BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Obat bius lokal/anestesi lokal atau yang sering disebut pemati rasa adalah obat
yang menghambat hantaran saraf bila digunakan secara lokal pada jaringan saraf
dengan kadar yang cukup. Obat bius lokal bekerja pada tiap bagian susunan saraf.
Obat bius lokal bekerja merintangi secara bolak-balik penerusan impuls-impuls saraf
ke Susunan Saraf Pusat (SSP) dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi
rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas atau rasa dingin. Obat bius lokal mencegah
pembentukan dan konduksi impuls saraf. Tempat kerjanya terutama di selaput lendir.
Disamping itu, anestesia lokal mengganggu fungsi semua organ dimana terjadi
konduksi/transmisi dari beberapa impuls. Artinya, anestesi lokal mempunyai efek
yang penting terhadap SSP, ganglia otonom, cabang-cabang neuromuskular dan
semua jaringan otot
Anastetika lokal ialah obat yang mnghambat konduksi saraf bila dikenakan
secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup. Termasuk dalam golongan
anastetika lokal seperti kokain dan ester ester asam para amino benzoate (PABA),
contoh prokain dan lidokain. Asastesi lokal permukaan tercapai ketika anastetika lokal
ditempatkan didaerah yang ingin dianastesi. Anastetika lokal diberikan dengan
berbagai teknik pemberian, seperti; anastesi permukaan, anastesi spinal, anastesi
mukosa.
BAB II
DASAR TEORI
1. Anestesi permukaan.
2. Anestesi Infiltrasi.
3. Anestesi Konduksi
Salah satu obat anastetika local dari golongan amida. Lidokain terdiri
dari satu gugus lipofilik (biasanya merupakan suatu cincin aromatik) yang
dihubungkan suatu rantai perantara (jenis amid) dengan suatu gugus yang
mudah mengion (amin tersier). Dalam penerapan terapeutik, mereka umumnya
disediakan dalam bentuk garam agar lebih mudah larut dan stabil. Didalam
tubuh mereka biasanya dalam bentuk basa tak bermuatan atau sebagai suatu
kation. Perbandingan relative dari dua bentuk ini ditentukan oleh harga pKa
nya dan pH cairan tubuh, sesuai dengan persamaan Henderson-Hasselbalch.3
Lidokain merupakan obat terpilih bagi mereka yang hipersensitif
terhadap prokain dan juga epinefrin. Biasanya Lidokain digunakan untuk
anestesi permukaan dalam bentuk salep, krim dan gel. Efek samping Lidokain
biasanya berkaitan dengan efeknya terhadap SSP misalnya kantuk, pusing,
paraestesia, gangguan mental, koma, dan seizure.
Cara Kerja
1. Tidak mengiritasi
4. Mula kerja harus sesingkat mungkin, masa kerja harus cukup lama
KEUNTUNGAN :
a. Kesadaran (+)
e. Relatif mudah
KERUGIAN :
Alat
Gunting
Pipet tetes
Aplikator
Stopwatch
Bahan
4. Catat ada atau tidaknya reflek mata setiap 5 menit, dengan menggunakan
aplikator tiap kali pada permukaan kornea.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Mata
kelinci Lidokain + + + + + + + +
Anastesi kanan HCL 2%
local
metode
Permukaa Mata Lidokain + + + + + + + +
n kelici HCL 2%
kiri
BAB V
PEMBAHASAN
Obat bius lokal/anestesi lokal atau yang sering disebut pemati rasa adalah obat
yang menghambat hantaran saraf bila digunakan secara lokal pada jaringan saraf
dengan kadar yang cukup. Obat bius lokal bekerja pada tiap bagian susunan saraf.
Pada hasil pengamatan, pada mata kanan dan mata kiri diteteskan lidocain
tidak ada efek anastetik lokal, efek obat mulai bereaksi pada pengamatan 1 jam 10
menit dan kedipan mulai melemah pada menit ke 30.
[Type text]
BAB VI
KESIMPULAN
Pada dasarnya, anestesi terbagi dua menjadi anestesi lokal dan anestesi umum.
Akan tetapi, anestesi lokal lebih sering digunakan karena memiliki tingkat
keselamatan yang lebih tinggi daripada anestesi umum. Anestetik lokal ialah obat
yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal pada jaringan saraf
dengan kadar cukup. Obat ini bekerja pada tiap bagian susunan saraf.
Salah satu contoh obat anestesi lokal yang sering digunakan adalah lidokain.
Lidokain diberikan secara suntikan dan cepat diabsorbsi oleh saluran pernapasan
maupun saluran cerna. Dan sebagaimana obat yang memiliki kandungan zat kimia,
lidokain pun tak lepas dari efek samping, yang di antaranya adalah mengantuk,
pusing, parestesia, kedutan otot, gangguan mental, dan koma.
[Type text]
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
[Type text]
(METODE ANASTESI LOKAL)
“ANASTESI LOKAL METODE REGNIER”
[Type text]
BAB I
PENDAHULUAN
Obat bius lokal/anestesi lokal atau yang sering disebut pemati rasa
adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila digunakan secara lokal pada
jaringan saraf dengan kadar yang cukup. Obat bius lokal bekerja pada tiap
bagian susunan saraf. Obat bius lokal bekerja merintangi secara bolak-balik
penerusan impuls-impuls saraf ke Susunan Saraf Pusat (SSP) dan dengan
demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas
atau rasa dingin. Obat bius lokal mencegah pembentukan dan konduksi impuls
saraf. Tempat kerjanya terutama di selaput lendir. Disamping itu, anestesia
lokal mengganggu fungsi semua organ dimana terjadi konduksi/transmisi dari
beberapa impuls. Artinya, anestesi lokal mempunyai efek yang penting
terhadap SSP, ganglia otonom, cabang-cabang neuromuskular dan semua
jaringan otot
[Type text]
BAB II
DASAR TEORI
Anestetika lokal adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan
secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar yang cukup. Anestetika lokal
menghilangkan keterangsan dari organ akhir yang menghantarkan nyeri dan
menghilangkan kemungkinan pengahantaran dari serabut saraf sensibel secara bolak-
balik pada tempat tertentu sebagai akibat dari rasa sensasi nyeri hilang untuk
sementara hilang. Kerja Anestetika lokal pada ujung saraf sensorik tidak spesifik.
Hanya kepekaan berbagai struktur yang dirangsang berbeda. Misalnya, fungsi motorik
tidak terhenti dengan dosis umum untuk anestetika lokal terutama karena serabut saraf
motorik mempunyai diameter yang lebih besar daripada serabut sensorik.
Oleh karena itu efek anestetika lokal menurun dengan kenaikan diameter
serabut saraf maka mula-mula serabut saraf sensorik dihambat dan baru pada dosis
yang lebih besar serabut saraf motorik dihambat.
Cara Kerja
Mekanisme kerja anestetika lokal yang terkenal ialah bahwa obat ini
menurunkan ketelapan membran terhadap kation, khususnya ion Natrium.
Menurunnya ketelapan membrane mempunyai arti yang sama dengan suatu
penurunan keterangsangan termasuk juga pada konsentrasi anestetika local yang
tinggi tidak dapat terangsang sama sekali dan serabut saraf, karena suatu rangsang
hanya dapat terjadi atau dapat dihanmtarkan jika terjadi gangguan potensial istirahat
membran akibat suatu kenaikan mendadak dari ketelapan terhadap Natrium. Blokade
saluran ion, khususnya saluran Natrium, akibat anestetika local terjadi menurut
mekanisme berikut : semua anestetika local tersimpan dalam membran sel karena sifat
lipofilnya dan melalui ekspansi membrane yang tak spesifik menutup saluran
Natrium. Disamping itu pada anestetika lokal basa terjadi juga reaksi dengan reseptor
terjadi pada sisi dalam membran.
Metode Regnier
[Type text]
Mata normal bila disentuh pada kornea akan memberikan respon refleks
okuler (mata berkedip). Apabila mata di teteskan anestetika lokal, refleks okuler
timbul setelah beberapa kali kornea disentuh, sebanding dengan kekuatan kerja
anestetika dan besarnya sentuhan yang diberikan. Tidak adanya refleks okuler setelah
kornea disentuh 100 kali dianggap sebagai tanda adanya anestesi total.
[Type text]
BAB III
PERCOBAAN
* Alat *Bahan
- Gunting - Kelinci dewasa dan sehat
- Pipet tetes - Larutan Lidocain HCl 2%
- Aplikator - Stopwatch
1. Siapkan kelinci. Gunting bulu mata kelinci agar tidak menganggu aplikator
2. Sebelum pemberian obat, cek ada/tidaknya respon refleks ocular mata (mata berkedip)
dengan menggunakan aplikator pada kornea mata secara tegak lurus pada menit ke-1.
CATATAN : Jangan terlalu keras menggunakan aplikator dan ritme harus diatur
3. Teteskan ke dalam kantong konjungtiva kelinci :
a. mata kanan : tetes mata lidokain HCL 2% sebanyak 1-2 tetes
b. mata kiri : tetes mata lidokain HCL 2% sebanyak 1-2 tetes
4. Tutup masing-masing kelopak mata kelinci selama satu menit
5. Cek ada / tidaknya respon refleks ocular mata (mata berkedip) dengan menggunakan
aplikator pada kornea mata secara tegak lurus pada menit ke-5, 10, 15, 20, 30, 45, 60.
6. Ketentuan metode Regnier :
a. Pada menit ke-8 :
- Jika pemberian aplikator sampai 100 kali tidak ada respon refleks okuler maka
dicatat angka 100 sebagai respon negative.
- Jika pemberian aplikator sebelum 100 kali terdapat respon refleks okuler maka
dicatat angka terakhir saat memberikan respon sebagai respon negative.
b. Pada menit ke 15, 20, 25, 30, 40, 50, 60
- Jika pemberian aplikator pada sentuhan pertama terdapat respon refleks okuler
maka dicatat angka 1 sebagai respon negative dan menit-menit yang tersisa juga
diberi angka 1.
c. Jumlah respon refleks okular negative dimulai darimenit ke-8 hingga menit ke-60.
Jumlah ini menunjukkan angka Regnier dimana efek anastetika local dicapai pada
angka Regnier minimal 13 dan maksimal 800.
7. Catat dan tabelkan pengamatan
8. Setelah percobaan di atas selesai, teteskan larutan fisiologis NaCl 0,9% pada kedua mata
kelinci
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
BAB V
PEMBAHASAN
[Type text]
Pada percobaan ini menit ke 0, mata kanan masih masih berkedip secara normal.
Hal ini terjadi karena obat lidokain yang diteteskan ke mata bagian kanan belum
mencapai efek anastesi. Pada menit ke 8, efek obat mulai mencapai efek terapi yang
ditunjukkan pada saat kornea mata kanan diketukkan dengan misai secara tegak lurus
pada mata bagian tengah sebanyak 100kali ketukkan. Pada menit ke 15, efek anastesi
mulai berkurang sehingga mata kanan kembali berkedip pada saat diketukkan dengan
misai pada kornea mata kanan sebanyak 5 kali ketukkan. Namun pada menit ke 20 mata
kanan kelinci berkedip pada ketukan ke 7 dan pada menit ke 25 berkedip saat ketukan
pertama menandakan efek lidokain pada mata kelinci mulai menghilang,faktor yang
menyebabkan hasil refleks okuler mengalami fluktuasi adalah saat mengetuk misai ke
mata kelinci tekanannya tidak konstan,dan dilakukan lebih dari satu orang/orang yang
berbeda.
Pada menit ke 0, mata kiri masih berkedip normal. Hal ini terjadi karena obat
tetraklin yang diteteskan ke mata bagian kiri belum mencapai efek terapi. Pada menit ke
8, saat ketukkan ke 15 kali efek obat sudah mulai berkurang sehingga mata hewan uji
berkedip. Pada menit ke 15, efek anastesi mulai berkurang sehingga mata kanan kembali
berkedip pada saat diketukkan dengan misai pada kornea mata kanan sebanyak 3 kali
ketukkan. Namun pada menit ke 20 mata kanan kelinci berkedip pada ketukan ke 5 dan
pada menit ke 25 berkedip saat ketukan ketiga dan pada menit ke 30 kelinci mengalami
refleks okuler saat pengetukan yang pertama menandakan efek lidokain pada mata
kelinci mulai menghilang,faktor yang menyebabkan hasil refleks okuler mengalami
fluktuasi adalah saat mengetuk misai ke mata kelinci tekanannya tidak konstan,dan
dilakukan lebih dari satu orang/orang yang berbeda.
. Total regnier pada mata kanan hewan uji yaitu kelinci adalah 30, dan pada mata
kiri adalah 30. Hal ini menunjukkan bahwa anastesi yang digunakan masih memberikan
respon positif yang nilainya masih dalam range antara 13 sampai 800.
BAB VI
KESIMPULAN
[Type text]
Terdapat beberapa macam obat anestetika lokal, masing-masing obat memiliki
kekuatan kerja dan toksisitas yang berbeda.Anastesi yang digunakan masih memberikan
respon positif yang nilainya masih dalam range antara 13 sampai 800.
BAB VII
[Type text]
DAFTAR PUSTAKA
[Type text]
BAB I
PENDAHULUAN
Anastesi ini sering dilakukan pada anak-anak untuk rahang atas ataupun rahang
bawah. Mudah dikerjakan dan efektif. Daya penetrasi anastesi infiltrasi pada anak-
anak cukup dalam karena komposisi tulang dan jaringan belum begitu kompak.
[Type text]
BAB II
DASAR TEORI
Teknik Anestesi
Ada dua teknik anestesi lokal yang memberikan hasil yang baik, yaitu blok
dan infiltrasi. Kedua cara ini masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian.
1. Blok
Keuntungan:
Area yang teranestesi relatif bisa lebih luas dibandingkan dengan anestesi
infiltrasi
Kerugian
2. Infiltrasi
[Type text]
agar area yang diinfiltrasi menjadi luas. Kedalaman infiltrasi tergantung dari jenis
operasi. Jika masa yang diambil cukup dalam, maka perlu juga dilakukan infiltrasi
lebih dalam, bahkan sampai otot atau periosteum.
Teknik infiltrasi
2. Arahkan ke area kanan, aspirasi, jarum dicabut (tetapi tidak sampai lepas dari
kulit) sambil obat dikeluarkan.
3. Jarum dibelokan ke arah kiri, aspirasi, jarum dicabut sambil obat dikeluarkan.
5. Arahkan ke area kanan, aspirasi, jarum dicabut (tetapi tidak sampai lepas dari
kulit) sambil obat dikeluarkan
8. Masase
1. Hematom
2. Udem
[Type text]
3. Syok Anafilaktik
[Type text]
BAB III
PERCOBAAN
Alat
Gunting
Pisau cukur
Spuit 1 ml
Spidol
Peniti
Bahan
Larutan lidocain
1. Belah bulu punggung kelinci menjadi dua bagian, sisi kanan yang akan di
suntik larutan lidocain, dan sisi satunya sebagai blanko.
2. Gunting bulu kelinci pada kedua sisi punggungnya dan cukur hingga bersih
kulitnya (hindari terjadinya luka).
[Type text]
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Punggun
g kelinci Lidokain + - + + + + + + + + + + +
kanan
Anastesi
local Lidokain
metode +
infiltrasi Punggun adrenali + - - - - + + + + + + + +
g kelici n
kiri
Keterangan :
[Type text]
BAB V
PEMBAHASAN
Lidokain adalah derivat asetanilida yang merupakan obat pilihan utama untuk
anestesi permukaan maupun infiltrasi. Lidokain adalah anestetik lokal kuat yang
digunakan secara luas dengan pemberian topikal dan suntikan. Anestesi terjadi lebih
cepat, lebih kuat, lebih lama, dan lebih ekstensif daripada yang ditimbulkan oleh
prokain. Lidokain ialah obat anestesi lokal yang banyak digunakan dalam bidang
kedokteran oleh karena mempunyai efek kerja yang lebih cepat dan bekerja lebih
stabil dibandingkan dengan obat-obat anestesi lokal lainnya. Obat ini mempunyai
kemampuan untuk menghambat konduksi di sepanjang serabut saraf secara reversibel,
baik serabut saraf sensorik, motorik, maupun otonom. Kerja obat tersebut dapat
dipakai secara klinis untuk menyekat rasa sakit atau impuls vasokonstriktor menuju
daerah tubuh tertentu. Lidokain mampu melewati sawar darah otak dan diserap secara
cepat dari tempat injeksi. Dalam hepar, lidokain diubah menjadi metabolit yang lebih
larut dalam air dan disekresikan ke dalam urin. Absorbsi dari lidokain dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain tempat injeksi, dosis obat, adanya vasokonstriktor,
ikatan obat, jaringan, dan karakter fisikokimianya.
Pada percobaan kali ini, punggung kelinci bagian kanan disuntikkan obat anastesi
lidocain, punggung bagian kiri disuntikkan obat lidokain+adrenalin, berdasarkan data
pengamatan lidocain pada menit ke 5 tidak memberikan efek tetapi pada menit ke 10
sampai ke 60 lidokain memberikan efek, sedangkan Lidocain + Adrenalin pada menit
ke 5 sampai 20 tidak memberikan efek dan pada menit ke 25 sampai 60 baru
memberikan efek dengan memberikan getaran pada punggung kelinci tersebut. Hal
ini sesuai teori karena penambahan adrenalin pada larutan anaestetika lokal akan
memperpanjang dan memperkuat kerja anaestesi lokal.
[Type text]
BAB VI
KESIMPULAN
[Type text]
(METODE ANASTESI LOKAL)
“ANASTESI LOKAL METODE KONDUKSI”
BAB I
PENDAHULUAN
[Type text]
I.1 Latar Belakang
[Type text]
BAB II
DASAR TEORI
Alat
Spuit 1 dan 3 ml
Klem/Pinset ekor
Silinder khusus mencit
Timbangan
Spidol
Stopwatch
Bahan
Mencit jantan 3 ekor
NaCl Fisiologis
Lidokain
1. Semua mencit dicoba dulu respon haffner (ekor mencit dijepit dan dilihat
angkat ekor atau menit bersuara) dan hanya dipilih hewan hewan yang
member respon haffner negatif, artinya hewan mengangkat ekor/bersuara
2. Hewan hewan dikelompokkan dan ditimbang dan diberi tanda
3. Mencit dimasukkan kedalam silinder (kotak penahan mencit) dan hanya
ekornya yang dikeluarkan. Jumlah silinder disesuaikan dengan jumlah
mencit dari satu kelompok
4. Ekor mencit kemudian dijepit pada jarak 0,5cm dari pangkal ekor.
Manifestasi rasa nyeri ditunjukkan dengan refleks gerakan tubuh mencit
atau dengan suara kesakitan. Respon demikian dicatat sebagai haffner
negatif.
5. Pada waktu t =0, masing masing mencit dari kelompok yang sama
disuntik. Pehacain divena ekor, kelompok control hanya disuntik larutan
pembawanya dengan cara penyuntikkan yang sama.
6. Setalah waktu t=10 menit, masing masing mencit diperiksa respon haffner;
dan selanjutnya dilakukan hal yang sama pada t=15 dan 20 menit. Hasil
pengamatan dicatat dalam sebuah tabel!
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Ada/Tidaknya Respon
Haffner (menit ke-)
Percoban Bahan Obat
0 1 1 2 2 30
0 5 0 5
Mencit Lidokain + + + + + +
Anastesi
local
metode Larutan + + + + + +
Regnier NaCL
0,09 %
Keterangan :
2
1. Mencit ke-1 (Jantan, BB= 34 gram)
Sebagai kontrol (disuntik NaCL 0,09% 0,5ml)
Dari hasil percobaan ternyata Lidocain memiliki efek anastesi yang lebih cepat.
Teknik pemberian anastesi konduksi disuntikkan di sekitar saraf tertentu yang dituju atau
injeksi tulang belakang, yaitu pada suatu tempat berkumpulnya banyak saraf hingga tercapai
anastesi dari suatu daerah yang lebih luas.
[Type text]
BAB VI
KESIMPULAN
[Type text]
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
[Type text]