Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Irigasi adalah suatu sistem untuk mengairi suatu lahan dengan cara membendung sumber
air.Atau dalam pengertian lain irigasi adalah usaha penyediaan,pengaturan, dan pembuangan
air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa,
irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak.

1.2. LATAR BELAKANG


Daerah pengaliran sungai (DPS) Kali Brantas yang mempunyai luas 12.000 km2
merupakan lahan yang subur. Air sungai Kali Brantas ini dipakai untuk memenuhi
kebutuhan air irigasi, perikanan, domestik, industri dan pembangkit tenaga listrik. Sektor
pertanian adalah pengguna terbesar di antara pengguna yang lain dengan areal irigasi sekitar
83.000 ha dan memanfaatkan volume 25% s/d 30% dari debit rata-rata tahunan Kali Brantas.
Salah satu daerah irigasi yang memanfaatkan air Kali Brantas adalah daerah irigasi Mrican
dengan areal seluas 15.764 ha yang diatur oleh bendung gerak Waru Turi. Keberadaan daerah
irigasi ini dalam upaya untuk meningkatkan produksi pangan di Jawa Timur. Sedangkan yang
menjadi permasalahan selama ini adalah tidak meratanya pembagian air pada daerah irigasi-
daerah irigasi yang merupakan bagian dari daerah irigasi Mrican Kanan itu sendiri. Sehingga
sering mengalami kekurangan dalam pendistribusian airnya.
Daerah irigasi Mrican terdiri dari beberapa petak irigasi yang memerlukan adanya
pembagian air yang merata antara daerah irigasi yang satu dengan yang lainnya. Daerah ini
mempunyai luas lahan yang berbeda-beda dengan kondisi topografi yang berbeda pula.
Selama ini pembagian air yang diterapkan dengan sistim giliran sudah cukup baik artinya
pembagian air sudah merata, tetapi kenyataan petani masih sering berebut air, salah satunya
diakibatkan karena kurang berfungsinya pola operasi pintu selama ini secara baik. Yang
dimaksud dengan pola operasi pintu adalah dibuka dan ditutupnya pintu untuk mengalirkan
air ke Petak-Petak sawah. Debit yang masuk ke saluran berpengaruh juga pada pola operasi
pintu.

Tinggi muka air yang terjadi di hulu dan hilir pintu berdasarkan pada pola operasi pintu
yakni saat dibuka dan ditutupnya pintu dan dipengaruhi oleh kondisi saluran. Oleh karena itu
untuk mendapatkan sistim operasi pintu yang baik maka diperlukan analisa tinggi muka air
dengan membuat variasi pola operasi pintu pada pintu regulator maupun pada pintu
pengambilan.

1.3. BATASAN MASALAH


Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah Ketersediaan air
irigasi dalam memenuhi kebutuhan air ke petak-petak sawah tanaman padi dan pengelolaan
jaringan irigasi di Desa Gampeng yang meliputi: pengaliran air dan pembagian air ke petak-
petak sawah.

1.4. RUMUSAN MASALAH


1. Apa fungsi utama pembangunan bending Waru Turi di desa Gampeng?
2. Bagaimana perencanaan petak tersier sawah dan luasan sawah di desa Gampeng?

3. Bendung akan digunakan untuk irigasi di daerah mana?

1.5. TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan Pembangunan Bendung Waru Turi yaitu sebagai pengendali air dan kontrol debit
aliran air sungai Brantas di desa Gampeng.
Manfaat Pembangunan Bendung Waru Turi untuk menyediakan air irigasi untuk daerah
irigasi Warujayeng,Turi Tunggorono, dan Papar Peterongan.

1.6 SISTEMATIKA MASALAH

MULAI

DEBIT DI PETAK
SAWAH
KOEFISIEN JARINGAN IRIGASI
TANAMAN KEBUTUHAN AIR Q = q .A
SELESAI
TEKNIS
CURAH HUJAN KECEPATAN
2001 s/d 2010 SUHU UDARA KELEMBABAN KECERAHAN ANGIN PETA KONTUR

UJI KONSISTENSI MENENTUKAN


DATA ALIRAN SUNGAI
EVAPOTRANSPIRASI :
METODE PENMANN DAN
METODE BLANEY CRIDDLE

CURAH HUJAN MENENTUKAN PETAK


ANDALAN 80 %
SAWAH

CURAH HUJAN EFEKTIF : MENENTUKAN LUAS DAN


METODE PU, METODE KEBUTUHAN AIR PADA
HATHI, METODE SANYU PETAK SAWAH
CONSULTANCE

MENENTUKAN DESAIN
SALURAN
POLA TATA TANAM

PERKOLASI &
PENGOLAHAN LAHAN

Anda mungkin juga menyukai