A. JUDUL
IDENTIFIKASI KANDUNGAN UNSUR MINERAL MAGNETIK
GUANO DARI GUA SOLEK DAN GUA RANTAI MENGGUNAKAN
METODE SCANNING ELECTRON MICROSCOPE
1
2
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan suatu
permasalahan yaitu bagaimana bentuk morfologi, komposisi unsur dan
ukuran bulir guano dari Gua Solek dan Gua Rantai Kecamatan Lareh Sago
Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota Menggunakan Metode Scanning
Electron Microscope.
3
D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui bentuk morfologi permukaan guano Gua Solek dan Gua
Rantai menggunakan metode Scanning Electron Microscope.
2. Mengetahui komposisi unsur guano dari Gua Solek dan Gua Rantai
menggunakan metode Scanning Electron Microscope.
3. Mengetahui ukuran bulir guano Gua Solek dan Gua Rantai menggunakan
metode Scanning Electron Microscope.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Mineral Magnetik
Batuan terbuat dari campuran alami yang disebut dengan mineral,
yang biasanya membentuk kristal. Menurut Graha (1987) mineral adalah
suatu zat (fasa) padat dari unsur kimia atau persenyawaan kimia yang
dibentuk oleh proses-proses anorganik, dan mempunyai susunan tertentu
dan penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya atau dikenal
sebagai struktur kristal. Kandungan mineral magnetik yang terdapat dalam
suatu bahan mempengaruhi sifat magnetik bahan tersebut. Dilihat dari sifat
magnetiknya, suatu bahan dapat digolong menjadi diamagnetik,
paramagnetik dan ferromagnetik. Mineral yang tergolong ferromagnetik
biasanya diidentikkan dengan istilah mineral magnetik. Mineral yang
bersifat ferromagnetik umumnya tergolong dalam oksida titanium besi,
sulfida besi dan hidroksida besi.
a. Magnetite (Fe3O4)
Mineral magnetite merupakan salah satu mineral magnetik yang
penting di bumi, yang terdapat pada batuan beku, sedimen dan batuan
metamorf. Magnetite juga merupakan mineral magnetik yang terkuat
5
2. Guano
Guano berasal dari bahasa Spanyol yaitu Quechua yang berarti
kotoran (feses) dari burung laut, kelelawar dan anjing laut. Guano
merupakan sisa pencernaan kelelawar atau burung yang mengandung
mineral karbon dan kaya nitrogen serta mengandung fosfat dan urea yang
bukan merupakan mineral magnetik. Guano termasuk salah satu sedimen
klastik gua, yaitu sedimen yang terbawa dari lingkungan luar ke dalam
gua. Selama ribuan tahun guano menumpuk dan mengendap di lantai gua
(Bird, 2007).
3. Kelelawar
Kelelawar merupakan salah satu anggota mamalia yang termasuk ke
dalam ordo chiroptera yang bearti mempunyai ‘sayap tangan’ karena kaki
depannya termodifikasi sebagai sayap yang berbeda dengan sayap burung
(DeBlase, 1981). Makanan utama spesies ini adalah serangga (insectivore)
seperti belalang atau kupu-kupu. Secara tidak langsung kelelawar juga
mengkosumsi debu yang ada pada serangga yang dimakannya.
4. Stuktur Kristal
a. Konsep dasar
Material padat berdasarkan susunan atom-atomnya dapat
diklasifikasikan kedalam kristal dan amorf. Kristal adalah zat padat
dimana atom-atomnya tersusun secara beraturan dalam luasan secara
periodik. Sedangkan kebalikannya adalah amorf.
(a) (b)
Gambar 12. Perbedaan struktur atom dalam kristal dan amorf. (a) struktur
kristal, (b) struktur amorf (Agus, 2008)
Gambar 13. Struktur kristal Face Center Cubic (FCC). (a) bulk kristal
tunggal, dimana unit sel adalah bagian dari bulk, (b) unit
sel dengan atom berbentuk bola pejal yang rapat tampak
atom di sudut dengan permukaan terpotong kubus, (c) unit
sel dengan atom sebagai titik pada tiap sudut dan pusat
sisinya.
c. Struktur kristal logam
Ikatan atom dalam struktur kristal ini adalah ikatan logam, dan
tidak searah dalam keadaan yang alami. Ada tiga kelompok struktur
kristal ditemukan dalam logam yaitu: face center cubic (FCC), body
center cubic (BCC) dan hexagonal close packet (HCP).
1) Struktur kristal face center cubic (FCC)
Banyak logam ditemukan memiliki struktur kristal kubus,
dimana atom ditemukan di setiap sudut kubus dan di pusat sisinya.
9
Struktur Kristal yang lain dari logam adalah body center cubic
(BCC), dimana atom-atom terletak dipojok-pojok kubus dan satu di
tengah kubus. Gambar 14 adalah struktur kristal BCC. Masing-
masing atom bersentuhan satu sama lain pada diagonal sisinya.
Hubungan antara panjang sisi kubus a dan jari-jari atom R dituliskan
sebagai berikut:
4𝑅
a = √3 ………………………………………………………(2)
Gambar 14. Struktur kristal Body Center Cubic (BCC). (a) bulk
kristal tunggal, dimana unit sel adalah bagian dari
bulk, (b) unit sel dengan atom berbentuk bola pejal
10
dari permukaan. Dalam SEM, sinyal yang dihasilkan tidak hanya berasal
dari elektron yang ditembakkannya, tetapi dapat juga berasal dari interaksi
lain yang terjadi di dalam sampel yang dekat dengan permukaan. SEM
mampu menghasilkan gambar dengan resolusi yang sangat tinggi.
Perbesaran gambar pada SEM berkisar antara 15 kali hingga 200000
kali dan mempunyai depth of field yang tinggi (Agus, 2008). Dengan
demikian SEM mampu menghasilkan gambar yang lebih baik
dibandingkan dengan hasil dari mikroskop optik (Handayani Ari, 2007).
Hal ini disebabkan oleh panjang gelombang de Broglie yang dimiliki
elektron lebih pendek daripada gelombang optik. Makin kecil panjang
gelombang yang digunakan maka makin tinggi resolusi mikroskop.
Panjang gelombang de Broglie elektron adalah:
ℎ
𝜆= (3)
𝑝
𝑝2
𝐾= (4)
2𝑚
dengan m adalah massa elektron.
Dalam SEM, berkas elektron keluar dari filamen panas lalu dipercepat
pada potensial tinggi V. Akibat percxepatan tersebut, elektron memiliki
energi kinetik:
𝐾 = 𝑒𝑉 (5)
dengan menggunakan persamaan (4) dan (5) kita dapat menulis
momentum elektron sebagai:
𝑃 = √2𝑚𝑒𝑉 (6)
ℎ
𝜆= (7)
√2𝑚𝑒𝑉
F. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian dasar yaitu penelitian yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah. Hasil penelitian tidak hanya sampai
pada pengumpulan dan penyusunan data tetapi mencakup analisa dan
interpretasi tentang arti data itu. Penelitian ini menggunakan data primer yang
diperoleh dari hasil pengukuran Scanning Electron Microscope. Kegiatan
yang dilakukan meliputi pengambilan sampel, preparasi sampel, pengambilan
data, analisa data dan interpretasi hasil penelitian.
G. JADWAL PENELITIAN
Pengambilan sampel dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu Novrilita
(2009) dan Olintika (2009) pada bulan Februari 2009 di Gua Solek dan Gua
Rantai Kecamatan Lareh Sago Halaban Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat.
Preparasi sampel dilakukan pada bulan Februari 2012 di Laboratorium Fisika
Bumi Universitas Negeri Padang (UNP). Pengukuran sampel dilakukan di
Laboratorium Kemagnetan Batuan Fisika Sistem Kompleks Institut Teknologi
Bandung (ITB) dari bulan Februari 2012 sampai bulan Maret 2012.
Lokasi pengambilan sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 19. Daerah ini memiliki tiga buah gunung berapi yang tidak aktif
yaitu Gunung Sago yang berlokasi di Kecamatan Luak dan Kecamatan
Situjuah Limo Nagari, Gunung Bungsu yang berlokasi di Kecamatan Harau
dan Kecamatan Mungka, dan Gunung Sanggul di Kecamatan Harau.
Kabupaten Lima Puluh Kota berdekatan dengan Kabupaten Agam, dimana
pada daerah tersebut terdapat dua buah gunung yaitu satu gunung aktif yaitu
Gunung Merapi, dan satu gunung tidak aktif yaitu Gunung Singgalang.
Berdasarkan keberadaan gunung merapi yang aktif diprediksi bahwa
keberadaan mineral magnetik pada guano berasal dari debu vulkanik yang
terdistribusi kedalam gua ketika terjadi aktivitas vulkanik.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bird, M, I. Boobyer, EM. Bryant, C. Lewis, AH.Paz, V dan Stephenus, WE. 2007.
A Long RecordOf Environmental Change From Bat Guano Deposiits In
Makangit Cave, Palawan, Philiphines: Earth and Enviromental Science
transactions of the Royal of Edinburgh, 98, 59.69, 2007.