Anda di halaman 1dari 3

HARI KANKER SEDUNIA

Setiap tanggal 4 Februari, kita memperingati Hari Kanker Sedunia. Terdapat


kurang lebih 100 jenis kanker didunia yang dikategorikan sebagai pertumbuhan sel
yang tidak normal. Selain jenis nya yang beragam, penyebab kanker juga berbeda
beda tiap individu.WHO (World Health Organization) mengumumkan lima jenis
kanker yang menempati urutan pertama dalam hal jumlah korban jiwa yaitu kanker
paru dengan 1,4 juta kematian setiap tahunnya, kanker perut dengan angka
kematian 740.000 setiap tahunnya, kanker hati dengan 700.000 kematian per tahun,
kanker kolorektel dengan kematian 610.000 orang setiap tahunnya dan kanker
payudara dengan angka kematian sebesar 460.000 orang setiap tahunnya (Rasjidi,
2009).

Namun dikesempatan kali ini akan dibahas mengenai kanker serviks atau
kanker mulut rahim. Kanker serviks merupakan penyakit yang ditandai dengan
tumbuhnya sel sel abnormal pada jaringan serviks, sementara serviks sendiri adalah
bagian ujung depan rahim yang menjulur ke vagina. Di indonesia diperkirakan
terdapat 40.000 kasus baru kanker serviks setiap tahunnya. Menurut data kanker
berbasis patologi di 13 pusat laboratorium patologi, kanker serviks merupakan
penyakit kanker yang memiliki jumlah penderita terbanyak di Indonesia, yaitu lebih
kurang 36%. Keterlambatan diagnosis pada stadium lanjut, keadaan umum yang
lemah, status sosial ekonomi yang rendah, keterbatasan sumber daya, keterbatasan
sarana dan prasarana, jenis histopatologi, dan derajat pendidikan ikut serta dalam
menentukan prognosis dari penderita (Rasjidi, 2009).

Sebanyak 76% kasus kanker serviks tidak menimbulkan gejala sama sekali.
Namun jika sudah terjadi kanker akan timbul gejala yang sesuai dengan
penyakitnya. Gejala yang timbul dapat berupa perdarahan pasca-sanggama atau
dapatjuga terjadi perdarahan di luar masa haid dan pasca menopause. Jika
tumornya besar, dapat terjadi infeksi dan menimbulkan cairan (duh) berbau yang
mengalir keluar dari vagina. Bila penyakitnya sudah lanjut, akan timbul nyeri
panggul, gejala yang berkaitan dengan kandung kemih dan usus besar

Perjalanan penyakit karsinoma serviks merupakan salah satu model


karsinogenesis yang melalui tahapan atau multistep, dimulai dari karsinogenesis
awal sampai terjadinya perubahan morfologi hingga menjadi kanker invasif. Studi-
studi epidemiologi menunjukkan lebih dari 90% kanker serviks dihubungkan
dengan jenis human papiloma virus (HPV). Beberapa bukti menunjukkan kanker
dengan HPV negatif ditemukan pada wanita yang lebih tua dan dikaitkan dengan
prognosis yang buruk. HPV merupakan faktor inisiator kanker serviks. Onkoprotein
E6 dan E7 yang berasal dari HPV merupakan penyebab terjadinya degenerasi
keganasan. Onkoprotein E6 akan mengikat p53 sehingga TSG (Tumor Supressor
Gene) p53 akan kehilangan fungsinya. Sedangkan onkoprotein E7 akan mengikat
TSG Rb, ikatan ini menyebabkan terlepasnya E2F yang merupakan faktor
transkripsi sehingga siklus sel berjalan tanpa kontrol (Rasjidi, 2009).

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker


serviks. Pertama adalah usia, saat ini telah diketahui di beberapa negara bahwa
puncak insidensi lesi prakanker serviks terjadi pada kelompok usia 30-39 tahun,
sedangkan kejadian kanker serviks terjadi pada usia di atas 60 tahun. Kedua
adalah hubungan seksual pada usia dini dan partner seksual. wanita dengan
partner seksual yang banyak dan wanita yang memulai hubungan seksual pada usia
muda akan meningkatkan risiko terkena kanker serviks. Karena sel kolumnar
serviks lebih peka terhadap metaplasia selama usia dewasa maka wanita yang
berhubungan seksual sebelum usia 18 tahun akan berisiko terkena kanker serviks
lima kali lipat. Keduanya, baik usia saat pertama berhubungan maupun jumlah
partner seksual, adalah faktor risiko kuat untuk terjadinya kanker serviks. Ketiga
adalah Human Papilloma Virus (HPV), terdapat sejumlah bukti yang menunjukkan
bahwa Human Papilloma Virus (HPV) sebagai penyebab neoplasia servikal.
Karsinogenesis pada kanker serviks sudah dimulai sejak seseorang terinfeksi HPV
yang merupakan faktor inisiator dari kanker serviks yang menyebabkan terjadinya
gangguan sel serviks. Faktor resiko dan pemicu munculnya kanker serviks yang
lain adalah perokok, pemakaian kontrasepsi oral, diet, latar belakang sosial dan
pekerjaan (Suwiyoga, 2003).

Kanker serviks sebenarnya dapat diobat lebih awal jika rutin melakukan
pengecekan atau skrining seperti tes pap smear dan tes IVA (Inspeksi Visual Asam
asetat) yang idealnya sekali setiap tiga tahun. Namun alangkah lebih baiknya setiap
individu untuk mencegah faktor faktor pencetus kanker serviks. Pencegahan primer
terhadap kanker serviks adalah dengan menunda aktivitas seksual sampai dengan
umur 20 tahun, penggunaan kontrasepsi barier semisal kondom dan spermisida,
terakhir adalah melakukan vaksinasi HPV karena dapat menurunkan resiko terkena
HPV sekitar 90% (Suwiyoga, 2003).

Dari penjelasan diatas diharapkan kita memahami mengenai seluk beluk


kanker serviks dan mengerti bahaya serta tau cara mencegahnya. Bersamaan
dengan adanya peringatan “Hari Kanker Sedunia” pada tanggal 4 Februari
diharapkan tercapainya sinergitas antara pemerintah, masyarakat dan pemangku
kebijakan yang terkait agar dapat semakin mengerti dan peduli terhadap ancaman
yang ada dibalik penyakit kanker.

Sumber:

Rasjidi, I., 2009. Epidemiologi Kanker Serviks. Indonesia Journal of Cancer 3.

Suwiyoga, I.K., 2003. Penanganan Nyeri Pada Kanker Stadium Lanjut. Jurnal Studi
Jender SRIKANDI 3.

http://files.indowebster.com/download/video/_mini_540p_good_doctor_e05_sodi
hd

Anda mungkin juga menyukai