Anda di halaman 1dari 33

SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

BAGIAN PERENCANAAN DAN EVALUASI


SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LAPORAN I
DWI ISTIANTO, ST, MT
KONSULTAN INDIVIDUAL STAF SENIOR PROFESIONAL/AHLI
MANAJEMEN PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI TA 2019

Dalam Kegiatan Swakelola


Sinkronisasi Perencanaan
Pembinaan Konstruksi Pusat dan Daerah Tahun 2019

TAHUN ANGGARAN 2018

1
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan
ridhaNya pelaporan manajemen perencanaan pembinaan konstruksi TA.
2019 sebagai bagian dari pelaksanaan Sinkronisasi Perencanaan
Pembinaan Konstruksi Pusat dan Daerah di Satuan Kerja Sekretariat
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Tahun Anggaran 2018 dapat
diselesaikan sebagaimana yang tetapkan dalam kontrak.
Pelaporan merupakan proses pelaksanaan kegiatan sinkronisasi
perencanaan. Pelaporan terbagi ke dalam beberapa output kegiatan
sesuai dengan ruang lingkup yang ditetapkan dalam TOR. Output utama
pada laporan ini berupa format dan instrumen data perencanaan program
untuk sinkronisasi program antar direktorat dalam pencapaian kinerja
pembinaan konstruksi dan hasil review pedoman penyusunan program
pembinaan konstruksi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan berupa data, informasi maupun diskusi-diskusi
yang terkait dengan kegiatan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.

Tim Penyusun

2
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1


DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2
DAFTAR TABEL ...................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 5
1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran ................................................... 6
1.3 Ruang Lingkup ........................................................................... 7
1.4 Dasar Hukum ............................................................................. 7
1.5 Keluaran ..................................................................................... 8
1.6 Jangka Waktu ............................................................................. 8
1.7 Metodologi .................................................................................. 9
1.8 Tahapan dan Rencana Kerja ..................................................10
1.9 Sistematika Pembahasan ......................................................11

BAB II PEMAHAMAN SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN


KONSTRUKSI TA. 2019

2.1 Koordinasi Penyusunan RKP 2019 ............................................


2.2 Sinkronisasi Perencanaan .....................................................13
2.2.1. Sinergi Dalam Kerangka Perencanaan Kebijakan .....14
2.2.2. Sinergi Dalam Kerangka Anggaran..............................14
2.2.3. Kaidah Sinergi AntarSektoral, AntarPusat-Daerah dan
Antar Daerah ............................................................................16

BAB III REVIEW PEDOMAN PERENCANAAN

3.1 Format Usulan Program dan Kegiatan ...................................18


3.2 Review Pedoman Perencanaan ..............................................19

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ..............................................................................21


4.2 Saran.........................................................................................22

3
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rencana Kerja ............................................................................... 11

4
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

BAB 1
P ENDAHULUAN
1

1.1. LATAR BELAKANG

Salah satu tugas Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan


Rakyat adalah penyelenggaraan sebagian urusan Pemerintah yakni
infrastruktur bidang pekerjaan umum dan permukiman. Selain itu, salah
satu fungsi Kementerian PU adalah perumusan dan penetapan kebijakan
nasional serta pelaksanaan kegiatan teknis bidang pekerjaan umum dan
penataan ruang yang bersifat nasional. Seluruh program tersebut terbagi
habis di masing- masing unit kerja. Untuk mencapai target Prioritas
Nasional, seluruh Satminkal termasuk Direktorat Jenderal Bina
Konstruksi telah berkomitmen untuk meningkatkan koordinasi, sinergi,
serta integrasi kebijakan dan program pembangunan. Dalam
perencanaan program, selain dilihat berdasarkan kriteria kesiapan
program juga diperoleh usulan kegiatan dari masyarakat jasa konstruksi
lainnya terkait bidang pembinaan konstruksi dalam lingkup pencapaian
Prioritas Nasional. Dengan demikian agar terciptanya suatu sinergitas
kegiatan maka usulan-usulan kegiatan terkait pembinaan konstruksi
perlu untuk diakomodir.

Dalam hal pelaksanaan kegiatan mendukung sektor lainnya


tersebut, maka secara ad hoc Ditjen Bina Konstruksi dituntut pula untuk
turut serta dalam penyusunan program dan kegiatan yang diantaranya
mendukung proses pelayanan sektor konstruksi mulai dari investasi,
pelembagaan, sumberdaya, tenaga kerja konstruksi dan pemberdayaa
masyarakat jasa konstruksi.Dengan demikian diperlukan suatu
koordinasi yang baik antara Direktorat teknis di lingkungan Ditjen Bina

5
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

Konstruksi dengan Biro Perencanaan dan KLN, Kementerian/Lembaga


lainnya dan masyarakat jasa konstruksi lainnya sebagai upaya
mendukung perwujudan ketahanan masyarakat jasa konstruksi nasional.

Hal ini merupakan dasar dari pelaksanaan Sinkronisasi


Penyusunan Program Anggaran Pembinaan Konstruksi sebagai wadah
penyamaan persepsi serta pemberian informasi baik bagi
Kementerian/Lembaga maupun jajaran Direktorat Jenderal Bina
Konstruksi C.q. Sesditjen Bina Konstruksi akan urgensi dari usulan
Rencana Aksi/Rencana Strategis Kementerian/Lembaga lainnya
terhadap penyusunan Program dan Anggaran Kementerian PUPR.
Selanjutnya, berbagai usulan yang masuk dapat diupayakan melalui
proses APBN-P.

1.2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Maksud dari kegiatan ini adalah menyediakan dukungan


penyelenggaraan sinkronisasi penyusunan Renja K/L dan pelaksanaan
kerja sama strategis pembinaan konstruksi TA 2019.

Sedangkan tujuan kegiatan ini adalah mengoptimalkan pencapaian


target sasaran RPJMN/RKP 2019/ Renstra Kementerian PUPR 2015-
2019 sesuai dengan ketersediaan pagu anggaran.

Adapun sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:


1. Tersusunnya dokumen Rencana Kerja Ditjen Bina Konstruksi TA
2019;
2. Tersusunnya dokumen Fasilitasi Kerja Sama Strategis.

1.3. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Kegiatan ini meliputi, antara lain:


1. Menyusun bahan masukan rapat koordinasi teknis dengan
pemerintah daerah.
2. Menyusun bahan masukan Multilateral Meeting.
3. Menyusun bahan masukan dan fasilitasi pelaksanaan Bilateral
Meeting.
4. Menyusun bahan masukan Musrenbang Nasional.
5. Menyusun bahan masukan dan fasilitasi pelaksanaan Trilateral
Meeting.

6
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

6. Menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi penyusunan


Renja K/L.
7. Menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan fasilitasi
penyiapan bahan kegiatan kerjasama strategis.

1.4. DASAR HUKUM

Dasar Hukum yang mendasari kegiatan ini adalah :


a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
c. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha
dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi sebagaimana telah
diubah terakhir kali dengan Peraturan Pemerintah No. 92
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 28
Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaran Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000
tentang Penyelenggaran Jasa Konstruksi;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga;
i. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan
Presiden Nomor 53 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua atas

7
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman


Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
j. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara;
k. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2011,
tanggal 14 November 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum Yang Merupakan
Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri;
m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
n. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 53 Tahun 2014
Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ;
o. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014
Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
p. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 12 Tahun 2015
Tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
q. Rancangan Peraturan Menteri PUPR Tentang Pedoman Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan
Kementerian PUPR.
r. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 15/PRT/M/2015
Tanggal 21 April 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian PUPR
s. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 13.1/PRT/M/2015 Tentang Rencana
Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
Tahun 2015-2019.
t. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor: 20/PRT/M/2016 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Di Kementerian
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.

8
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

1.5. KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan dari pekerjaan ini adalah laporan


kegiatan sinkronisasi program anggaran yang diantaranya

a. Dokumen Renja K/L Ditjen Bina Konstruksi TA 2019

b. Dokumen Fasilitasi Kerja Sama Strategis

Produk yang dihasilkan adalah Profil Perencanaan DJBK 2019.

1.6. JANGKA WAKTU

Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaian pekerjaan ini


adalah adalah 6 (enam) Bulan atau 150 hari kalender terhitung dari Bulan
Februari sampai Bulan Juli 2018.

1.7. METODOLOGI

Sebagai bagian dari tahapan penyiapan Rencana Kerja (Renja-K/L)


Kementerian PUPR yang sesuai dengan amanat UU Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (pasal 6 ayat
2) yakni bahwa Renja-KL disusun dengan berpedoman pada Renstra-KL
dan mengacu pada prioritas pembangunan Nasional dan pagu indikatif,
serta memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang
dilaksanakan langsung oleh Pemerintah maupun yang ditempuh dengan
mendorong partisipasi masyarakat. Disamping itu Renja-KL juga
digunakan sebagai pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga sebagaimana yang tertuang dalam PP No. 40
Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan
Nasional khususnya pasal 26 ayat 4.

Secara substansi muatan atau cakupan yang terdapat dalam Renja


K/L Kementerian PUPR berisi visi dan misi, tujuan, sasaran strategis K/L,
program/kegiatan, tujuan program dan kegiatan (outcome/output),
indikator, target, alokasi tahun rencana & forward estimate (prakiraan
maju), unit organisasi. Kesemua muatan tersebut dihimpun oleh
Bappenas dan Kementerian Keuangan untuk menjadi bahan masukan
penyusunan RKP yang mencakupnya didalamnya program prioritas
nasional dan kebijakan strategis lainnya.

Seluruh tahapan kegiatan tersebut tentunya


dipertanggungjawabkan secara tertulis melalui berbagai bentuk surat dan
informasi yang menjadi dokumen yang komplementer dalam

9
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

menghasilkan produk aplikasi dan data tersaji Renja K/L Kementerian


PUPR. Sebelum dokumen tersebut tersedia, telah dikeluarkan beberapa
otuput pendukung seperti misalnya notulensi hasil workshop atau rapat
yang mendukung penyusunan Renja K/L.

Secara teknis kegiatan ini dilaksanakan dengan metode swakelola


dalam bentuk:
• Pengadaan jasa individual consultant untuk membantu
pelaksanaan kegiatan sinkronisasi perencanaan
• Rapat-rapat koordinasi kegiatan
• Pelaporan

1.8. TAHAPAN DAN RENCANA KERJA

Dalam pelaksanaan kegiatan Sinkronisasi Perencanaan Pembinaan


Konstruksi Pusat dan Daerah ini dilakukan beberapa tahapan yang
dilakukan, yaitu :
1. Tahap penyusunan RMP
2. Tahap Pembentukan tim pelaksana kegiatan
3. Tahapan Pelaksanaan
4. Rapat-Rapat Koordinasi/ Pembahasaan
5. Penyusunan Laporan

Secara detail dapat di lihat dalam table renca kerja berikut ini :

Tabel 1.1.
Rencana Kerja

Bulan Ke -
No Tahapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A. Penyusunan RMP
B. Pembentukan Tim
Pelaksana Kegiatan dan
individual konsultan (Tim
Swakelola)
C. Pelaksanaan Kegiatan
- Menyusun bahan
masukan rapat
koordinasi teknis

10
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

Bulan Ke -
No Tahapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
dengan pemerintah
daerah.
- Menyusun bahan
masukan Multilateral
Meeting.
- Menyusun bahan
masukan dan
fasilitasi
pelaksanaan Bilateral
Meeting.
- Menyusun bahan
masukan
Musrenbang
Nasional.
- Menyusun bahan
masukan dan
fasilitasi
pelaksanaan
Trilateral Meeting.
- Menyelenggarakan
koordinasi dan
sinkronisasi
penyusunan Renja
K/L.
- Menyelenggarakan
koordinasi,
sinkronisasi, dan
fasilitasi penyiapan
bahan kegiatan
kerjasama strategis.
D - Rapat-rapat
koordinasi kegiatan
E. - Pelaporan

11
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

1.9. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika penulisan laporan bulanan adalah sebagai berikut :


BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bagian awal dari pelaporan yang berisi mengenai latar
belakang, tujuan sasaran, ruang lingkup kegiatan, dasar hukum,
keluaran yang ingin dicapai dari kegiatan, jangka waktu kegiatan dan
sistematika pelaporan.
BAB 2 PEMAHAMAN SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN
KONSTRUKSI TA. 2019
Bab ini menguraikan mengenai pemahaman terhadap pelaksanaan
sinkronisasi perencanaan pembinaan konstruksi TA. 2019 yang
didalamnya terdapat pembahasan mengenai koordinasi penyusunan
RKP TA, 2019 dan hal-hal yang tersinkronisasi perencanaan
pembinaan konstruksi..
BAB 3 REVIEW PEDOMAN PERENCANAAN
Bab ini membahas penyusunan format usulan program dan kegiatan
dan menyusun review pedoman perencanaan.
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan bagian akhir yang menguraikan kesimpulan dan saran
kegiatan yang telah dilakukan oleh tenaga ahli sebagai masukan pada
kegiatan bulan selanjutnya.

12
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

BAB 2
PEMAHAMAN
1 SINKRONISASI
PERENCANAAN

2.1. KOORDINASI PENYUSUNAN RKP 2019

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan


Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menetapkan lima
proritas nasional dalam Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) 2019. Kelima prioritas itu yakni, pertama, Pembangunan Manusia
melalui Pengurangan Kemiskinan dan Peningkatan Pelayanan Dasar;
kedua, Pengurangan Kesenjangan Antarwilayah melalui Penguatan
Konektivitas dan Kemaritiman; ketiga, Peningkatan Nilai Tambah
Ekonomi melalui Pertanian, Industri, dan Jasa Produktif; keempat,
Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan dan Sumber Daya Air; dan kelima,
Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilihan Umum.

Penetapan lima proritas nasional tersebut merupakan bagian dari


strategi pemerintah untuk menjawab isu-isu strategis tahun 2019, yaitu :
ertama, persentase penduduk miskin masih tinggi. Berdasarkan data
BPS, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2017
mencapai 26,58 juta orang. Walaupun secara garis besar persentase
jumlah penduduk miskin di perkotaan dan perdesaan menurun, namun
angka pengangguran terbuka pada Agustus 2017 masih tinggi, yakni
sebesar 5,50%. Oleh sebab itu upaya-upaya penurunan angka kemiskinan
masih perlu untuk diprioritaskan. Penanganan kemiskinan memerlukan
pendekatan yang multidimensi, sehingga Kementerian PPN/Bappenas
sebagai sistem integrator melihat upaya pengurangan kemiskinan tidak
hanya fokus pada peningkatan akses dan kualitas pendidikan dan

13
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

kesehatan, tetapi juga perlu didukung penyediaan layanan dasar yang


mudah untuk diakses serta pemukiman yang layak.

Kedua, salah satu faktor penghambat terwujudnya pemerataan dan


kebangkitan pembangunan daerah adalah adanya kesenjangan, baik
pada aspek kebijakan, sebaran penduduk, potensi sumber daya manusia,
potensi pendapatan daerah, serta pengembangan potensi ekonomi.
Dengan kata lain, agenda pembangunan nasional akan berjalan sesuai
dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945, jika didukung dengan
kebijakan dan afirmasi perlakuan yang berlandaskan pemerataan menuju
kesetaraan.

Hal ini tentu saja harus dilaksanakan dengan memperhatikan


kearifan dan potensi lokal setempat. Beberapa persoalan kesenjangan
wilayah di antaranya, terkonsentrasinya industri manufaktur di kota-kota
besar di Pulau Jawa, kedua melebarnya kesenjangan pembangunan
antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan Kawasan Timur Indonesia
(KTI), ketiga kesenjangan antara daerah perkotaan dan perdesaan,
keempat kurangnya keterkaitan kegiatan pembangunan antar wilayah;
serta kelima terabaikannya pembangunan daerah perbatasan, pesisir,
dan kepulauan.

Gambar 2.1. Prioritas Nasional

Sumber : Bahan Bappenas 2018

14
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

2.2. SIKRONISASI PERENCANAAN

Amanat konstitusi menegaskan bahwa anggaran negara adalah


instrumen untuk mencapai tujuan nasional.

• Politik perencanaan dan anggaran negara harus dikendalikan oleh


TUJUAN yang akan dicapai (policy driven), dan tidak seharusnya
dikendalikan oleh ketersediaan anggaran (budget driven).

• Teknis perencanaan dan anggaran adalah memastikan tujuan


pembangunan dapat dicapai dengan mengoptimalikan seluruh
sumber daya (pemerintah, perbankan dan swasta); dan
meningkatkan EFISIENSI, EFEKTIVITAS dan KEADILAN alokasi
pengeluaran atau belanja pemerintah, penyaluran kredit
perbankan dan investasi swasta.

• Proses perencanaan dan penganggaran adalah OPTIMALISASI


SUMBERDAYA (pemerintah, perbankan dan swasta) untuk
mencapai tujuan pembangunan, dan memperbaiki KUALITAS
BELANJA.

Sinergi pusat-daerah dan antardaerah merupakan penentu utama


kelancaran pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan. Sinergi pusat-
daerah dan antardaerah dilakukan dalam seluruh proses mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi yang mencakup
kerangka kebijakan, regulasi, anggaran, kelembagaan, dan
pengembangan wilayah.

2.2.1. Sinergi Dalam Kerangka Perencanaan Kebijakan

KEMENTERIAN Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)


mendukung program pemerintah di sektor lain dengan cara menggenjot
pembangunan berbagai infrastruktur PUPR yang komplementer dan
sinergis dengan pembangunan berbagai sektor prioritas nasional. Melihat
kepentingan nasional maka sinergi harus dilakukan pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan juga termasuk lintas sektor di luar PUPR seperti
kereta api, pelabuhan dan bandara serta kawasan prioritas lainnya.
Sinergi kebijakan pembangunan antara pusat dan daerah dan
antardaerah diperlukan untuk: (1) memperkuat koordinasi antarpelaku
pembangunan di pusat dan daerah; (2) menjamin terciptanya integrasi,
sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu,
antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; (3) menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

15
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

pelaksanaan, dan pengawasan; (4) mengoptimalkan partisipasi


masyarakat di semua tingkatan pemerintahan; serta (5) menjamin
tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan,
dan berkelanjutan.

Dengan pola ini pembangunan infrastruktur PUPR mampu


menghasilkan impact dan outcome terhadap pertumbuhan ekonomi
melalui peningkatan konektivitas, mendukung kedaulatan pangan dan
energi, ketahanan air serta mengurangi disparitas antar wilayah. Upaya
bersama Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang dapat dilakukan
antara lain: (1) sinergi berbagai dokumen perencanaan pembangunan
(RPJP dan RPJPD, RPJM dan RPJMD, RKP dan RKPD); (2) sinergi dalam
penetapan target pembangunan; (3) standarisasi indikator pembangunan
yang digunakan oleh kementerian/lembaga dan satuan perangkat kerja
daerah; (4) pengembangan basis data dan sistem informasi
pembangunan yang lengkap dan akurat; (5) sinergi dalam kebijakan
perijinan investasi di daerah; dan (6) sinergi dalam kebijakan
pengendalian tingkat inflasi.

Sinergi dalam perencanaan kebijakan pembangunan pusat dan


daerah baik lima tahunan maupun tahunan akan dilaksanakan dengan
mengoptimalkan penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) di semua tingkatan pemerintahan
(desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional)
sehingga terwujud sinkronisasi antara kebijakan, program dan kegiatan
antarsektor, antarwaktu, antarwilayah, dan antara pusat dan daerah.
Selain itu, Musrenbang juga diharapkan dapat lebih mendorong
terciptanya proses partisipastif semua pelaku pembangunan dan
berkembangnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan.

2.2.2. Sinergi dalam Kerangka Anggaran

Sinergi Pusat-Daerah dilaksanakan selaras dengan upaya


penataan dan penguatan kerangka perimbangan keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Salah satu kebijakan
didalam RPJMN 2015-2019 adalah restrukturisasi dan penataan
instrumen pendanaan melalui transfer ke daerah termasuk dana alokasi
umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK) dan dana bagi hasil (DBH) yang
secara keseluruhan disebut dana perimbangan (DP); serta dana otonomi
khusus (Dana Otsus) untuk menjaga harmonisasi kepentingan nasional
dan kebutuhan daerah.

16
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

Dalam rangka meningkatkan efektivitas pemanfaatan DAU langkah


yang akan dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah antara lain
adalah untuk: (1) mewujudkan seutuhnya fungsi DAU sebagai block grant
belanja publik pemda menurut kewenangan; (2) menyusun formulasi DAU
secara komprehensif yang mampu menggambarkan seluruh fungsi
daerah dalam menunjang keutuhan nasional, serta memberikan
perhatian khusus kepada daerah-daerah dengan beban nasional seperti
pusat prasarana vital dan strategis, pusat investasi, kawasan hutan
lindung dan wilayah perbatasan yang belum diakomodasi dalam aspek
legal. Peningkatan efektivitas pelaksanaan DAK, langkah yang ditempuh
Pusat-Daerah antara lain adalah: (1) sinergi perencanaan DAK antara
kementerian/lembaga dan satuan kerja perangkat daerah agar
pengelolaan dan pemanfaatan DAK benar-benar mendorong peningkatan
pelayanan publik di daerah dan mendukung pencapaian prioritas
nasional; (2) memberi kewenangan kepada Gubernur dalam pelaksanaan
DAK sehingga masuk dalam APBD, serta menjamin efektivitas program
dan kelancaran pelaporan; dan (3) sinkronisasi petunjuk pelaksanaan
dan petunjuk teknis yang dikeluarkan kementerian/lembaga agar sesuai
dengan kebutuhan daerah dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Dalam meningkatkan efektivitas pelaksanaan DBH dan mengurangi


ketimpangan fiskal antara pemerintah pusat dan pemda, langkah yang
akan ditempuh Pemerintah Pusat bersama pemerintah daerah dalam lima
tahun mendatang adalah: (1) menjamin keterbukaan informasi dan data
dari pusat kepada daerah; dan (2) mempercepat penyaluran DBH SDA.

2.2.3. Kaidah Sinergi Antarsektoral, AntarPusat-Daerah dan AntarDaerah

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2019 merupakan


penjabaran sasaran pembangunan nasional yang ditujukan untuk
mendukung pencapaian sasaran pembangunan secara nasional. Arah
kebijakan dan strategi pengembangan di tiap wilayah menjadi acuan
lokus bagi sektoral (Kementerian/Lembaga dan Satuan Kerja Perangkat
Daerah) untuk menetapkan kebijakan, program dan kegiatan prioritas
yang akan dilaksanakan baik di tingkat nasional maupun di tingkat
daerah.

RKP Tahun 2019 juga disusun dengan berpedoman pada kebijakan


pemanfaatan ruang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN) dan Rencana Tata Ruang Pulau serta disesuaikan dengan
karakteristik masing-masing wilayah. RKP Tahun 2019 menjadi pedoman

17
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

bagi Kementerian/Lembaga (K/L) dalam menyusun Rencana Kerja


Kementerian/Lembaga (Renja K/L) dan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) Tahun 2019 dengan memperhatikan
potensi dan permasalahan wilayah serta menjadi acuan bagi pemerintah
daerah. Dengan mempertimbangkan berbagai hal tersebut, disusun
kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut:
• Setiap Kementerian/Lembaga wajib melaksanakan program dan
kegiatan prioritas ;
• Dalam menyusun Renja K/L dan RKA-K/L Tahun 2019, setiap
Kementerian/Lembaga wajib mempertimbangkan arah kebijakan,
strategi pengembangan wilayah dan lokasi kegiatan;
• Dalam menyusun RKPD Tahun 2019 wajib mempertimbangkan arah
kebijakan dan strategi pengembangan wilayah
• Arah kebijakan dan strategi pengembangan yang bersifat lintas sektor
dilakukan melalui sinergi kegiatan antar/kementerian lembaga dan
antar satuan kerja perangkat daerah;
• Setiap kementerian/lembaga beserta pemerintah daerah wajib
menjaga konsistensi
• Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan,
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional wajib melakukan koordinasi
dan konsultasi untuk menjamin sinergitas pelaksanaan program dan
kegiatan prioritas oleh Kementerian/Lembaga dan pemerintah
daerah;
• Pelaksanaan program dan kegiatan prioritas dilakukan melalui
sinkronisasi pengelolaan dana dekonsentrasi dan tugas perbantuan,
dana perimbangan dan dana otonomi khusus; serta investasi swasta
yang dihasilkan melalui kesepakatan Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga (Renja K/L) dan Usulan Pendanaan
Pemerintah Daerah (UPPD) dalam pelaksanaan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Nasional;
• Pelaksanaan program dan kegiatan prioritas dilakukan melalui sinergi
kegiatan antarkementerian/lembaga, dan Satuan Kerja Perangkat
daerah (SKPD) berdasarkan tugas pokok dan fungsi sesuai peraturan
perundangan.

18
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

GAMBAR 2.2. KETERKAITAN PRIORITAS NASIONAL DENGAN PELAKSANAAN ANGGARAN

19
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

BAB 3
REVIEW PEDOMAN
1 PERENCANAAN

3.1. FORMAT-FORMAT USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Penyusunan program dan kegiatan pada pedoman perencanaan ini


ditujukan untuk menyusun akuntabilitas kinerja unit di Direktorat
JEnderal Bina KOnstruksi. Namun perlu disadari juga bahwa program dan
kegiatan merupakan bagian dari pencapaian tujuan perencanaan
kebijakan (policy planning) Kementerian PUPR. Berdasarkan hal ini,
kerangka pikir penyusunan program dan kegiatan harus didasarkan
dalam rangka pencapaian kinerja dampak (impact) dari tingkat
perencanaan yang lebih tinggi, yaitu pencapaian prioritas pada tingkat
nasional dan/atau dalam rangka pencapaian visi, misi dan sasaran
strategis K/L pada tingkat organisasi.

Program pembinaan kosntruksi merupakan rancangan mengenai


asas serta usaha kinerja pembinaan konstruksi yang akan
dijalankan. Penyusunan program pembinaan konstruksi menjadi
rangkaian proses penentuan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh Ditjen Bina Konstruksi dalam jangka pendek (tahunan) dan jangka
menengah, dan penaksiran jumlah sumber-sumber (resources) yang akan
dialokasikan pada setiap kegiatan. Kegiatan ini umumnya disusun sesuai
dengan jenis atau output yang dapat berupa produk sebagai ukuran
kinerja. Untuk menjamin terlaksananya program dibutuhkan rancangan
anggaran. Anggaran adalah suatu rencana yang dinyatakan secara
kuantitatif, umumnya dalam bentuk satuan uang, untuk jangka waktu
tertentu. Periode anggaran umumnya satu tahun, atau dikenal dengan
nama Anggaran Tahunan (Annual Budget). Anggaran memuat tentang

20
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu perusahaan, yang


penyusunannya biasanya berdasarkan setiap pusat pertanggungjawaban
yang ada di dalam perusahan yang bersangkutan.

Untuk menjamin penyusunan program dan anggaran Pembinaan


Konstruksi dilakukan penyusunan format sinkronisasi sebagai upaya
meningkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian program
anggaran agar mencapai output dan outcome yang diharapkan oleh
Renstra Kementerian PUPR. Format-format ini akan menjadi bagian dari
pemantapan program anggaran TA. 2019.

A. Kegiatan Prioritas 2019 sesuai Arahan Menteri PUPR


1) Sertifikasi Asosiasi Pengembang Perumahan
2) Sertifikasi
3) Pengadaan Alat Berat
4) Operasional Komite K3, ULP dan Klinik Konstruksi
5) LPJK Baru
B. Outline Paparan Direktorat/Balai
1) Kegiatan 2019

1. 2. KEGIATAN3. MAKSUD/TUJUAN4. OUTPUT5. BIAYA

6. 7.
NSPK 8. 9. 10.

11. 12.
BIMTEK 13. 14. 15.

16. 17.
MONEV 18. 19. 20.

2) Kegiatan Prioritas 2019


KEGIATAN OUTPUT BIAYA

21. 22. 23.

24. 25. 26.

3) Kegiatan Substansi Direktorat yang Akan Dilaksanakan Balai

21
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

Ringkasan Rencana Kegiatan TA 2019


Satuan Kerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi

Paket
Kegiatan/Output/Suboutput/Ko Ketera Unit Kerja
No Pekerjaan/Sub K/S Maksud/Tujuan Produk Volume Satuan Biaya (Rp)
mponen *) ngan (Es III/Es IV)
Komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
(Contoh)
Kegiatan (2435) Penyelenggaraan Pelayanan Teknis dan Administrasi
Output (001) Layanan Dukungan Manajemen Eselon I
Sub Output (001) Layanan Perencanaan, Program dan Anggaran, dan Laporan Evaluasi Kinerja
1 (051) Penyusunan Rencana Penyusunan S Maksud: Draft Rencana 1 Dokumen Rp. Unit Eselon
Program Rencana Menyusun Rencana Strategis Pembinaan Strategis 600.000.000 III: Bagian
Strategis Konstruksi 2020-2024 yang sesuai Direktorat Perencanaan
Direktorat dengan RPJMN (2020-2024) Jenderal Bina dan evaluasi
Jenderal Bina Konstruksi Unit Eselon
Konstruksi Tujuan: IV: Sub
2020-2024 -Menyusun arah kebijakan dan sasaran Bagian
` pembinaan konstruksi 2020-2024 Perencanaan
-Menyusun Kerangka Regulasi
-Menyusun Kerangka Kelembagaan
-Menyusun Kerangka Pendanaan
-Menyusun Proses Bisnis Internal
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi 2020-
2024
-Menyusun Struktur Organisasi Direktorat
Jenderal Bina Konstruksi 2020-2024

TOTAL -
a. Kontraktual
b. Swakelola
Keterangan : *) pilihan komponen disesuaikan dengan tabel KRISNA pada lampiran IV

22
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

STRUKTUR KOLABORASI PERENCANAAN DAN INFORMASI KINERJA ANGGARAN (KRISNA)


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI TA 2019

Output Sub Output Komponen/Aktivitas


Kode Nama Kode Nama Kode Nama
(2435) PENYELENGGARAAN PELAYANAN TEKNIS DAN ADMINISTRASI
2435.001 Layanan Dukungan 001 Layanan Perencanaan, 051 Penyusunan Rencana Program
Manajemen Eselon I Program dan Anggaran, 052 Penyusunan Rencana Anggaran
dan Laporan Evaluasi 053 Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi
Kinerja
002 Layanan Mutasi Pegawai, 051 Pengelolaan Kepegawaian
Pengembangan Pegawai 052 Pelayanan Organisasi dan Tata Laksana
dan Penyelenggaraan 053 Pengembangan Kepegawaian
ORTALA
003 Layanan Akuntansi 051 Pengelolaan Keuangan
Keuangan, Pengelolaan 052 Pengelolaan Perbendaharaan
BMN, Umum Rumah 053 Pelayanan Umum
Tangga dan 054 Pelayanan Rumah Tangga
Perlengkapan 055 Pengelolaan BMN
004 Layanan Hukum, 051 Pengelolaan Data dan Informasi
Informasi dan 052 Pelayanan Hukum
Komunikasi Publik 053 Pelayanan Komunikasi Publik
2435.951 Layanan Internal 001 Layanan Internal 051 Pengadaan Kendaraan Bermotor
(Overhead) (Overhead) 052 Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
053 Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
054 Pembangunan dan Renovasi Gedung dan Bangunan
055 Pembinaan Internal

23
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

Output Sub Output Komponen/Aktivitas


Kode Nama Kode Nama Kode Nama
003 Sistem Pelaporan Secara 051 Sistem Pelaporan secara Elektronik (e-Monitoring) Satuan
Elektronik Kerja Kementerian PUPR Kategori I (Jumlah Paket : 1-10)
052 Pelaporan secara Elektronik (e-Monitoring) Satuan Kerja
Kementerian PUPR Kategori II (Jumlah Paket: 11-20)
053 Pelaporan secara Elektronik (e-Monitoring) Satuan Kerja
Kementerian PUPR Kategori III (Jumlah Paket: 21-40)
054 Pelaporan secara Elektronik (e-Monitoring) Satuan Kerja
Kementerian PUPR Kategori IV (Jumlah Paket: 41-60)
055 Pelaporan secara Elektronik (e-Monitoring) Satuan Kerja
Kementerian PUPR Kategori V (Jumlah Paket: >60)
004 Penelitian dan Reviu 060 Penelitian dan Reviu RKA-K/L
RKA-K/L
2435.994 Layanan Perkantoran 001 Tanpa Sub Output 001 Gaji dan Tunjangan
002 Operasional dan Pemeliharaan Kantor
Output Sub Output Komponen/Aktivitas
Kode Nama Kode Nama Kode Nama
(2438) PEMBINAAN INVESTASI INFRASTRUKTUR
2438.001 Layanan Pembinaan 001 Layanan Pembinaan 051 Merumuskan Kebijakan Penyiapan Investasi Infrastruktur
Investasi Infrastruktur Penyiapan Kebijakan 052 Melaksanakan Kebijakan Penyiapan Investasi Infrastruktur
dan Pasar Konstruksi Investasi Infrastruktur 053 Menyusun NSPK Penyiapan Investasi Infrastruktur
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Penyiapan Investasi
Infrastruktur
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Penyiapan Investasi
Infrastruktur
002 051 Menyusun Kebijakan Penyelenggaraan Investasi
Infrastruktur

24
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

Output Sub Output Komponen/Aktivitas


Kode Nama Kode Nama Kode Nama
052 Melaksanakan Kebijakan Penyelenggaraan Investasi
Infrastruktur
Layanan Pembinaan 053 Menyusun NSPK Penyelenggaraan Investasi Infrastruktur
Penyelenggaraan 054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Penyelenggaraan
Investasi Infrastruktur Investasi Infrastruktur
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Penyelenggaraan
Investasi Infrastruktur
003 Layanan Penyelesaian 051 Menyusun Kebijakan Penyelesaian Masalah dan Mitigasi
Masalah dan Mitigasi Resiko Investasi Infrastruktur
Resiko Investasi 052 Melaksanakan Kebijakan Penyelesaian Masalah dan
Infrastruktur Mitigasi Resiko Investasi Infrastruktur
053 Menyusun NSPK Penyelesaian Masalah dan Mitigasi
Resiko Investasi Infrastruktur
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Penyelesaian Masalah
dan Mitigasi Resiko Investasi Infrastruktur
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Penyelesaian
Masalah dan Mitigasi Resiko Investasi Infrastruktur
004 Layanan Pembinaan 051 Menyusun Kebijakan Pasar Konstruksi
Pasar Konstruksi 052 Melaksanakan Kebijakan Pasar Konstruksi
053 Menyusun NSPK Pasar Konstruksi
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Pasar Konstruksi
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Pasar Konstruksi

Output Sub Output Komponen/Aktivitas


Kode Nama Kode Nama Kode Nama
(2437) PEMBINAAN PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI

25
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

Output Sub Output Komponen/Aktivitas


Kode Nama Kode Nama Kode Nama
2437.001 Layanan Pembinaan 001 Layanan Pembinaan Sistem 051 Merumuskan Kebijakan Penyelenggaraan Konstruksi
Penyelenggaraan Penyelenggaraan Konstruksi 052 Melaksanakan Kebijakan Penyelenggaraan Konstruksi
Konstruksi 053 Menyusun NSPK Penyelenggaraan Konstruksi
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Penyelenggaraan
Konstruksi
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Penyelenggaraan
Konstruksi
002 Layanan Pembinaan Kontrak 051 Menyusun Kebijakan Kontrak Konstruksi
Konstruksi 052 Melaksanakan Kebijakan Kontrak Konstruksi
053 Menyusun NSPK Kontrak Konstruksi
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Kontrak Konstruksi
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Kontrak Konstruksi
003 Layanan Pembinaan Standar 051 Menyusun Kebijakan Manajemen Mutu
Manajemen Mutu (SMM) 052 Melaksanakan Kebijakan Manajemen Mutu
053 Menyusun NSPK Manajemen Mutu
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Manajemen Mutu
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Manajemen Mutu
004 Layanan Pembinaan Konstruksi 051 Menyusun Kebijakan Konstruksi Berkelanjutan
Berkelanjutan 052 Melaksanakan Kebijakan Konstruksi Berkelanjutan
053 Menyusun NSPK Konstruksi Berkelanjutan
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Konstruksi Berkelanjutan
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Konstruksi
Berkelanjutan
Output Sub Output Komponen/Aktivitas
Kode Nama Kode Nama Kode Nama
(2436) PEMBINAAN KELEMBAGAAN DAN SUMBER DAYA KONSTRUKSI

26
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

Output Sub Output Komponen/Aktivitas


Kode Nama Kode Nama Kode Nama
2436.001 Layanan Pembinaan 001 Layanan Pembinaan Kelembagaan Jasa 051 Merumuskan Kebijakan Kelembagaan Jasa Konstruksi
Kelembagaan dan Usaha Konstruksi 052 Melaksanakan Kebijakan Kelembagaan Jasa Konstruksi
Jasa Konstruksi 053 Menyusun NSPK Kelembagaan Jasa Konstruksi
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Kelembagaan Jasa Konstruksi
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Kelembagaan Jasa Konstruksi
002 Layanan Pembinaan Usaha Jasa 051 Merumuskan Kebijakan Usaha Jasa Konstruksi
Konstruksi 052 Melaksanakan Kebijakan Usaha Jasa Konstruksi
053 Menyusun NSPK Usaha Jasa Konstruksi
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Usaha Jasa Konstruksi
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Usaha Jasa Konstruksi
003 Layanan Pembinaan Rantai Pasok 051 Merumuskan Kebijakan Rantai Pasok Industri Konstruksi
Konstruksi 052 Melaksanakan Kebijakan Rantai Pasok Industri Konstruksi
053 Menyusun NSPK Rantai Pasok Industri Konstruksi
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Rantai Pasok Industri Konstruksi
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Rantai Pasok Industri Konstruksi
004 Layanan Pembinaan Penggunaan 051 Merumuskan Kebijakan Penggunaan Produksi Dalam Negeri
Produksi Dalam Negeri 052 Melaksanakan Kebijakan Penggunaan Produksi Dalam Negeri
053 Menyusun NSPK Penggunaan Produksi Dalam Negeri
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Penggunaan Produksi Dalam Negeri
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Penggunaan Produksi Dalam
Negeri
2436.002 Layanan Pembinaan Rantai 001 Layanan Pembinaan Kelembagaan 051 Merumuskan Kebijakan Kelembagaan Penyedia Produk Unggulan
Pasok dan Produksi Produk Produk Unggulan 052 Melaksanakan Kebijakan Kelembagaan Penyedia Produk Unggulan
Unggulan 053 Menyusun NSPK Kelembagaan Penyedia Produk Unggulan
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Kelembagaan Penyedia Produk
Unggulan
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Kelembagaan Penyedia Produk
Unggulan
002 Layanan Pembinaan Penyedia Produk 051 Merumuskan Kebijakan Pembinaan Penyedia Produk Unggulan
Unggulan 052 Melaksanakan Kebijakan Pembinaan Penyedia Produk Unggulan
053 Menyusun NSPK Pembinaan Penyedia Produk Unggulan

27
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

Output Sub Output Komponen/Aktivitas


Kode Nama Kode Nama Kode Nama
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Pembinaan Penyedia Produk
Unggulan
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Pembinaan Penyedia Produk
Unggulan
003 Layanan Pembinaan Rantai Pasok dan 051 Merumuskan Kebijakan Rantai Pasok dan Produksi Produk Unggulan
Produksi Produk Unggulan 052 Melaksanakan Kebijakan Rantai Pasok dan Produksi Produk Unggulan
053 Menyusun NSPK Rantai Pasok dan Produksi Produk Unggulan
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Rantai Pasok dan Produksi Produk
Unggulan
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Rantai Pasok dan Produksi Produk
Unggulan
004 Layanan Pembinaan Penggunaan 051 Merumuskan Kebijakan Penggunaan Teknologi Produk Unggulan
Teknologi Produk Unggulan 052 Melaksanakan Kebijakan Penggunaan Teknologi Produk Unggulan
053 Menyusun NSPK Penggunaan Teknologi Produk Unggulan
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Penggunaan Teknologi Produk
Unggulan
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Penggunaan Teknologi Produk
Unggulan
Output Sub Output Komponen/Aktivitas
Kode Nama Kode Nama Kode Nama
(2439) PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PRODUKTIVITAS KONSTRUKSI
2439.001 Layanan Pembinaan 001 Layanan Pembinaan Standar dan Materi 051 Merumuskan Kebijakan Standar dan Materi Kompetensi
Kompetensi dan Kompetensi 052 Melaksanakan Kebijakan Standar dan Materi Kompetensi
Produktivitas Konstruksi 053 Menyusun NSPK Standar dan Materi Kompetensi
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Standar dan Materi Kompetensi
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Standar dan Materi Kompetensi
002 Layanan Pembinaan Penerapan 051 Merumuskan Kebijakan Penerapan Kompetensi
Kompetensi 052 Melaksanakan Kebijakan Penerapan Kompetensi
053 Menyusun NSPK Penerapan Kompetensi
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Penerapan Kompetensi

28
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

Output Sub Output Komponen/Aktivitas


Kode Nama Kode Nama Kode Nama
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Penerapan Kompetensi
003 Layanan Pembinaan Pengembangan 051 Merumuskan Kebijakan Pengembangan Profesi Jasa Konstruksi
Profesi Jasa Konstruksi 052 Melaksanakan Kebijakan Pengembangan Profesi Jasa Konstruksi
053 Menyusun NSPK Pengembangan Profesi Jasa Konstruksi
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Pengembangan Profesi Jasa
Konstruksi
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Pengembangan Profesi Jasa
Konstruksi
004 Layanan Pembinaan Produktivitas 051 Merumuskan Kebijakan Produktivitas Konstruksi
Konstruksi 052 Melaksanakan Kebijakan Produktivitas Konstruksi
053 Menyusun NSPK Produktivitas Konstruksi
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Produktivitas Konstruksi
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Produktivitas Konstruksi
Output Sub Output Komponen/Aktivitas
Kode Nama Kode Nama Kode Nama
(5590) KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN
5590.001 Layanan Kerja Sama 001 Kerja Sama Pembinaan Konstruksi 051 Merumuskan Kebijakan Kerja Sama Pembinaan Konstruksi
Lembaga Pemerintah dan
Masyarakat serta 052 Melaksanakan Kebijakan Kerja Sama Pembinaan Konstruksi
Pemberdayaan Jasa 053 Menyusun NSPK Kapasitas Kerja Sama Pembinaan Konstruksi
Konstruksi
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Kerja Sama Pembinaan Konstruksi
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Kerja Sama Pembinaan
Konstruksi
002 Pemberdayaan Jasa Konstruksi 051 Merumuskan Kebijakan Pemberdayaan Jasa Konstruksi
052 Melaksanakan Kebijakan Pemberdayaan Jasa Konstruksi
053 Menyusun NSPK Pemberdayaan Jasa Konstruksi
054 Melaksanakan Bimtek dan Supervisi Pemberdayaan Jasa Konstruksi
055 Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Pemberdayaan Jasa Konstruksi

29
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

Output Sub Output Komponen/Aktivitas


Kode Nama Kode Nama Kode Nama
5590.002 Fasilitasi Pemberdayaan 003 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga 051 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di Banda Aceh
Jasa Konstruksi Kerja Konstruksi di Banda Aceh
004 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga 051 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di Palembang
Kerja Konstruksi di Palembang
005 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga 051 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di Jakarta
Kerja Konstruksi di Jakarta
006 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga 051 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di Surabaya
Kerja Konstruksi di Surabaya
007 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga 051 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di Banjarmasin
Kerja Konstruksi di Banjarmasin
008 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga 051 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di Makassar
Kerja Konstruksi di Makassar
009 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga 051 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di Jayapura
Kerja Konstruksi di Jayapura
010 Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di 051 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di Banda Aceh
Banda Aceh
011 Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di 051 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di Palembang
Palembang
012 Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di 051 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di Jakarta
Jakarta
013 Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di 051 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di Surabaya
Surabaya
014 Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di 051 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di Banjarmasin
Banjarmasin
015 Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di 051 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di Makassar
Makassar
016 Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di 051 Pelatihan dan Uji Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di Jayapura
Jayapura
017 Pemberdayaan Jasa Konstruksi Lainnya 051 Pemberdayaan

30
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

3.2. REVIEW PEDOMAN PERENCANAAN

Review berasal dari bahasa inggris yang artinya ulasan. Ulasan


dalam bahasa indonesia adalah kupasan, tafsiran dan komentar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa review adalah mengulas sesuatu baik
mengupas kekurangan dan keunggulan, menafsir sesuatu serta
memberikan komentar terhadap sesuatu secara objektif. Mereview bisa
dilakukan pada produk tertentu. Pada umumnya produk yang direview
adalah produk baru. Produk yang ingin dikenalkan pada masyarakat
umum. Produk yang memiliki keunggulan dan sedikit kekurangan.
Jenis-jenis produk yang direview bermacam-macam. Produk yang bisa
direview seperti makanan, pakaian, teknologi, andorid, sofware, aplikasi,
dan lain-lain. Pada blog ini akan melakukan review pada berbagai macam
produk dengan berbagai langkah review yang baik dan benar.

Melakukan review terhadap suatu produk tentu harus memiliki


alasan terlebih dahulu. Alasan objektif review yang bisa diterima
pengguna produk. Seorang yang mereview harus menuliskan sedikit
alasan, lebih baik memaparkan secara jelas alasan tersebut. Selain
alasan yang dijelaskan di awal, reviewer suatu produk memiliki langkah
tahapan yang menjadi acuan. Paling utama, yaitu reviewer harus memiliki
atau pernah melihat, memegang, dan mencoba produk yang akan di
review. Setelah itu, reviewers menelisik untuk mencari keunggulan dan
kelemahan dari produk tersebut dengan Langkah Tahapan Review Suatu
Produk berikut.

• Review Tampilan Fisik

Pengguna terkadang tergoda dengan tampilan. Tampilan menarik dan


elegan membuat mata yang memandang menjadi ingin memiliki.
Tampilan produk juga menarik perhatian orang sebelum
menggunakan produk tertentu.

• Review Kenyamanan Pengguna

Sebagai pengguna, harus mencoba produk tersebut, apakah produk


tersebut nyaman digunakan atau sebaliknya. Produk yang nyaman
digunakan membuat orang rasa aman dan tenang. Tidak merasa risih
atau menjadi suatu ketakutan saat menggunakan produk tertentu.
Kalau sudah nyaman, pengguna malas untuk beralih ke produk merk
lain.

31
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

• Review Fitur atau isi

Fitur atau menu yang ditawarkan produk tersebut apa saja. Apakah
ada fitur tambahan yang membuat kita memilih produk tersebut. Fitur
ini akan menjadi nilai lebih jika dibandingkan dengan produk lain.
Tentu akan menjadi keunggulan produk tersebut.

• Review Keberfungsian

Setelah langkah 1-3 kita lakukan secara teliti, detail, dan saksama,
kita harus mencoba fungsi dari produk tertentu. Untuk mengetahui
keberfungsian suatu produk bisa dilakukan secara cepat dan lama.
Ada produk yang dapat kita simpulkan fungsinya dengan waktu yang
lama karena keterkaitan dengan kegiatan sehari-hari. Biasanya jika
mereview produk yang digunakan dalam aktivitas sehari-hari, penulis
review harus menggunakan produk tersebut selama satu minggu.

Setelah menelisik produk tersebut dari awal hingga akhir yang


mencakup tampilan hingga fungsi, penulis mulai menuliskan review.
Produk yang di review digunakan untuk kegiatan sehari-hari minimal satu
minggu. Setelah pemakaian selama satu minggu, penulis akan
menemukan keunggulan dan kelemahan dari produk tersebut.

Dalam melakukan review pedoman perencanaan yang telah


disusun diperlukan pertanyaan-pertanyaan mendasar yang digunakan
sebagai penilaian efektifitas pelaksanaannha. Dalam menyusun program
apakah pernah melakukan pengecekaan ulang terhadap kebutuhan nyata
stakeholder? bagaimana relevansi program yang disusun, sejauhmana
efektifitas program dan efisiensi pelaksanaannya ?

Pelaksanaan review dilakukan untuk mengamati dengan sudut


pandang yang berbeda terhadap pelaksanaan rencana program
pembangunan; mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan
yang muncul untuk diambil tindakan antisipatif, berupa koreksi atas
penyimpangan kegiatan; akselerasi atas keterlambatan pelaksanaan
kegiatan; dan klarifikasi atas ketidakjelasan pelaksanaan rencana.
Review yang bersifat ex-ante, on going dan ex post dilakukan untuk
mengetahui dengan pasti tingkat pencapaian hasil, kemajuan dan
kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana pembangunan untuk
selanjutnya dijadikan masukan untuk perbaikan pelaksanaan rencana
program selanjutnya.

32
SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT DAN DAERAH

BAB 4
KESIMPULAN DAN
1 SARAN

4.1. KESIMPULAN

Penyusunan Renja K/L Kementerian PUPR TA. 2019 telah sesuai


dengan kebijakan pemograman dan pengangggaran nasional yang
ditetapkan oleh Bappenas maupun Kementerian Keuangan. Selama
proses tersebut terdapat berbagai kesepakatan – kesepakatan yang
memberikan keleluasaan terhadap pemenuhan kebutuhan alokasi
kegiatan Kementerian PUPR dengan Kebijakan Nasional baik dalam
bentuk amanah undang-undang maupun direktif Presiden. Namun jika
melihat kebutuhan pembangunan infrastruktur nasional yang diperoleh
dari hasil Konsultasi Regional yang dilaksanakan Kementerian PUPR,
belum semua rencana dapat diakomodir dalam Renja K/L tahun 2019.
Oleh karena itu kedepannya, Renja K/L juga harus mencerminkan hasil
Konreg yang diusulkan oleh daerah sesuai dengan kebutuhannya terlepas
dari prioritas nasional ataupun bukan prioritas nasional.

4.2. SARAN

Guna mendukung pelaksanaan kegiatan koordinasi penyusunan


RKA Kementerian PUPR tahun 2019 diperlukan suatu pemahaman yang
jelas atas siklus penyusunan program dan anggaran. Sehingga detail dari
setiap proses dapat dilakukan secara baik. Kemampuan berkerjasama
dan berkoordinasi sangat diperlukan untuk menjembatani komunikasi
lintas sektor dan bidang sehingga kendala komunikasi dapat
diminimalikan.

33

Anda mungkin juga menyukai