Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH
PENDAHULUAN
apabila hewan yang dipelihara sedikit banyak telah mengalami domestikasi, tidak
sekadar diambil dari alam liar kemudian dipelihara dan dapat diperuntuhkan atau di
sebesar 70% biaya produksi berasar dari pakan. Pakan penting bagi ternak karena
berperan penting dalam proses pertumbuahan dan reproduksi ternak. Bahan pakan
merupakan sesuatu yang diberikan pada ternak (organik atau anorganik) yang dapat
dicerna tanpa menggangu kesehatan ternak. Ada beberapa metode dalam uji kualitas
bahan pakan, diantarannya yaitu uji organoleptis, uji biologis, uji kimia dan uji
mikroskopis. Uji organoleptis yaitu pengamatan bahan pakan yang dapat dilakukan
dengan panca indra. Ternak memerlukan pakan untuk mencukupi segala kebutuhan
pakan biasa dikenal dengan istilah ransum pada kalangan peternak yang berarti
menyusun dua bahan pakan atau lebih untuk mencukupi kebutuhan ternak selama 24
jam.
tertentu sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak. Ransum dicampur dari
bahan-bahan yang mengandung gizi lengkap seperti protein, lemak, serat kasar,
vitamin dan mineral. Semakin banyak ragam suatu ransum, kualitas ransum akan
semakin baik terutama dari sumber protein hewani. Bahan yang dapat digunakan
untuk mencampur ransum yaitu dedak, jagung, bungkil kedele, bungkil kelapa,
lamtoro, ikan, bekicot, remis, sisa dapur, tepung tulang, kepala atau kulit udang dan
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum formulasi ransum ini adalah agar mahasiswa belajar
menyusun suatu formula ransum sesuai dengan tujuan dan kebutuhan ternak.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh pratikan pada saat pratikum adalah mengetahui apa
saja yang dijelaskan oleh asisten, tentang bagaimana cara penyusunan ransum dan
bahan-bahan apa saja yang digunakan dalam penyususnan ransum serta persentase
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ternak Ruminansia
berulang-ulang. Proses ini disebut proses ruminansia yaitu suatu proses pencernaan
pakan yang dimulai dari pakan dimasukkan kedalam rongga mulut dan masuk
lambung dengan beberapa ruangan yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.
Ruminansia juga memamah pakan yang telah dicerna atau disebut memamah biak
(Hakim, 2009). Jenis ternak ruminasia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba
memiliki sistem pencernaan yang khas dan sempurna. Alat pencernaan pada lambung
yang terbagi atas empat bagian, terdiri dari rumen, retikulum, omasum dan
kandungan serat kasarnya tinggi. Kelompok ternak yang memiliki alat pencernaan
seperti ini pakan pokoknya adalah hijauan sedangkan kebutuhan pakan penguat
Unggas adalah jenis ternak bersayap dari kelas Aves yang telah didomestikasi
dan cara hidupnya diatur oleh manusia dengan tujuan untuk memberikan nilai
ekonomis dalam bentuk barang (daging dan telur) dan jasa (pendapatan). Termasuk
kelompok unggas adalah ayam (pedaging dan petelur), itik, kalkun, burung puyuh,
burung merpati, dan angsa yang sekarang sudah diusahakan secara komersial
(Yuwanta, 2008). Ayam merupakan ternak unggas yang cepat berproduksi dan banyak
dipelihara oleh masyarakat luas karena relatif murah dan mudah pemeliharaannya
berkembangnya usaha peternakan ayam berskala besar dan modern maupun berskala
kecil (Sofyan dan Wahyu, 1999). Usaha peternakan ayam sering mengalami berbagai
Koksidiosis merupakan salah satu penyakit ayam yang penting (Anonim, 2005).
Penyakit ini telah tersebar diberbagai daerah di Indonesia, termasuk Jawa dan
menyerang berbagai jenis ayam baik ayam potong maupun ayam petelur (Akoso,
2002).
Bahan pakan merupakan segala sesuatu yang diberikan kepada ternak baik
orgnaik atau non organik untuk memenuhi kebutuhan ternak (Sudarmono, 2003).
Bahan Pakan yang baik adalah bahan pakan yang mengandung seluruh nutrisi dalam
Bahan pakan adalah suatu bahan yang dimakan oleh ternak yang mengandung
energi dan zat-zat gizi di dalam bahan pakan (Hartadi, 1990). Bahan pakan adalah
bahan yang dapat dimakan, dan digunakan oleh ternak untuk pertumbuhan, produksi
dan hidup pokok ternak, klasifikasi bahan pakan secara internasional telah membagi
bahan pakan menjadi 8 kelas, yaitu hijauan kering, pasture atau hijauan segar, silase,
sumber energi, sumber protein, sumber mineral, sumber vitamin, dan zat additive
(Tillman et al., 1991). Kebutuhan ternak akan pakan dicerminkan oleh kebutuhannya
terhadap nutrisi. Jumlah nutrisi setiap harinya sangat tergantung pada jenis ternak,
umur, fase pertumbuhan (dewasa, bunting dan menyusui), kondisi tubuh dan
jerami jagung adalah salah satu jenis hijauan yang dapat dibuat silase dan
mengandung NDF (neutral detergent fiber) dan ADF (acid detergent fiber) yang
tinggi, sehingga apabila dibuat silase masih memerlukan tambahan bahan lain (Anas
dan Andy, 2010). Jerami jagung memiliki kandungan BETN 37,9%, serat kasar
35,7%, lemak kasar 1,56%, abu 12,32% dan protein kasar 3,7- 4,3% (Agus, 2007).
kulit kacang tanah dapat digunakan sebagai campuran pakan ternak (Susanti,
2008). Kulit kacang tanah memiliki kandungan nutrisi BK 86 %, abu 8,1%, serat
kasar 24,8%, protein kasar 14,3%, dan BETN 39,3% (Agus, 2007).
agak lebar, ada bulu pada helaian daun dekat ligula (Rukmana, 2005). Rumput raja
memiliki kandungan nutrien serat kasar sebesar 21,73%, protein kasar 16,30%, BK
2.4.4 Jagung
Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN), merupakan karbohidrat yang larut dalam air berupa
dan Purbowati, 2011). Jagung mengandung serat kasar sebesar 2,2%, protein kasar
8,9%, kadar abu 1,7%, lemak kasar 4,0%, dan mempunyai rasa yang manis karena
memiliki fruktosa yang tinggi sebagai energi untuk metabolisme ternak (Santoso,
1986)
kandungan nutrisi yang tinggi. Anda dapat mengetahui kandungan nutrisi tersebut
dari literatur seseorang yang sudah melakukan uji kualitas. Apabila anda masih
mengalami keraguan tentang kandungan nutrisi dalam bahan pakan tersebut anda
dapat melakukan uji kualitas nutrisinya seperti Kandungan protein kasar, lemak kasar,
serat kasar, BETN, TDN, air, kalsium, fosfor maupun asam amino. Kebutuhan nutrisi
berbeda untuk setiap jenis ternak, jadi anda dapat mengetahui apakah bahan pakan
Ketersediaan selalu kontinyu ini maksudnya adalah bahan baku yang akan
digunakan harus terjamin ketersediaannya (mudah didapat). Jadi anda tidak perlu
bingung untuk stock dihari yang akan datang. Hal ini dimaksudkan untuk menghidari
terlalu seringnya pergantian bahan pakan, karena pergantian bahan baku yang terlalu
sering dapat menyebabkan stres, ternak harus beradaptasi dengan bahan pakan yang
Usaha dalam bidang peternakan, 80% dari total keseluruhan biaya usaha
ternak digunakan untuk pemenuhan pakan. Jadi dalam pemilihan bahan pakan ternak,
anda dapat memilih bajan pakan yang harganya murah. Hal ini dapat menekan biaya
Bahan pakan yang dipakai untuk ternak jangan sampai bersaing dengan
kebutuhan pokok makanan manusia. Anda dapat menggunakan bahan pakan dari
limbah industri atau pertanian yang sudah tidak dimanfaatkan untuk makanan
manusia.
Ini merupakan ukuran untuk potensi zat gizi pakan yang bisa digunakan oleh
ternak untuk sintesis jaringan dalam tubuhnya sehingga menghasilkan produk sesuai
yang diinginkan. Bahan pakan yag memiliki kandungan nutrisi tinggi belum tentu
memiliki kecernaan yang baik pula. Karena ada banyak faktor yang mempengaruhi
hal ini. Untuk mengetahui tingkat kecernaan pakan ada tiga metode yang
Ini perlu diperhatikan apakah ternak mau mengkonsumsi bahan pakan atau
tidak, karena walaupun kandungan zat gizinya tinggi dengan kualitas yang baik,
namun apabila ternak tidak menyukai dan tidak mau mengkonsumsi, maka bahan
pakan tersebut tidak bisa dijadikan pakan yang bermanfaat bagi ternak. Untuk itu jika
suatu bahan pakan mempunyai zat gizi yang baik tapi palatabilitasnya rendah maka
menambahkan suatu zat atau dengan proses pengolahan tertentu sehingga dapat
yang tinggi maka pakan yang kandungan zat gizi dan palatabilitasnya tinggi harus
mempunyai daya cerna yang tinggi sehingga zat gizi yang dikonsumsi dapat
Syarat wajib bahan pakan yang digunakan untuk ternak adalah tidak
produktivitas ternak. Selain itu, anda wajib memperhatikan juga zat anti nutrisi dalam
ransum, karena zat tersebut dapat menurunkan kecernaan ransum ternak. Adanya zat
antinutrisi itu dapat dihilangkan atau tidak, karena sekarang sudah banyak penelitian
BAB III
METODELOGI
Juni 2018 pada pukul 10.00 – Selesai WITA. dilaksanakan Laboratorium Unit
BAB IV
PEMBAHASAN
5.1.1 Jagung
Jagung berwarna kuning, tidak bau, memiliki rasa hambar, tekstur
halus dan berbentuk butiran. Jagung merupakan salah satu makanan pokok pengganti
Hal ini sesuai dengan pendapat Rianto dan Purbowati (2011) yang
menyatakan bahwa jagung merupakan golongan bahan pakan sumber energi karena
memiliki karbohidrat yang larut dalam air monosakarida, disakarida, pati. Jagung
memiliki kandungan PK 8,9% dan memiliki rasa manis yang menandakan ada kadar
gula di dalamnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Santoso (1986) yang menyatakan
bahwa jagung mengandung serat kasar sebesar 2,2%, protein kasar 8,9%, kadar abu
1,7%, lemak kasar 4,0%, dan mempunyai rasa yang manis karena memiliki fruktosa
5.1.2 Dedak
Dedak termasuk sumber energi, memiliki warna krem, bau khas, rasa hambar,
tekstur halus dan bentuk serbuk. Memiliki kandungan nutrisi diantaranya yaitu dapat
Hal ini sesuai pendapat Hartadi et al. (1993) yang menyatakan bahwa Dedak
merupakan sumber energi yang memiliki kandungan nutrisi diantaranya serat kasar.
Hal ini diperkuat pendapat Suprijatna et al. (2005) yang menyatakan bahwa
penggunaan dedak kurang lebih 57% dari total pakan, sebagai bahan pakan yang
ekonomis dedak juga memiliki kekurangan yaitu mengandung pitat dalam ikatan
fosfor sehingga daya cernanya rendah, mudah tengik, dang mengganggu penyerapan
kalsium.
adalah pakan yang mengandung protein lebih dari 20%. Bahan pakan yang termasuk
sumber protein ada 2, yaitu nabati dan hewani. Contoh sumber protein nabati
diantaranya, yaitu bungkil kedelai dan bungkil kacang tanah sadangkan contoh
sumber protein hewani diantaranya tepung ikan, limbah udang, tepung daging dan
tepung darah. Hal ini sesuai dengan pendapat Uhi (2006) yang menyatakan bungkil
kedelai merupakan salah satu bahan pakan yang sangat baik bagi ternak, kadar
amis, rasa ikan, tekstur kasar dan bentuk serbuk. Tepung ikan memiliki kandungan
Hal ini diperkuat pendapat Uhi, (2006) yang menyatakan bungkil kedelai
merupakan salah satu bahan pakan yang sangat baik bagi ternak, kadar protein pada
Bulu ayam mempunyai potensi yang cukup tinggi dijadikan sebagai pakan
ternak unggas mengingat kandungan gizirrya yang tinggi. Disamping itu juga
Barat cukup banyak yaitu 10.299.860 ekor/tahun (BPS Surnbar, 2000) tentu akan
dihasilkan lirnbah berupa bulu yang cukup banyak juga. sesuai dengan pendapat
Wahju (1992) bahwa bulu ayam sekitar 7 % dan berat badan. Kalau tidak
dimanfaatkan tentu akan rnenjadi limbah yang akan merusak lingkringan. Tepung
bulu mengandung protein yang sangat tinggi tapi tidak bisa diberikan pada ternak
memiliki 700 spesies yang tersebar mulai dari benua Afrika, Asia, Australia,
karena toleran terhadap musim kering, genangan air, dan tahan terhadap salinitas
(Hassen etal., 2007). Selain itu pertumbuhannya sangat cepat, adaptif terhadap
tingkat kesuburan rendah, mudah dan murah pemeliharaannya. Indigofera sp. sangat
baik dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak karena kandungan bahan organik
hijauan ini dapat meningkat dengan adanya pemberian pupuk organik sehingga nilai
Vitachick berbentuk serbuk, berbau khas seperti obat, berwarna orange, memiliki rasa
yang tinggi, berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan ayam. Hal ini sesuai dengan
pendapat Winarno (1994) yang menyatkan bahwa vitachick memiliki kandungan
vitamin yang tinggi seperti vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin B12, vitamin
A, dan vitamin D3 yang berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan ayam. Hal ini
diperkuat dengan pendapat Rasyaf (1992) yang menyatakan bahwa bahwa vitachick
BAB V
SIMPULAN
5.1 Kesimpulan
tepung bulu dan sebagainya. Sumber energi contohnya jagung dan dedak. Sumber
protein contohnya tepung ikan dan tepung indigofera. Sumber mineral contohnya top
mix dan tepung cangkang telur. Sumber vitamin contohnya vitachick. Bahan aditif
contohnya asam cuka. Penyusunan ransum harus sesuai dengan kebutuhan ternak,
agar ternak dapat tumbuh secara maksimal. Kebutuhan ternak yang utama adalah
energi, protein, mineral, vitamin, dan air serta memperhatikan faktor-faktor pembatas
5.2. Saran
Saran yang dapat saya utarakan pada praktikum bahan pakan dan formulasi
ransum ini yaitu untuk praktikum selanjutnya sebaiknya praktikan tidak hanya
DAFTAR PUSTAKA
Agus, A. 2007. Panduan Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Badian Nutrisi dan
Makanan Ternak. Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Alamsyah, S. dan Muhamad Y. K. 2012. Uji organoleptik, fisik dan kimia pakan
buatan untuk ikan bandeng yang disubsitusi dengan tepung cacing tanah. J.
Akuakultur indonesia 11 (2) : 124 – 131.
Allama, H., O. Sofyan, E. Widodo dan H. S. Prayogi. 2012. Pengaruh penggunaan
tepung ulat kandang dalam pakan terhadap penampilan produksi ayam
pedaging. J. Ilmu-ilmu Peternakan 22 (3) : 1 - 8.
Aminudin, S. 1986. Beberapa Jenis dan Metoda Pengawetan Hijauan Pakan Ternak
Tropika.Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto. (Skripsi).
Anas, S dan Andy. 2010. Kandungan NDF dan ADF silase campuran jerami jagung
dengan beberapa level daun gamal. J. Agrisistem 6 (2) : 77 – 81.
Astuti, N. 2011. Pengaruh pemotongan terhadap kandungan nutrien rumput raja. J.
agrisains 2 (3) : 8 – 16.
Hargono, Abdullah dan I. Sumantri. 2008. Pembuatan kitosan dari limbah cangkang
udang serta aplikasinya dalam mereduksi kolestrol lemak kambing. J. Reaktor
12 (1) : 53 – 57.
Hartadi, H., Soedomo, R. dan Allen, D. F. 1990. Tabel Komposisi Pakan Untuk
Indonesia. UGM Press, Yogyakarta.
Kartadisastra, H. R. 1994. Pengelolaan Pakan Ayam Kiat Meningkatkan Keuntungan
dalam Agribisnis Unggas. Kanisius, Jakarta.
Kushartono, B. 2000. Penentuan kualitas bahan baku pakan dengan cara organoleptik
. Balai Penelitian Ternak, Bogor.
Lubis, D. A. 1963. Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan Djakarta, Jakarta.