Anda di halaman 1dari 2

3.

3 Komplikasi
infeksi akut HIV menyebabkan gejala spesifik dari infeksi virus dan
limfadenopati, dimana jumlah CD-4 + T limfosir menurun dari nilai normal yaitu
600 -1500 sel/mm. (1) ketika jumlah CD4+ memburuk, kekebalan tubuh akan
gagal dan gejala seperti malaise, keringat malam, demam dan kehilangan berat
badan akan timbul sebagai tanda infeksi sedang berlangsung. Secara umum,
Kaposi sarcoma, herpes zoster oftalmicus, kandidiasis dan limfoma lebih sering
tejadi pada stadium awal HIV sedangkan tuberculosis dan pneumonia
pneumocystis lebih sering terjadi pada stadium yang lebih lanjut.(2)
3.3.1 Komplikasi HIV/AIDS berdasarkan struktur anatomi
1. Adneksa mata
adneksa mata terdiri dari kelopak mata, konjungtiva, dn sistem lakrimal. Lesi
adneksa mata pada pasien HIV yang umum terjadi sebagai berikut:
a) Herpes Zoster Oftalmicus
Herpes zoster merupakan dermatitis vesikobulosa yang nyeri, hasil
reaktivasi local dari infeksi virus varicella zoster (VZV). Virus tersebut
menyebabkan nyeri yang diikuti oleh ruam vesikuler di dermatomnya.
herpeszoster dapat melibatkan dermatom apapun, terutama T3 sampai L3
dan N.V ( teutama N.V-1) . Herpes zoster pada n. oftalmik dengan atau tanpa
keterlibatan ocular, disebut sebagai Herpes Zoster Oftalmik. (3) tampilan
klinis pada herpes zoster oftalmik, yaitu:
 Kelopak mata: ptosis, edema, nekrosis hemoragik
 Keratitis disciform: muncul setelah 3 minggu dari timbulnya gejala;
menyebabkan hilangnya penglihatan yang berat
 Edema kornea: muncul setelah 3 minggu
 Sklerokeratitis: muncul setelah 3 minggu
b) moluskum kontangiosum
merupakan manifestasi adneksa okular yang paling umum pada pasien HIV
dan sangat menular. Disebabkan oleh poxvirus DNA, dan dapat mengenai
selaput lender serta kulit.(4) tampilan klinis berupa nodul pada tepian kulit
atau palpebral dan alis mata berbentuk lesi kecil, bulat, tidak nyeri,
berwarna putih mutiara.. lesi moluskum kontangiosum yang multiple di
palpebra atau wajah ditemukan pada pasien HIV/AIDS.(5)
c) sarkoma kaposi
merupakan tumor yang sangat vascular pada kulit dan selaput lendir dan
berwarna merang atau ungu. Sarcoma Kaposi dihasilkan oleh infeksi HHV-8
dan dapat merusak kelopak mata. Tampilan klinis sarcoma Kaposi pada
kelopak mata mirip dengan tampilan sarcoma Kaposi pada kulit. Sarcoma
Kaposi pada konjungtiva dan kelopak mata cenderung menyerupai kalazion
dan perdarahan subkonjungtiva lokal. (5)

DAFTAR PUSTAKA
1. Brad H Feldam MD, Dael Fajardo ED, Janet I, Davis. 2014. Ocular
involvement in HIV/AIDS. http://eyewiki_aao_org/Ocular
Involvement_in_HIV/AIDS. Diakses tanggal 20 Desember 2017.
2. Holland Gary N., 2008. PERSPECTIVE: AIDS and Opthalmology: The First
Quarter Century. American Journal of Ophthalmology. Vol. 145 No.3 pp
397-408.
3. Copeland RA. Ocular Manifestations of HIV Infection. 2013 Oct 18.
Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1216172-
overview#showall (accessed 19 Dec 2017)
4. Eva PR, Whitcher JP. Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology: 17th ed.
Lange Me Graw Hill; 2007.
5. Lima BR. Ophthalmic Manifestations of HIV Infection. DIGITAL j
oPHTHALMOL. 2004 Oct 29; 10 (3): 15 pages. Available from:
http//www.djo.harvard.edu/site.php?url=physicians/oa/647 (accessed
19 Dec 2017)

Anda mungkin juga menyukai