4. Terminasi
Perawat mempersiapkan untu penutupan wawancara. Untuk itu klien
harus mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari wawancara pada
awal perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir wawancara perawat
dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat mengambil
kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat
perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan
klien adalah :
1. Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
2. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan
keluhan-keluhannya / pendapatnya secara bebas
3. Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan
nyaman bagi klien
4. Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
5. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
6. Tidak bersifat menggurui
7. Memperhatikan pesan yang disampaikan
8. Mengurangi hambatan-hambatan
9. Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara
duduk)
10. Menghindari adanya interupsi
11. Mendengarkan penuh dengan perasaan
12. Memberikan kesempatan istirahat kepada klien
Hambatan wawancara :
1. Internal :
a) Pandangan atau pendapat yang berbeda
b) Penampilan klien berbeda
c) Klien dalam keadaan cemas, nyeri, atau kondisinya menurun
d) Klien mengatakan bahwa ia tidak ingin mendengar tentang
sesuatu hal
e) Klien tidak senang dengan perawat, atau sebaliknya
f) Perawat berpikir tentang sesuatu hal yang lain / tidak fokus ke
pasien
g) Perawat sedang merencanakan pertanyaan selanjutnya
h) Perawat merasa terburu-buru
i) Perawat terlalu gelisah atau terburu-buru dalam bertanya
2. External :
a) Suara lingkungan gaduh : TV, radio, pembicaraan di luar
b) Kurangnya privacy
c) Ruangan tidak memadai untuk dilakukannya wawancara
d) Interupsi atau pertanyaan dari staf perawat yang lain.
b. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan
visual dengan menggunakan panca-indra. Kemampuan melakukan
observasi merupakan keterampilan tingkat tinggi yang memerlukan
banyak latihan. Unsur terpenting dalam observasi adalah mempertahankan
objektivitas penilaian. Mencatat hasil observasi secara khusus tentang apa
yang dilihat, dirasa, didengar, dicium, dan dikecap akan lebih akurat
dibandingkan mencatat interpretasi seseorang tentang hal tersebut.
Observasi juga merupakan suatu kegiatan mengamati prilaku dan keadaan
klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan
klien. Kegiatan observasi meliputi : 2S HFT (sight, smell.
Hearing,feeling dan taste). Kegiatan tersebut mencakup aspek : fisik,
mental, sosial dan spiritual.
Sight : kelainan fisik, perdarahan, terbakar, menangis, dst
Smell : alcohol, darah, feces, medicine, urine, dst
Hearing : tekanan darah, batuk, menangis, expresi nyeri, dst
Felling : perasaan yang dirasakan oleh klien
Taste : hal yang dirasakan oleh indera pengecapan
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan adalah proses inspeksi tubuh dan sistem tubuh guna
menentukan ada/tidaknya penyakit yang didasarkan pada hasil
pemeriksaan fisik dan laboratorium. Cara pendekatan sistematis yang
dapat digunakan perawat dalam melakukan pemeriksaan fisik adalah
pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung kaki (head to toe) dan
pendekatan sistem tubuh (review of system). Pemeriksaan atau pengkajian
fisik dalam keperawatan dipergunakan untuk memperoleh data obyektif
dari riwayat keperawatan klien. Ada 4 tehnik dalam pemeriksaan fisik
meliputi :
1) Inspeksi
Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematik. Observasi dilakukan dengan cara menggunakan indra
penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai suatu alat untuk
mengumpulkan data.
2) Palpasi
Palpasi adalah suatu tehnik yang menggunkan indra peraba. Tangan
dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif dan dapat digunakan untuk
mengumpulkan data tentang suhu, turgor, bentuk, kelembabpan,
vibrasi dan ukuran.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama melakukan palpasi:
1. Ciptakan lingkungan yang kondusif, nyaman dan santai
2. Tangan perawat harus dalam keadaan yang kering dan hangat
serta kuku jari-jari harus dipotong rapi dan pendek
3. Bagian nyeri dipalpasi paling terakhr.
3) Perkusi
Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk
membandingkan kiri dan kanan pada setiap daerah permukaan tubuh
dengan tujuan menghasilkan suara.Perkusi bertujuan untuk
mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan.
Suara-suara yang akan ditemui diperkusi:
a) Sonor: suara perkusi jaringan normal
b) Pekak: suara perkusi jaringan padat yang terdapat pada jika ada
cairan dirongga pleura, perkusi daerah jantung, dan perkusi
daerah hepar.
c) Redup: suara perkusi jaringan yang lebih padat atau konsolidasi
paru-paru, seperti pneumonia
d) Hipersensor atau timpani: suara perkusi yang pada daerah yang
mempunyai rongga-rongga kosong seperti pada daerah caverna-
caverna paru dan klien dengan asma kronik. Pada klien yang
mempunyai bentuk dada barrel-chest akan terdengar seperti
ketukan pada benda-benda kosong dan bergema.
4) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara
yang akan dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop. Ada
4 ciri-ciri suara yang perlu dikaji dengan auskultasi :
a) Pitch (dari suara yang tinggi ke rendah)
b) Keras (dari suara yang halus ke keras)
c) Kualitas (meningkat sampai melemah)
d) Lama (pendek-menengah-panjang)
Bunyi tambahan atau bunyi tidak normal yang dapat ditemukan pada
saar auskultasi jantung dan nafas meliputi:
Rales : bunyi ini dihasilkan oleh eksudat yang lengket saat
saluran-saluran halus pernafasan mengembang pada
inspirasi(rales halus, sedang, dan kasar). Sering terjadi pada
peradangan jaringan paru(pneumonia dan TB paru)
Ronchi: nada rendah dan sangat kasar yang terdengar pada saat
inspirasi maupun ekspirasi. Ronchi akan hilang bila klien
batuk. Sering dijumpai pada klien dengan edema paru.
Wheezing: bunyi musikal yang terdengar”ngiiiii.....ik” atau
pendek “ngik”. Dapat dijumpai pada fase inspirasi dan
ekspirasi. Sering terdapat pada klien yang bronchitis akut.
Pleural Friction Rub: bunyi yang terderngar “kering” persis
seperti suara gosokan amplas pada kayu. Sering terjadi pada
klien dengan peradangan pleura.