Anda di halaman 1dari 26

SKENARIO 1

dr. Raisa merupakan dokter umum yang membuka sebuah praktek dokter keluarga di tempat
ditinggalnya. Sebagai dokter keluarga, dr. Raisa menerapkan prinsip – prinsip dan konsep kedokteran
keluarga yang melaksanakan unit pelayanan kesehatan secara holistik yaitu tidak hanya menghadapi
satu pasien saja tetapi satu keluarga. Oleh karena itu, ia harus mengetahui bagaimana peran sebuah
keluarga terhadap anggota keluarganya yang sakit. Dalam menjalankan perannya dr. Raisa mengacu
kepada nilai sentral kedokteran keluarga dan ia selalu menambah pengetahuannya tentang
perkembangan sistem kedokteran keluarga di Indonesia.

Sementara itu, dr. Tulus yang baru tamat kuliah juga berkeinginan untuk membuka praktek
dokter keluarga yang dikelolanya sendiri tetapi ia belum tahu bagaimana perizinan pendirian klinik
dan penjaminan mutunya. Ia juga masih bingung bagaimana merancang dan mengelola sebuah
praktek dokter keluarga, serta fasilitas dan sarana apa saja yang harus dimiliki.

I. Klarifikasi Istilah
1. Unit pelayanan kesehatan : Suatu kesatuan kelompok kerja yang bertugas untuk
melakukan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan. (1)
2. Dokter keluarga : Dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang
penderita sebagai individu yang sakit, tetapi bagian dari unit keluarga dan tidak hanya
menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif menunjungi penderita atau keluarganya. (2)
3. Holistik : Suatu filsafat pendidikan yang berasal dari pemikiran
bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, tujuan dan makna
hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, nilai-nilai spiritual. (1)

II. Definisi Masalah


1. Apa perbedaan dokter umum dan dokter keluarga ?
2. Apa karakteristik dari dokter keluarga ?
3. Bagaimana prinsip kedokteran keluarga ?
4. Bagaimana konsep kedokteran keluarga ?
5. Apa tujuan dan peran dari dokter keluarga ?
6. Bagaimana ruang lingkup dan batasan dokter keluarga ?
7. Apa tugas dan kewajiban dokter keluarga ?
8. Apa dasar hukum dokter keluarga?
9. Apa saja standar kompetensi dokter keluarga ?
10. Bagaimana sistem pelayanan dokter keluarga ?
11. Apa saja wewenang dari dokter keluarga ?
12. Apa saja peran keluarga terhadap kesehatan anggota keluarga ?
13. Apa saja nilai sentral pada dokter keluarga ?
14. Bagaimana sistem perkembangan kedokteran keluarga di Indonesia ?
15. Apa saja syarat untuk menjadi dokter keluarga ?
16. Apa saja syarat membuka praktek dokter keluarga ?
17. Apa saja bentuk – bentuk praktek dokter keluarga ?
18. Bagaimana merancang dan mengelola sistem kedokteran keluarga ?
19. Bagaimana perizinan pendirian klinik dokter keluarga dan penjaminan mutunya ?
20. Apa fasilitas dan sarana yang harus dimiliki klinik dokter keluarga ?

III. Analisis Masalah

1. Apa perbedaan dokter umum dan dokter keluarga ? (2)


Jawab :

Tabel Perbedaan Dokter Umum dan Dokter Keluarga

Layanan DPU( Dokter Praktek Umum) DK (Dokter Keluarga)


Cakupan Umumnya kuratif Promotif, preventif, kuratif, rehabilitative
Sifat Sesuai dengan keluhan Menyeluruh dan paripurna
Pendaekatan Kasus per kasus, pengamatan sesaat Kasus per kasus, bersinambung,
pengamatan sepanjang hayat
Misi Mengobati penyakit yg ditemukan Menyembuhkan dan menyehatkan
Peran keluarga Kurang dipertimbangkan Selalu dipertimbangkan, bahkan
dimanfaatkan dan dilibatkan
Hubungan Dokter dengan pasien Dokter-pasien-teman-konsultan

Tabel Perbedaan layanan Dokter Keluarga dan Dokter Umum

2. Apa karakteristik dari dokter keluarga ?(2)


Jawab :
Ada beberapa pendapat ahli mengenai karakteristik dokter keluarga, diantaranya memiliki
kesamaan makna dan tujuan yang sama

 Menurut Lynn P. Carmichael (1973), karakteristik dokter keluarga adalah sebagai berikut:
a. Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan
b. Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat
c. Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya
d. Handal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani penyakit
e. Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai kemiripan penyakit.
 Menurut Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973), karakteristik dokter keluarga
adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan responsif dan bertanggung jawab
b. Pelayanan primer dan lanjut
c. Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi
d. Memandang pasien dan keluarga
e. Melayani secara maksimal
 Menurut IDI (1982), adapun karakteristik dokter keluarga adalah sebagai berikut:

a. Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat


b. Pelayanan menyeluruh dan maksimal
c. Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan
d. Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya
e. Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas kelanjutannya

3. Bagaimana prinsip kedokteran keluarga ?(2)


Jawab :

Prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga (pendekatan kedokteran keluarga) adalah memberikan/


mewujudkan pelayanan yang:

a. Komprehensif dan holistik


Yaitu kita memandang pasien tidak hanya dari sisi biologis saja tetapi juga dari sisi sosial
dan psikologisnya.Oleh sebab itu, seorang dokter keluarga memandang pasiennya secara
keseluruhan, dalam konteks memperhatikan keseluruhan kebutuhan mereka.

b. Kontinu
Yaitu pelayanan kesehatan dimana satu dokter bertemu pasiennya dalam keadaan sakit
maupun keadaan sehat, dan mengikuti perjalanan penyakit dari pasiennya hingga ia
sembuh. Dengan pelayanan yang berkesinambungan akan terbentuk hubungan yang
didasari kepercayaan terhadap dokternya, dan perjalanan waktu akan membentuk
kepercayaan ini.

c. Mengutamakan pencegahan
Prinsip pencegahan memiliki multi aspek, termasuk mencegah penyakit tidak menjadi
lebih berat, mencegah orang lain tertular, pengenalan faktor resiko dari penyakit, dan
promosi kesehatan (gaya hidup sehat). Pencegahan juga termasuk mengantisipasi
masalah-masalah yang mungkin mempunyai efek terhadap kesehatan emosional pasien
dan keluarganya.

d. Koordinatif dan Kolaboratif


Dokter keluarga itu seperti orkestrator pelayanan kesehatan bagi pasiennya, yang
mengkoordinasi-kan semua pelayanan kesehatan yg dibutuhkan pasien seperti para
dokter spesialis, dan pelayanan kesehatan lain diluar praktek dokter keluarga. Dokter
keluarga bertanggung jawab dan menjadi guide bagi pasiennya.

e. Personal sebagai bagian dari integral dari keluarganya


f. Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan linkungan
g. Menjunjung tinggi etika, moral, dan hukum
h. Sadar biaya dan sadar mutu
i. Dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan

4. Bagaimana konsep kedokteran keluarga ?(4)(2)


Jawab :

 Nilai sentral kedokteran keluarga


 Pelayanan personal, pelayanan berkelanjutan, pelayanan komprehensif
 Keluarga sebagai suatu unit pelayanan
 Pelayanan emergency, pelayanan di rumah dan perawatan di rumah
 Pelayanan paliatif
Dapat berkomunikasi secara efektif memanfaatkan keluarga sebagai sarana pencegahan
penyembuhan, secara professional dapat menyelenggarakan pelayanan professional .

5. Apa tujuan dan peran dari dokter keluarga ? (2)(4)


Jawab :
 Tujuan Umum adalah terciptanya anggota keluarga yang sehat
 Tujuan Khusus adalah terpenuhinya pelayanan kedokteran yang efektif dan efisien
bagi seluruh lapisan masyarakat
6. Bagaimana ruang lingkup dan batasan dokter keluarga ? (2)
Jawab :
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali.Jika secara
umum dapat dibedakan atas dua macam.
a. Kegiatan yang dilaksanakan
Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat pokok yaitu
pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services).

Karakteristik Comprehensive Medical Services :


 Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran yang
dikenal di masyarakat.
 Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus-putus
melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan (continu).
 Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak memusatkan
perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja,
melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.
 Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi saja,
melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik, mental dan
sosial (secara holistik).

b. Sasaran Pelayanan
Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit.Pelayanan dokter
keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu
kesatuan, harus memperhatikan pengaruhmasalah kesehatan yang dihadapi terhadap
keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang
dihadapi oleh setiap anggota keluarga.Dan menurut Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia
(PDKI) Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kontak pertama pasien untuk
menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi - tanpa memandang jenis penyakit,
organologi, golongan usia dan jenis kelamin – sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna,
dengan pendekatan holistik, berkesinambungan, dan dalam koordinasi serta kolaborasi
dengan profesional kesehatan lainnya, dengan menggunakan prinsip pelayanan yang efektif
dan efisien yang mengutamakan pencegahan serta menjunjung tinggi tanggung jawab
profesional, hukum, etika, dan moral. Empat pilar profesional dokter keluarga:

a. Perilaku à sebagai penyelenggara layanan primer yang baik


b. Ilmu à ilmu kedokteran layanan primer yang paripurna
c. Keterampilan à klinis dokter layanan primer paripurna
d. Kinerja à memp kinerja yg baik sbg penyelenggara layanan primer

7. Apa tugas dan kewajiban dokter keluarga ? (2)(4)


Jawab :

Adapun tugas dan kewajiban dari dokter keluarga adalah:

 Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan
untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,
 Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit,
 Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,
 Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan tarafkesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,
 Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
 Menangani penyakit akut dan kronik,
 Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit,
 Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS,
 Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
 Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
 Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
 Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,
 Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran
keluarga secara khusus.

8. Apa dasar hukum dokter keluarga?(2)


Jawab :

Landasan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia yang dipergunakan adalah :

 Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan


 Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
 Keputusan Presiden tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2005
 Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 131/II/2004 tetang Sistem Kesehatan Nasional
 Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Praktek Dokter dan Dokter Gigi.
 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 920/Menkes/Per/XII/1986 tentang Upaya Pelayanan
Kesehatan Swasta di Bidang Medis.
 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 585/1989 tentangPersetujuan Tindakan Medik.
 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 789~/1989 tentang Rekam Medik.
 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 916/Menkes/Per/VIII/1997 tentang Ijin Praktik
Tenaga Medis.
 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1170 A/Menkes/Per/SK/1999 tentang Masa Bakti
Tenaga Medis.

Sedangkan landasan ketentuan dan keputusan Ikatan Dokter Indonesia yang dipergunakan
adalah:

 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Dokter Indonesia.


 Kode Etik Kedokteran Indonesia.
 Keputusan Muktamar XXII Ikatan Dokter Indonesia tahun 1994 di Ujung Pandang.
 Keputusan Muktamar XXIII Ikatan Dokter Indonesia tahun 1997 di Padang.
 Keputusan Muktamar XXIV Ikatan Dokter Indonesia tahun 2000 di Malang
 Keputusan Muktamar VVV Ikatan Dokter Indonesia tahun 2003 di Balikpapan

9. Apa saja standar kompetensi dokter keluarga ? (4)


Jawab :
Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada seorang lulusan
fakultas kedokteran pada umumnya.kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap Dokter
Keluarga secara garis besarnya ialah :

 Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga


 Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik dalam pelayanan
kedokteran keluarga
 Menguasai ketrampilan berkomunikasi dokter dan pasien

Selain itu Dokter Keluarga juga harus menguasai 7 Area Kompetensi Dokter yaitu:

1. Area Komunikasi Efektif: mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan
nonverbal dengan pasien semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi
lain.
2. Area Keterampilan Klinis: melakukan prosedur klinis dalam menghadapi masalah
kedokteran sesuai dengan kebutuhan pasien dan kewenangannya.
3. Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran: mengidentifikasi, menjelaskan, dan merancang
penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran-kesehatan
mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.
4. Area Pengelolaan Masalah Kesehatan: mengelola masalah kesehatan individu, keluarga,
maupun masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif, dan
kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
5. Area Pengelolaan Informasi: mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan
kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau
mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer.
6. Area Mawas Diri Dan Pengembangan Diri: melakukan praktik kedokteran dengan penuh
kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya; mengatasi masalah emosional, personal,
kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya; belajar
sepanjang hayat; merencanakan, menerapkan, dan memantau perkembangan profesi
secara sinambung.
7. Area Etika, Moral, Medikolegal Dan Profesionalisme Serta Keselamatan Pasien: berprilaku
profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan; bermoral dan
beretika serta memahami isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran;
menerapkan program keselamatan pasien.

10. Bagaimana standar sistem pelayanan dokter keluarga ? (2)6()5()


Jawab :

Adapun standar pelayanan dokter keluarga adalah:

1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of Clinical Care)


a. Standar Pelayanan Kesehatan di Klinik (Standards of Comprehensive of Care)
1). Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang
2). Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
3). Pencegahan penyakit dan proteksi khusus
4). Deteksi dini
5). Kuratif medis
6). Rehabilitasi medis dan sosial
7). Kemampuan sosial keluarga
8). Etik medikolegal
b. Standar Pelayanan Medis (Standard of Medical Care)
1). Anamnesis
2). Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
3). Penegakan diagnosis dan diagnosis banding
4). Prognosis
5). Konseling
6). Konsultasi
7). Rujukan
8). Tindak lanjut
9). Tindakan
10). Pengobatan rasional
11). Pembinaan keluarga

c. Standar Pelayanan Menyeluruh (Standard of Holistic of Care)


1). Pasien adalah manusia seutuhnya
2). Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
3). Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya
d. Standar Pelayanan Terpadu (Standard of Integration of Care)
1). Koordinator penatalaksanaan pasien
2). Mitra dokter – pasien
3). Mitra lintas sektoral medis
4). Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik
e. Standar Pelayanan Bersinambungan (Standard of Continuum Care)
1). Pelayanan proaktif
2). Rekam medis bersinambungan
3). Pelayanan efektif – efisien
4). Pendampingan

2. Standar Perilaku dalam Praktik (Standards of Behavior in Practice)


a. Standar Perilaku terhadap Pasien (Patient – Physician relationship Standard)
1). Informasi memperoleh pelayanan
2). Masa konsultasi
3). Informasi medis menyeluruh
4). Konsultasi efektif
5). Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter
b. Standar Perilaku dengan Mitra Kerja di Klinik (Standard of Partners Relationship in Practice)
1). Hubungan profesional dalam klinik
2). Bekerja dalam tim
3). Pemimpin klinik
c. Standar Perilaku dengan Sejawat (Standard of Working with Colleagues)
1). Hubungan profesional antarprofesi
2). Hubungan baik sesama dokter
3). Perkumpulan profesi
d. Standar Pengembangan Ilmu dan Keterampilan Praktik (Standard of Knowledge and Skill
Development)
1). Mengikuti kegiatan ilmiah
2). Program jaga mutu
3). Partisipasi dalam kegiatan pendidikan
4). Penelitian dalam praktik
5). Penulisan ilmiah
e. Standar Partisipasi dalam Kegiatan masyarakat di Bidang kesehatan (Standard as Community
leader)
1). Menjadi anggota perkumpulan sosial
2). Partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat
3). Partisipasi dalam penanggulangan bencana di sekitarnya

3. Standar Pengelolaan Praktik (Standards of Practice Management)


a. Standar Sumber Daya Manusia (standard of Human Resources)
1). Dokter keluarga
2). Perawat
3). Bidan
4). Administrator klinik
b. Standar Manajemen Keuangan (Standard of Finance Management)
1). Pencatatan keuangan
2). Jenis sistem pembiayaan praktik
c. Standar Manajemen Klinik (Standard Management of Clinic for Practice)
1). Pembagian kerja
2). Program pelatihan
3). Program kesehatan dan Keselamatan kerja (K3)
4). Pembahasan administrasi klinik

4. Standar Sarana dan Prasarana (Standards of Facilities)


a. Standar Fasilitas Praktik (Standard of Practice Facilities)
1). Fasilitas untuk praktik
2). Kerahasiaan dan privasi
3). Bangunan dan interior
4). Alat komunikasi
5). Papan nama
b. Standar Peralatan Klinik (Standard of Practice Equipments)
1). Peralatan medis
2). Peralatan penunjang medis
3). Peralatan nonmedis
c. Standar Proses – proses Penunjang Praktik (Standard of Clinical Supports Process)
1). Pengelolaan rekam medis
2). Pengelolaan rantai dingin
3). Pengelolaan pencegahan infeksi
4). Pengelolaan limbah
5). Pengelolaan air bersih ,
6). Pengelolaan obat

11. Apa saja wewenang dari dokter keluarga ?(2)


Jawab :

Adapun wewenang Dokter Keluarga:

 Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat,


 Melaksanakan tindak pencegahan penyakit,
 Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer,
 Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal,
 Melakukan perawatan sementara,
 Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di unit pelayanan primer,
 Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus

 Menyelenggarakan Rekam Medis yang memenuhi standar,


 Menerbitkan surat keterangan medis,
 Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap.

12. Apa saja peran keluarga terhadap kesehatan anggota keluarga ? (3)(2)
Jawab :

Menurut McWhinney (1981) keluarga berpengaruh terhadap:


 Penyakit keturunan
 Perkembangan bayi dan anak
 Penyebaran penyakit
 Pola penyakit dan kematian
 Proses penyembuhan penyakit
Menurut Teori Lawren Green,Keluarga adalah sebagai faktor pendorong dlm perilaku sehat
pasien, seperti kepatuhan dalam minum obat, dan keberhasilan terapi.
Peran keluarga sangat besar dalam praktek dokter keluarga, adapun sasarannya adalah
1. Pasien yang datang, mempunyai masalah klinis, mental dan sosial yang kompleks yang tidak
dapat diselesaikan secara perorangan namun membutuhkan partisipasi keluarga
2. Pasien yang datang untuk ‘medical check-up’ dan ditemukan masalah kesehatan, namun
keterbatasan untuk mengatasinya, keluarga sebagai pendukung
3. Pasien dan keluarga yang telah mampu, namun masih diperlukan usaha pengayoman untuk
menciptakan partisipasi penuh keluarga dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
keluarganya

13. Apa saja nilai sentral pada dokter keluarga ?(2)


Jawab :

Beberapa nilai utama yang dianut dalam kedokteran keluarga (NUS, 2004):

a. Pelayanan berpusat pada pasien (patient centered care) sebagai individu dalam keluarga dan
perhatian khusus kepada hubungan dokter pasien
b. Pendekatan Holistik: masalah penyakit pasien tidak hanya disebabkan dimensi fisik tetapi juga
dari segi psikologi dan sosial (bio-psiko-sosial) dari pasien, keluarga dan komunitasnya.
a. Pendekatan holistik sangat penting pada zaman sekarang ketika teknologi tinggi kedokteran
telah menyebabkan dehumanisasi pasien dan fragmentasi pelayanan kesehatan.
c. Kedokteran Pencegahan: memberikan dampak kepada status kesehatan yang lebih panjang
daripada kedokteran kuratif
d. Mencakup semua usia (life cycle): melayani pasien segala usia, sehingga disebut “specialist in
breadth”

14. Bagaimana sistem perkembangan kedokteran keluarga di Indonesia ? (2)


Jawab :
Sejarah Perkembangan Kedokteran Keluarga
Pada awalnya, PDKI ini merupakan sebuah kelompok studi yang bernama Kelompok
Studi Dokter Keluarga Indonesia (KSKI) yang terbentuk pada tahun 1981.Anggotanya
beragam, terdiri atas dokter praktik umum dan dokter spesialis. Pada tahun 1990, setelah
Kongres Nasional di Bogor, yang bersamaan dengan Kongres Dokter Keluarga Asia-Pasifik di
Bali, namanya diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI), namun tetap sebagai
organisasi dokter seminat. Pada tahun 2003, dalam Kogres Nasional di Surabaya, organisasi
ini ditasbihkan sebagai perhimpunan profesi, yang anggotanya terdiri atas dokter praktik
umum, dengan nama Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI).
Untuk meningkatkan program kerja terutama tingkat internasional tahun 1972 organisasi
internasional dokter keluarga (WONca), Indonesia termasuk anggota WONcA yang diwakili
oleh KDKI.
15. Apa saja syarat untuk menjadi dokter keluarga ? (4)
Jawab :

Untuk menjadi seorang dokter keluarga, seorang dokter yang telah menamatkan studi dan
mendapatkan Surat Izin Praktek (SIP), mendaftarkan diri di Perhimpunan Dokter Keluarga
Indonesia, dan harus memenuhi dan mengamalkan setiap prinsip-prinsip kedokteran
keluarga. Selain itu harus menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional
kedokteran keluarga, menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan keterampilan klinik
dalam pelayanan kedokteran keluarga, mampu berkomunikasi efektif dengan pasien dan
keluarganya, serta memahami 7 area kompetensi dokter.

16. Apa saja syarat membuka praktek dokter keluarga ? (6)


Jawab :

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


028/Menkes/Per/I/2011 tentang Klinik.Menerangkan bahwa Klinik adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang
menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari
satu jenis tenaga kesehatan (perawat dan atau bidan) dan dipimpin oleh seorang tenaga
medis (dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis).
Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi :
 Klinik Pratama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar.
 Klinik Utama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau
pelayanan medik dasar dan spesialistik. Sifat pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
bisa berupa rawat jalan, one day care, rawat inap dan/atau home care.

Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:


a. ruang pendaftaran/ruang tunggu;
b. ruang konsultasi dokter;
c. ruang administrasi;
d. ruang tindakan;
e. ruang farmasi;
f. kamar mandi/wc;
Prasarana klinik meliputi:
a. instalasi air;
b. instalasi listrik;
c. instalasi sirkulasi udara;
d. sarana pengelolaan limbah;
e. pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
f. ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap; dan
g. sarana lainnya sesuai kebutuhan.

Selain itu juga, klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai
sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan.Syarat peralatan tersebut adalah:
a. Memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan.
b. Memiliki izin edar.
c. Harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
dan/atau institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


028/Menkes/Per/I/2011 tentang Klinik dijelaskan tentang:
1. Pimpinan
Klinik Pratama Klinik Utama
1) Pimpinan Klinik Pratama adalah 1) Pimpinan Klinik Utama adalah dokter
seorang dokter atau dokter gigi. spesialis atau dokter gigi
2) Tenaga medis pada Klinik Pratama spesialis yang memiliki kompetensi sesuai
minimal terdiri dari 2 (dua) orang dengan jenis kliniknya.
dokter dan/atau dokter gigi. 2) Tenaga medis pada Klinik Utama minimal
terdiri dari 1 (satu) orang
dokter spesialis dari masing-masing
spesialisasi sesuai jenis pelayanan
yang diberikan.
3) Klinik Utama dapat mempekerjakan
dokter dan/atau dokter gigi sebagai
tenaga pelaksana pelayanan medis.

2. Izin Praktik
1) Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai Surat Tanda Registrasi dan
Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus mempunyai Surat Izin sebagai
tanda registrasi/Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Kerja (SIK) atau Surat Izin Praktik
Apoteker (SIPA) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Perizinan
1) Untuk mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat izin dari pemerintah
daerah kabupaten/kota setelah mendapatkan rekomendasi dari dinas kesehatan
kabupaten/kota setempat.
2) Dinas kesehatan kabupaten/kota mengeluarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) setelah klinik memenuhi ketentuan persyaratan klinik dalam Peraturan ini.
3) Permohonan izin klinik diajukan dengan melampirkan:
a. surat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat;
b. salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan perorangan;
c. identitas lengkap pemohon;
d. surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah setempat;
e. bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan untuk
penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat kontrak minimal selama 5
(lima) tahun bagi yang menyewa bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan;
f. dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL);
g. profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur organisasi kepengurusan, tenaga
kesehatan, sarana dan prasarana, dan peralatan serta pelayanan yang diberikan; dan
h. persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
i. Izin klinik diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang dengan
mengajukan permohonan perpanjangan 6 (enam) bulan sebelum habis masa berlaku
izinnya.
4. Pelayanan Rawat Inap
1) Klinik yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap harus menyediakan:
a. ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan;
b. tempat tidur pasien minimal 5 (lima) dan maksimal 10 (sepuluh);
c. tenaga medis dan keperawatan yang sesuai jumlah dan kualifikasinya;
d. tenaga gizi, tenaga analis kesehatan, tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan
dan/atau tenaga non kesehatan lain sesuai kebutuhan;
e. dapur gizi;
f. pelayanan laboratorium Klinik Pratama.
2) Pelayanan rawat inap hanya dapat dilakukan maksimal selama 5 (lima) hari.
5. Laboratorium Klinik
1) Klinik dapat menyelenggarakan pelayanan laboratorium klinik.
2) Perizinan laboratorium klinik terintegrasi dengan perizinan kliniknya.
3) Klinik menyelenggarakan pengelolaan dan pelayanan kefarmasian melalui ruang farmasi
yang dilaksanakan oleh apoteker yang memiliki kompetensi dan kewenangan untuk itu.
6. Kewajiban
Dalam memberikan pelayanan, klinik berkewajiban:
a. memberikan pelayanan yang aman, bermutu dengan mengutamakan kepentingan terbaik
pasien sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur
operasional;
b. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan
pelayanannya tanpa meminta uang muka terlebih dahulu atau mendahulukan kepentingan
finansial;
c. memperoleh persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan (informed consent);
d. menyelenggarakan rekam medis;
e. melaksanakan sistem rujukan;
f. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta
peraturan perundang-undangan;
g. menghormati hak-hak pasien;
h. melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
i. memiliki peraturan internal dan standar prosedur operasional;
j. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional maupun
nasional.
k. memasang papan nama klinik;
l. membuat daftar tenaga medis dan tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik beserta
nomor Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP) bagi tenaga medis dan surat izin
sebagai tanda registrasi atau Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)
atau Surat Izin Kerja (SIK) bagi tenaga kesehatan lain;
m. melaksanakan pencatatan untuk penyakit-penyakit tertentu dan melaporkan kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan program pemerintah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Tarif dan Biaya
1) Besarnya tarif pelayanan klinik berpedoman pada komponen jasa pelayanan dan jasa
sarana.
2) Komponen jasa pelayanan meliputi:
a. jasa konsultasi;
b. jasa tindakan;
c. jasa penunjang medik;
d. biaya pelayanan kefarmasian;
e. ruang perawatan (untuk rawat inap);
f. administrasi; atau
komponen lainnya yang menunjang pelayanan

17. Apa saja bentuk – bentuk praktek dokter keluarga ? (3)(2)


Jawab :
a. Hospital based
Pelayanan Dokter Keluarga sebagai bagian dari pelayanan Rumah Sakit (Hospital Based) à
pada bentuk ini pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah sakit.
b. Family Clinic
Pelayanan Dokter Keluarga dilaksanakan oleh Klinik Dokter Keluarga (Family Clinic). Praktek
mandiri (solo practice) dan bersama – sama dalam satu kelompok (group practice). Dari
dua bentuk klinik dokter keluaga tersebut, yang paling dianjurkan adalah klinik dokter
keluarga yang dikelola secara berkelompok. Biasanya merupakan gabungan dari 2 sampai 3
orang dokter keluarga.

Bentuk praktek Keuntungan Kekurangan


doga
Sendiri Pendapatan lebih besar dibanding kelompok Waktu sulit diatur
Biaya pembelian alat
Pemakaian peralatan medis non
medis ditanggung sendiri
Kelompok Pelayanan kedokteran lebih bermutu dan variasi Pendapatan lebih kecil dibanding
Efisiensi waktu lebih banyak untuk menambah klinik doga sendiri
pengetahuan dan ketrampilan Kerjasama tim mempengaruhi
Pembelian dan pemakaian peralatan medis dan non kinerja klinik kelompok
medis dapat digunakan bersama-sama
c. Family practice
Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga (Family Practice)

18. Bagaimana merancang dan mengelola sistem kedokteran keluarga ? (2)


Jawab :
1. Klinik kedokteran keluarga membuat inventarisasi jenis layanan yang dapat
dilakukan kliniknya
2. Buat prioritas pelayanan yang dominan (missal 10 besar)
3. Usahakan membuat SOP untuk layanan yang tersedia dimulai dengan
layanan prioritas (layanan terbanyak) termasuk prosedur administrasi
 SOP klinik
 SOP manajemen
4. Sosialisasikan SOP ke semua staf yang terlibat di KDK
5. Bakukan SOP dan sampaikan pada pihak yang akan bekerjasama, SOP yang
dimiliki KDK sebagai acuan pelayanan
6. Senantiasa lakukan analisis layanan dibandingkan dengan SOP yang telah
dibuat.
7. Lakukan tindak lanjut bila ditemukan ada layanan tidak tepat/tidak efisien
8. Senantiasa mengkomunikasikan hasil analisis kepada staf yang terlibat di
KDK
9. Bila perlu libatkan mereka dalam melakukan analisis sesuai bidangnya.

19. Bagaimana perizinan pendirian klinik dokter keluarga dan penjaminan mutunya ? (4)(6)
Jawab :

A. Langkah yang sangat menentukan


◦ Visi dan misi klinik
◦ Kaji kelayakan
 Profil konsumen
 Situasi lingkungan
 Sumber daya manusia
 Sumber dana
◦ Profesionalisme
B. Segi legal
◦ Perizinan
◦ Persyaratan
◦ Akreditasi
◦ Etika
C. Segi medis
◦ Cakupan pelayanan
◦ SDM
◦ Pasokan BHP (bahan habis pakai)
◦ Epidemiologi
D. Segi sarana
◦ Bangunan
◦ Telekomunikasi
◦ Listrik
◦ Sumber air bersih
◦ Transportasi
◦ Kondisi geografis
◦ Pengolah limbah
E. Segi sosial
◦ Latar belakang budaya
◦ Peta demografi
 Budaya
 Pekerjaan
 Pendidikan
 Distribusi usia
F. Segi finansial
◦ Perkirakan titik impas (bisa operasional)
◦ Bisnis berlandaskan profesionalisme
◦ Berkembang karena profesionalisme
◦ Menguntungan semua pihak
◦ Transparansi
G. Kesejawatan
◦ Kerjasama profesional
◦ Kebersamaan
◦ Saling menghormati, membantu, mengingatkan dan mengontrol
◦ Transparansi

Langkah perencanaan, efisiensi dan investasi pendirian klinik dokter keluarga :


 KDK membuat inventarisasi jenis layanan yang dapat dilakukan di kliniknya
 Buat prioritas layanan yang dominan (mis 10 besar)
 Usahakan membuat SOP untuk layanan yang tersedia dimulai dengan layanan
prioritas (layanan terbanyak) termasuk prosedur administrasi
 SOP Klinik
 SOP Manajemen
 Sosialisasikan SOP ke semua staf yang terlibat di KDK
 Bakukan SOP dan sampaikan pada pihak yang akan bekerjasama, SOP yang dimiliki
KDK sebagai acuan pelayanan
 Senantiasa lakukan analisis layanan dibandingkan dengan SOP yang telah dibuat
 Lakukan tindak lanjut bila ditemukan ada layanan yang tidak tepat atau tidak efisien
 Senantiasa komunikasikan hasil analisis kepada seluruh staf yang terlibat di KDK
 Bila perlu libatkan mereka dalam melakukan analisis sesuai bidangnya

Syarat-syarat pendirian Praktek Dokter Keluarga ::


 Sebaiknya mudah dicapai dengan kendaraan umum. (terletak di tempat strategis),
 Mempunyai bangunan yang memadai,
 Dilengkapi dengan sarana komunikasi,
 Mempunyai sejumlah tenaga dokter yang telah lulus pelatihan DK,
 Mempunyai sejumlah tenaga pembantu klinik dan paramedis telah lulus perlatihan khusus
pembantu KDK,
 Dapat berbentuk praktek mandiri (solo) atau berkelompok.
 Mempunyai izin yang berorientasi wilayah,
 Menyelenggarakan pelayanan yang sifatnya paripurna, holistik, terpadu, dan
berkesinambungan,
 Melayani semua jenis penyakit dan golongan umur,
 Mempunyai sarana medis yang memadai sesuai dengan peringkat klinik yang
bersangkutan.

Syarat Izin Pendirian Klinik:


 Surat Permohonan.
 Surat Pernyataan Dokter Penanggung jawab.
 Surat Izin Praktek (SIP) Dokter Penanggung jawab.
 Rekomendasi dari Puskesmas
 Fhoto copy Ijazah Dokter, Paramedis dan Non Medis.
 Daftar Peralatan Medis, non Medis dan Obat obatan .
 Fhoto copy izin gangguan / HO dan IMB
 Pas foto ukuran 3 x 4 sebanyak 4 Lembar.
 Foto copy Pemilik Usaha.
 Denah klinik
 Struktur organisasi
 Dokumen AMDAL atau UKL/UPL.
 Advis dari Tim Terknis/ Dinas Teknis.

Persyaratan klinik dokter keluarga dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
028/Menkes/Per/I/2011 tentang klinik doga, yaitu :

A. Klinik harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan ruangan, prasarana, peralatan, dan
ketenagaan.
Lokasi:
a. Lokasi pendirian klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah masing-masing.
b. Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran klinik yang diselenggarakan
masyarakat di wilayahnya dengan memperhatikan kebutuhan pelayanan berdasarkan
rasio jumlah penduduk.
c. ketentuan mengenai lokasi dan persebaran klinik sebagaimana dimaksud sebelumnya
tidak berlaku untuk klinik perusahaan atau klinik instansi pemerintah tertentu yang
hanya melayani karyawan perusahaan atau pegawai instansi pemerintah tersebut.
Bangunan dan Ruangan
a. Klinik diselenggarakan pada bangunan yang permanen dan tidak bergabung dengan
tempat tinggal atau unit kerja lainnya.
b. Bangunan klinik harus memenuhi persyaratan lingkungan sehat sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
c. Bangunan klinik harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan
dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang
termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.
d. Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:
 ruang pendaftaran/ruang  ruang farmasi;
tunggu;  kamar mandi/wc;
 ruang konsultasi dokter;  ruangan lainnya sesuai
 ruang administrasi; kebutuhan pelayanan.
 ruang tindakan;
Prasarana klinik meliputi: (harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik).
a. Instalasi air
b. Instalasi listrik
c. Instalasi sirkulasi udara
d. Sarana pengelolaan limbah
e. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
f. Ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap
g. Sarana lainnya sesuai kebutuhan.
Peralatan
a. Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai sesuai dengan
jenis pelayanan yang diberikan.
b. Peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan
serta harus memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan
c. Peralatan medis yang digunakan di klinik harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.
d. Peralatan medis yang menggunakan radiasi pengion harus mendapatkan izin sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
e. Penggunaan peralatan medis untuk kepentingan penegakan diagnosis, terapi dan rehabilitasi
harus berdasarkan indikasi medis.

Ketenagaan
a. Pimpinan klinik merupakan penanggung jawab klinik dan merangkap sebagai pelaksana
pelayanan.
b. Pimpinan Klinik Pratama adalah seorang dokter atau dokter gigi.
c. Pimpinan Klinik Utama adalah dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang memiliki
kompetensi sesuai dengan jenis kliniknya.
d. Ketenagaan klinik terdiri atas tenaga medis, tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan.
e. Tenaga medis pada Klinik Pratama minimal terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau dokter
gigi.
f. Tenaga medis pada Klinik Utama minimal terdiri dari 1 (satu) orang dokter spesialis dari
masing-masing spesialisasi sesuai jenis pelayanan yang diberikan.
g. Klinik Utama dapat mempekerjakan dokter dan/atau dokter gigi sebagai tenaga pelaksana
pelayanan medis.
h. Dokter atau dokter gigi harus memiliki kompetensi setelah mengikuti pendidikan atau
pelatihan sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan oleh klinik.
i. Jenis, kualifikasi, dan jumlah tenaga kesehatan lain serta tenaga non kesehatan disesuaikan
dengan kebutuhan dan jenis pelayanan yang diberikan oleh klinik.
j. Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai Surat Tanda Registrasi dan
Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
k. Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus mempunyai Surat Izin sebagai tanda
registrasi/Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Kerja (SIK) atau Surat Izin Praktik Apoteker
(SIPA) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
l. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di klinik harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
standar prosedur operasional, standar pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien,
mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien.
m. Klinik dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan warga negara asing.

Untuk mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat izin dari pemerintah daerah
kabupaten/kota setelah mendapatkan rekomendasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.
Dinas kesehatan kabupaten/kota mengeluarkan rekomendasi setelah klinik memenuhi ketentuan
persyaratan klinik dalam Permenkes.

Permohonan izin klinik diajukan dengan melampirkan:


a. Surat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat
b. Salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan perorangan
c. Identitas lengkap pemohon
d. Surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah setempat
e. Bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan untuk
penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat kontrak minimal selama 5 (lima)
tahun bagi yang menyewa bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan
f. Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL)
g. Profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur organisasi kepengurusan, tenaga
kesehatan, sarana dan prasarana, dan peralatan serta pelayanan yang diberikan
h. Persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

20. Apa fasilitas dan sarana yang harus dimiliki klinik dokter keluarga ? (2)(6)
Jawab :
 Peralatan dan Tenaga Pelaksana
1.Peralatan
a. Peralatan Medis
karena praktik dokter keluarga melayani beberapa tindakan spesialistis
sederhana, maka pada praktik dokter keluarga perlu disediakan berbagai peralatan
medis spesialistis yang dimaksud. Peralatn yang dimaksud telah mencakup pula
Laboraturium klinis, rontgen foto, EKG, minor surgery set, sigmoiskop, audiometer,
otoskop, visual chart, tonometer, dan ophtalmoskop.
b.Peralatan non medis
The American Academy of General Practice 1960 menyebutkan peralatan
nonmedis pelayanan nonmedis pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik yang
sekurang – kurangnya sebuah ruang tunggu, ruang konsultasi, ruang periksa, ruang
tindakan, ruang laboraturium, ruang rontgen fakultif, ruang administrasi, gudang serta
kamar mandi, yang luas lantai seluruhnya minimal antara 150 s,d 200 meter persegi.

2. Tenaga Pelaksana
a. Tenaga medis
Tenaga medis yang dimaksudkan di sini ialah para dokter keluarga (family doctor
physician).
b. Tenaga para medis
Disarankan , tenaga paramedic tersebut seyogianya yang telah mendapatkan pendidikan
dan latihan prinsip – prinsip pelayanan dokter keluarga, baik aspek medis dan ataupun
aspek nonmedis. Secara umum, disebutkan untuk setiap satu orang dokter keluarga,
diperlukan 2 sampai 3 tenaga paramedis terlatih.
c. Tenaga non medis
Pada umumnya, ada dua kategori tenaga nonmedis tersebut. Pertama , tenaga
administrasi yang diperlukan untuk menangani masalah – masalah administrasi. Kedua
pekerja sosial (social worker) yang diperlukan untuk menangani program penyuluhan/
nasihat kesehatan dan atau kunjungan rumah.

IV. Kerangka Konsep

sejarah

Dasar hukum Dasar Hukum


Visi dan misi
karakteristik
Standar Perizinan
kompetensi Kedokteran
keluarga Klinik Dokter
Sarana dan
Ruang lingkup keluarga prasarana
Konsep Finansial
Pengawasan
pelayanan
mutu

Prinsip prinsip

Tujuan dan
manfaat
Nilai sentral

V. Daftar Pustaka

1. Yuniar, Tanti. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Agung Media Mulia. 2004.
2. Prasetya wati AE. Kedokteran keluarga. Jakarta: Rineka Cipt. 2010
3. McWhinney, Ian R dkk. Textbook of Family Medicine. Edisi ke 3. 2009. Oxford University. (PDF
File)
4. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. Standar Kompetensi Dokter Keluarga. 2006 (PDF File)
5. Kepmenkes No:812/Menkes/SK/VII/2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :28/Menkes/Per/I/2011 tentang Klinik

Anda mungkin juga menyukai