Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TRAKEOSTOMI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. Jenis Tindakan
a. Darurat, dilakukan Percutaneous Tracheostomy.
Tipe ini hanya bersifat sementara dan dilakukan pada unit gawat darurat. Dilakukan
pembuatan lubang di antara cincing trakea satu dan dua atau dua dan tiga. Karena lubang
yang dibuat lebih kecil, maka penyembuhan lukanya akan lebih cepat dan tidak
meninggalkan scar. Selain itu, kejadian timbulnya infeksi juga jauh lebih kecil.
b. Elektif, dilakukan Surgical Tracheostomy.
Tipe ini dapat sementara dan permanen dan dilakukan di dalam ruang operasi. Insisi
dibuat di antara cincin trakea kedua dan ketiga sepanjang 4-5 cm. Selain itu, terdapat Mini
trakeostomi, yaitu pada tipe ini dilakukan insisi pada pertengahan membran krikotiroid
dan trakeostomi mini ini dimasukan menggunakan kawat dan dilator (Bradley, 1997).
2. Prosedur
a. Persiapan Alat
Semprit
Obat analgesia (Novokain)
Pisau (Skalpel)
Pinset anatomi
Gunting panjang yang tumpul
Pengait tumpul 1 pasang
Klem arteri
Gunting kecil tajam
Kanul trakea (Ukuran disesuaikan dengan pasien)
Hand Schoon steril
Antiseptik
Plester
Gunting perban
Bengkok
Gaas steril
Kain/duk steril
b. Prosedur kerja
Atur posisi pasien yaitu dalam keadaan terlentang, bahu diganjal dengan bantalan kecil
sehingga memudahkan kepala untuk diekstensikan pada persendian atlanto oksipital.
Dengan posisi ini, leher akan lurus dan trakea akan terletak digaris median dekat
permukaan leher.
Lakukan sayatan pada kulit leher. Sayatan dapat vertikal di garis tengah leher mulai di
bawah krikoid sampai fosa suprasternal atau jika membuat sayatan horisontal
dilakukan pada pertengahan jarak antara kartilago krikoid dengan fosa suprasternal
atau kira-kira 2 jari dibawah krikoid orang dewasa. Sayatan jangan terlalu sempit,
dibuat kira-kira 5 cm.
Fiksasi kanul dengan tali pada leher pasien dan tutup luka operasi dengan kasa steril
2. Data Obyektif
a. Pola berbicara : mengulang-ulang tema, perubahan topik tentang perasaan
(cemas), kemampuan berbahasa Inggris.
b. Tingkat interaksi dengan orang lain.
c. Perilaku : gerakan tangan yang hebat, gelisah, mundur dari aktifitas yang sibuk
(cemas).
d. Tinggi dan berat badan.
e. Gejala vital.
f. Kemampuan penglihatan dan pendengaran.
g. Kulit : turgor, terdapat lesi, merah atau bintik-bintik.
h. Mulut : gigi palsu, kondisi gigi dan selaput lendir.
i. Thorak : bunyi nafas (terdapat, sisanya) pemekaran dada, kemampuan bernafas
dengan diafragma, bunyi jantung (garis dasar untuk perbandingan pada pasca
bedah).
j. Ekstremitas : kekuatan otot (terutama) kaki, karakteristik nadi perifer sebelum
bedah vaskuler atau tubuh.
k. Kemampuan motor : adalah keterbatasan berjalan, duduk, atau bergerak di
tempat duduk, koordinasi waktu berjalan
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kekurangan Volume Cairan
3. Hipotermi
4. Resiko Infeksi
Aaron, (1996). Tracheostomy care. Diakses 28 september 2011 pukul 06.30, dari web site
http://www.tracheostomy.com/care/care.htm
Nurseslab, (2011). Tracheostomy nursing care & management, urseslabs. Diakses 16 september
2018 pukul 19.42, dari web site http://nurseslabs.com/nursing-procedures/tracheostomy-
nursing-care-management/
Reeves, Charlene J. Dkk. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Salemba Medika. JakartA