Anda di halaman 1dari 163

Dasar Farmakologi :

Pendahuluan

Ari Yuniarto
Rumpun Bidang Ilmu Farmakologi
Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
2017
Ari Y_Dasar Farmakologi Pendahuluan 1
Outline

 Tujuan Perkuliahan
 Manfaat Perkuliahan
 Sistem Pembelajaran & Penilaian
 Pendahuluan Kuliah
 Daftar Pustaka

Ari Y_Dasar Farmakologi Pendahuluan 2


Tujuan dan Manfaat Perkuliahan

• Sebagai bekal untuk mahasiswa farmasi


Tujuan tentang ilmu obat (farmakologi).
Perkuliahan

• Landasan pengetahuan (knowledge) dalam


penatalaksanaan terapi menggunakan obat,
Manfaat drug discovery, dan pelayanan kefarmasian.
Perkuliahan

Ari Y_Dasar Farmakologi Pendahuluan 3


Sistem Pembelajaran dan Penilaian

 Sistem Pembelajaran :
 Kuliah
 Diskusi/Tanya jawab/Studi Kasus
 Tugas Mandiri (mis. Resume Perkuliahan)

 Penilaian :
 Komponen : UTS (35%), UAS (35%), Tugas Mandiri
(30%)

Ari Y_Dasar Farmakologi Pendahuluan 4


Pendahuluan Kuliah

Ari Y_Dasar Farmakologi Pendahuluan 5


Definisi Obat
• Obat :
• Merupakan setiap zat kimia
(alamiah/buatan) yang memiliki
pengaruh/ dapat menimbulkan efek
pada organisme hidup.

Tujuan Pengobatan???

Preventif, kuratif, promotif, dan


rehabilitatif

Ari Y_Dasar Farmakologi Pendahuluan 6


Sumber-Sumber Obat

• Tumbuhan
Mis. Kina, Digoksin, Opium
• Hewan
Mis. Hirudin
• Mikrorganisme
Mis. Penisilin, Orlistat, Akarbosa
• Sintesis kimia
Mis. Parasetamol, Diklofenak
• Bioteknologi
Mis. Produk Antibodi Monoklonal

Ari Y_Dasar Farmakologi Pendahuluan 7


Definisi Farmakologi
 (Pharmacon & Logos) – ilmu yang mempelajari tentang obat.
 Ilmu yang mempelajari tentang interaksi obat (drug interactions)
terhadap organisme hidup.
 Filosofis dari obat adalah bagaikan pisau bermata dua , yaitu memiliki
manfaat menyembuhkan (bila dosis sesuai) dan tidak memiliki efek/
muncul toksisitas (bila dosis tidak sesuai).
 Jadi, efek/kekuatan dari suatu obat adalah ditentukan oleh dosis nya.

Ari Y_Dasar Farmakologi Pendahuluan 8


Sejarah Farmakologi (1)

 Dibagi menjadi 2 periode, yaitu :


Periode Kuno dan Periode Modern

 Periode Kuno (sebelum tahun 1700)


 Observasi empirik dalam
penggunaan obat.
 Catatan tertua dijumpai pada
pengobatan Cina & Mesir.
 Claudius Galen (129 – 200 A.D) :
orang pertama yang
memperkenalkan bahwa teori dan
pengalaman empirik berkontribusi
seimbang dalam penggunaan obat.

Ari Y_Dasar Farmakologi Pendahuluan 9


Sejarah Farmakologi (2)

 Theophrastus von hohenheim


(1493 – 1541 A.D) atau Paracelcus:
All things are poison, nothing is
without poison; the dose alone
causes a thing not to be poison.

 Johan Jakob Wepfer (1620-1695) :


pengujian aktivitas farmakologi &
toksikologi eksperimental pada
hewan percobaan.

Ari Y_Dasar Farmakologi Pendahuluan 10


Sejarah Farmakologi (3)

 Periode Modern
 Abad 18-19 : Penelitian eksperimental obat
(nasib obat, target obat dan cara kerja obat)
pada tingkat organ dan jaringan.
 Rudolf Bucheim (1820-1879): Mendirikan
institut farmakologi pertama di University of
Dorpat (Estonia, 1847).
 Oswal Schmiedeberg (1838-1921), bersama
seorang internist, Bernhard Naunyn
menerbitkan jurnal farmakologi pertama.

Ari Y_Dasar Farmakologi Pendahuluan 11


Sejarah Farmakologi (4)
 John J. Abel (1857-1938) :
 The Father of American Pharmacology
 Publikasi Journal of Pharmacology and Experimental Pharmacology pada
Tahun 1909 sampai sekarang.

Sampai Abad 19, Obat-obatan berasal


dari tanaman (segar/kering)

Isolasi tanaman, Sintesis obat

Uji : Preklinis, Klinis, Toksisitas

Market

Ari Y_Dasar Farmakologi Pendahuluan 12


Penggunaan Empiris di Masyarakat Perkembangan Farmakologi

Farmakologi Eksperimen

Farmakologi Molekuler

Farmakologi Klinis Farmakoepidemiologi

Farmakologi pada Komunitas


(Masyarakat/Sosial)

Ari Y_Dasar Farmakologi Pendahuluan 13


Peran Farmakologi dalam Kefarmasian

 Pekerjaan Kefarmasian
Peran
 Menurut PP 51 Th. 2009 : Farmakologi
???
 Pembuatan termasuk
pengendalian mutu produk
farmasi, pengadaan,
Kontrol
penyimpanan dan distribusi
Kualitas
obat, pengolahan obat,
pelayanan obat atas resep Pengembangan
dokter, pelayanan informasi Obat Tahap
Praklinis - Klinis
obat, serta pengembangan
obat, bahan obat, dan obat
tradisional.

Ari Y_Dasar Farmakologi Pendahuluan 14


Cakupan Bidang Farmakologi
Kimia
Psikologi -
Psikofarmakologi Farmasi - Biokimia
Sains Farmasi Kimia Medisinal

Kedokteran Hewan - Farmakokinetika


Farmakologi Veteriner
Bioteknologi
Patologi
Genetika -
Farmakogenetika Farmakologi Farmakoekonomi
Kemoterapi
Farmakologi Molekuler
Farmakogenomik

Farmakologi Sistem
Farmakoepidemiologi –
Epidemiologi Klinik Farmakologi Klinik Toksikologi
Farmakoterapi
Biofarmasetika Forensik
Farmakognosi

Ari Y_Dasar Farmakologi Pendahuluan 15


Perkembangan Kefarmasian

 Dibagi menjadi 3 periode,


yaitu:
 Periode I : penekanan pada
peracikan obat (Product-
oriented)
 Periode II : pembuatan obat
dalam skala industri &
distribusi (Product-oriented)
 Periode III : pengobatan
yang rasional (Patient-
oriented)
Ari Y_Dasar Farmakologi Pendahuluan 16
Farmakologi

Farmakokinetika Farmakodinamika
Pengaruh tubuh thd obat Pengaruh obat thd tubuh

Studi tempat dan mekanisme


Studi ADME kerja, efek fisiologi, dan
biokimia pada mahluk hidup

Ari Y_Dasar Farmakologi Pendahuluan 17


Daftar Pustaka

 Bru to LL, Lazo JS, Parker KL 2006 : Good a a d Gil a ’s the


Pharmacological Basis of Therapeutics. 11th Ed., McGraw-Hill, USA.
 Lullman H, Ziegler A, Mohr K, Bieger D (2000): Color Atlas of Pharmacology. 2nd
Ed., Thieme, New York, USA.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 (2009): Pekerjaan Kefarmasian

Ari Y_Dasar Farmakologi Pendahuluan 18


Terima Kasih
Ari Y_Dasar
Farmakologi
Pendahuluan
19
Dasar Farmakologi :
Farmakokinetika & Farmakodinamika Obat

Ari Yuniarto
Rumpun Bidang Ilmu Farmakologi
Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
2017
Ari Y_Dasar Farmakologi FK FD 1
Farmakokinetika – Farmakodinamika
Suatu Obat

Ari Y_Dasar Farmakologi FK FD 2


Dapatkah anda menjelaskan tentang perjalanan obat hingga memberikan
efek farmakologi ?

Ari Y_Dasar Farmakologi FK FD 3


Farmakologi

Farmakokinetika Farmakodinamika
Pengaruh tubuh thd obat Pengaruh obat thd tubuh

Studi ADME Studi tempat dan mekanisme


kerja, efek fisiologi, dan
biokimia pada mahluk hidup

Ari Y_Dasar Farmakologi FK FD 4


Farmakokinetika

Ari Y_Dasar Farmakologi FK FD 5


Farmakokinetika

 Merupakan Studi tentang nasib obat dalam tubuh, yang meliputi :


 Absorpsi
 Distribusi
 Metabolisme, dan
 Eskresi ADME

Ari Y_Dasar Farmakologi FK FD 6


Farmakokinetika

Ari Y_Dasar Farmakologi FK FD 7


Fase Aktivitas Obat

Ari Y_Dasar Farmakologi FK FD 8


Rute Pemberian

Fase Farmasetika Disintegrasi, Disolusi

Fase Farmakokinetika ADME


Fase Aktivitas
Obat
Fase Farmakodinamika Interaksi O-R

Fase Farmakoterapi Efek Farmakologi

Efek Utama Efek Samping Efek Toksis

Ari Y_Dasar Farmakologi FK FD 9


FASE AKTIVITAS OBAT

Efek Farmakologi
pH = 1 - 3

Absorpsi Metabolisme
Disolusi Hepatik

Disintegrasi

Gastric emptying rate

pH = 5 - 7
Intestinal transit rate Metabolisme
Disolusi Intestinal

Absorpsi
Disintegrasi

Ari Y_Dasar Farmakologi FK FD 10


Faeces Klirens
Farmakodinamika

Ari Y_Dasar Farmakologi FK FD 11


Farmakologi

Farmakokinetika Farmakodinamika
Pengaruh tubuh thd obat Pengaruh obat thd tubuh

Studi ADME Studi tempat dan mekanisme


kerja, efek fisiologi, dan
biokimia pada mahluk hidup

Ari Y_Dasar Farmakologi FK FD 12


Farmakodinamika

 Suatu cabang ilmu farmakologi yang mempelajari tentang efek


biokimiawi, fisiologi, dan mekanisme kerja dari suatu obat.
 Tujuan dari mempelajari mekanisme kerja obat :
- Mengetahui efek utama obat
- Mengetahui interaksi obat dan reseptor
- Mengetahui spektrum efek dan respons suatu obat

Ari Y_Dasar Farmakologi FK FD 13


Bagaimana Obat Bekerja ???

Ari Y_Dasar Farmakologi FK FD 14


Obat

Bagaimana Obat Tingkat Molekuler


Bekerja ???

Tingkat Seluler

Tingkat Jaringan

Tingkat Organ

Efek Klinis

Ari Y_Dasar Farmakologi FK FD 15


Obat Digoksin

Tingkat Molekuler Inhibisi Na+K+ATP-ase

Inhibisi Transpor Na/K


Tingkat Seluler Peningkatan Kons. Na+ Sel
Perubahan Disposisi Ca++
Potensial Aksi Otot Jantung
Tingkat Jaringan
Meningkatnya kecepatan kontraktilitas
myocardium
Tingkat Organ
Meningkatnya CO

Efek Klinis Hilangnya tanda-2 dan gejala


gagal jantung

Ari Y_Dasar Farmakologi FK FD 16


Obat Agonist beta-2 (Salbutamol)

Tingkat Molekuler Aktifasi adenyl cyclase

Tingkat Seluler cAMP meningkat

Tingkat Jaringan Dilatasi bronchi (bronchodilatasi)

Tingkat Organ Perbaikan fungsi paru

Penderita bernafas dengan baik


Efek Klinis

Ari Y_Dasar Farmakologi FK FD 17


Obat Efek

Sifat Fisikokimia Interaksi dengan Reseptor

Ari Y_Dasar Farmakologi FK FD 18


Terima Kasih

Ari Y_Dasar
Farmakologi FK FD
19
Dasar Farmakologi :
Rute Pemberian dan Bentuk Sediaan Obat

Ari Yuniarto
Rumpun Bidang Ilmu Farmakologi
Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
2017

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 1


Rute Pemberian Obat

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 2


Rute Pemberian Obat

o Rute pemberian obat yang memungkinkan untuk


diberikan ke dalam tubuh ialah :
o Enteral
o Parenteral

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 3


Rute Enteral

Reproduced from: Rowland M, Tozer TN.


Clincal Pharmacokinetics – Concepts and
Applications, 3rd edition, Williams & Wilkins,
1995, p. 12.
Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 4
Rute Pemberian Enteral

o Obat secara langsung menuju ke dalam GIT, misal


melalui rute :
o Sublingual – dibawah lidah (Mis. ISDN)
o Bukal – antara gusi dan pipi (Mis. Estradiol)
o Oral
o Rektum

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 5


 Sublingual/Bukal
 Keuntungan dan kerugian penggunaan bentuk sediaan obat
sublingual/bukal adalah
 Keuntungan :
 Absorpsi sangat cepat
 Stabilitas obat
 Terhindar dari first pass metabolism

 Kerugian :
 Tidak nyaman
 Dosis kecil
 Meninggalkan rasa yang tidak enak

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 6


(Isosorbide concentrations after a 5 mg oral or sublingual dose)
Data from: Assinder et al. J Pharm Sci 66:775, 1977.

14
Isosorbide Conc (ng/ml)

12
10
8
6
Sublingual
4
2
Oral
0
5 15 30 45 60 90 120
Time (min)

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 7


 Oral
 Keuntungan dan kerugian penggunaan
bentuk sediaan oral adalah
 Keuntungan :
 Kenyamanan
 Absorpsi terjadi di sepanjang GIT
 Murah (dibandingkan dengan bentuk
sediaan lainnya)

 Kerugian :
 First-pass metabolism
 Iritasi mukosa lambung, mual, muntah
 Tidak dapat digunakan pada pasien yang
tidak sadar
 Beberapa obat meninggalkan rasa yang
tidak enak

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 8


 Rektal
 Pasien yang tidak
sadar
 Pasien mengalami
mual dan muntah
 Absorpsi bervariasi
 Sangat baik untuk
obat yang dapat
mempengaruhi
usus besar (mis.
Laxative).

From: Washington N, Washington C, Wilson CG. Physiological Pharmaceutics, 2nd edition, 2001, Taylor & Francis

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 9


Rute Pemberian Parenteral

 Intravena (IV)  Hidung (intra-nasal)


 Intra-arterial (IA)  Mata (Oftalmik)
 Intra-artikular  Telinga (Otic)
 Subkutan (SK)  Vagina, urethra
 Intramuskular (IM)  Intra-athecal dan epidural
 Intradermal (ID)
 Intraperitoneal (IP)
 Inhalasi
 Topikal

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 10


 Intravaskular/ Intravena
 Keuntungan :
 Fase absorpsi akan terlewati
(bioavaibilitas sangat baik)
 Tepat, akurat, dan memberikan efek
dengan segera
 Kuantitas besar

 Kerugian :
 Konsentrasi tinggi tercapai dengan
sangat cepat
 Resiko emboli

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 11


 Intra-arterial
 Langsung menuju organ sasaran
 Memaksimalkan konsentrasi pada area yang dituju – pelepasan
ke sirkulasi sistemik minimal
 Ex. : Terapi karsinoma (Kons ke jaringan tumor >> -- Jaringan
lain <<
5- Flurourasil

 Intra-artikular
 Pemberian menuju celah persendian
 Ex. : Glukosamin (pada penderita OA)

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 12


 Subkutan (SK)
 Absorpsi konstan dan
lambat.
 Absorpsi dibatasi oleh
aliran darah.
 Penggunaan bersama
vasokonstriktor akan
memperlama
absorpsinya.
 Ex. , Insulin

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 13


A diabetic patient making
subcutaneous injection

subcutaneous injection in
the mouse Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 14
 Intramuskular (IM)
 Absorpsi obat sangat cepat dalam “Aqueous
Solution”
 Pelepasan lambat
 Nyeri pada lokasi injeksi

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 15


From: Fundamentals of Nursing, 4th edition,
Lippincoitt, Williams & Wilkins

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 16


Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 17
Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 18
Rute Inhalasi
 Onset kerja yang sangat cepat
 Area permukaan yang luas
 Aliran darah yang baik
 Bentuk sediaan : Metered-dose inhaler, dry powder inhalers, dan nebulizer.
 Efek lokal : Terbutalin, Kromolin
 Efek sistemik : Halotan, isofluran, nitrous oxide

 Partikel dengan ukuran lebih dari 20 mikron akan membentur mulut dan
tenggorokan. Ukuran partkel yang sesuai ialah < 1mikron.

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 19


Metered-Dose Inhaler

Dry powder
inhalers

Nebulizer

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 20


Rute Nasal
 Tujuan awal yaitu efek lokal  efek sistemik
 Untuk obat-obat yang dapat dirusak di GIT/First-pass
metabolism
 Alternatif IV – keamanan dan dapat diterima oleh pasien

 Ex. : antikonvulsan (midazolam), antagonis narkotik


(naloxone), peptida (kalsitonin, insulin), dan smoking
cessation agents (nicotine)

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 21


Intranasal naloxone
administration in the
field by paramedics

Mucosal Atomizer Device

22 From:
Ari Y_Kuliah Dasar www.ofmaa.org
Farmakologi
180

160
Nicotine Concentration (nmole/ml)
140

120

100 C ig a r e tte
N a s a l S o lu tio n
80 C h e w in g G u m

60

40

20

0
0 10 20 30 40 50 60
T i m e ( m in u t e s )
N a s a l s o l'n
N ic o ti n e g u m
C ig a r e tte

Comparison of nicotine concentrations after administration via smoking,


chewing gum, or use of a nasal solution. Redrawn from Russell et al. Br Med J 286:683, 1983
Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 23
Reproduced from: Lunell E, et al. Eur J Clin Pharmacol 48:71, 1995.

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 24


Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 25
Rute Topikal
• Membran Mukosa (tetes mata, antiseptik, nasal, dll)
• Kulit
 a. Dermal - ointment (bekerja lokal)
 b. Transdermal – absorpsi obat melalui kulit (sistemik) – Ex.,
Buprenorfin, Skopolamin
i. stabil dalam darah
ii. Terhindar first pass metabolism

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 26


Reproduced from: Brown L, Langer R. Ann Rev Med 39:221-229, 1988.

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 27


BENTUK SEDIAAN OBAT

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 28


Bentuk Sediaan (1)
 Bentuk sediaan obat, terdiri dari :
 Padat/Solid
 Cair/Likuid
 Setengah padat/Semi-solid

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 29


Bentuk Sediaan (2)
 Bentuk sediaan padat :
 Tablet
 Tablet salut (coated-tablet)
 Kapsul

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 30


Sediaan Obat untuk Aplikasi Oral

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 31


Bentuk Sediaan untuk Mengkontrol
Kecepatan Disolusi Obat

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 32


Bentuk Sediaan (3)
 Bentuk sediaan cair, terdiri dari :
 Larutan
 Suspensi
 Emulsi

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 33


Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 34
Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 35
Bentuk Sediaan (4)
 Bentuk sediaan setengah padat, terdiri dari :
 Krim
 Pasta
 Lotion
 Ointment

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 36


Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 37
Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 38
Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 39
Terima Kasih

Ari Y_Kuliah Dasar Farmakologi 40


Dasar Farmakologi :
Farmakokinetika - Absorpsi

Ari Yuniarto
Rumpun Bidang Ilmu Farmakologi
Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
2017
Ari Y_Dasar Farmakologi Absorpsi 1
Absorpsi ?

Ari Y_Dasar Farmakologi Absorpsi 2


Absorpsi Obat

Definisi :
Perpindahan obat dari area pemberian ke
dalam tubuh melalui sirkulasi sistemik

Ari Y_Dasar Farmakologi Absorpsi 3


Absorpsi Obat

 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan absorpsi :


 Tipe transport
 Sifat fisiko-kimia obat
 Protein binding
 Rute pemberian
 Bentuk sediaan
 Sirkulasi tempat absorpsi
 Konsentrasi obat

Ari Y_Dasar Farmakologi Absorpsi 4


Tipe Transport

 Mekanisme transfer solut melalui membran :


 Difusi pasif
 Filtrasi
 Endositosis
 ion-pairing
 Transpor aktif/pasif

Ari Y_Dasar Farmakologi Absorpsi 5


Difusi Molekul

Ari Y_Dasar Farmakologi Absorpsi 6


Osmosis / Dialysis

Ari Y_Dasar Farmakologi Absorpsi 7


Ari Y_Dasar Farmakologi Absorpsi 8
Ari Y_Dasar Farmakologi Absorpsi 9
Sifat Fisiko- Kimia Obat

o Menggambarkan karakteristik obat (dalam


lingkungan air maupun lipid).
o Membantu menentukan kemampuan obat
berpenetrasi menembus barrier dan mencapai
reseptor di seluruh tubuh.
o pH, solubilitas, koefisien partisi, dll

Ari Y_Dasar Farmakologi Absorpsi 10


Ari Y_Dasar Farmakologi Absorpsi 11
Rute Pemberian

o Rute pemberian obat yang memungkinkan di


dalam tubuh ialah :
o Enteral
o Parenteral

Ari Y_Dasar Farmakologi Absorpsi 12


Rute Pemberian Enteral

o Obat secara langsung menuju ke dalam GIT,


misal melalui rute :
o Sublingual/buccal
o Oral
o Rectum

Ari Y_Dasar Farmakologi Absorpsi 13


Rute Pemberian Parenteral

 Intravaskular (IV, IA) - obat langsung masuk ke


dalam pembuluh darah
 Intramuskular (IM) – obat diinjeksikan ke dalam otot
 Subkutan – Absorpsi obat dari jaringan subkutan
 Inhalasi – Absorpsi melalui paru-paru

Ari Y_Dasar Farmakologi Absorpsi 14


Rute Parenteral

Ari Y_Dasar Farmakologi Absorpsi 15


Rute Parenteral

Ari Y_Dasar Farmakologi Absorpsi 16


Ari Y_Dasar Farmakologi
17 Absorpsi
Rute Pemberian
-Waktu Sampai Memberikan Efek-

 Intravena 30-60 detik


 Intraosseous 30-60 detik
 Endotracheal 2-3 menit
 Inhalasi 2-3 menit
 Sublingual 3-5 menit
 Intramuskular 10-20 menit
 Subkutan 15-30 menit
 Rektal 5-30 menit
 Ingesti 30-90 menit
 Transdermal (topikal) -variasi (menit sampai jam)-

Ari Y_Dasar Farmakologi Absorpsi 18


Bentuk Sediaan

 Padat/Solid
 Semi-padat/Semi-solid
 Cair/ liquid

Ari Y_Dasar Farmakologi Absorpsi 19


Sirkulasi Tempat Absorpsi
 Jika tempat absorpsi memiliki banyak
pembuluh darah, maka absorpsi obat akan
lebih cepat dan banyak.
 Mis., pemberian anestetika lokal
ditambahkan dengan adrenalin, tujuannya?

Ari Y_Dasar Farmakologi Absorpsi 20


Terima Kasih

Ari Y_Dasar
Farmakologi Absorpsi
21
Dasar Farmakologi :
(Farmakokinetika – Distribusi)

Ari Yuniarto
Rumpun Bidang Ilmu Farmakologi
Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
2017

Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 1


Distribusi Obat

Ari Y_Farmakokinetika
2 Distribusi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Distribusi
Obat

 Aliran darah
 Barrier difusi obat
 Permeabilitas membran
 Ikatan obat dengan protein plasma

Ari Y_Farmakokinetika
3 Distribusi
Distribusi Obat – Aliran Darah

 Setelah absorpsi, obat akan didistribusikan ke


seluruh tubuh melalui sirkulasi darah.
 Distribusi dibagi menjadi 2, berdasarkan fase
penyebarannya, yaitu :
- Distribusi fase pertama
- Distribusi fase kedua

Ari Y_Farmakokinetika
4 Distribusi
Distribusi Fase Pertama

 Distribusi fase pertama segera terjadi setelah


proses absorpsi, yaitu menuju organ yang
sifat perfusinya sangat baik.
 Mis., Otak, jantung, ginjal, hati

Ari Y_Farmakokinetika
5 Distribusi
Distribusi Fase Kedua

 Distribusi fase kedua, menuju ke tempat


yang jauh lebih luas, yaitu menuju jaringan
yang perfusinya tidak baik.
 Mis., otot, kulit, jaringan lemak

Ari Y_Farmakokinetika
6 Distribusi
Barrier Difusi Obat

Ari Y_Farmakokinetika
7 Distribusi
Ari Y_Farmakokinetika
8 Distribusi
Blood Tissue Barriers

Ari Y_Farmakokinetika
9 Distribusi
Blood Tissue Barriers
 Blood brain barrier
 Placental barrier
 Blood testicle barrier
 Choroid plexus blood barrier

Ari Y_Farmakokinetika
10 Distribusi
Ari Y_Farmakokinetika
11 Distribusi
Permeabilitas Membran

Ari Y_Farmakokinetika
12 Distribusi
Struktur Membran

 Fosfolipid bersifat amfipatik : hidrofilik and hidrofobik.

Ari Y_Farmakokinetika
13 Distribusi
 Mengapa membran dibentuk bilayer?
 Ada dua watery area yang berinteraksi denan
membran, diluar sel dan didalam sel.

Ari Y_Farmakokinetika
14 Distribusi
Permeasi Membran : Difusi

Ari Y_Farmakokinetika
15 Distribusi
Permeasi Membran : Transport

Ari Y_Farmakokinetika
16 Distribusi
Permeasi Membran : Endositosis yang dimediasi
Reseptor, Uptake Vesikular, dan Transport

Ari Y_Farmakokinetika
17 Distribusi
Ikatan Obat dengan Protein Plasma

Ari Y_Farmakokinetika
18 Distribusi
Distribusi Obat dalam Kompartemen

Ari Y_Farmakokinetika
19 Distribusi
Ari Y_Farmakokinetika
20 Distribusi
Terima Kasih

Ari Y_Farmakokinetika
21 Distribusi

Terima Kasih

Ari Y_Farmakokinetika
Distribusi
22
Dasar Farmakologi :
(Farmakokinetika – Metabolisme)

Ari Yuniarto
Rumpun Bidang Ilmu Farmakologi
Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
2017

Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 1


Metabolisme Obat

Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 2


Metabolisme

 Proses modifikasi biokimiawi senyawa obat pada


organisme hidup (melalui proses enzimatik).
 Hal yang penting untuk menentukan khasiat
farmakologis obat.

Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 3


Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 4
Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 5
Faktor – faktor yang Mempengaruhi
Metabolisme

 Genetik
 Usia
 Perbedaan jenis kelamin
 Kondisi patologi
 Faktor makanan

Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 6


Fase Metabolisme Obat

Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 7


Fase Metabolisme Obat

 Melibatkan 2 fase metabolisme obat, yaitu


 Reaksi fase I : oksidasi, reduksi, hidroksilasi,
dealkilasi, hidrolisis.
 Reaksi fase II : metilasi, asetilasi, sulfasi, dan
glukoronidasi.

Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 8


Fase Metabolisme Obat

 Pada fase-fase metabolisme, senyawa yang


kurang polar akan dimodifikasi ke metabolit
yang lebih polar.
 Aktivasi/inaktivasi obat.

Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 9


Fase Metabolisme Obat

Fase I
– Reaksi non-sintetik
– Membentuk molekul polar
– Menyiapkan senyawa untuk digunakan dalam metabolisme fase
II
Fase II
– Reaksi sintesis
– Mempersiapkan molekul untuk diekskresikan
– Detoksifikasi (Inaktivasi) molekul

Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 10


Reaksi Kimia Metabolisme Obat

 Reaksi Oksidasi :
 Oksigen diinkorporasikan ke dalam molekul
obat.
 Pri ar O idatio  kehilangan molekul.
 Hidroksilasi, epoksidasi, dan sulfoksidasi.

Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 11


Reaksi Kimia Metabolisme Obat

 Hidroksilasi - substitusi alkil (mis. pentobarbital)


atau sistem cincin aromatis (mis. propanolol).
 Pada kasus di atas, produk yang terbentuk
dikonjugasikan pada residu asam organik, mis.
Asam glukoronat.
 Hidroksil-amine (atom nitrogen), mis :
asetaminofen.

Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 12


Reaksi Kimia Metabolisme Obat

 Benzena, aromatik polisiklik (benzopyrene)


dapat dikonversi mono-oksigenase 
epoksid
 Epoksid : elektrofil dengan kereaktifan tinggi
 hepatoksisitas dan karsinogenik.

Ari Y_Farmakokinetika
13 Distribusi
Reaksi Kimia Metabolisme Obat

 Reaksi reduksi - dapat terjadi pada atom nitrogen


atau oksigen.
 Keto-oksigen dikonversi kedalam kelompok
hidroksil.
 Mis. Prednison (prodrug)  prednisolon (aktif)

Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 14


Reaksi Kimia Metabolisme Obat

 Reaksi metilasi – transfer grup metil kedalam


grup grup hidroksil.
 Mis., Nor-epinefrin

Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 15


Reaksi Kimia dalam Biotransformasi Obat

Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 16


Reaksi Kimia dalam Biotransformasi Obat

Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 17


Reaksi Kimia dalam Biotransformasi Obat

Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 18


Reaksi Kimia dalam Biotransformasi Obat

Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 19


Terima Kasih

Ari Y_Farmakokinetika Distribusi 20


Terima Kasih

Ari Y_Farmakokinetika
Distribusi
21
Dasar Farmakologi :
(Farmakokinetika – Eskresi)

Ari Yuniarto
Rumpun Bidang Ilmu Farmakologi
Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
2017

Ari Y_Farmakokinetika Eskresi 1


Eskresi Obat

Ari Y_Farmakokinetika Eskresi 2


Eskresi

 Proses eliminasi obat dari tubuh.


 Utamanya melalui ginjal, atau dapat melalui paru-
paru, keringat, saliva, air mata dan a ar
gla d .
 Mis, rifampisin, metabolitnya dieskresikan melalui
urin, keringat, dan air mata  berwarna orange

Ari Y_Farmakokinetika Eskresi 3


Eskresi

 Klirens Obat :
 Merupakan suatu ukuran eliminasi obat dari tubuh tanpa
mempermasalahkan mekanisme prosesnya.
 Klirens = laju eskresi
konsentrasi plasma
= ml/min
 Klirens total = klirens hepatis + klirens non-hepatis

Ari Y_Farmakokinetika Eskresi 4


Mekanisme Eskresi Ginjal

Ari Y_Farmakokinetika Eskresi 5


Mekanisme Eskresi Ginjal

 Merupakan resultan
dari :

 Filtrasi glomerular
 Sekresi tubular aktif
 Reabsorpsi tubular

Ari Y_Farmakokinetika Eskresi 6


Filtrasi Glomerular

 Non-selektif, Proses unidirectional .


 Obat2 dalam bentuk Terion/Tak terion  difiltrasi, kec.
Yang terikat dengan protein plasma.
 Dipengaruhi oleh tekanan hidrostatis aliran darah kapiler.
 Laju filtrasi glomerolus (GFR) diukur dengan menggunakan
suatu obat yang dieliminasi hanya dengan filtrasi.
- Cth, Inulin & Kreatinin dengan GFR=125-130 ml/min.
- GFR berhubungan langsung dengan obat bebas.

Ari Y_Farmakokinetika Eskresi 7


Filtrasi Glomerular

Ari Y_Farmakokinetika Eskresi 8


Sekresi Tubular Aktif
 Terjadi di Tubulus Proximale.
 Proses dimediasi arrier a g
memerlukan energi untuk
transportasi melawan gradien
konsentrasi.
 Dua mekanisme sekresi yang
diidentifikasi:
Sistem sekresi asam organik/anion
(Penisilin, asam salisilat)
Sistem sekresi basa organik/kation
(morfin, hexamethonium)
 Sekresi aktif tidak dipengaruhi
perubahan pH dan Protei Bi di g .

Ari Y_Farmakokinetika Eskresi 9


Reabsorpsi Tubular

 Terjadi di sepanjang Tubulus


ginjal.
 Proses aktif/pasif.
 Hasil reabsorpsi dapat
e i gkatka half-life o at.
 Reabsorpsi obat-obat asam atau
basa lemah dipengaruhi oleh pH
cairan tubulus ginjal (pH urin) dan
pKa obat.
 pH urin bergantung : diet,
patofisiologi, dan obat.

Ari Y_Farmakokinetika Eskresi 10


Ari Y_Farmakokinetika Eskresi 11
Klirens Total Ginjal

 Clr = laju filtrasi+laju sekresi - laju reabsorpsi


Cp
 Rasio klirens ginjal :
 Klirens ginjal suatu obat tidak diperoleh melalui pengukuran langsung.
 Dibandingkan dengan standar pembanding (inulin – klirens hanya
melalui filtrasi glomerolus).
 Clobat/Cl inulin < 1 –> obat direabsorpsi sebagian
 Clobat/Cl inulin = 1 –> obat hanya difiltrasi
 Clobat/ Cl inulin > 1 –> obat dieskresi aktif

Ari Y_Farmakokinetika Eskresi 12


Klirens Hepatis

 Hampir sebagian besar proses metabolisme terjadi di hati,


maka klirens hepatis adalah setara dengan laju eliminasi
obat melalui reaksi metabolisme
 CLh= ClT - Clr

Ari Y_Farmakokinetika Eskresi 13


Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Klirens
Hepatik Obat
 Aliran darah ke hati
 Klirens intrinsik – mencerminkan aktivitas dari fungsi
eta olis e i ed-fu tio o idases
 Fraksi obat terikat protein

Ari Y_Farmakokinetika Eskresi 14


Siklus Enterohepatik

 Sebagian metabolit oleh hati juga dieskresi melalui empedu


menuju saluran cerna, yang selanjutnya direabsorpsi
menuju sistemik.
 Selama di saluran cerna, mungkin terjadi berbagai proses
biokimia yang menyebabkan metabolit kembali dirubah
menjadi senyawa induk (parent drug).

Ari Y_Farmakokinetika Eskresi 15


Ari Y_Farmakokinetika
Eskresi
16
XENOBIOTICS / OBAT YG DISEKRESI MENUJU
BILE DAN MENGALAMI ENTEROHEPATIC RECIRCULATION

Senyawa Species di empedu


Estradiol Konjugat
Valproic acid Glukuronid
Chloramphenicol Glukuronid
Digitoxin Konjugat
Spironolactone Metabolit
Imipramine Parent dan desmethyl

Ari Y_Farmakokinetika Eskresi 17


Ari Y_Farmakokinetika Eskresi 18
Terima Kasih

Ari Y_Farmakokinetika Eskresi 19


Terima Kasih

Ari Y_Farmakokinetika Eskresi 20


Terima Kasih

Ari Y_Farmakokinetika
Eskresi
21

Anda mungkin juga menyukai