, dan efek obat. Selama terapi pemantauan dan optimasi oksigenasi,
ventilasi dan hemodinamik tetap dilakukan.

Slide tatalaksna hipertermia

Obat yang sederhana adalah asam salisilat dan derivatnya. Rentang daya kerja obat ini
cukup panjang, aman untuk dikonsumsi umum.

Anak usia < 15 tahun karena menyebabkan sindrom reye.

WHO menganjurkan penggunaan parasetamol apabila suhu tubuh >39o C. Dan


dokumen terbaru dari WHO tidak menganjurkan penggunaan rutin antipiretik
pada anak, terutama pada situasi keluarga harus menanggung biaya pengobatan
dan juga karena peran obat antipiretik pada anak dengan malaria, sepsis atau
malnutrisi kronik masih belum ditetapkan.

Untuk parasetamol oral, dosis standar 10–15 mg/kg per dosis (maksimum, 1 gr per
dosis) diberikan 4–6 kali per hari. Dosis terapeutik maksimum 60 mg/kg per hari pada
anak usia 3 bulan (maksimum, 3 gr/hari), dan dosis toksik ialah >150 mg/kg pada
pemberian tunggal.
Untuk ibuprofen oral, dosis standar 10 mg/kg per dosis (maksimum, 800 mg per dosis)
diberikan 3 atau 4 kali sehari. Dosis terapeutik maksimum 30 mg/kg per hari
(maksimum, 1,2 gr/hari), dan dosis toksik >100 mg/kg per hari

Penggunaan antipiretik pada anak direkomendasikan hanya bila demam berhubungan


dengan adanya kejadian ketidaknyamanan (misalnya menangis yang berkepanjangan,
iritabilitas, pengurangan aktivitas, selera makan yang menurun, gangguan tidur)

Pertanyaan oral rektal pct

1. Pemberian oral parasetamol lebih baik digunakan daripada pemberian rektal


pada anak, karena absorpsi lebih konstan dan lebih memungkinkan untuk
memberikan dosis sesuai dengan berat badan

2. Pemberian parasetamol rektal hanya dipertimbangkan bila anak muntah atau


pemberian oral tidak memungkinkan

3. Dosis rektal parasetamol yang melebihi dosis standar harus dihindari pada anak
karena meningkatkan risiko toksisitas

suhu secara langsung (chlorpromazine), mengurangi menggigil namun dapat


menyebabkan hipotermi dan hipotensi

Menjelaskan tanda dan gejala dari toksisitas antipiretik (anoreksia, nausea, muntah,
oliguria, nyeri perut, hiporesponsif, hipotermia) dan meyakinkan pentingnya untuk
segera membawa anak ke instalasi gawat darurat ketika gejala tersebut timbul

Anda mungkin juga menyukai