Folio Kepimpinan Tokoh Dunia
Folio Kepimpinan Tokoh Dunia
Nelson Mandela tinggal di asrama Wesley House, berteman dengan Oliver Tambo
dan sesama anggota sukunya, K.D. Matanzima. Ia mengambil kelas tari ballroom,
dan terlibat dalam pementasan drama tentang Abraham Lincoln. Sebagai anggota
Students Christian Association, ia memimpin kelas Injil untuk masyarakat setempat
dan menjadi pendukung Britania Raya ketika Perang Dunia Kedua pecah.
Namun di akhir tahun pertamanya ia terlibat aksi boikot SRC (Students'
Representative Council) terhadap kualitas makanan, sehingga ia dihukum
sementara dari universitas, ia meninggalkan kuliahnya tanpa gelar. Nelson Mandela
kemudian pindah ke Johannesburg dan melanjutkan studinya di University of the
Witswatersrand untuk mengambil hukum. Beliau kemudian melanjutkan lagi
pelajaran di University of South Africa.
Kegiatan Politik
Sebelumnya Nelson Mandela tidak menganggap Britania yang waktu itu
menduduki Afrika Selatan sebagai Kolonialis, namun setelah ia melihat sendiri
bagaimana perlakuan kulit putih terhadap kulit hitam yang terkenal dengan gerakan
apartheid, ia akhirnya tersadar dan menggabungkan diri dengan ANC (African
National Congress) yaitu suatu organisasi yang memperjuangkan kemerdekaan
Afrika Selatan.
Setelah bergabung dengan ANC (African National Congress), Nelson Mandela
semakin dipengaruhi Sisulu dan menghabiskan waktunya bersama aktivis lain di
rumah Sisulu di Orlando, termasuk teman lamanya Oliver Tambo. Pada tahun 1943,
ia bertemu dengan Anton Lembede, seorang nasionalis Afrika yang sangat
menentang front ras bersatu terhadap kolonialisme dan imperialisme atau aliansi
dengan kaum komunis.
Meski berteman dengan orang non-kulit hitam dan komunis, Nelson Mandela
mendukung pandangan Lembede, percaya bahwa orang Afrika kulit hitam harus
terbebas sepenuhnya dalam perjuangan mendapatkan penentuan nasib sendiri
secara politik.
Di rumah Sisulu, Mandela bertemu dengan Evelyn Mase, seorang aktivis ANC dan
perawat dari Engcobo, Transkei. Mereka berdua menikah pada tanggal 5 Oktober
1944. Anak pertama mereka, Madiba "Thembi" Thembekile, lahir bulan Februari
1946, sementara seorang putri bernama Makaziwe lahir tahun 1947 namun
meninggal 9 bulan kemudian akibat penyakit meningitis.
Pada rapat umum Durban, Nelson Mandela menyampaikan pidato di hadapan
10.000 orang, memulai protes kampanye, karena itu ia ditangkap dan ditahan
sementara di penjara Marshall Square. Seiring berlanjutnya protes, anggota ANC
menaik dari 20.000 menjadi 100.000, pemerintah menanggapi dengan penangkapan
massal dan memperkenalkan Undang-Undang Keselamatan Umum 1953 supaya
bisa menerapkan darurat militer.
Pada bulan Mei, pihak berwenang melarang Presiden ANU Transvaal J. B. Marks
tampil di hadapan publik, karena gagal mempertahankan posisinya, ia menyarankan
agar Nelson Mandela menggantikan posisinya. Meski kelompok ultra-Afrikanis
Bafabegiya menentang pencalonannya, Mandela tetap terpilih sebagai presiden
regional pada bulan Oktober.
Nelson Mandela berulang kali ditahan karena melakukan aktivitas menghasut dan
diadili di Pengadilan Pengkhianatan pada tahun 1956 sampai 1961, namun akhirnya
divonis tidak bersalah. Meski awalnya berunjuk rasa tanpa kekerasan. Pada tahun
1961, ia dan Partai Komunis Afrikas Selatan mendirikan militan Umkhonto we
Sizwe.
Pada tahun 1962, Nelson Mandela ditahan dan dipenjara Marshall Square
Johannesburg Fort, karena dituduh menghasut mogok buruh dan ke luar tanegeri
tanpa izin. Dua bulan kemudian ia divonis 5 tahun penjara. Mandela berserta
kelompok aktivisnya dijatuhi hukuman seumur hidup pada 12 Juni 1964.
Nelson Mandela menjalani masa kurungan pertama di Pulau Robben, kemudian di
Penjara Pollsmoor dan Penjara Victor Verster. Kampanye internasional yang
menuntut pembebasannya membuat Mandela dibebaskan tahun 1990. Setelah
menjadi Presiden ANC, Mandela menerbitkan otobiografi dan bernegosiasi dengan
Presiden F.W. de Klerk untuk menghapuskan apartheid dan melaksanakan pemilu
multiras tahun 1994.
Akhir Apartheid
Nelson Mandela bertemu banyak pendukung dan politikus di Zambia, Zimbabwe,
Namibia, Libya, dan Aljazair, kemudian ke Swedia untuk reuni dengan Tambo, lalu
London, tempat ia tampil di konser Nelson Mandela: An International Tribute for a
Free South Africa di Wembley Stadium.
Ketika mendorong negara-negara asing untuk mendukung sanksi terhadap
pemerintah apartheid, di Perancis ia disambut Presiden François Mitterrand, di Kota
Vatikan ia disambut Paus Yohanes Paulus II, dan di Inggris ia bertemu Margaret
Thatcher. Di Amerika Serikat, ia bertemu Presiden George H.W. Bush, berpidato di
Kongres, dan berkunjung ke delapan kota; ia populer di kalangan masyarakat Afrika-
Amerika. Di Kuba, ia bertemu Presiden Fidel Castro yang sudah lama digemarinya,
keduanya bersahabat. Di Asia ia bertemu Presiden R. Venkataraman di India,
Presiden Suharto di Indonesia dan Perdana Menteri Mahathir Mohamad di Malaysia,
sebelum mengunjungi Australia dan Jepang.
Pada Mei 1990, Nelson Mandela memimpin delegasi multirasial ANC dalam
negosiasi pendahuluan dengan delegasi 11 pria Afrikaner pemerintah. Mandela
membuat mereka terkesan dengan diskusinya seputar sejarah Afrikaner, dan
negosiasi ini berujung pada Groot Schuur Minute, yaitu pemeirntah mencabut
keadaan darurat.
Pada konferensi nasional ANC Juli 1991 di Durban, Nelson Mandela mengakui
kekurangan yang dimiliki oleh partai ini mengumumkan rencananya untuk
membangun "satuan tugas yang kuat dan kokoh" agar memperoleh kekuasaan
mayoritas. Di konferensi tersebut, ia diangkat sebagai Presiden ANC, menggantikan
Tambo yang sakit, dan eksekutif nasional multigender dan multiras dipilih bersama-
sama. Ia diberikan kantor di markas ANC yang baru dibeli di Shell House,
Johannesburg pusat.