Anda di halaman 1dari 18

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pralansia

Menjadi tua (menua) menghilangnya kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan mempertahankan struktur dan

fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan

memperbaiki kerusakan yang diderita. Lanjut usia (lansia) merupakan

kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan secara

bertahap dalam jangka waktu tertentu. Menurut WHO, lansia dikelompokan

menjadi 4 (empat) kelompok yaitu:

1. Usia pertengahan (middle age) : usia 45-59 tahun


2. Lansia (elderly) : usia 60-74 tahun
3. Lansia tua (old) : usia 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) : usia diatas 90 tahun

Hal tersebut merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari,

berjalaan secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan

menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh,

sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

keseluruhan (Fatmah, 2010).

Masa pralansia merupakan masa persiapan diri untuk mencapai usia

lanjut yang sehat, aktif, dan produktif. Oleh karena pada masa ini banyak

perubahan yang terjadi seperti menopouse, puncak karier, masa menjelang

pensiun, dan rasa kehilangan (kedudukan, kekuasaan, teman, anggota

keluarga, pendapatan) (Siti Maryam, 2008).


7

2.2 Sifat Penyakit Pada Lansia

Penyebab penyakit pada lansia umumnya berasal dari dalam tubuh

(endogen), hal ini disebabkan karena pada lansia telah terjadi penurunan

fungsi dari berbagai organ-organ tubuh akibat kerusakan sel-sel karena

menua, sehingga produksi hormon, enzim, dan zat-zat yang diperlukan untuk

kekebalan tubuh menjadi berkurang. Dengan demikian, lansia akan lebih

mudah terkena infeksi. Sering pula, penyakit lebih dari satu jenis, dimana satu

sama lain dapat berdiri sendiri maupung saling berkaitan dan memperberat.

Gejala penyakitnya juga sering tidak jelas.

Hal-hal yang harus dipersiapkan menjelang masa lansia adalah sebagai

berikut :

a. Latihan fisik/olahraga secara teratur dan sesuai kemampuan.


b. Pengaturan gizi atau diet seimbang.
c. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur (minimal 6 bulan sekali).
d. Memelihara penampilan diri yang rapi dan bersih.
e. Menghindari kebiasaaan buruk yang berdampak tidak baik bagi kesehatan

(merokok, minuman keras, malas olahraga, makan berlebihan, tidak tidur

teratur, minum obat tidak sesuai anjuran, dan hubungan tidak harmonis).

2.3 Purin

2.3.1 Metabolisme Purin Menjadi Asam Urat

Purin adalah molekul yang terdapat didalam sel yang

berbentuk nukleotida. Bersama asam amino, nukleotida merupakan unit


8

dasar dalam proses biokimiawi penurunan sifat genetik. Nukleotida

yang paling dikenal pernanannya adalah purin dan primidin. Kedua

nukleotida tersebut berfungsi sebagai pembentuk asam ribonukleat

(RNA) dan asam deoksiribonukleat (DNA). Adapun basa purin yang

terpenting adalah adenin, guanin, hipoxatin, dan xantin.

Metabolisme purin menjadi asam urat dimulai dengan

metabolisme dari DNA dan RNA menjadi Adenosine dan Guanosin.

Proses ini berlangsung secara terus menerus didalam tubuh. Sebagian

besar sel tubuh selalu diproduksi dan digantikan, terutama dalam darah.

Adenosine yang terbentuk kemudian dimetabolisme menjadi

hipoksantin. Hipoksantin kemudian dimetabolisme menjadi xanthine.

Sedangkan guanosin dimetabolisme menjadi xanthine.

Kemudian xanthine dari hasil metabolisme hipoksantin dan

guanosin dimetabolisme dengan bantuan enzim xanthine oxidase

menjadi asam urat.


9

Gambar 2.1 Metabolisme Purin Menjadi Asam Urat (sumber : academia.edu)

Ada dua sumber utama purin, yaitu purin yang diproduksi

sendiri oleh tubuh dan purin yang didapatkan dari asupan makanan.

Purin yang berasal dari makanan merupakan hasil pemecahan

nukleoprotein makanan yang dilakukan oleh dinding saluran cerna,

sehingga mengkonsumsi makanan tinggi purin akan meningkatkan

kadar asam urat darah (Noviyanti, 2015). Purin di produksi oleh tubuh

secara alami karena purin merupakan salah satu elemen penting

pembentuk rantai DNA dan RNA dalam tubuh . diketahui bahwa

hampir 85% dari kebutuhan purin di produksi secara alami oleh tubuh

(Neti Suriana, 2015).

Tabel 2.1 Daftar Makanan dan Kandungan Purinnya


No. Nama Makanan Kadar Purin Golongan
1. Kerang-kerangan, otak, hati, 150-1000 mg/100 gram) A
jantung, paru, daging bebek, Tinggi Purin
10

telur ikan, ikan sarden,


remis, ikan kering, makarel,
alkohol dan ragi (tape),
makanan yang diawetkan,
jeroan ekstrak daging,
daging angsa, dan burung
dara.

2. Ikan (kecuali yang termasuk 50-150 mg/100gram B


golongan A), daging sapi Kandungan purin
(kecuali bagian-bagian yang sedang
termasuk golongan A),
daging ayam, udang,
asparagus, daun singkong,
jamur, bayam, daun pepaya,
kembang kol, kapri, tahu,
tempe, kangkung, daun dan
biji melinjo, buncis dan
kacang-kacangan.

3. Nasi, roti, makaroni, mie, 0-15 mg/100 gram C


ubi, singkong, jagung, susu, Rendah purin
keju, oncom, telur, semua
sayuran (kecuali sayuran
yang masuk dalam golongan
B), semua buah-buahan
(kecuali durian dan alpukat).

Sumber : Noviyanti, 2015

2.4 Asam Urat

Asam urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan

protein (terutama dari daging, hati, ginjal dan beberapa jenis sayuran seperti

kacang dan buncis) atau dari penguraian senyawa purin (sel tubuh yang

rusak), yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, feses atau keringat

(Lanny Sustrani, 2007).

Asam urat dapat dapat diabsorbsi melalui mukosa usus dan

diekskresikan melalui urin. Pada manusia, sebagian besar purin dalam asam
11

nukleat yang dimakan langsung diubah menjadi asam urat tanpa terlebih

dahulu digabung dengan asam nukleat tubuh. Enzim penting yang berperan

dalam sintesis asam urat adalah xantin oksidase. Enzim tersebut sangat aktif

bekerja dalam hati, usus halus, dan ginjal. Tanpa bantuan enzim ini, asam

urat tidak dapat terbentuk (Rina Yerina, 2014).

Asam urat dalam tubuh manusia sebenarnya adalah sesuatu yang

normal. Setiap orang memiliki asam urat yang mengalir bersama darah

dalam pembuluh darah, karena asam urat merupakan hasil akhir dari proses

metabolisme tubuh secara alami. Secara rutin tubuh manusia memproduksi

asam urat melalui proses katabolisme (pemecahan) purin. Oleh karena itu,

asupan beberapa jenis makanan yang mengandung purin juga berpotensi

memicu meningkatnya kadar asam urat dalam tubuh (Neti Suriana, 2015).

Asam urat hasil pemecahan purin, baik yang berasal dari tubuh kita

maupun dari makanan, beredar dalam darah untuk dibuang melalui saluran

pencernaan dan saluran kemih. Asam urat ini sangat mudah mengkristal

(menumpuk) bila purin tidak diproses (metabolisme) secara sempurna.

Asam urat tidak bisa larut kembali dalam darah. Jika kadar asam urat

melebihi batas normal maka akan mengendap menjadi kristal urat dan

masuk ke organ-organ tubuh, khususnya kedalam sendi (Noviyanti, 2015).

Asam urat memiliki fungsi dalam tubuh yaitu sebagai anti oksidan

dan bermanfaat dalam regenerasi sel. Jika tubuh kekurangan asam urat

sebagai antioksidan maka akan banyak oksidan atau radikal bebas yang bisa

membunuh sel-sel tubuh.


12

Kadar normal asam urat pada wanita adalah 2,4-6,0mg/dl dan pada

pria 3,0-7,0 mg/dl. Jika melebihi nilai ini, seseorang dikategorikan

mengalami hiperurisemia (peningkatan kadar asam urat dalam darah

melebihi batas normal). Angka kejadian penyakit asam urat meningkat pada

keadaan asam urat tinggi yaitu lebih dari 9mg/dl (Noviyanti, 2015).

2.4.1 Penyebab Asam Urat Tinggi

Dalam dunia medis dikenal istilah hiperurisemia, yaitu suatu

kondisi ketika terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam darah

hingga melewati batas normal. Faktor utama yang menyebabkan

terjadinya asam urat adalah hiperurisemia yang menetap. Peningkatan

produksi asam urat (hiprurisemia), menyebabkan asam urat merembes

ke organ-organ di sekitar jaringan pembuluh darah dan membentuk

timbunan kristal-kristal asam urat (Neti Suriana, 2014).

Faktor utama yang menyebabkan terjadinya asam urat adalah

hiperurisemia yang menetap. Beberapa faktor lain yang memicu

terjadinya peningkatan asam urat dalam darah yaitu :

a. Produksi Asam Urat dalam Tubuh Meninngkat


Sejauh ini diketahui bahwa faktor yang memicu

peningkatan produksi asam urat dalam darah ada dua, yaitu :


1) Kandugan Zat Alami Purin
Secara alami zat purin diproduksi oleh tubuh untuk

membentuk rantai DNA dan RNA dalam sel tubuh. Hanya saja,

jumlah zat purin yang diproduksi oleh tubuh sangat terbatas.

Tidak melebihi 85% dari keseluruhan kebutuhan zat purin dalam

stubuh. Untuk memenuhi kebutuhan akan zat purin dalam tubuh,


13

maka diperlukan asupan purin dari luar, yaitu makanan yang

dikonsumsi sehari-hari (Neti Suriana, 2014).


Produksi asam urat dalam tubuh meningkat karena dua

sumber purin. Asupan purin dari makanan yang berlebihan

menjadi penyebab meningkatnya kadar asam urat. Bentuk akhir

dari menumpuknya asam urat adalah kristal. Kristal-kristal

tersebut kemudian mengendap di persendian dan jadilah asam

urat (Noviyanti, 2015).


2) Penyakit Lain dalam Tubuh
Faktor lain menyebabkan peningkatan kadar asam urat

dalam darah adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu

sendiri, seperti penyakit. Ada beberapa jenis penyakit yang

berpotensi meningkatkan kadar asam urat dalam darah,

diantaranya kanker darah (leukemia), kerusakan otot, kanker

limfoma, kanker darah, dan gagal jantung.


Jenis-jenis penyakit ini menyebabkan peningkatan proses

katabolisme purin dalam tubuh dan juga berpotensi merusak sel-

sel tubuh. Akibatnya, kadar asam urat dalam sel-sel darah

meningkat (Neti Suriana, 2014).


b. Terganggunya Proses Pembuangan Asam Urat Dari dalam Tubuh
Secara garis besar, ada dua faktor yang menyebabkan

terjadinya gangguan pada proses pembuangan asam urat dalam

tubuh, yaitu sebagai berikut:


1) Gangguan Fungsi Ginjal

Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang tergabung

dalam sistem ekresi (pembuangan) tubuh. Ginjal berfungsi

sebagai penyaring atau membersihkan darah dari zat-zat hasil


14

metabolisme. Hasil saringan akan masuk kembali ke dalam

tubuh. Sementara zat-zat hasil metabolisme dan racun yang

tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dibuang melalui sistem ekresi

dalam bentuk air seni (Neti Suriana, 2014).

Meningkatnya kadar asam urat dalam tubuh bisa terjadi

karena prosess pembuangan asam urat terhambat. Hal ini terjadi

karena ginjal mengalami gangguan fungsi. Ginjal tidak rusak,

tetapi kemampuannya membuang asam urat berkurang. Hal ini

terjadi karena faktor keturunan dan beban kerja ginjal yang

terlalu berlebihan. Oleh sebab itu, apabila ada ganggaun fungsi

ginjal, maka kadar asam urat dalam darah meningkat. Selain di

buang lewat ginjal (70%) dalam bentuk urine, asam urat yang

berasal dari makanan dan metabolisme tubuh ini dikeluarkan

juga melalui usus (30%) nya (Noviyanti, 2015).

2) Penggunaan Obat-obatan Tertentu


Selain terganggunya fungsi ginjal, beberapa jenis obat-

obatan kimia dapat mengganggu proses pembuanagan asam urat

dari dalam tubuh. Terutama jika konsumsinya berlebihan dan

terus menerus. Berikut adalah jenis-jenis obat yang berpotensi

menggangu pengeluaran asam urat dari tubuh yaitu, obat untuk

penyakit darah tinggi, obat yang mengandung niasin, dan aspirin

(Neti Suriana, 2014).


c. Kombinasi Antara Produksi Asam Urat Meningkat dan

Terganggunya Proses Pembuanagan Asam Urat dari dalam Tubuh


15

Tidak jarang juga peningkatan kadar asam urat dalam darah

disebabkan oleh kombinasi antara produksi asam urat yang

meningkat dan terganggunya fungsi ginjal. Seperti sudah dijelaskan

sebelumnya, produksi asam urat yaang tinggi tentu akan

menyebabkan tingginya kadar asam urat dalam darah. Kelebihan

kadar asam urat ini tentu harus dibuang melalui ginjal. Hanya saja

karena tingginya kadar asam urat yang harus dibuang oleh ginjal

meyebabkan beban kerja ginjal menjadi lebih berat. Hal ini

berpotensi menyebabkan menyebabkan terjadinya gangguan pada

fungsi ginjal. Kombinasi kedua faktor ini semakin memicu

tingginya timbunan asam urat dalam darah dan akhirnya merembes

ke organ-organ yang ada di sekitar pembuluh darah membentuk

kristal-kristal asam urat (Neti Suriana, 2014).


2.4.2 Gejala Asam Urat

Gejala utama asam urat tinggi adalah nyeri sendi. Seringkali

gejala-gejala ini muncul secara tiba-tiba tanpa disadari, kemudian

menghilang dalam jangka waktu yang lama. Kemudian kambuh lagi,

terutama setiap kali selesai mengonsumsi jenis makanan dengan kadar

purin tinggi. Gejala lain mungkin terjadi adalah berupa:

a. Timbul rasa sakit, ngilu, nyeri, dan kesemutan di area persendian.

Penumpukan kristal-kristal asam urat yang terus menerus

menyebabkan gejala selanjutnya, yaitu peradangan, rasa nyeri dan

kulit memerah.
16

b. Gejala serangan pertama kali terjadi dirasakaan pada area sendi dan

pangkal ibu jari kaki.


c. Pada awalnya serangan hanya terjadi pada satu sendi dan hanya

berlangsung beberapa hari. Biasanya, tanpa diobati gejala ini akan

hilang sendiri. Namun, potensi timbulnya gejala serangan asam urat

tetap ada. Terutama setelah mengonsumsi makanan yang

mengandung kadar purin tinggi.


d. Pada gejala tingkat lanjut, sendi yang terserang penyakit asam urat

akan membengkak, dan bagian kulit diatasnya tampak berwarna

merah, kencang, dan licin.


e. Jika kulit bagian atas sendi yang terserang disentuh, akan terasa

sakit.
f. Saat cuaca dingin sendi-sendi yang terserang terasa sakit.
g. Gejala serangan terasa pada waktu-waktu tertentu. Umumnya pada

waktu malam dan pagi hari, ketika bangun dari tidur.


h. Bagian sendi yang terasa sakit sebaiknya tidak dipijat, karena akan

memperparah rasa sakit dan gejala serangan (Neti Suriana, 2014).


2.4.3 Jenis Penyakit Asam Urat
Penyakit asam urat ada dua jenis, yaitu penyakit asam urat

primer dan penyakit asam urat sekunder. Penyakit asam urat primer

berasal dari dalam tubuh, sedangkan penyebab penyakit asam urat

sekunder berasal dari luar tubuh.


a. Penyakit Asam Urat Primer
Penyebab asam urat primer berkaitan dengan metabolisme

tubuh, tetapi belum dapat diketahui dengan pasti. Secara umum,

asam urat primer diduga disebabkan oleh faktor genetika,

ketidakseimbangan hormon sehingga terjadi gangguan

metabolisme termasuk pengeluaran asam urat oleh ginjal, atau


17

terjadi gangguan dalam ginjal yang menyebabkan semua proses

penyaringan dan pengeluaran zat-zat yang tidak diperlukan tubuh

menjadi bermasalah, sehingga terjadi penumpukan purin yang

menyebabkan terjadinya asam urat (Yekti mumpuni, 2016).

b. Penyakit Asam Urat Sekunder


Penyebab penyakit asam urat sekunder berkaitan dengan

asupan makanan dan minuman kedalam tubuh. Makanan yang

mengandung banyak purin merupakan penyebab utama terjadinya

penyakit asam urat sekunder (Ersi Herliana, 2013).


Faktor lain yang menyebabkan asam urat sekunder adalah

adanya penyakit tertentu. Purin dalam tubuh juga dapat

meningkat akibat adanya penyakit darah, seperti penyakit

sumsum tulang, Penggunaan obat-obatan tertentu untuk

mengobati penyakit juga dapat meningkatkan jumlah purin

didalam tubuh, seperti mengonsumsi alkohol secara berlebihan,

penggunaan obat-obat kanker, dan vitamin B12. Penyebab

terjadinya penyakit asam urat sekunder lainnya adalah

kegemukan, kadar trigliserida yang tinggi, hingga kondisi

diabetes yang tidak terkontrol (Yekti mumpuni, 2016).

2.4.4 Tahap Perkembangan Asam Urat

Proses menumpuknya kristal asam urat dipersendian yang

menyebabkan penyakit asam urat terjadi dalam rentang waktu yang

cukup lama. Bahkan, proses tersebut bisa terjadi selama bertahun-

tahun.
18

Secara umum, perkembangan penyakit gout memiliki 4

tahapan, yaitu tahap asimtomatik, tahap akut, tahap interkritikal, dan

tahap kronis. Tahapan-tahapan ini menjelaskan tingkat keparahan

serangan penyakit asam urat.

Berikut ini adalah tahap-tahap perkembangan asam urat:

a. Tahap Asimtomatik
Pada tahap asimtomatik ini terjadi peningkatan kadar asam

urat tanpa disertai munculnya rasa nyeri dan terbentuknya kristal

asam urat disaluran kemih. Kondisi ini bisa disebut dengan

hiperurisemia, yang berarti kondisi kadar asam urat dalam darah

melebihi batas.
b. Tahap Akut
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan nyeri di

bagian persendian secara mendadak dan hebat yang disertai dengan

rasa panas dan kemerahan. Serangan biasa terjadi pada malam atau

menjelang pagi hari, sehingga menyebabkan penderita terbangun

dari tidurnya. Serangan yang terjadi pada umumnya akan

menghilang secara cepat dalam waktu sekitar 10 hari tanpa

pengobatan. Pada tahap ini, serangan yang muncul tidak hanya

menyerang penderita yang kadar asam uratnya tinggi, tetapi sekitar

12,5% orang dengan kadar asam urat normal bisa juga mengalami

serangan ini.
c. Tahap interkritikal
Pada tahap interkritkal, paenderita asam urat tidak

mengalami serangan selama beberapa waktu yang lama, sekitar 1 –

2 tahun bahkan 10 tahun. Sebagian penderita tidak mengalami


19

terajdinya serangan lanjutan, sehingga dapat menjalankan aktivitas

tanpa ada rasa sakit.


d. Tahap Kronis
Tahap kronis biasanya muncul apabila penderita tidak

melakukan penanganan setelah terjadi serangan pertama. Tahap ini

ditandai dengan terbentuknya tofus, sekitar 10 – 11 tahun setelah

terjadinya serangan pertama. Tofus adalah benjolan-benjolan pada

sendi yang terserang atau sendi yang sering meradang. Pada tahap

ini, serangan akan lebih sering muncul, sekitar 5 – 6 kali dalam

setahun. Rasa nyeri pada tahap ini berlangsung lama dan terus-

menerus, sehingga dapat menyebabkan pembengkakan. Bagian-

bagian sendi yang sering terserang yaitu bagian sendi yang

mendapat tekanan, seperti sendi ujung ibu jari kaki, pergelangan

lutut, siku (Ersi Herliana, 2013).


2.4.5 Organ Tubuh Yang Dapat Terserang Penyakit Asam Urat

Penyakit asam urat adalah penyakit yang menyerang

persendian. Berdasarkan anatomi sistem gerak manusia, gangguan

pada sendi tentu menyebabkan terganggunya kerja sistem gerak. Hal

ini secara otomatis akan membatasi seseorang dalam beraktivitas.

Organ-organ persendian yang sering menjadi target serangan penyakit

asam urat adalah:

a. Ujung jari. Daerah dingin seperti ujung jari kaki dan tangan adalah

tempat kristal asam urat mengendap.


b. Ibu jari. Dikalkulasikan bahwa 90% serangan pertama asam urat

terjadi pada ibu jari.


c. Sendi lutut dan pergelangangan kaki.
20

d. Siku-siku dan Bahu


e. Pergelangan tangan
f. Punggung kaki (Noviyanti, 2015).
2.5 Langkah-Langkah Pencegahan Asam Urat
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Langkah pencegahan

naiknya kadar asam urat darah (hiperurisemia) juga memiliki arti penting

untuk menghindarkan diri dari timbulnya komplikasi yang bisa timbul.

Langkah-langkah pencegahan asam urat diantaranya :


a. Menghindari makanan dengan kandungan purin tinggi (diet purin).
b. Menghindari semua hal yang menjadi faktor risiko terjadinya asam urat.
c. Menerapkan pola hidup yang sehat.
d. Berolahraga dengan teratur.
e. Minum air putih yang cukup.
f. Mengupayakan berat badan ideal.
g. Kurangi mengonsumsi makanan berlemak.
h. Hindari makanan dan minuman dengan kadar gula yang tinggi.

2.6 Pemeriksaan Kadar Asam Urat

Pemeriksaan kadar asam urat darah di Laboratorium bisa

dilakukakan dengan 2 metode, yaitu:

2.6.1 Metode Stick

Pemeriksaan kadar asam urat dengan menggunakan metode

stick dapat dilakukan dengan menggunakan alat UASure Blood Uric

Meter.

Prinsip pemeriksaan alat tersebut adalah UASure Blood Uric

Acid Test Strips menggunakan katalis yang digabung dengan

teknologi biosensor yang spesifik terhadap pengukuran asam urat.

Strip pemeriksaan dirancang dengan cara tertentu sehingga saat sarah

diteteskan pada zona reaksi dari strip, katalisator asam urat memicu

oksidasi asam urat dalam darah tersebut. Intensitas elektron yang


21

terbentuk diukur oleh sensor dari UASure dan sebanding dengan

konsentrasi asam urat dalam darah.

Nilai rujukan untuk laki-laki : 3,5-7,2 mg/dl, sedangkan

untuk perempuan : 2,6-6,0 mg/dl (UASure Blood Uric Acid Test

Strips).

2.6.2 Metode Enzimatik


Metode enzimatik yaitu dilakukan secara kolorimetri dengan

menggunakan alat semi automatik maupun alat automatik. Bila hasil

pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat melampaui standar

normal, seseorang dimungkinkan mengalami hiperurisemia

(Damayanti D, 2012).
Prinsip pemeriksaan kadar asam urat menggunakan metode

enzimatik adalah dengan bantuan enzim uricase asam urat akan diubah

menjadi allantonim, CO2 dan H2O2. H2O2 bereaksi dengan

kromogen amino antipirin dan diklorohidroksibenzen dengan bantuan

enzim peroksidase membentuk kompleks warna pink. Intensitas warna

yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi asam urat pada sampel

yang diukur dengan panjang gelombang 500 nm.


2.7 Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kestabilan Kadar Asam Urat

Hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat dan teliti dapat tercapai

apabila di dalam proses pemeriksaan terhadap sampel selalu memperhatikan

secara terpadu beberapa hal yaitu : persiapan penderita, pengambilan sampel

penderita, proses pemeriksaan sampel dan pelaporan hasil pemeriksaan

sampel. Penyimpanan sampel dilakukan apabila pemeriksaan ditunda atau

sampel dikirim ke laboratorium lain. Berkaitan dengan hal tersebut ada


22

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan sampel yaitu :

waktu penyimpanan sampel, cara penanganan sampel dan suhu penyimpanan

sampel (Mulyono, B. 2010).

2.7.1 Waktu Penyimpanan Sampel

Penyimpanan terhadap sampel perlu dilakukan apabila

pemeriksaan ditunda. Proses penyimpanan sampel harus sesuai

prosedur yang disyaratkan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang

tepat. Waktu penyimpanan yang disarankan untuk sampel asam urat

adalah selama 5 hari (Departemen Kesehatan Republik Indonesia Pusat

Laboratorium Kesehatan, 2002).

2.7.2 Suhu Penyimpanan Sampel


Sampel yang digunakan untuk pemeriksaan agar tetap dalam

kondisi yang stabil, maka dibutuhkan waktu penyimpanan sampel yang

baik dan suhu yang sesuai. Pemeriksaan kadar asam urat darah dengan

menggunakan plasma simpan, maka sampel disimpan di refrigerator

pada suhu 2 - 8ºC (Rhoce Diagnostic, 2009).


2.7.3 Cara Penanganan Sampel
Penanganan terhadap sampel yang digunakan untuk

pemeriksaan perlu perlakuan yang benar, oleh karena penanganan

sampel yang tidak sesuai prosedur akan dapat mempengaruhi terhadap

hasil pemeriksaan. Pemeriksaan yang menggunakan sampel plasma

simpan, maka plasma dipisahkan terlebih dahulu dari selnya dalam

waktu maksimal 2 jam dari pengambilan sampel, selanjutnya plasma

disimpan dalam refrigerator pada suhu 2-8ºC (Departemen Kesehatan

Republik Indonesia Pusat Laboratorium Kesehatan, 2002).


23

Anda mungkin juga menyukai