Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ADHITYA SUZARI PUTRA

NIM : 113160120
KELAS :C
MATA KULIAH : TEKNIK PRODUKSI 2

DIKETAHUI :

 Gradien tekanan compressor  Pwh = 0,002 psi/ft


 Gradien gas = 0,022 psi/ft
 Gradien killing fluid = 0,4 psi/ft

Ditanya :
a) Dv Operational
b) Qinjeksi
Penyelasaian :
a) Dv Operational :
 Menghitung Q dan Pwf yang diinginkan dengan persamaan Vogel (Ps < Pb)
- Q asumsi : 600 stb/d
- Pwf : 900 psi

𝑄𝑜
- 𝑄𝑚𝑎𝑥 = 𝑝𝑤𝑓 𝑝𝑤𝑓 2
1−0,2( 𝑝𝑠 )−0,8( 𝑝𝑠 )

Pers Vogel
Q= 600 stb/d
Qmax= 1056,0261 stb/d
pwf (pwf/ps) 0,2*(pwf/ps) (pwf/ps)^2 0,8*(pwf/ps)^2 Q
0 0 0 0 0 1056,026102
250 0,172295 0,03445899 0,029685556 0,023748445 994,5575274
500 0,3445899 0,06891799 0,118742225 0,09499378 882,9309969
750 0,5168849 0,10337698 0,267170007 0,213736006 721,1465106
1000 0,6891799 0,13783598 0,474968901 0,379975121 509,2040685
1100 0,7580979 0,15161957 0,574712371 0,459769897 410,382864
1451 1 0,2 1 0,8 0
 Membuat kurva natural flow dengan Pwf 1200 menggunakan pressure traverse
vertikal ( id = 2,5 inch, 50% oil & 50% water, q = 800 bbls/day dengan cara
menjiplak atau mengikuti garis natural flow berdasarkan glr yang ditentukan

 Mencari Pko dan Pso


- Pko didapat dari menghitung pressure drop dari compressor hingga ke kepala sumur

𝑃𝑘𝑜 = 𝑃𝑑𝑖𝑠𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒 − (𝐺𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝐿)

𝑃𝑘𝑜 = 800 − (0,002 𝑥 6525)

Pko = 786,95 psia

- Pso dicari dengan mengurangi Pko dengan 100 psia

𝑃𝑠𝑜 = 𝑃𝑘𝑜 − 100

𝑃𝑠𝑜 = 786,95 − 100

Pso = 686,95 psia

 Membuat garis Pso dengan menggunakan gradien gas dengan cara menghubungkan titik

𝑃@𝑑𝑒𝑝𝑡ℎ = 𝑃𝑠𝑜 + (𝐺𝑔𝑎𝑠 𝑥 𝑑𝑒𝑝𝑡ℎ)

𝑃@3538.35 = 686,95 + (0,022 𝑥 3538.35)

P@depth = 757.72 psia


Setelah terdapat titik pada kedalaman 393,15 ft, tarik garis dari titik Pso di atas melewati
titik tersebut hingga ke kurva natural flow, sehingga menjadi titik Pob

 Membuat garis Pko dengan mensejajarkannya dengan garis Pso

 Menentukan titik Poi

𝑃𝑜𝑖 = 𝑃𝑜𝑏 − 100

Kemudian menariknya ke atas hingga kurva natural flow.

 Menentukan Pwh menggunakan pressure traverse horizontal ( all water, 3 id, q = 1000
bbl/d, dengan P separator 180 psia +14,7 )
Didapatkan Pwh sebesar 198 psia setelah dikonversi dari psig.
 Membuat kurva tubing dengan cara menjiplak menggunakan kalkir pada pressure traverse
vertikal ( id = 2,5 inch, 50% oil & 50% water, q = 600 bbls/day dan GLR = 800 )

 Menentukan kedalaman valve 1 dengan menggunakan Gkf = 0,45 psi/ft dengan bantuan
titik pada kedalaman 1179,45 ft.

𝑃@𝑑𝑒𝑝𝑡ℎ = 𝑃𝑤ℎ + (𝐺𝑘𝑓 𝑥 𝑑𝑒𝑝𝑡ℎ)

𝑃@1179,45 = 198 + (0,45 𝑥 1179,45)

P@1179,45 = 728,7525 psia

Kemudian menarik garis hingga ke garis Pko.


 Kemudian melanjutkan penentuan kedalaman valve hingga valve operational dengan cara
menarik garis sejajar valve 1.
Hasil :
b) Menghitung Qinjeksi gas
𝑄𝑖𝑛𝑗 = 𝑄𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑥 (𝐺𝐿𝑅𝑎 − 𝐺𝐿𝑅𝑏)
𝑄𝑖𝑛𝑗 = 600 𝑥 (800 − 300)
Qinj = 3000 Scf

Analisa :
1. Pada desain gas lift diatas terdapat 8 valve pada masing-masing setting
kedalaman seperti pada gambar diatas, dimana terdiri dari 7 unloading valve
(Dv1-Dv2) dan 1 operating valve (Dv8).
2. Semakin besar besar liquid ratio maka semakin besar pula laju produksi yang
akan dihasilkan.
3. Titik keseimbangan (PoB) dapat di pengaruhin oleh nilai Pso, karena apabila
nilai Pso semakin besar, maka titik PoB semakin dalam.
4. Nilai Pwh juga berpengaruh pada kedalaman setting valve pada nilai Gkf yang
sama dan jumlah valve, semakin kecil nilai Pwh maka akan semakin dalam
penempatan valve dan juga mempengaruhi jumlah/banyaknya valve yang
digunakan.
5. Pada design gas lift ini, Qinjeksi gas sebesar 3000 Scf
6. Semakin dalam kedalaman injeksi dapat ditempuh, semakin berkurang juga
gas yang dibutuhkan untuk mendapatkan nilai tekanan bawah permukaan yang
sama.
7. Semakin dalam kedalaman injeksi, semakin besar juga tekanan didalam tubing
pada titik injeksinya.

Anda mungkin juga menyukai