PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang padat, dan termasuk ke
dalam salah satu jumlah penduduk tertinggi. Dalam era modernisasi ini sudah banyak
kemajuan dalam pembangunan negara kita ini. Begitu juga dengan berbagai macam
keragaman suku, ras dan agama, yang ada di Indonesia. karena mengenai kekerasan dan
diskriminasi antar umat beragama di Indonesia, yang telah ramai di bicarakan di berbagai
daerah dinegara ini bahkan di luar negeri. Karena agama adalah suatu pengajaran yang dapat
membuat sikap dan prilaku kita manusia dapat berubah lebih baik dan berjalan menapaki
jalan hidup mengikuti perintah dari yang kuasa atau yang kita yakini masing-masing. Ini
membuat timbulnya keanakaragaman agama didunia ini, tetapi dari setiap ajaran-ajaran yang
diperintahkan memiliki perbedaan yang sangat terlihat, karena seperti kita ketahui ada
beberapa agama yang di yakini oleh tiap-tiap orang di Indonesia, yaitu; Islam, Kristen Hindu,
aliran inilah yang menimbulkan pro dan kontra bagi kita manusia. Timbulnya pro dan kontra
tak lepas dari pengajaran dari orang-orang yang dianggap sangat pintar atau orang-orang
yang dianggap suci dalam aliran-aliran tersebut. Karena berbedanya ajaran-ajaran, larangan-
larangan, dan perintah-perintah dari berbagai macam agama itu, membuat pengikut dari
agama-agama yang ada saling berdebat untuk membuktikan mana yang benar dan mana yang
nyata. terbukti dihidup kita hal ini menimbulkan kesalahpahaman antar umat beragama,
karena timbul diskriminasi yang mengakibatkan kekerasan bagi mereka sendiri. Hal ini juga
1
membuat kelompok-kelompok minoritas merasa tidak aman untuk menjalankan ajaran
mereka dan aktivitas dari kelompok minoritas itu karena tidak leluasa dan apalagi apabila
mayoritas menganggap mereka adalah yang benar dan kelompok-kelompok minoritas adalah
salah. Kekerasan dan diskriminasi antar umat beragama di Indonesia ini membuat negara kita
ini dianggap tidak aman untuk melaksanakan rutinitas-rutinitas, dan ritual-ritual keagamaan.
Hal ini pun membuat publik Indonesia dianggap tidak aman bagi negara-negarainternasional.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam era modernisasi ini sudah banyak kemajuan dalam pembangunan negara kita ini. Begitu
juga dengan berbagai macam keragaman suku, ras dan agama, yang ada di Indonesia. karena
mengenai kekerasan dan diskriminasi antar umat beragama di Indonesia, yang telah ramai di
bicarakan di berbagai daerah dinegara ini bahkan di luar negeri. Karena agama adalah suatu
pengajaran yang dapat membuat sikap dan prilaku kita manusia dapat berubah lebih baik dan
berjalan menapaki jalan hidup mengikuti perintah dari yang kuasa atau yang kita yakini masing-
masing. Ini membuat timbulnya keanakaragaman agama didunia ini, tetapi dari setiap ajaran-
ajaran yang diperintahkan memiliki perbedaan yang sangat terlihat, karena seperti kita ketahui
ada beberapa agama yang di yakini oleh tiap-tiap orang di Indonesia, yaitu; Islam, Kristen
aliran inilah yang menimbulkan pro dan kontra bagi kita manusia. Timbulnya pro dan kontra tak
lepas dari pengajaran dari orang-orang yang dianggap sangat pintar atau orang-orang yang
dan perintah-perintah dari berbagai macam agama itu, membuat pengikut dari agama-agama
yang ada saling berdebat untuk membuktikan mana yang benar dan mana yang nyata. terbukti
dihidup kita hal ini menimbulkan kesalahpahaman antar umat beragama, karena timbul
diskriminasi yang mengakibatkan kekerasan bagi mereka sendiri. Hal ini juga membuat
kelompok-kelompok minoritas merasa tidak aman untuk menjalankan ajaran mereka dan
aktivitas dari kelompok minoritas itu karena tidak leluasa dan apalagi apabila mendapatkan
3
ancaman dari kelompok-kelompok mayoritas. Karena kelompok-kelompok mayoritas
menganggap mereka adalah yang benar dan kelompok-kelompok minoritas adalah salah.
Kekerasan dan diskriminasi antar umat beragama di Indonesia ini membuat negara kita
ini dianggap tidak aman untuk melaksanakan rutinitas-rutinitas, dan ritual-ritual keagamaan. Hal
ini pun membuat publik Indonesia dianggap tidak aman bagi negara-negara internasional.
Pemerintah Indonesia didesak untuk mengatasi intoleransi kehidupan beragama oleh Human
kekerasan terhadap agama minoritas, termasuk Ahmadiyah, Kristen, dan Syiah. Mereka pun
intoleransi beragama.
Indonesia perlu mengakui bahwa hukum dan kebijakan telah menindas kelompok agama
minoritas melalui kekerasan dan diskriminasi. Terjadinya kekerasan dan diskriminasi antar umat
beragama di indonesia juga terkait dengan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia, dimana
Seperti pendapat dari Hendarmin Ranadireksa yang mengatakan bahwa hak asasi
ruang gerak warga negara oleh negara. Artinya ada batasan yang dibuat oleh pemerintah agar
hak warga negara yang paling hakiki terlindung dari kesewenang-wenang kekuasaan.
Terjadinya kekerasan dan diskriminasi antar umat beragama ini sudah terlihat dari
konflik-konflik antar umat beragama yang terjadi saat ini, konflik-konflik ini terjadi hanya
karena perbedaan pendapat yang dari pihak-pihak yang terkait. Konflik-konflik ini timbul
4
dengan mengenyampingkan hak asasi manusia. Padahal hak asasi manusia tak dapat dilepaskan
dari lingkungan sosial atau habitatnya, yaitu masyarakat itu sendiri dimana hak asasi manusia
dikembangkan. Dari konflik-konflik yang terjadi saat ini sebenarnya dapat dibagi dalam dua tipe
Konflik vertikal merupakan konflik yang didasarkan ide komunitas tertentu yang
dihadapkan kepada penguasa. Sedangkan konflik horizontal merupakan konflik yang terjadi
antar komunitas dalam masyarakat akibat banyak aspek misalnya komunitas lain yang dianggap
mengancam kepentingan, nilai-nilai, cara hidup dan identitas kelompoknya.Pada era reformasi
ini konflik-konflik antar umat beragama sangat kompleks di Indonesia karena konflik antar umat
Ini dilihat dari survey yang dilakukan Dr. Nawari Ismail, M. Ag. Yang menemukan
bahwa konflik antar umat beragama sangat mencemaskan karena telah mencapai 73%, dan
konflik antar umat beragama ini terus terjadi sampai saat ini
Menurut Nawari konflik antar umat beragama ini terjadi melibatkan aspek-aspek lainnya,
identitas daerah setelah berlakunya otonomi daerah. Dengan terjadi pelanggaran hak asasi
manusia melalui kekerasan dan diskriminasi antar umat beragama, pemerintah sepertinya tidak
Hal ini juga membuat UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dirasa tidak
diterapkan dangan baik karena kekerasan dan diskriminasi antar umat beragama terus meningkat
sampai saat ini. Dalam UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia mengenai kebebasan
5
a. Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
Setiap orang berhak untuk berkumpul, berapat, dan berserikat untuk maksud-maksud
damai. Pancasila pun mengatur mengenai kebebasan hak-hak dari tiap-tiap warga negara. Dari
ke-lima sila Pancasila tersebut menjamin kebebasan beragama, memiliki kedudukan dan sama
tinggi, mengutamakan kepentingan bangsa, kebebasan berpendapat dan hak berkumpul, berhak
Kemudian dalam UUD 1945 terdapat pasal-pasal yang mengatur hak-hak sebagai warga
negara dan hak asasi manusia dalam beragama. Yang terdapat dalam pasal-pasal yang berisi
sebagai berikut;
Pasal 28 E
1. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut ajaran agamanya, memilih
2. Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaannya menyatakan pikiran dan sikap
3. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat berkumpul dan mengeluarkan pendapat.
6
2.1 Pengertian intoleransi antara umat beragama.
Intoleransi beragama adalah suatu kondisi jika suatu kelompok (misalnya masyarakat,
kelompok agama, atau kelompok non-agama) secara spesifik menolak untuk menoleransi
Intoleransi ini juga bisa berupa intleransi eksternal (inter-faith intolerance) dan intolernsi
internal (intra-faith intolerance). Intoleransi eksternal merujuk kepada prasangka buruk kepada
pemeluk agama lain misalnya agama Islam merendahkan agama Kristen, atau sebaliknya.
Sementara intoleransi internal merupakan prasangka negatif antar keyakinan yang berbeda dalam
Bukti sejarah menunjukkan bahwa agama bukanlah penyebab utama kekerasan di dunia.
Maka agama dapat berbahaya ketika biasanya prinsip-prinsipnya sendiri yang paling mengakar,
agama mendorong pada kebencian dan intoleransi, agama bukan penyebab utama konflik yang
tidak dibenarkan. Beberapa berpendapat bahwa keyakinan religious berbahaya dalam cara lain.
Agama berbahaya sebab agama merupakan bentuk keyakinan yang irasional. Terkadang agama
juga dijadikan sebagai pembenaran oleh beberapa oknum tidak bertanggung jawab yang salah
7
Penyebab kekerasan dalam beragama itu disebabkan oleh pemahaman yang sempit terhadap
ajaran agama. Jadi dia hanya berkutat pada teks-teks tertentu dan kurang pemperhatikan teks-
teks yang lain dan konteks awal teks-teks tersebut. Oknum yang melakukan kekerasan dalam
mengatas namakan agama itu adalah orang yang wawasannya kurang luas dan kemungkinan
Kekerasan juga terjadi karena ada campur-baur dengn ketiak adilan yang dialami, campur
baur dengan tekanan-tekanan identitas, tekanan ekonomi, resources lalu di pinjamlah ayat-ayat
dari kitab suci yang kebetulan dia anggap membenarkan tindakan tersebut.
Dalam setiap kehidupan bermasyarakat selalu ada perbedaan, dan perbedaan tidak mungkin
dapat di hindari. Namun tidak selamanya perbedaan menjadi sebuah kegemilangan, banyak dari
yang menghantarkan pada hancurnya peradaban masa depan. Hal itu terjadi karena kurangnya
Konflik yang ada di sekitar kita tidak dapat di hindari namun dapat di tanggulangi, salah satu
cara untuk menjaga masyarakat adalah dengan mengelola konflik tersebut. Agar konflik tidak
lagi bernilai negatif namun sebaliknya merubah konflik itu bersifat konstruktif ( membangun )
Para tokoh masyarakat masih ada yang dilibatkan dalam proses penyelesaian sebuah konflik,
namun mereka bukan sebagai penengah ataupun pemrakarsa ( pencetus ) karena perakhiran
dipegang oleh pemerintah. Hal itu dikarenakan kebanyakan tokoh masyarakat tidak lagi menjadi
8
pengayom masyarakat melainkan mereka lebih berpihak kepada satu pihak atau golongan. Hal
tersebut tentunya manjadi kendala dalam mengoptimalkan peran budaya lokal, khususnya tokoh
masyarakat.
Cara penyelesaiannya dilakukan dengan bermusyawarah dan berdiskusi. Dengan cara pemerintah
mengundang sebagian tokoh masyarakat yang menjadi perwakilan dari setiap kelompok yang
terlibat dalam konflik. Disitulah musyawarah berlangsung untuk mengambil sebuah solusi
terbaik, dan dalam hal ini hukum menjadi tidak berlaku dan yang berlaku adalah hukum adat.
Penegakan hukum ini sangat penting untuk ditegakkan supaya memberi efek jera pada
Cara untuk mengatasi intoleransi salah satunya dengan memahami secara mendalam ajaran
upaya mengatasi intoleransi beragama adalah mulai menanamkan sikap tolenransi dalam
diri, dan menghilangkan sikap intoleransi, dengan cara menerima perbedaan agama, terbuka
Sikap yang harus ditumbuhkan individu untuk membangun sikap toleransi antara lain :
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kita sebagai warga negara indonesia yang memiliki banyak suku, ras dan
perselisihan antar umat beragama. Perselisihan anatara umat-beragama inilah yang harus
kita hindari agar kekerasan antara umat beragama bisa kita hentikan. Dan untuk negara
khususnya negara indonesia seharusnya bisa dengan lebih tegas untuk memberikan sanksi
bagi oknum yang telah melakukan kekerasan ataupun diskriminasi anatar umat beragama
tersebut. Ada beberapa cara untuk menumbuhkan siakap toleransi terhadap diri anatara
lain: Saling memahami dan menghormati antar pemeluk agama,Saling tidak membeda-
bedakan suku,rasa tau golongan, Saling mengakui dan menghargai hak asasi manusia.
10
3.2 Sasaran
Dengan adanya sikap toleransi dan sikap saling mengerti antara umat beragama
diharapkan akan terjalin hubungan yang harmonis anatara umat beragama dan mengurangi
terjadinya kekerasan karena masalah perbedaan agama,suku,ras maupun golongan yang ada
dan pada akhirnya akan membawa negara Indonesia kembali sejah tera tanpa memanda
11
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Intoleransi_keberagamaan
12