( P P K)
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti diklat ini peserta dapat :
1. Menjelaskan Latar belakang dan urgensi program Penguatan Pendidikan Karakter,
2. Menjelaskan Konsep dasar penguatan pendidikan karakter pada jenjang pendidikan dasar,
3. Mengidentifikasi Prinsip implementasi dan pengembangan PPK,
4. Menjelaskan pengembangan Nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter,
Alokasi Waktu
Waktu : 90 menit (2x45 menit)
Metode
Presentasi, diskusi dan tanya jawab serta kerja kelompok
Materi
1. Latar belakang, tantangan ke depan dan urgensi kebijakan PPK
2. Konsep Dasar PPK
3. Nilai-nilai Utama PPK
4. Implikasi bagi lembaga pendidikan
Bahan Bacaan:
Kemendikbud. 2016. Naskah Kajian dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter.
Buku 1. Jakarta: Kemendikbud.
2
A. Rasional
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang tujuan utamanya
adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko Widodo – Jusuf Kalla dalam sistem
pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM) yaitu perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai
utama PPK adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas. Nilai-nilai ini ingin
ditanamkan dan dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui,dipahami, dan
diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan dimasyarakat. PPK lahir karena kesadaran
akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada
banyak harapan bagi masa depan bangsa. Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk
mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang
kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang, urgensi, dan
konsep dasar PPK menjadi sangat penting bagi kepala sekolah agar dapat menerapkannya
sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing-masing.
B. Tujuan
Setelah mengikuti diklat ini peserta dapat :
1. Menjelaskan Latar belakang dan urgensi program Penguatan Pendidikan Karakter,
2. Menjelaskan Konsep dasar penguatan pendidikan karakter pada jenjang pendidikan dasar,
3. Mengidentifikasi Prinsip implementasi dan pengembangan PPK,
4. Menjelaskan pengembangan Nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter,
Pendidikan karakter merupakan sebuah proses panjang, yaitu proses penanaman nilai-nilai
luhur, budi pekerti, akhlak mulai yang berakar pada ajaran agama, adat istiadat, dan nilai-nilai
keindonesiaan dalam rangka mengembangkan kepribadian peserta didik supaya menjadi manusia
yang bermartabat, menjadi warga negara yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa dan
agama. Pendidikan karakter juga upaya mengajarkan kebiasaan berfikir dan kebiasaan berbuat yang
dapat membantu orang-orang hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, sahabat, tetangga,
masyarakat, dan bangsa.
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai proses pembelajaran untuk memahami, peduli tentang
dan berbuat berlandaskan nilai-nilai moral seperti rasa hormat, keadilan, kebajikan warga dan
kewarganegaraan dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun kepada orang lain
3
Dengan demikian, maka definisi operasional dari Penguatan Pendidikan Karakter adalah
program pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah
rasa, olah pikir, dan olah raga dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah,
keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Pentingnya pendidikan karakter juga telah diamanatkan melalui berbagai kebijakan dan peraturan
perundangan, yaitu:
1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3:“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.”
2. Agenda Nawacita No. 8:“Kami akan melakukan revolusi karakter bangsa .... Untuk
pendidikan dasar, pembobotan dilakukan dengan menekankan 70% substansinya harus berisi
tentang budi pekerti dan pembangunan karakter peserta didik (bagian dari revolusi mental)...”
3. Trisakti: Mewujudkan Generasi yang Berkepribadian dalam Kebudayaan.
4. RPJMN 2015-2019: “Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada semua
jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai moral, akhlak, dan kepribadian peserta didik
dengan memperkuat pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran”
5. Selain keterampilan, penguatan pendidikan karakter juga mempertimbangkan keterampilan
belajar abad-21 yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia, seperti Kualitas Karakter, Literasi
Digital, kerjasama, komunikasi dan kolaborasi.asar, dan Kompetensi, guna mewujudkan
keunggulan bersaing Generasi Emas 2045.
Gerakan PPK berfokus pada struktur yang sudah ada dalam sistem pendidikan nasional.
Terdapat tiga struktur yang dapat digunakan sebagai wahana, jalur, dan medium untuk memperkuat
pendidikan karakter bangsa, yaitu: (1) Pertama, Struktur Program, antara lain jenjang dan kelas,
ekosistem sekolah, penguatan kapasitas guru; (2) Kedua, Struktur Kurikulum, antara lain kegiatan
pembentukan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran(intrakurikuler), kokurikuler, dan
ekstrakurikuler; (3) Ketiga, Struktur Kegiatan, antara lainberbagai program dan kegiatan yang
mampu mensinergikan empat dimensi pengolahan karakter dari Ki Hadjar Dewantara (olah raga,
olah pikir, olah rasa, dan olah hati).
1. Struktur Program
4
Struktur program meliputi jenjang dan kelas (SD kelas I-VI; SMP kelas VII-
IX).Pelaksanaan Gerakan PPK pada tiap jenjang melibatkan dan memanfaatkan ekosistem
pendidikan yang ada di lingkungan sekolah. Pemanfaatan dan pelibatan ekosistem pendidikan
memperkuat dimensi lokal kontekstual pendidikan di daerah, sehingga Gerakan PPK tidak terlepas
dari nilai-nilai karakter yang tumbuh dan berkembang pada ekosistem pendidikan yang sudah ada.
Berbagai pemangku kepentingan yang ada pada ekosistem pendidikan tersebut ikut serta dan
bersamasama bertanggungjawab dan bersinergi untuk memperkuat pembentukan karakter sebagai
modal dasar untuk mewujudkan warga masyarakat yang lebih berbudaya dan memiliki jati diri
bangsa di masa mendatang. Pelaku kunci dalam Gerakan PPK adalah kepala sekolah, pendidik,
tenaga kependidikan, komite sekolah, dan pemangku kepentingan lain yang relevan dalam
pengembangan PPK. Masing-masing pihak perlu memahami tugas dan fungsinya dalam rangka
keberhasilan pelaksanaan program PPK. Lebih dari itu, kehadiran orang dewasa di lingkungan
pendidikan adalah sebagai guru, yaitu mereka yang digugu (diikuti) dan ditiru (diteladani) oleh para
siswa. Ini berlaku bagi siapapun yang terlibat dalam kegiatan pendidikan.
2. Struktur Kurikulum
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tidak mengubah kurikulum yang sudah ada,
melainkan optimalisasi kurikulum pada satuan pendidikan. Gerakan PPK perlu dilaksanakan di
satuan pendidikan melalui berbagai cara sesuai dengan kerangka kurikulum yaitu alokasi waktu
minimal yang ditetapkan dalam Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan kegiatan
ekstrakurikuler yang dikelola oleh satuan pendidikan sesuai dengan peminatan dan karakteristik
peserta didik, kearifan lokal, daya dukung, dan kebijaksanaan satuan pendidikan masing-masing.
Pelaksanaan Gerakan PPK disesuaikan dengan kurikulum pada satuan pendidikan masing-masing
dan dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:
a. Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di dalam struktur kurikulum dan mata
pelajaran Muatan Lokal (Mulok) melalui kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Sebagai
kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler, setiap guru menyusun dokumen perencanaan
pembelajaran berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai mata
pelajarannya masing-masing. Nilai-nilai utama PPK diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
sesuai topik utama nilai PPK yang akan dikembangkan/dikuatkan pada sesi pembelajaran
tersebut dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing-masing. Misalnya,mata
pelajaran IPA untuk SMP mengintegrasikan nilai nasionalisme dengan mendukung
konservasi energi pada materi tentang energi.
nilai-nilai karakter melalui berbagai kegiatan. Kegiatan ekskul dapat dilakukan melalui
kolaborasi dengan masyarakat dan pihak lain/lembaga yang relevan,seperti PMI, Dinas
Kelautan dan Perikanan, Dinas Perdagangan, museum, rumah budaya, dan lain-lain, sesuai
dengan kebutuhan dan kreativitas satuan pendidikan.
c. Kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah dibentuk dalam proses kegiatan rutin,
spontan, pengkondisian, dan keteladanan warga sekolah. Kegiatan-kegiatan dilakukan di
luar jam pembelajaran untuk memperkuat pembentukan karakter sesuai dengan situasi,
kondisi,ketersediaan sarana dan prasarana di setiap satuan pendidikan.Selain struktur
dalam kurikulum, gerakan PPK juga memiliki struktur pendukung lain yang terdiri atas:
Ekosistem dan budaya sekolah; mewujudkan tata kelola yang sehat, hubungan antarwarga
sekolah yang harmonis dan saling menghargai, lingkungan sekolah yang bersih, ramah,
sehat, aman, dan damai. Pendidikan keluarga dan masyarakat; menjalin keselarasan antara
pendidikan di sekolah, lingkungan keluarga, dan masyarakat.
3. Struktur Kegiatan
Struktur kegiatan PPK merupakan pilihan berbagai macam kegiatan bagi pembentukan
karakter peserta didik yang menyeimbangkan keempat dimensi pengolahan pendidikan menurut Ki
Hadjar Dewantara, yaitu olahraga, olah pikir, olah rasa dan olah hati. Sekolah bisa memilih struktur
kegiatan yang akan mendorong terbentuknya keunikan, kekhasan, dan keunggulan sekolah (school
branding).
Pilihan prioritas kegiatan PPK diharapkan dapat mendorong sekolah menemukan branding
yang menggambarkan kekhasan dan keragaman budaya masing-masing. Kegiatan-kegiatan yang
mendukung terbentuknya branding sekolah antara lain: kegiatan akademik, non-akademik seperti
olahraga, kegiatan ekstrakurikuler, pemanfaatan perpustakaan (mengatur jadwal berkunjung,
mengikuti lomba perpustakaan, dan pemberian penghargaan kepada siswa dan guru yang secara
rutin hadir di perpustakaan), dan pemanfaatan potensi lingkungan, seperti sanggar seni dan museum.
Penguatan Pendidikan Karakter sebagai sebuah gerakan untuk mengembalikan karakter dan
jati diri bangsa Indonesia mendasarkan diri pada prinsip-prinsip pengembangan pendidikan karakter
secara utuh dan menyeluruh. Prinsip-prinsip ini akan menjadi kriteria untuk menilai apakah program
Penguatan Pendidikan Karakter di lingkungan pendidikan sudah terlaksana dengan baik atau belum
6
sehingga dapat dievaluasi dan diperbaiki di masa depan. Ada 10 prinsip penguatan pendidikan
karakter. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:
Program penguatan pendidikan karakter memperkuat nilai-nilai Gerakan Nasional Revolusi Mental
(religius, nasionalis, integritas, gotong royong, mandiri) untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Karakter adalah nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena
pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakan seseorang dengan orang lain
dan diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kaitan dengan proses pembelajaran maka pendidikan karakter sangat dipengaruhi oleh guru:
Sebagaimana dikatakan Ryan dan Bohlin (2004:3) pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang
dilakukan guru yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru akan menentukan watak
peserta didik yaitu antara lain mencakup keteladanan bagaiman perilaku guru, cara guru berbicara
atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi dan berbagai hal terkait lainnya; Secara
sederhana pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai berbagai hal positif yang dilakukan guru dan
memiliki pengaruh terhadap karakter peserta didik yang diajarnya (Samani dan Hariyanto, 2011:44-
45). Lebih lanjut dikatakan bahwa pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari
seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para peserta didiknya, santun, kasih sayang,
peduli dan kerja sama, percaya diri, kreatif, kerja keras, pantang menyerah, keadilan dan
kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan cinta persatuan. Program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) mengembangkan 5 (lima) nilai utama sebagai bagian dari Gerakan
Nasional Revolusi Mental, yaitu Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, dan Integritas, yang
dijelaskan sebagai berikut:
(1) Karakter Religius mencerminkan sikap iman terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan
dalam perilaku untuk melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianutnya, menghargai
perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agamadan
8
kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Sikap religius juga
ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan alam.
(2) Karakter Nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya. Sikap ini mencakup nilai karakter cinta tanah air dan
semangat kebangsaan.
(3) Karakter Mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan
mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-
cita. Karakter kemandirian meliputi nilai-nilai etos kerja, tahan banting, daya juang,
professional, mandiri, kreatif dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
(4) Karakter Gotong Royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerjasama dan bahu
membahu menyelesaikan persoalan bersama, memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,
bersahabat dengan orang laindan memberi bantuan pada mereka yang miskin, tersingkir dan
membutuhkan pertolongan. Karakter gotong royong mencakup nilai-nilai karakter saling
menghargai, kerjasama, gotong royong, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan kerelawanan.
(5) Karakter Integritas merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki
komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter
integritas meliputi sikap tanggungjawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan
sosial, melalui konsistensi tindakah dan perkataan yang berdasarkan kebenaran. Contoh
perilaku berintegritas adalah menunjukkan keteladanan sikap sosial dan moral, menghargai
penyandang disabilitas, anti korupsi, anti kekerasan, dan aktif membangun kehidupan bersama
secara gotong royong dan kekeluargaan.
9
Doa Penutupan
Religius
8 Umpan Balik dan Integritas (hal. 83) Kejujuran, disiplin, teliti , taat azas
Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil analisis nilai-nilai utama karakter dalam modul/ Hand Out , diskusikan
implementasi PPK di dalam pembelajaran yang Anda ampu:
Menghargai, kerjasaama
Nilai Karakter Gotong
Royong
2 Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan Nilai karakter religius Rasa syukur dengan berdoa, Percaya
diri, tidak memaksakan kehendak
CONTOH :
Format Implementasi PPK di dalam pembelajaran