A. DATA PASIEN
B. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri telinga.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien laki – laki berusia 53 tahun datang ke Poli Indera Puskesmas Temanggung dengan
keluhan nyeri telinga, keluar cairan putih dari telinga kanan yang disertai dengan demam sejak
3hari yang lalu. Pasien mengatakan nyeri bertambah saat bergerak, nyeri dirasakan seperti
diremas-remas, nyeri telinga secara terus menerus. Pasien mengatakan mempunyai kebiasaan
membersihkan telinga menggunakan cotton bud , ketika sakit pasien hanya memberikan tetes
telinga. Keluarga pasien mengatakan harus bebicara dengan nada tinggi pada klien, karena klien
kadang tidak nyambung bila diajak berbicara dengan suara yang rendah.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Keluhan Serupa
Pasien mengatakan memiliki riwayat batuk dan pilek yang sering berulang sejak 7 hari yang lalu.
Riwayat alergi disangkal.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang mengalami sakit serupa
5. Riwayat Personal Sosial
d.
6. Pola Aktivitas
• Sebelum sakit pasien mengatakan aktivitasnya dilakukan sendiri.
• Selama sakit pasien mengatakan aktivitasnya dibantu oleh keluarga (seperti: seka, dibantu jalan
ke KM untuk BAK, BAB).
e. Pola Istirahat
• Sebelum sakit pasien mengatakan pola istirahatnya teratur (sekitar jam 21.00 sudah tidur), dan
tidurnya nyenyak jika di rumah (lamanya tidur 7-8 jam).
• Selama sakit pasien mengatakan sulit tidur (lamanya tidur sekitar 5-6 jam) karena telinganya
C. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TD : 120/80mmHg
d. N : 110x/menit
e. RR : 20x/menit
f. S : 38,2ºC
g. BB : 52 kg
h. TB : 150 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : tidak ada benjolan
b. Muka : simetris
c. Mata : konjungtiva ananemis, sclera anikterik, pupil mengecil saat ada cahaya dan melebar saat tidak
ada cahaya
d. Hidung : bersih tidak ada kotoran
e. Mulut : mukosa bibir lembab, tidak ada karies gigi
f. Telinga : ada cairan berwarna putih kental, ada nyeri tekan, bentuk simetris, terdapat perforasi pada
membrane timpani telinga kanan, tes rinne (-), tes weber: lateralisasi kekanan, dan pada tes bisik, pasien
tidak dapat mendengarkan suara berfrekuensi rendah.
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada benjolan.
h. Dada : Paru: I (simetris), Pa(tidak ada nyeri tekan), Pe(normal), A(vesikuler), Jantung: tidak ada
pembesaran
i. Abdomen : I( simetris), A(bising usus 12x/menit), Pa(tidak ada nyeri tekan), Pe: timpani
j. Ekstermitas : tidak ada kelemahan di ekstermitas
k. Kulit : tampak sawo matang
l. Genealia : tidak terpasang kateter
3. Pemeriksaan
Tes Rine : - (negative)
Tes Weber : lateralisasi ke kanan
Spesimen cairan : berwarna putih kental
4. Terapi
Amoxcicillin (antibiotik)
Asam mefenamat (analgetik)
Methylprednisolon (antiradang)
D. ANALISA DATA
DS:
-Pasien mengatakan nyeri telinga
-nyeri bertambah saat bergerak
-nyeri dirasakan seperti diremas-remas
-nyeri pada telinga kanan
-nyeri terus menerus
-pasien mengatakan demam dan keluar cairan berwarna putih kental.
DO:
• serumen kental
• terdapat perforasi pada membrane timpani telinga kanan,
• tes rinne (-),
• tes weber : lateralisasi kekanan, dan pada tes bisik, pasien tidak dapat mendengarkan suara berfrekuensi
rendah.
• Tensi: 120/80mmHg,
N: 110x/menit,
RR: 20x/menit,
S: 39ºC. Nyeri akut Proses peradangan pada telinga
DS:
• Keluarga pasien mengatakan harus bebicara dengan nada tinggi pada klien, karena klien kadang tidak
nyambung bila diajak berbicara dengan suara yang rendah.
DO:
• serumen kental
• terdapat perforasi pada membrane timpani telinga kanan,
• tes rinne (-),
• tes weber : lateralisasi kekanan, dan pada tes bisik, pasien tidak dapat mendengarkan suara berfrekuensi
rendah. Perubahan sensori / persepsi Auditorius Gangguan penghantaran bunyi pada organ pendengaran.
DS:
• Pasien mengatakan cemas jika harus dilakukan operasi telinga.
• Pasien mengatakan tidak paham tentang operasi telinga.
DO: pasien tampak bingung dan gelisah
Ancietas Prosedur pembedahan; miringoplasty / mastoidektomi.
DS:
• Pasien mengatakan mempunyai kebiasaan membersihkan telinga menggunakan peniti setiap hari, ketika
sakit pasien hanya memberikan tetes telinga
• dua hari terakhir tiba-tiba keluar cairan bening dari telinga kiri dengan konsistensi kenyal dan tidak bau.
DO: keluar cairan berwarna putih kental ditelinga. Resiko tinggi infeksi
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapakan nyeri berkurang dengan
kriteria hasil:
• Mampu mengontrol nyeri
• Nyeri turun sampai skala ringan 1-3
• Pasien tenang, tidak mengalami gangguan tidur
• Tanda vital dalam rentang normal
• Beri posisi nyaman ; dengan posisi nyaman dapat mengurangi nyeri.
• Kompres panas di telinga bagian luar ; untuk mengurangi nyeri.
• Kompres dingin ; untuk mengurangi tekanan telinga (edema)
• Ajarkan teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri
• Anjurkan pasien untuk tidak batuk
• Anjurkan pasien untuk tidak menyedot flu
• Anjurkan pasien untuk tidak melakukan kebiasaan buruk seperti memebersihkan telinga dengan
peniti.
• Anjurkan pasien untuk tidak menekan-nekan bagian telinga
• Kolaborasi pemberian analgetik, dan antibiotik, antiradang
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam diharapkan tidak terjadi infeksi yang meluas dengan
criteria hasil:
• Radang telinga hilang
• Tidak ada udema
• Mengetaahui ttg resiko
• Memonitor factor resiko dari lingkungan • Observasi tanda-tanda perluasan infeksi, mastoiditis, vertigo;
untuk mengantisipasi perluasan lebih lanjut.
• Jaga kebersihan pada daerah liang telinga; untuk mengurangi pertumbuhan mikroorganisme
• Hindari mengeluarkan ingus dengan paksa/terlalu keras (sisi); untuk menghindari transfer organisme
dari tuba eustacius ke telinga tengah.
• Lakukan irigasi telinga
• Berikan obat tetes telinga
• Batasi pengunjung bila perlu
• Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
• Kolaborasi pemberian antibiotik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan pasien tidak cemas untuk melakukan
pembedahan dengan criteria hasil:
• Menyingkirkan tanda kecemasan
• Menggunakan strategi koping efektif
• Mampu menggunakan teknik relaksasi
• Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
• Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
• Observasi tingkat kecemasan klien dan anjurkan klien untuk mengungkapkan kecemasan serta
keprihatinannya mengenai pembedahan.
• Informasi mengenai pembedahan dan lingkungan ruang operasi penting untuk diketahui klien sebelum
pembedahan
• Mendiskusikan harapan pasca operatif dapat membantu mengurangi ansietas mengenai hal-hal yang
tidak diketahui klien.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien mengetahui penyakitnya dan
cara pengobatanya dengan criteria hasil:
• Pasien mengerti sakitnya
• Pasien paham cara pengobatanya • Ajarkan klien membersihkan telinga yang benar dan bersih serta
menggunakan antibiotik secara kontinyu sesuai aturan
• Beritahu komplikasi yang mungkin timbul dan bagaimana cara melaporkannya
• Tekankan hal-hal yang penting yang perlu ditindak lanjuti / evaluasi pendengaran
• Ajarkan pasien untuk tidak menekan telinga
• Ajarkan pasien untuk tidak membersihkan dengan alat2 yang kotor
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Kompres panas
• Kompres dingin
• Mengajarkan teknik nafas dalam
• memberian analgetik, dan antibiotik
• Nyeri sdikit berkurang
• Tekanan sedikit berkurang, pasien tampak menahan tekanan (meringis)
• Pasien melakukan nafas dalam saat nyeri
• Pasien minum obat, tampak lebih baik
Mengurangi kegaduhan
• Memandang klien ketika sedang berbicara
• Berbicara jelas dan tegas pada klien tanpa perlu berteriak
• Memberikan pencahayaan yang memadai bila klien bergantung pada gerak bibir
• Memberikan alat bantu pendengaran • Pasien jadi tampak tenang
• Pasien belum mengerti dengan jelas pembicaraan
• Cahaya cukup terang
• Pasien tidak mau menggunakan alat bantu pendengaran karena tidak nyaman
Menjaga kebersihan pada daerah liang telinga; untuk mengurangi pertumbuhan mikroorganisme
• Melakukan irigasi telinga
• Memberikan obat tetes telinga
• Membatasi pengunjung bila perlu
• Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
• Memberian antibiotik • Pasien memegang-megang telinga ketika tangan kotor
• Pasien menjadi sedikit nyaman
• Pasien nyaman
• Pengunjung hanya sedikit yang boleh masuk ruangan
• Pasien paham tehnik cuci tangan
• Antibiotik masuk
Ajarkan klien membersihkan telinga yang benar dan bersih serta menggunakan antibiotik secara kontinyu
sesuai aturan
• Beritahu komplikasi yang mungkin timbul dan bagaimana cara melaporkannya
• Ajarkan pasien untuk tidak menekan telinga
• Ajarkan pasien untuk tidak membersihkan dengan alat2 yang kotor • Pasien kooperatif
• Pasien masih tampak bingung komplikasi yang mungkin timbul
• Pasien kadang menekan saat sakit
• Pasien kooperatif
G. EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
Ari, Elizabeth. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pendengaran dan
Wicara. Editor : Dr. Ratna Anggraeni., Sp THT-KL., M.Kes. STIKes Santo Borromeus. Bandung.
Brunner & Sudath . 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Buku II Edisi 9, Alih Bahasa: Agung Waluyo
dkk. EGC. Jakarta.
Donna L. Wong, L.F. Whaley, Nursing Care of Infants and Children, Mosby Year Book.
Efiaty Arsyad, S, Nurbaiti Iskandar, Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan, Edisi III,
FKUI,1997.
Mansjoer. 2001. Keperawatan Medikal Bedah II: Otitis Media. Jakarta