Anda di halaman 1dari 6

judul

sop

SOP No. Dokumen :


No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS WIROSARI II TT KEPALA PUSKESMAS


PUJI MULYANI

berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau
PENGERTIAN menyebabkan salah pengertian/ menimbulkan multi persepsi
berisi tujuan pelaksanaan SPO secara spesifik. Kata kunci : “ Sebagai acuan penerapan
TUJUAN
langkah-langkah untuk

KEBIJAKAN : ditulis nomor SK Kepala FKTP yang menjadi landasan SPO tsb

berisikan dokumen ekternal sebagai acuan penyusunan SPO, bisa berbentuk buku,
REVERENSI peraturan perundang- undangan, ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka,

merupakan bagian utama, yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk


menyelesaikan proses kerja tertentu.

PROSEDUR /
LANGKAH
LANGKAH
( siapa, melakukan
apa, cara
melakukan)

BAGAN ALUR SOP TIDAK HARUS PAKAI BAGAN ALUR (UKM) UKP PERLU BAGAN ALIR
UNIT TERKAIT ( unit  berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses kerja tersebut
selain unit yg buat
sop) ikut
menggunakan sop
ini
judul
Puskesmas Kradenan I DR.YATINO
SOP No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2

Petunjuk Pengisian SPO :


a. Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten/ kota, nama organisasi adalah nama
Puskesmas (untuk Klinik logo Klinik dan nama Klinik)
b. Kotak Heading : masing-masing kotak ( Puskesmas, judul SPO, No. dokumen, No.revisi,
Halaman, SPO, tanggal terbit, ditetapkan Kepala Puskesmas ) diisi sebagai berikut :
c. Heading dan kotaknya dicetak pada setiap halaman. Pada halaman pertama kotak
heading harus lengkap, untuk halaman-halaman berikutnya kotak heading dapat hanya memuat:
kotak nama Puskesmas, judul SPO, No.dokumen, No.Revisi dan halaman.
d. Kotak Puskesmas/ Klinik diberi nama Puskesmas dan Logo pemerintah daerah, sedangkan
Klinik sesuai logo organisasi Klinik,
e. Judul SPO : diberi Judul /nama SPO sesuai proses kerjanya
f. No. Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomeran yang berlaku di Puskesmas/ Klinik
yang bersangkutan, dibuat sistematis agar ada keseragaman.
g. No. Revisi : diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf. Contoh : dokumen baru
diberi huruf A, dokumen revisi pertama diberi huruf B dan seterusnya. Dapat juga dengan angka,
misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor 0, sedangkan dokumen revisi pertama diberi
nomor 1, dan seterusnya.
h. Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman untuk SPO
tersebut. misalnya : halaman pertama : 1/5, halaman kedua: 2/5, halaman terakhir : 5/5.
i. SPO diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan Puskesmas/ Klinik,
misalnya : SPO, Prosedur, prosedur tetap, petunjuk pelaksanaan, prosedur kerja dan sebagainya,
namun didalam akreditasi Puskesmas dan Klinik memakai SPO.
j. Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal diberlakukannya SPO
tersebut
k. Ditetapkan Kepala Pusksmas/ Klinik : diberi tandatangan Kepala Puskesmas/ Klinik dan
nama jelasnya.

Syarat penyusunan SPO :


 Identifikasi kebutuhan, yakni mengidentifikasi apakah kegiatan yang dilakukan saat ini sudah
memiliki SPO atau belum, dan bila sudah agar diidentifikasi apakah SPO masih efektif atau tidak.
 Perlu ditekankan bahwa SPO harus ditulis oleh mereka yang melakuan pekerjaan tersebut
atau oleh unit kerja tersebut.
 Tim atau panitia yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas hanya untuk menanggapi dan
mengkoreksi SPO tersebut.
 karena komitmen terhadap pelaksanaan SPO hanya diperoleh dengan adanya keterlibatan
personel/ unit kerja dalam penyusunan SPO.
 SPO harus menggunakan kalimat perintah/ instruksi dengan bahasa yang dikenal pemakai.
 SPO harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan. Untuk SPO pelayanan pasien maka harus
memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien. Untuk SPO profesi harus
mengacu kepada standar profesi, standar pelayanan, mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) kesehatan, dan memperhatikan aspek keselamatan pasien.
 SPO harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana atau unit kerja agar
mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya kemudian Tim Mutu diminta memberikan
tanggapan.
 Di dalam SPO harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa, dimana, kapan, dan
mengapa.
 SPO jangan menggunakan kalimat majemuk, subjek, predikat dan objek harus jelas.

Diagram Alir (Flow Chart):


- Membantu mencari masalah & sebab masalah,
- Mencari variasi-variasi dalam Proses,
- Mencari penyimpangan2 yang ada dalam proses.
Ada dua macam flow chart :
1. Makro Flow chart
2. Mikro Flow chart

Mikro flow chart :


 Menunjukkan rincian kegiatan-kegiatan dari tiap tahapan diagram makro,
 Bentuk simbol :

- Awal kegiatan =

- Akhir kegiatan =

Makro flow chart :


 Menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari proses yang ingin kita tingkatkan.
 Hanya mengenal satu simbol ,
bentuk balok :

- Simbol Keputusan =
Ya

Tidak

Simbol Penghubung =

Penghubung

Simbol
- Simbol Kegiatan = Kegiatan

Simbol Dokumen

- Simbol Dokumen =

Simbol
- Simbol Diarsipkan = Diarsipkan
 Bagan Alur Makro :

Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan


A B C D

Bagan Alur Mikro :

Ya

Tidak

 Contoh Diagram Alur Mikro :

Pasien Datang Mempersilahkan Mempersilahkan Pasien


Pasien Mendaftar Pasien Menunggu
Diperiksa

Perlu Laborat
Pasien Pasien Ya
12 dipersilahkan Diberi
Ke Laborat Pengantar

Tidak

Ya Perlu
Pasien
Injeksi
Di injeksi

Tidak

Pasien Pulang Pasien Pasien diberi


dipersilahkan Resep
Ke apotek

Anda mungkin juga menyukai