KSK Strain Gauge
KSK Strain Gauge
OLEH :
JEFFRY : 0822023
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ELEKTRO
BANDUNG
2011
I. Dasar Teori
Strain Gage adalah komponen elektronika yang dipakai untuk mengukur tekanan
(deformasi atau strain). Alat ini berbentuk foil logam atau kawat logam yang bersifat
insulatif (isolasi) yang ditempel pada benda yang akan diukur tekanannya, dan tekanan
berasal dari pembebanan. Prinsipnya adalah jika tekanan pada benda berubah, maka foil
atau kawat akan terdeformasi, dan tahanan listrik alat ini akan berubah. Perubahan
tahanan listrik ini akan dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Whetstone yang
kemudian akan diketahui berapa besar tahanan pada Strain Gage. Tegangan keluaran dari
jembatan Wheatstone merupakan sebuah ukuran regangan yang terjadi akibat tekanan
dari setiap elemen pengindera Strain Gage. Tekanan itu kemudian dihubungkan dengan
regangan sesuai dengan hukum Hook yang berbunyi : Modulus elastis adalah rasio
tekanan dan regangan. Dengan demikian jika modulus elastis adalah sebuah permukaan
benda dan regangan telah diketahui, maka tekanan bisa ditentukan..Hukum Hook
dituliskan sebagai :
E
σ = s …………………………………………….(1)
Bila dua gage atau lebih digunakan, maka tekanan pada pelacakan arah setiap
gage bisa ditentukan dengan menggunakan perhitungan. Namun demikian persamaannya
memiliki tingkat kompleksitas yang berbeda tergantung pada kombinasi dan orientasi
gage tersebut.
Kepekaan sebuah Strain Gage disebut dengan faktor gage dan perbandingan
antara unit resistansi dengan perubahan unit panjang adalah :
∆R/R
Faktor gage K = …………..(2)
∆l/l
3) Resitivitas tinggi
Berbagai jenis bahan tahanan telah dikembangkan untuk pemakaian dalam gage-
gage kawat dan foil, seperti:
a. Constantan adalah paduan (alloy) tembaga-nikel dengan koefisien temperatur
rendah. Biasanya Constantan ditemukan dalam Gage yang digunakan untuk
strain dinamik, dimana perubahan level strain tidak melebihi ± 1500 μcm/cm.
Batas temperatur kerja adalah dari 10 oC sampai 200oC.
c. Dynaloy adalah paduan nikel-besi dengan Faktor Gage yang rendah dan
ketahanan yang tinggi terhadap kelelahan. Bahan ini digunakan untuk
pengukuran strain dinamik bila sensitivitas temperatur yang tinggi dapat di
tolerir.
a) Rosette 90o yang dapat mengukur aksial dan regangan trasfer sekaligus.
Variasi desain ini adalah stress gage dimana dua elemen meliliki tahanan
yang berbeda. Tahanan juga di pilih sehingga hasilnya memberikan sebuah
sensor yang keluarannya sebanding dengan takanan dan keluaran elemen
aksial sebanding dengan regangan.
b) Rosette 45o memberikan reaksi angular lebih besar dari rosette 90o
c) Rosette 60o
II. Percobaan
i. Percobaan Nilai Hambatan Sensor
Percobaan untuk mencari nilai hambatan kami lakukan pertama
karena untuk mencari nilai regangan sangat sulit. Nilai regangan berkisar
dibawah satu mili. Oleh karena itu kami mencari nilai hambatan terlebih
dahulu baru menghitung nilai regangannya.
Gambar percobaan untuk mengukur beban:
Beban Hambatan
0 gram (Kondisi Awal) 120,4 Ω
500 gram 120,5 Ω
1000 gram 120,7 Ω
1500 gram 120,8 Ω
2000 gram 120,9Ω
2500gram 121 Ω
Dari rangkaian diatas ini yang kita inginkan adalah ketika jembatan
diatas ini dalam keadaan setimbang nilai dari Vg =0.Seperti kita ketahui
bahwa strain gauge yang kita gunakan pada percobaan ini memiliki
resistansi sebesar 120Ω.Untuk mencari nilai resistansi ,kita masukkan
kedalam rumus berikut:
𝑅3 𝑅4
Vg= Vin− Vin
𝑅1+𝑅3 𝑅2+𝑅4
𝑅3 𝑅4
0= Vin− Vin
𝑅1+𝑅3 𝑅2+𝑅4
𝑅3 𝑅4
Vin= Vin
𝑅1+𝑅3 𝑅2+𝑅4
Dari persamaan diatas maka didapat rumus:
R1.R4=R2.R3
Kita tahu bahwa R4=120 Ω(tahanan dari strain gaguenya. Kita ambil
gunakan R2 dan R3 sebesar 118.4Ω, maka nilai R1:
118.4 118.4
R1
120
R1 116.8213
Pada percobaan kami menggunakan R1 yang terdiri dari resistor
120Ω yang diparalelkan dengan potentiometer 10kΩ. Hal ini kami lakukan
untuk memperoleh hambatan sebesar 116.8213 yang akurat.
∆R/R
Faktor gage K = …………..(2)
∆l/l
Nilai Faktor Gage adalah 2.1, nilai ini didapat dari datasheet
sensor. Tahanan nominal adalah 120Ω nilai ini juga diperoleh dari
datasheet. Karena nilai regangan yang sangat kecil, maka kami tidak
mampu mendapatkan besarnya perubahan tahanan menggunakan rumus.
Oleh sebab itu kami langsung melakukan percobaa untuk mecari nilai
hambatan. Nilai regangan bisa dilihat pada perhitungan di bawah ini:
R
K R
l
l
R R 121 120
2.1 120
l
7.8
2.1l R
7 .8 120
120 2.1l 7.8 1
252l 7.8
l 0.030952380952381 cm
R4 R3
V g Vd Vc Vin
R2 R4 R1 R3
121 118.4
V g V d Vc 5
121 118.4 118.4 116.8213
1 118.4
V g Vd Vc 5
482 235.2213
Vg Vd Vc 0.010373443
Vin yang digunakan adalah 5V.
Vo R
2
V2 V1 R1
R2
Av
R1
R2
482
1k
R2 482 1k
R2 482k 560k
Kami menggunakan resistor 560k, karena nilai
resistor tersebut ada di pasaran jadi penguatan yang dihasilkan
adalah:
R2
Av
R1
560k
Av
1k
Av 560kali
iv. Pengujian Sensor Strain Gauge
𝑉 𝑜𝑢𝑡 2,85 𝑉
𝑥 100% = 𝑥 100% = 𝟓𝟕 %
𝑉 𝑖𝑛 5𝑉
III. Kesimpulan :
Strain gauge adalah sensor strain yang mengubah regangan menjadi hambatan,
kemudian dengan rangkaian Jembatan Wheatstone dikonversi menjadi Tegangan namun
karena tegangan yang dihasilkan sangatlah kecil (skala mili Volt) dibutuhkan rangkaian
Penguat sehingga sensor starin gauge dapat menjadi actuator.
dan perubahan nilai resistor karena pengaruh panas pada saat disolder. Untuk
memperoleh tegangan output 5v maka diperlukan penguatan sebesar 877 kali.