Anda di halaman 1dari 3

PERAWATAN ANAK SUPER AKTIF

Assalmualaikum wr wb
Bu Namih, saya keluarga muda baru punya 1 orang putra. Sudah berumur 2,5 tahun.
Kami belum banyak mengetahui cara tarbiyatl aulad. Kami menghadapi permasalahan
mengenai anak saya yang superaktif. Maksudnya, anaknya selalu bergerak tidak mau
diam. Apa saja yang didekatnya selalu dipegang kemudian dilempar. Itu terjadi sejak
dari usia 1,5 tahun.
Dengan kondisi tersebut, apakah anak saya tersebut termasuk kategori hiperaktif?
Bagaimana cara mengarahkannya? Bagaimana cara larangan yang edukatif, karena
selama ini sering kurang nurut, kalo dibilang jangan ini, itu…?
Terimakasih atas kesempatan dan kami menunggu jawaban, arahan dari Ibu.
Wassalam,
Wa’alaikumussalam Wr. Wb.
Abu Daffa yang dirahmati Allah SWT….
Semoga keterlambatan jawaban ini tidak mengurangi semangat kita sebagai orang tua
untuk berusaha memberikan yang terbaik bagi buah hati kita sebagai amanah dari –
Nya.
Meskipun anak laki-laki maupun perempuan bisa sulit dikendalikan, namun memang
anak laki-laki umumnya sering menunjukkan sikap-sikap atau perilaku-perilaku yang
kita anggap sulit seperti : gembira yang berlebihan dan kadang-kadang melakukan
kegiatan fisik yang agresif, menentang, menolak otoritas bahkan kadang kita juga
menganggap perilaku-perilaku tersebut sebagai “macho”. Yang sebenarnya perbedaan-
perbedaan perilaku tersebut karena aspek sosial dan biologis juga faktor-faktor lain.
Tindakan anak-anak yang kadang berlebihan bisa dipengaruhi oleh 5 hal, yaitu :
1. Temperamen
2. Karakteristik biologis
3. Pola asuh
4. Stres keluarga
5. Pengaruh dari luar keluarga/lingkungan
Temperamen
Para pakar di bidang perkembangan anak percaya bahwa kepribadian kita dipengaruhi
oleh faktor-faktor biologis, dan kita terlahir dengan kecenderungan akan perilaku
tertentu. Contohnya : beberapa bayi lahir dengan sifat yang sangat aktif dan emosi
yang meledak-ledak. Sementara bayi lain cenderung lebih tenang dan kalem (karena
menyadari perbedaan-perbedaan ini sejak dini, kita menganggap bahwa itu terjadi
secara alamiah, faktor bawaan atau biologis lain). Temperamen biasanya memiliki
pasang surut, tergantung kondisi yang dihadapi akan tetapi memang sifat dasar saja
tidak bisa dijadikan sandaran akan alasan seorang anak bertindak dengan cara
tertentu.
Karakter biologis
Kondisi biologis yang berhubungan dengan karakteristik juga mempengaruhi cara
bersifat. Ini meliputi faktor : fisik, emosional serta perkembangan kesehatan dan medis.
• Hal yang berkaitan dengan fisik antara lain : penampilan, koordinasi, kekuatan, tingkat
energi dan tingkat kecerdasan anak.
• Hal yang berkaitan dengan emosi yaitu : sensitivitas emosi bawaan mempengaruhi
respons seorang anak terhadap situasi yang dihadapinya.
• Hal yang berkaitan dengan perkembangan di mana fase perkembangan inilah yang
memiliki dampak yang penting dalam sikap seorang anak yang sulit dikendalikan. 18
bulan s/d 3 tahun adalah masa mengembangkan otonomi secara sehat, untuk
menyeimbangkan kemandirian dengan ketergantungan pada orang tua yang
memberinya kasih sayang. Sikap yang sulit dikendalikan pada usia ini termasuk sifat
menentang dan kemauan keras yang berlebihan serta menuntut orang tua untuk
memberikan keseimbangan yang tepat. Jika orang tua terlalu sering mengalah pada
tuntutan anak, anak bisa menjadi terlalu mandiri. Namun jika orang tua mencoba
meredam sikap tersebut dengan cara keras, anak bisa jadi akan sangat bergantung
pada orang tua.
• Hal yang berkaitan dengan kesehatan dan medis adalah kesehatan fisik memiliki
dampak penting bagi kesehatan sosial dan emosional. Anak-anak yang mengalami
masalah kesehatan kronis bisa beresiko menjadi anak yang sulit dikendalikan. Bukan
cuma karena temperamen alaminya, melainkan juga cara-cara anggota keluarga
memperlakukannya.
Pola Asuh
Pada umumnya orang tua mengajari anak-anak mereka dengan 4 cara, yaitu :
1. Memberi contoh, ini adalah cara yang utama untuk mengajai anak-anak. Karena
anak kecil sering kali mudah menyerap apa yang kita lakukan dibandingkan dengan
apa yang kita katakan.
2. Respons positif, dengan mengajarkan anak melalui respons positif mengenai sikap
mereka. Jika kita mengatakan kepada anak betapa kita menghargai mereka karena
telah menuruti nasehat kita, maka mereka akan mengulangi sikap tersebut. Namun jika
umumnya kita larang dengan menggunakan kata “jangan” justru semakin membuat
anak ingin mengulangi lagi atau mencoba melakukan hal yang justru dilarang. Cobalah
gunakan kata yang lebih menghargai, semisal :”Maaf nak, abi sangat senang jika abang
bisa menjaga mainan ini dengan baik.”
3. Tidak ada respons yaitu, orang tua juga mengajari anak dengan cara mengabaikan
sikap anak yang cenderung tidak baik. Misalnya, dengan menyembunyikan respons.
Namun hal ini tidak boleh dilakukan jika sikap yang ditunjukkan anak sudah sangat
mengganggu seperti melempar. Dan orang tua bisa mencoba mengatakan : “Jika abang
melempar seperti itu, abi tidak mau mengajak abang bermain lagi.”
4. Hukuman, jika dari ketiga cara tersebut di atas belum juga dapat ditenangkan. Orang
tua perlu memberikan hukuman atau secara aktif memberikan respons negatif
terhadap suatu sikap. Tetapi perlu diingat memberikan hukuman terlalu sering kepada
anakpun tidak banyak membantu. Bahkan jika hukuman yang diterapkan terlalu keras
dan terlalu sering bisa menyebabkan sikap negatif anak semakin menjadi-jadi. Baiknya
gunakan hukuman yang relatif ringan secara konsisten, seperti menghilangkan hak
istimewa atau melarang kegiatan yang sedang dilakukan.
Stress Keluarga
Terkadang anak-anak menunjukkan sikap negatif karena anak melihat orang tua
mereka berselisih pendapat di depan mereka, misalnya. Hal ini bisa karena orang tua
berbeda pendapat mengenai cara mengasuh anak. Biasanya karena salah satu orang
tua bereaksi dengan sikap yang keras dan kasar pada anak umumnya hal ini
dipraktekkan oleh ayah. Namun di sisi lain orang tua yang satunya dalam hal ini si ibu
tidak bisa menerapkan batasan-batasan. Atau juga terkadang orang tua tidak sepakat
mengenai sikap-sikap mana yang perlu didisiplinkan.
Pengaruh dari luar/lingkungan
Seiring pertambahan usia anak. Teman-teman sebaya mempunyai pengaruh yang
penting. Karena biasanya sikap negatif teman-temannya akan sangat mudah ditiru oleh
anak. Oleh karenanya orang tua sudah harus mengatur kapan, di mana dan berapa
lama anak dapat menghabiskan waktunya bermain dengan teman yang bermasalah
tersebut. Oh iya, termasuk dalam faktor lingkungan ini adalah juga peran atau
pengaruh dari media terutama yang bersifat visual.
Abu Daffa untuk menentukan apakah ananda termasuk kategori hiperaktif atau tidak
bisa dilihat dari kategori-kategori yang sudah saya jelaskan di atas. Dan jika memang
dari kategori-kategori tersebut tidak termasuk maka alangkah bijaknya ananda
dilakukan tes (assesment) terlebih dahulu ke klinik-klinik tumbuh kembang anak
terdekat. Demikianlah jawaban yang bisa saya sampaikan dan semoga membantu dan
bermanfaat.
Wallahu a’lam bisshawab,

Anda mungkin juga menyukai