Anda di halaman 1dari 56

Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No.

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SEMANGKA TERHADAP PUPUK KANDANG DAN


MULSA CANGKANG TELUR

Alridiwirsah
Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Email: alridiwirsah@yahoo.com

Abstract
Growth response and production of watermelon to manure and mulch eggshell has been studied.
This study was designed according to randomized block design factorial with manure as the first
treatment factor. Manure factor consists of four levels: control treatment (0 kg / plant), which is denoted
as K0, standard 0.5 kg / plant (K1) and the standard of 1.0 kg / plant (K2) and the standard of 1.5 kg /
plant (K3). While the mulch treatment factor consists of 2 levels: M0 (no mulch) and M1 (mulch
eggshell). All units of the experiment was repeated 3 times, so that all experimental units totaling 24 units
of the experiment. Each experimental unit consisted of four plants with three plants as a research sample.
Variables measured in this study include the observation of plant length, age began flowering,
harvesting, production of fruit per plant and fruit diameter. Based on a statistical analysis of variance
method, the average difference test, regression analysis and correlation can be seen that up to doses of
1.5 kg / plant manure showed a linear relationship to the length of crop and fruit production per plant,
while the use of mulch is a very real influence is indicated by the length and age of flowering plants,
while on the other variables, both treatment and their interactions that do not significantly influence

Keywords: growth response, watermelon, manure, mulch eggshell.

Abstrak
Respon pertumbuhan dan produksi semangka terhadap pupuk kandang dan mulsa cangkang telur
telah diteliti. Penelitian ini dirancang menurut Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan
pupuk kandang sebagai faktor perlakuan pertama. Faktor pupuk kandang terdiri atas empat taraf yaitu
perlakuan kontrol (0 kg/tanaman) yang dinotasikan sebagai K0, taraf 0,5 kg/tanaman (K1) dan taraf 1,0
kg/tanaman (K2) dan taraf 1,5 kg/tanaman (K3). Sedangkan faktor perlakuan mulsa terdiri atas 2 taraf
yaitu M0 (tanpa mulsa) dan M1 (mulsa cangkang telur). Seluruh unit percobaan diulang sebanyak 3 kali,
sehingga seluruh unit percobaan berjumlah 24 unit percobaan. Masing-masing unit percobaan terdiri
dari empat tanaman dengan tiga tanaman sebagai sampel penelitian. Peubah yang diukur dalam
penelitian ini meliputi pengamatan panjang tanaman, umur mulai berbunga, umur panen, produksi buah
per tanaman dan diameter buah. Berdasarkan hasil analisis data secara statistik dengan metode sidik
ragam, uji beda rata-rata, analisis regresi dan korelasi dapat diketahui bahwa hingga dosis 1,5
kg/tanaman pemberian pupuk kandang menunjukan hubungan linier terhadap panjang tanaman dan
produksi buah per tanaman, sedangkan dari penggunaan mulsa pengaruh yang sangat nyata ditunjukkan
oleh panjang tanaman dan umur mulai berbunga sedangkan pada peubah yang lain, kedua perlakuan
dan interaksinya memberikan pengaruh yang tidak signifikan.

Kata kunci: respon pertumbuhan, semangka, pupuk kandang, cangkang telur.

A. PENDAHULUAN teknologi tandon air/embung. Dengan


pengelolaan air dari tandon air/embung
Semangka, Citrullus vulgaris SCHARD di memungkinkan diperoleh keuntungan yang
Indonesia ditanam di dataran rendah sampai lebih tinggi jika dimanfaatkan untuk
ketinggian 1000 meter diatas permukaan laut. berusahatani semangka dibandingkan dengan
Tanaman semangka memerlukan banyak air, tanaman lain seperti jagung dan kacang tanah.2
tetapi tidak tahan terhadap air yang
menggenang.1 Semangka menghendaki tanah yang subur,
gembur, kaya kandungan bahan organik,
Semangka merupakan tanaman semusim, terutama jenis tanah geluh pasir yang aerasi dan
yang buahnya banyak digemari karena draenasenya baik.3
memberikan rasa segar terutama jika dimakan
pada waktu cuaca panas. Penanaman semangka Pemupukan merupakan salah satu usaha
umumnya dilakukan di lahan sawah setelah padi untuk menambah kekurangan unsur hara
dengan memanfaatkan air irigasi, namun tidak tanaman ke dalam tanah, berfungsi sebagai
menutup kemungkinan bila dibudidayakan di nutrisi tanaman yang dipergunakan untuk
lahan kering yang memiliki sumber air kecil pertumbuhan tanaman. Tetapi tidak semua
pada musim kemarau dengan memanfaatkan pupuk diberikan kedalam tanah dapat diserap
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

oleh tanaman. Untuk mencapai hasil sesuai dengan panjang bisa mencapai ± 2 meter dan
dengan yang diharapkan perlu dilakukan mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
pemupukan yang optimal.4 Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Tanaman membutuhkan unsur hara dengan Ordo : Cucurbitaceae
susunan dan perbandingan sesuai dengan Family : Cucurbitaceae
perbandingan tertentu dalam proses Genus : Citrullus
pertumbuhan dan produksinya. Dalam hal ini Species : Citrullus vulgaris ,SCARD11
pupuk dapat berfungsi sebagai penyedia dan
pengganti unsur-unsur hara tersebut dengan Syarat Tumbuh Tanaman Semangka
tetap memperhatikan keseimbangan unsur hara Setiap tanaman memerlukan kondisi
tanah.3 optimum lingkungan sekitar untuk memperoleh
hasil yang optimum. Kondisi optimum pada
Pupuk kandang menambah tersedianya hakekatnya tidak pernah 100 % tercapai.
unsur hara bagi tanaman dan mempunyai Lingkungan dalam arti yang luas setiap detik,
pengaruh positif terhadap sifat fisis dan kimiawi hari, bulan dan tahun dipengaruhi oleh faktor-
tanah, mendorong kehidupan/perkembangan faktor alami yang saling mempengaruhi dan
jasad renik. Kadar rata-rata unsur hara pada mengisi.
kotoran ternak di Indonesia terutama pada Faktor-faktor tersebut adalah: iklim
pupuk kandang yang matang adalah tidak lebih dibentuk oleh matahari, curah hujan, angin dan
dari : 0,3% N, 0,1 % P dan 0,3 % K.4 Unsur N, suhu udara, tanah, ketinggian tempat di atas
P, atau K bisa didapatkan dari tanaman atau permukaan air laut, tinggi rendahnya permukaan
kotoran hewan tertentu, sedangkan kalsium air tanah, pengairan.8
terdapat pada bagian dalam cangkang telur. 5
Cangkang telur merupakan mulsa organik Iklim
seperti jerami padi, serbuk geraji, dan bahan Ketinggian tempat yang ideal untuk
organik lainnya selain berfungsi mulsa tanaman semangka adalah 100 sampai 300
cangkang telur berperan sebagai penambah meter di atas permukaan laut. Namun demikian
unsur hara terutama kalium yang dibutuhkan pada ketinggian kurang dari 100 meter atau
oleh tanaman. Selain itu cangkang telur juga ketinggian lebih dari 300 meter diatas
mengandung kalsium karbonat, salah satu permukaan laut pun masih dapat ditanam
material yang paling “absorbent”. Ini adalah semangka.9
kandungan yang umum terdapat dalam Apabila suhu udara di sekitar tanaman
suplemen kalsium dan antasida. Dengan proses senantiasa tinggi dan kering, maka air
pemanasan, kalsium karbonat menjadi kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
oksida, yang kemudian akan menyerap gas-gas Kebutuhan air ini mutlak, terutama pada awal
asam, seperti karbon dioksida.7 pertumbuhan tanaman.1
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik Curah hujan yang dibutuhkannya hanya 40
untuk meneliti pengaruh pemberian pupuk sampai 50 mm/bulan. Bila hujan terlalu lebat
kandang dan mulsa cangkang telur terhadap dan lahan sampai tergenang, pertumbuhan
pertumbuhan dan produksi semangka (Citrullus tanaman dapat terganggu.10
vulgaris SCARD)
Tanah
Hipotesis Produksi semangka dipengaruhi oleh
1. Ada pengaruh pupuk kandang terhadap kandungan unsur hara dalam tanah dan varietas,
pertumbuhan dan produksi semangka. tanah yang kurus dan miskin bahan organik
2. Ada pengaruh mulsa cangkang telur akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman serta
terhadap pertumbuhan dan produksi pH yang asam atau basa, tanah berwarna coklat
semangka. tua sampai kehitaman selain itu ia juga
3. Ada interaksi antara pupuk kandang dan menambahkan pada kondisi tanah masam atau
pemberian mulsa cangkang telur terhadap pH < 6 beberapa unsur hara terutama fosfor (P)
pertumbuhan dan produksi semangka. sulit diserap tanaman karena terikat oleh unsur
Aluminium (Al), mangan (Mn), dan besi (Fe).11
B. TINJAUAN PUSTAKA Untuk pertumbuhan yang baik tanaman
Botani Tanaman semangka membutuhkan daya adaptasi yang
Tanaman semangka termasuk tanaman luas terhadap pH tanah 5 sampai 7.
setahun (annual) yang berarti tanaman ini hanya Pertumbuhan tanaman semangka akan tumbuh
untuk satu periode panen, lalu setelah dengan baik pada pH 6.5 sampai 7,2. Pada
berproduksi tanaman semangka akan mati. lahan yang bersifat alkalis (basa) pH > 8,
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak serangan penyakit fusarium pada tanaman
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

semangka akan berkurang, jika pH rendah maka University L.S. Fan, professor kimia dan
perlu dilakukan pengapuran tanah sesuai tingkat biomolekuler tersohor dari Universitas Ohio,
keasaman tanah.12 mengungkapkan bahwa dirinya bersama
mahasiswa doktoralnya, menyatakan bahwa
Peranan Pupuk Kandang cangkang telur yang paling banyak mengandung
Pupuk yang lazim digunakan untuk areal kalsium karbonat salah satu material yang
penanaman semangka adalah pupuk organik paling “absorbent”. Ini adalah kandungan yang
yaitu pupuk kandang.9 umum terdapat dalam suplemen kalsium dan
Pemupukan tanah dengan pupuk kandang antasida. Dengan proses pemanasan, kalsium
dapat mengakibatkan tanah menjadi lebih baik karbonat menjadi kalsium oksida, yang
dan daya pengikatan airnya menjadi lebih kemudian akan menyerap gas-gas asam, seperti
tinggi. Pupuk kandang juga berpengaruh karbon dioksida.7
terhadap keadaan kimia, fisik, dan biologis C. METODE PENELITIAN
tanah. Tempat dan Waktu
Humus yang merupakan lapisan yang
diantara permukaan tanah mempunyai sifat Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan
dapat mengikat air permukaan empat sampai Balai Pengkajian Teknologi Pangan (BPTP)
enam kali beratnya sendiri dan air merupakan Medan. Jalan A.H. Nasution dengan ketinggian
kebutuhan yang penting untuk melarutkan unsur ± 27 meter dari permukaan laut. Penelitian ini
hara dalam tanah dan dimanfaatkan oleh dimulai bulan Juli sampai dengan September
tanaman. Di dalam pertumbuhan dan produksi 2008.
suatu tanaman pupuk kandang memegang
peranan penting. 13 Bahan dan Alat
Bila dibandingkan pupuk kandang dengan Bahan-bahan yang digunakan dalam
pupuk buatan, maka pupuk kandang lebih penelitian ini adalah : Benih semangka, pupuk
lambat bekerjanya sebab sebagian besar dari kandang dari kotoran sapi, cangkang telur,
zat-zat makanan tanaman harus mengalami pupuk NPK (15 :15 : 15), fungisida Benlate,
berbagai perubahan terlebih dahulu sebelum Insektisida Lannate, tanah topsoil.
dapat dihisap oleh tanaman. Selain itu juga Alat- alat yang dipakai dalam penelitian ini
pupuk kandang mempunyai pengaruh susulan adalah : Cangkul, parang babat, gembor,
untuk waktu yang lama, jadi pupuk kandang di handspreyer, timbangan, schalifer dan meteran,
dalam tanah merupakan persediaan zat makanan kuas, cat, palu, paku, papan plat sample, alat
yang dengan berangsur-angsur menjadi bebas tulis, kalkulator dan lainnya yang dianggap
dan tersedia bagi tanaman. Oleh karena itu perlu.
tanah yang dipupuk dengan pupuk kandang
dalam jangka waktu lama masih dapat Metode Penelitian
memberikan hasil yang baik. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan Rancangan Acak Kelompok
Mulsa Cangkang Telur (RAK) Faktorial, dengan dua faktor yang
Penutup tanah (mulching) ialah penutupan diteliti, yaitu :
tanah di bawah tanaman dengan daun-daun atau 1. Faktor pemberian pupuk kandang (K)
rumput-rumput kering, jerami, tahi gergaji, dengan 4 taraf yaitu:
gambut (moss) , plastik atau dengan K0 = 0,00 kg/ tanaman
mengunakan cangkang telur. Mulsa dapat K1 = 0,50 kg/ tanaman
berpengaruh langsung atau tidak langsung K2 = 1,00 kg/ tanaman
terhadap: K3 = 1,50 kg/ tanaman
1. Suhu tanah dan suhu di sekitar tanaman 2. Faktor pemakaian Mulsa (M) dengan 2
2. Kelembaban tanah di sekitar pertanaman taraf yaitu :
3. Bahan organik tanah M0 = tanpa mulsa
4. Radiasi matahari yang diterima oleh tanah M1 = mulsa cangkang telur
5. Pertumbuhan gulma Jumlah kombinasi perlakuan 2 x 4 = 8
6. Evaporasi di sekitar tanaman di bawah kombinasi yaitu :
mulsa. K 0M 0 K 1M 0
Cangkang telur merupakan mulsa organik K 2M 0 K 3M 0
seperti jerami padi, serbuk geraji, dan bahan K 0M 1 K 1M 1
organik lainnya selain berfungsi mulsa K 2M 1 K 3M 1
cangkang telur berperan sebagai penambah Jumlah ulangan : 3 ulangan
unsur hara terutama kalium yang dibutuhkan Jumlah tanaman per plot : 4 tanaman
oleh tanaman selain itu cangkang telur juga Jumlah tanaman sampel : 3 tanaman
mengandung berbagai unsur seperti yang Jumlah plot penelitian : 24 Plot
dikatakan oleh para peneliti di Ohio State Jarak antar plot : 50 cm
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

Jarak antar ulangan : 100 cm diterangi dengan lampu pijar 10 watt.


Panjang plot penelitian : 2,2 m Perkecambahan lamanya 2 x 24 jam.
Lebar plot penelitian :3m
Luas plot penelitian : 2,2 m x 3 m Pembibitan
Jarak antar tanaman :1m Benih semangka yang telah berkecambah
Jumlah tanaman seluruhnya: 96 tanaman langsung disemaikan pada media semai di
Jumlah sampel seluruhnya : 72 tanaman polybag. Media semainya terdiri dari topsoil,
Model linier yang diamsumsikan untuk RAK pupuk kandang dan curater. Media tersebut
faktorial adalah sebagai berikut : dicampur rata dan dimasukkan kedalam polybag
(ukuran 7 cm x 11 cm), dan dibiarkan dahulu
Yijk= µ + αi + βj + ∂k + (β∂)jk + ∑ijk selama dua hari.
Dimana :
Yijk= Data pengamatan pada blok Ke-I, faktor Pemupukan
K pada taraf ke- j dan faktor M Pupuk kandang diberikan sesudah tanah diolah
pada taraf ke- k atau 2 minggu sebelum tanam. Dosis pupuk
µ= Efek nilai tengah yang diberikan sesuai dengan perlakuan.
αi= Efek dari blok ke- i Sedangkan untuk pupuk buatan cara
Nj= Efek dari perlakuan faktor K pada taraf ke- pemberiannya ditaburkan secara merata pada
j bedengan dengan cara membuat larikan di
Bk= Efek dari faktor M dan taraf ke- k tengah bedengan. Pupuk yang dipakai adalah
(NB)jk= Efek interaksi faktor K pada taraf ke-j
dan faktor M pada taraf ke- k pupuk NPK. Pupuk ini diberikan tiga hari
∑ijk= Efek error pada blok-I, faktor K pada sebelum semaian ditanam dibedengan, setelah
taraf – j dan faktor M pada taraf ke- k itu bedengan disiram dengan air secukupnya
barulah bedengan ditutup dengan mulsa.
Persiapan Lahan dan Pengolahan Tanah
Lahan yang digunakan terlebih dahulu Pemasangan Mulsa
diukur sesuai dengan luas areal yang dibutuhkan Mulsa yang digunakan dalam penelitian
untuk penelitian, kemudian dilakukan adalah mulsa cangkang telur. Setelah tanah
pengolahan tanah sedalam lebih kurang 20 cm digemburkan dan dibentuk bedengan sesuai
dan seterusnya digaru, kemudian dibersihkan dengan ukuran kebutuhan lalu pupuk kandang
dari semua kotoran. Setelah pengolahan tanah dan pupuk buatan diberikan dan ditutup dengan
selesai lalu dibuat plot - plot percobaan, dimana tanah secara merata lalu disiram oleh air.
panjang plot 4 meter dan lebar 2 meter. Jarak Kemudian mulsa cangkang telur yaitu
antar plot 50 cm dan jarak antar ulangan 100 cm cangkang telur dipukul kemudian ditaburkan ke
yang juga berfungsi sebagai parit drainase dan bedengan.
jalan untuk pemeliharaan.
Penanaman
Perkecambahan Penanaman bibit dilakukan pada pagi dan
Sebelum dilakukan perkecambahan, sore hari. Bibit ditanam pada lubang tanam yang
terlebih dahulu dilakukan perenggangan kulit telah disediakan. Bibit dari semaian polybag
biji dengan menggunakan gunting kuku, pada diambil dan dimasukkan dalam lubang tanam.
bagian sisinya digunting. Biji yang telah Celah-celah lubang tanam ditutup dengan tanah,
direnggangkan direndam dalam larutan obat kemudian disiram dengan air agar tanah dengan
yang terdiri dari air hangat 1 liter, 1 sendok bibit menyatu.
teh Atonik, 1 sendok teh fungisida Benlate, 0,5
sendok teh bakterisida Agrept 25 WP. Lama Pemeliharaan
perendaman 10 sampai 30 menit. Setelah biji Penyiraman
diangkat dan ditiriskan sampai air tidak Penyiraman dilakukan sejak tanaman
mengalir lagi. Kemudian biji – biji tersebut dipersemaian sampai tanaman akan dipanen.
dihamparkan secara merata di atas kertas koran Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari.
yang telah dibasahi dengan larutan fungisida, Penyiraman dihentikan lebih kurang dua
dimana kertas koran basah diatur dalam wadah minggu sebelum panen.
plastik merata pada dasar dan sisi wadah setebal
5 lapis kertas koran. Di atas hamparan biji Penyisipan
dilapisi lagi dengan kertas koran 5 lapis. Bila tanaman yang baru dipindahkan
Kemudian wadah diselimuti dengan dengan mengalami pertumbuhan yang abnormal, layu
handuk selapis yang telah basahi dengan air atau mati maka segera dilakukan penyisipan.
hangat. Setelah itu wadah di letakkan pada Penyisipan dilakukan sampai tanaman berumur
tempat yang bersih dan terlindung dari sinar dua minggu setelah tanam.
matahari. Penyimpanan wadah dalam kotak
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

Pemangkasan Diameter buah diukur dengan terlebih


Pemangkasan batang dilakukan agar dahulu mengukur keliling lingkaran buah, lalu
batang utama tumbuh sepanjang 40 – 60 cm. dihitung dengan rumus :
Adapun cabang lateran dipangkas agar buah
tumbuh maksimal. Ditinggalkan batang Keliling lingkaran = 2 π r
utamanya.
r = Keliling lingkaran / 2 π
Seleksi Buah
Seleksi buah dilakukan sebelum buah Dimana r adalah jari-jari
menjadi besar yaitu pada saat buah sebesar telur Jadi Diameter buah = r x 2
ayam. Buah yang dipelihara adalah buah yang
pertumbuhan dan bentuknya baik. Untuk setiap D. PEMBAHASAN
cabang dipelihara hanya satu buah. Hasil Penelitian
Panjang Tanaman (cm)
Pengendalian Hama dan Penyakit Berdasarkan hasil analisis data pengamatan
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan panjang tanaman pada pengamatan terakhir
sejak pembibitan sampai tanaman akan dipanen. dapat diketahui bahwa pemberian pupuk
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan kandang memberi pengaruh nyata dengan pola
dengan mengunakan insektisida lannate dan respon linier, sedangkan penggunaan mulsa
fungisida Benlate dan Dithane M-45. memberi pengaruh sangat nyata. Sementara itu
Penyemprotan dilakukan pagi atau sore hari, ini interaksi kedua perlakuan memberi pengaruh
tergantung kebutuhan dan kondisi cuaca. tidak nyata. Hasil analisis selengkapnya
pengamatan panjang tanaman dapat dilihat pada
Panen lampiran 3.
Penentuan saat panen penting artinya sebab Tabel 1 adalah rataan panjang tanaman untuk
berpengaruh langsung terhadap kualitas buah masing-masing perlakuan beserta notasi hasil
dan produksi. Buah yang akan dipanen uji lanjutan menurut metode jarak berganda
mempunyai ciri-ciri tangkai buahnya telah Duncan.
mengering, salur-salurnya
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa panjang
berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan, tanaman tertinggi didapat pada K3 (199,97)
kulit buah sudah tidak mengandung lapisan yang berbeda sangat nyata dengan K1 (153,36),
lilin. Bila buah ditepuk-tepuk dengan tangan K0 (149,06) dan berbeda nyata dengan K2
mengandung lapisan lilin. Bila buah ditepuk- (165,06). Sedangkan pada perlakuan mulsa,
tepuk dengan dilakukan dengan tangan jika tanaman terpanjang diperoleh pada perlakuan
suaranya menggema sudah bisa dipanen, mulsa yang berbeda sangat nyata dengan
pemanenan dilakukan dengan menggunakan perlakuan kontrol (tanpa mulsa).
pisau yang tajam. Tangkai buah ikut dipotong Sesuai dengan pemilihan jumlah kuadrat
agak panjang. rincian pada sidik ragam, maka dengan analisis
regresi dan korelasi dapat diperoleh kurva
Parameter yang Diukur respon atau hubungan antara panjang tanaman
Panjang Tanaman (cm) dengan pemberian pupuk kandang sebagaimana
Panjang tanaman diukur mulai dari pangkal diperlihatkan pada Gambar 1.
batang sampai titik tumbuh, interval waktu dua
minggu sekali. Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa
pemberian pupuk kandang memiliki hubungan
Umur Mulai Berbunga (hari) linier positif dengan panjang tanaman. Hal ini
Umur mulai berbunga dicatat pada saat berarti bahwa semakin banyak pupuk kandang
bunga mulai keluar dari masing-masing diberikan kepada tanaman, maka semakin besar
tanaman sampel. pula panjang tanaman yang akan dihasilkan.
Umur Mulai Berbunga (hari).
Umur Panen (hari) Berdasarkan hasil analisis data pengamatan
Umur panen dicatat pada saat buah telah umur mulai berbunga dapat diketahui bahwa
dipanen. Buah yang akan dipanen sesuai dengan pemberian pupuk kandang memberi pengaruh
kriteria panen. tidak nyata, sedangkan penggunaan mulsa
Produksi Buah Tanaman Sampel Perplot memberi pengaruh sangat nyata. Sementara itu
(kg) interaksi kedua perlakuan memberi pengaruh
Buah pada tanaman sampel yang telah tidak nyata.
dipanen perplotnya ditimbang berat seluruhnya.

Diameter Buah (cm)


Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

Tabel 1. Rataan Panjang Tanaman (cm) Pengamatan Umur 4 MST pada Perlakuan Pupuk Kandang dan
Mulsa serta Interaksi Kedua Perlakuan
Perlakuan Mulsa (M)
Rataan
Pupuk Kandang (K) M0 M1
K0 142.39 155.72 149.06 bB
K1 132.67 174.05 153.36 bB
K2 132.39 197.72 165.06 bAB
K3 185.33 214.61 199.97 aA
Rataan 148.20 bB 185.53 aA
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris dan atau kolom yang sama,
berbeda nyata (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata (huruf besar) menurut uji Duncan.
Panjang Tanaman (cm)

250

200

150

100 y = 1 3 8 .2 + 3 4 .8 8 6 x
r = 0.88 47
50

0
0 0 ,5 1 1 ,5

Dosis Pupuk Kandang (kg/tanaman)

Gambar 1. Hubungan Panjang Tanaman dengan Pemberian Pupuk Kandang

Tabel 1. Rataan Umur Mulai Berbunga (hari) pada Perlakuan Pupuk Kandang dan Mulsa serta Interaksi
Kedua Perlakuan
Perlakuan Mulsa (M)
Pupuk Kandang Rataan
M0 M1
(K)
K0 22.78 20.44 21.61
K1 23.11 19.56 21.33
K2 23.89 18.89 21.39
K3 21.33 19.44 20.39
Rataan 22.78 aA 19.58 bB
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris dan atau kolom yang
sama, berbeda nyata (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata (huruf besar) menurut uji
Duncan.

Tabel 2. Rataan Umur Panen (hari) pada Perlakuan Pupuk Kandang dan Mulsa serta Interaksi Kedua
Perlakuan
Perlakuan Mulsa (M)
Rataan
Pupuk Kandang (K) M0 M1
K0 70.89 67.00 68.94
K1 68.45 68.11 68.28
K2 68.78 68.11 68.44
K3 61.00 67.56 64.28
Rataan 67.28 67.69
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris dan atau kolom yang
sama, berbeda nyata (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata (huruf besar) menurut uji
Duncan.
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

Tabel 1. Rataan Produksi Buah Tanaman Sampel PerPlot (kg) pada Perlakuan Pupuk Kandang dan
Mulsa serta Interaksi Kedua Perlakuan
Perlakuan Mulsa (M)
Rataan
Pupuk Kandang (K) M0 M1
K0 2.84 2.67 2.75bB
K1 3.77 4.08 3.92aA
K2 4.08 3.87 3.9aA
K3 4.27 4.41 4.3aA
Rataan 3.74 3.76
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris dan atau kolom yang
sama, berbeda nyata (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata (huruf besar) menurut uji
Duncan.

Tabel 1. adalah rataan umur mulai berbunga bahwa pemberian pupuk kandang memberi
untuk masing-masing perlakuan beserta notasi pengaruh sangat nyata dengan pola respon
hasil uji lanjutan menurut metode jarak linier, sedangkan penggunaan mulsa memberi
berganda Duncan. pengaruh tidak nyata. Sementara itu interaksi
kedua perlakuan juga memberi pengaruh tidak
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa umur nyata.
mulai berbunga paling cepat didapat pada K3 Tabel 4 adalah rataan produksi buah per
(20,39) namun berbeda tidak nyata dengan tanaman untuk masing-masing perlakuan
seluruh taraf pemupukan, sedangkan pada beserta notasi hasil uji lanjutan menurut metode
perlakuan mulsa, umur mulai berbunga paling jarak berganda Duncan.
singkat diperoleh pada perlakuan mulsa M1 Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa produksi
(19,58) yang berbeda sangat nyata dengan tanaman tertinggi didapat pada K3 (4,34) yang
perlakuan kontrol (tanpa mulsa) M0 (22,78). berbeda sangat nyata dengan K0 (2,75), namun
berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
Umur Panen (hari) Sedangkan pada perlakuan mulsa, produksi
Berdasarkan hasil analisis data pengamatan tertinggi juga diperoleh pada M1 (3,76) namun
umur panen tanaman dapat diketahui bahwa berbeda tidak nyata dengan M0 (3,74). Dari
pemberian pupuk kandang, penggunaan mulsa kombinasi perlakuan diperoleh produksi
dan interaksi kedua perlakuan memberi tertinggi pada K3M1 (4,41) berbeda sangat nyata
pengaruh yang tidak nyata. dengan K0M0 (2,84) dan K0M1 (2,67), namun
Tabel berikut adalah rataan umur panen bebeda tidak nyata dengan tarak kombinasi
untuk masing-masing perlakuan beserta notasi perlakuan lainnya.
hasil uji lanjutan menurut metode jarak Sesuai dengan pemilahan jumlah kuadrat
berganda Duncan. rincian pada sidik regam, maka dengan analisis
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa panjang regresi dan korelasi dapat diperoleh kurva
tanaman tertinggi didapat pada K3 (64,28) respon atau hubungan antara produksi buah per
namun berbeda tidak nyata dengan seluruh taraf tanaman dengan pemberian pupuk kandang
perlakuan pemupukan. Seperti halnya perlakuan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2
pemupukan, penggunaan mulsa juga tidak berikut dibawah ini.
memberikan perbedaan yang nyata terhadap Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa
umur pemanenan tanaman. Pada kombinasi produksi buah per tanaman memiliki hubungan
perlakuan, diperoleh umur paling panen singkat linier positif dengan pemberian pupuk kandang.
pada kombinasi K3M0 (61,00) yang berbeda Hal ini berarti bahwa semakin banyak pupuk
sangat nyata hanya dengan K0M0 (70,89) dan kandang diberikan kepada tanaman, maka
berbeda tidak nyata dengan seluruh taraf semakin tinggi pula produksi buah yang dapat
kombinasi perlakuan lainnya. dihasilkan oleh tanaman.

Produksi Buah Tanaman Sampel PerPlot(kg) Diameter Buah (cm)


Berdasarkan hasil analisis data pengamatan Berdasarkan hasil analisis data pengamatan
produksi per tanaman pada dapat diketahui diameter buah dapat diketahui bahwa pemberian
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

pupuk kandang, penggunaan mulsa dan uji lanjutan menurut metode jarak berganda
interaksi kedua perlakuan memberi pengaruh Duncan.
yang tidak nyata. Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa diameter buah
tertinggi didapat pada K2 (16,47) yang berbeda
Tabel berikut adalah rataan diameter buah untuk sangat nyata dengan K0 (14,43), namun berbeda
masing-masing perlakuan beserta notasi hasil
Produksi Tanaman Sampel Perplot (kg)

5
4
3
2 y = 3.022 + 0.964x
r = 0.9027
1
0
0 0.5 1 1.5

Dosis Pupuk Kandang (kg/tanaman)

Gambar 2. Hubungan produksi buah per tanaman dengan pemberian pupuk kandang
Tabel 2. Rataan Diameter Buah (cm) pada Perlakuan Pupuk Kandang dan Mulsa serta Interaksi Kedua
Perlakuan

Perlakuan Mulsa (M)


Rataan
Pupuk Kandang (K) M0 M1
K0 15.03 13.82 14.43
K1 16.05 16.04 16.05
K2 16.33 16.61 16.47
K3 14.71 16.45 15.58
Rataan 15.53 15.73
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris dan atau kolom yang
sama, berbeda nyata (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata (huruf besar) menurut uji Duncan.

tidak nyata dengan taraf perlakuan pupuk Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang
lainnya. Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Sedangkan pada perlakuan mulsa, tanaman Semangka
terpanjang diperoleh pada perlakuan mulsa yang Berdasarkan hasil penelitian diketahui
berbeda tidak nyata dengan perlakuan kontrol bahwa pemberian pupuk kandang memberi
(tanpa mulsa). Dari kombinasi perlakuan, pengaruh nyata terhadap parameter panjang
diperoleh tanaman terpanjang pada kombinasi tanaman dan produksi buah tanaman sampel
K2M1 (16,61) namun berbeda tidak nyata perplot, namun memberi pengaruh tidak nyata
dengan seluruh taraf kombinasi perlakuan terhadap parameter lain seperti umur mulai
lainnya. berbunga, umur panen tanaman, dan diameter
buah. Pengaruh tidak nyata pemberian pupuk
Pembahasan kandang terhadap tiga parameter terakhir diduga
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

karena rentang waktu aplikasi dengan masa lingkungan. Hal ini didukung oleh pendapat
penanaman bibit terlalu singkat yakni 2 (dua) Hakim, dkk (1986)14 bahwa tanaman itu pada
minggu sebelum penanaman. hakekatnya merupakan produk genetik dan
Sebagaimana kita ketahui, karakteristik dari lingkungan.
pupuk-pupuk dari jenis bahan organik seperti
pupuk kandang umumnya membutuhkan waktu Pengaruh Penggunaan Mulsa Cangkang
yang relatif lebih lama untuk dapat diurai dan Telur Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
diubah menjadi dalam keadaan tersedia Semangka
sehingga dapat diserap dan dimanfaatkan oleh Hasil penelitian menunjukkan penggunaan
tanaman. Kenyataan tersebut membuat mulsa memberikan pengaruh yang sangat nyata
ketersediaan unsur hara yang semulanya dapat terhadap panjang tanaman dan umur mulai
dipasok dari pemupukan ini malah justru tidak berbunga, dimana secara sangat nyata
dapat dimanfaatkan secara optimal, sebab pada penggunaan mulsa cangkang telur memberikan
saat tanaman sedang membutuhkan zat hara hasil tertinggi untuk panjang tanaman dan
untuk pertumbuhan vegetatifnya, justru pupuk waktu paling sedikit untuk fase pembungaan
yang diberikan pada tanaman masih berada tanaman.
dalam kondisi tak tersedia. Sehingga aplikasi Kondisi ini menurut asumsi penulis adalah
pupuk kandang secara umum, sesuai dengan disebabkan oleh karena adanya perbedaan suhu
data pengamatan dilapangan tidak memberikan didalam sistem perakaran tanaman, sehingga
hasil yang cukup berarti. pada tanaman yang diberikan perlakuan mulsa
Pupuk organik adalah pupuk yang biasanya memiliki aktivitas penyerapan hara yang lebih
diberikan kepada tanaman dengan tujuan untuk baik. Hal lain yang mungkin juga memberikan
memperbaiki sifat fisik tanah, baik dari tekstur pengaruh adalah kandungan bahan organik yang
maupun strukturnya, sehingga dapat dimiliki oleh mulsa. Sehingga selain
mempermudahkan proses perkembangan mempengaruhi suhu perakaran tanaman, mulsa
perakaran tanaman, yang pada gilirannya dapat juga sekaligus memberikan nutrisi bagi
berpengaruh positif terhadap laju pertumbuhan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
tanaman. Disamping hal itu, pupuk organik Menurut Hakim dkk,(1986)14, bahwa pengaruh
biasanya juga dilengkapi dengan hara mikro penutup tanah adalah mengabsorbsi sebagian
dalam jumlah yang relatif sedikit, namun besar radiasi matahari, mereduksi kehilangan
penting (esensial) untuk pertumbuhan tanaman, proses dari tanah oleh radiasi, mereduksi
sehingga sedikit banyak pemupukan dengan evaporasi air dari permukaan tanah sehingga
bahan organik (seperti pupuk kandang) dapat penutup tanah adalah salah satu faktor yang
memberikan efek terhadap pertumbuhan dan dapat mempengaruhi suhu tanah.
produksi tanaman yang cukup baik, jika Adanya respon mulsa disebabkan karena
diberikan dengan cara dan waktu yang tepat. pengunaan mulsa efektif sekali untuk menahan
Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas penguapan dan menghindari tumbuhnya
buah yang tinggi, tanaman semangka tanaman pengganggu (Buckman dan Brady,
menghendaki tanah yang subur, gembur dan 1982).13
kaya akan bahan organik3 hal ini dapat diatasi Kebaikan penggunaan mulsa antara lain
dengan pemberian pupuk kandang, karena suhu tanah lebih rendah, cadangan air tanah
pupuk kandang dapat memperbaiki struktur lebih besar, masalah gulma lebih sedikit dan
tanah, menaikkan kondisi kehidupan di dalam kerusakan struktur tanah akibat pukulan air
tanah, sebagian sumber zat makanan bagi hujan berkurang.
tanaman dan juga pupuk kandang dapat
merubah berbagai faktor dalam tanah menjadi
faktor –faktor yang menjamin kesuburan tanah.6 Pengaruh Interaksi Pemberian Pupuk
Pemberian pupuk kandang untuk tanaman Kandang dengan Penggunaan Mulsa
semangka adalah 1,5 kg/tanaman, ini sesuai Cangkang Telur Terhadap Pertumbuhan
dengan penelitian pengamatan produksi buah dan Produksi Semangka
per tanaman yaitu K3 (1,5 kg/tanaman).3
Berdasarkan hasil pengamatan parameter
Untuk parameter umur panen tidak berbeda penelitian dapat diketahui bahwa seluruh
nyata terhadap pupuk kandang dikarenakan peubah yang diamati dalam penelitian memberi
bunga yang telah diserbuki tidak terjadi buah, respon tidak nyata terhadap interaksi kedua
hal ini juga dipengaruhi oleh faktor genetis dan perlakuan.
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

Keadaan ini penulis duga disebabkan oleh 1. Kalie, M. B. 1993. Bertanam Semangka.
terlalu pendeknya selang aplikasi pupuk Penebar Swadaya. Jakarta.
kandang dengan masa penanaman dan karena
fungsi yang dimiliki oleh masing-masing 2. Suprapto dan Jaya , N.A. 2000. Laporan
perlakuan dalam memberikan pengaruhnya pada Akhir Penelitian SUT Diversivikasikan
tanaman dapat dikatakan relatif sama (sama- Lahan Marginal di Kecamatan Gerokgak,
sama menyediakan bahan organik bagi Buleleng.
pertumbuhan tanaman).
Interaksi antara dua perlakuan atau lebih dapat 3. Jumin, B. 1994. Dasar-Dasar Agronomi.
terjadi jika naiknya satu faktor turut ditentukan Rajawali Press. Jakarta.
oleh naik atau turunnya faktor lain. Dalam
bahasa ilmiah dikatakan kedua faktor tersebut 4. Rukmana, R. 1994. Budidaya Semangka
memiliki korelasi yang tinggi. Sedangkan Hibrida. Kanasius Yogyakarta.
korelasi yang tinggi ini hanya akan didapatkan
jika ada hubungan sebab akibat antara kedua 5. Hakim, N, M. Y.Nyakpa, A. M.Lubis, S.G.
faktor dalam memberikan pengaruhnya terhadap Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, Goban
peubah yang diamati pada tanaman. Jika Ban Hong dan H. H. Bailay. 1986. Dasar-
digambarkan dalam sebuah kurva respon maka Dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung.
kedua perlakuan memiliki arah hubungan yang
sama antara kedua perlakuan yang diteliti. 6. Sutejo, M.M. 1992. Pupuk dan Pemupukan.
Reneka Cipta. Jakara.
Tidak adanya keseimbangan antara kedua
perlakuan tersebut karena pertumbuhan tanaman 7. Irawan, B. 2007.
tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal www.energiterbarukan.net/index.(diakses
(hormon dan nutrisi) saja melainkan saling 21 April 2009).
berkaitan dengan banyak faktor lainnya,
diantaranya adalah status air dalam jaringan
8. Rismunandar. 1993. Membudidayakan
tanaman, suhu udara pada areal tanaman,
Tanaman Buah-Buahan. Sinar Baru.
keadaan tanah dan intesitas cahaya matahari. 15 Bandung.

9. Wihardjo, S. F. A. 1995. Bertanam


semangka. Kanius. Yogyakarta.
E. KESIMPULAN
1. Pemberian pupuk kandang memberi
10. Nazaruddin. 1994. Buah Komersil. Penebar
pengaruh sangat nyata terhadap produksi
swadaya. Jakarta.
buah semangka per tanaman, berpengaruh
nyata terhadap panjang tanaman, namun
berbepengaruh tidak nyata terhadap umur 11. Prajnata, F. 1996. Agribisnis Semangka
Non Biji. Penebar swadaya. Jakarta.
mulai berbunga, umur panen dan diameter
buah.
2. Penggunaan mulsa cangkang telur 12. Kalie, M. B. 1994. Bertanam Semangka.
memberi pengaruh sangat nyata terhadap Penebar Swadaya. Jakarta.
panjang tanaman dan umur mulai
berbunga, namun memberi pengaruh tidak 13. Buckman, HO dan Brady, NC. 1982. Ilmu
nyata terhadap umur panen, produksi buah Tanah. Bhatara Karya Aksara. Jakarta.
per tanaman serta diameter buah.
3. Interaksi pemberian pupuk kandang 14. Hakim, N, M. Y.Nyakpa, A. M.Lubis, S.G.
dengan penggunaan mulsa cangkang telur Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, Goban
memberi pengaruh yang tidak nyata Ban Hong dan H. H. Bailay. 1986. Dasar-
terhadap seluruh parameter yang diamati Dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung.
dalam penelitian.
15. Sutejo dan Kartasapoetra. 1990. Teknik
F. DAFTAR PUSTAKA Budidaya Tanaman Pengandi Daerah
Tropik. Bina Aksara. Jakarta.
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

PENGARUH PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI DAN TINGKAT KELAYAKAN USAHATANI


JAMUR TIRAM PUTIH

Sasmita Siregar
Jurusan Agrobinis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Email: mitharegar@yahoo.com

Abstract

The study analyzes the feasibility of white oyster mushroom farming has been conducted to
determine the effect of production factors labor, seeds, raw materials and additional materials to the
farmers' income level and eligibility white oyster mushroom farming. Results of hypothesis testing with
multiple linear regression R-square values obtained 0.93 which indicates that there are smultan real
influence among labor, seeds, raw materials and additives to the white oyster mushroom farmers' income
by 93%. Partially known that the only variable that had significant seed ith value t calculate equal to
6.53-> 2.13 t-table with a level of 95% (α 0.05).

Keywords: factors of production, income, white oyster mushrooms, farm

Abstrak

Penelitian analisis kelayakan usahatani jamur tiram putih telah dilakukan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan faktor produksi tenaga kerja, bibit, bahan baku dan bahan tambahan terhadap
tingkat pendapatan petani jamur tiram putih serta kelayakan usahataninya. Hasil pengujian hipotesis
dengan regresi linier berganda diperoleh nilai R-square 0,93 yang mengindikasikan bahwa secara
smultan ada pengaruh nyata antara tenaga kerja, bibit, bahan baku dan bahan tambahan terhadap
pendapatan petani jamur tiram putih sebesar 93%. Secara parsial diketahui bahwa hanya variable bibit
yang berpengaruh nyata engan nilai t-hitung sebesar 6,53 >2,13 t-tabel dengan taraf kepercayaan 95% (α
0,05).

Kata kunci: factor produksi, pendapatan, jamur tiram putih, usahatani.

A. PENDAHULUAN arginin, histidin, alanin, asam aspartat, asam


glutamat, glysin, prolin, dan serin (Djarijah dan
Jamur tiram merupakan jenis jamur kayu yang Djarijah, 2001). Karena itulah, tidak
tumbuh secara alami di batang-batang kayu di mengherankan bila jenis jamur ini banyak
hutan. Pada tahun 1935 upaya dibudidayakan.1
pembudidayaannya disebarluaskan. Disebut
jamur tiram (Oyster mushrooms) karena bentuk Suatu hal yang sering diperlukan oleh
tudungnya agak membulat, lonjong dan sesorang yang tertarik untuk membuka usaha
melengkung seperti cangkang tiram, tangkainya adalah informasi mengenai analisis usahanya.
tidak tepat berada dibawah tudung. Dari perhitungan analisis usaha dapat diketahui
gambaran secara garis besar tentang modal yang
Jamur tiram merupakan jenis jamur kayu, dibutuhkan dan keuntungan yang dapat
sangat enak dimakan serta mempunyai diperoleh. Perencanaan merupakan kegiatan
kandungan nutrisi protein (5,94%), awal sehingga kegiatan ini perlu dilakukan
lemak(0,17%), fosfor(0,15mg), besi(1,9mg) secara matang. Perencanaan merupakan
Suharjo, 2007, thiamin, dan riboflavin lebih kegiatan yang sangat penting karena erat
tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain. hubungannya dengan tujuan. Tujuan budidaya
Jamur tiram mengandung 18 macam asam dapat bersifat komersial, pendidikan, atau hanya
amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan sekedar hobi. Dari ketiga tujuan tersebut pada
tidak mengandung kolesterol. Macam asam dasarnya adalah mengambil manfaat dari proses
amino yang terkandung dalam jamur tiram kegiatan secara optimal. Tujuan secara
adalah isoleusin, lysin, methionin, cystein, komersial mengarah pada keuntungan secara
penylalanin, tyrosin, treonin, tryptopan, valin, material; tujuan pendidikan mengarah pada
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

budidaya sebagai suatu sarana pendidikan individu yang selalu berusaha untuk
sehingga yang dituju bukan keuntungan secara meningkatkan kualitas kehidupannya.
material; tujuan hobi adalah tujuan budidaya Sedangkan dimensi keorganisasian melihat
yang hanya kesenangan belaka. Faktor yang produktivitas kerja dalam kerangka hubungan
sangat penting dalam perencanaan usaha tekhnis antara masukan (input) dan keluaran
budidaya jamur tiram adalah adanya data dan (out put). Oleh karena itu dalam pandangan ini,
informasi faktor-faktor produksi yang tepat. terjadinya peningkatan produktivitas kerja tidak
Faktor-faktor produksi yang perlu diperhatikan hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga
didalam budidaya jamur tiram antara lain dilihat dari aspek kualitas.5
kumbung, modal dan tenaga kerja.1
Yang dimaksud dengan harga pokok
Belum optimalnya tingkat produksi adalah jumlah biaya seharusnya untuk
jamur disebabkan oleh teknologi belum memproduksikan suatu barang ditambah biaya
menggunakan parameter produksi secara seharusnya lainnya hingga barang itu berada di
maksimal. Langkah penting dalam melakukan pasar. Bila suatu hasil produksi dibawa ke
agribisnis jamur bahwa teknologi yang harus pasar, maka ongkos produksi sebagai dasar
diterapkan meliputi: penggunaan bibit yang utama dalam penentuan harga penjualan. Harga
berkualitas, penggunaan media yang sesuai barang yang sama atau hampir bersamaan hanya
dengan kebutuhan dan penggunaan tenaga memegang faktor tambahan dalam penentuan
(SDM) yang terampil. Penerapan teknologi harga penjualan sesuatu barang. Dapat
yang tepat, berarti pula dapat mengefisienkan dikatakan bahwa faktor yang menentukan harga
parameter itu sehingga menghasilkan produksi penjualan sesuatu barang adalah ongkos
tinggi dengan keuntungan yang maksimal.2 produksi dari barang yang bersangkutan.6

Untuk membiayai budidaya jamur tiram dari Dalam pengelolaan pembiayaan perlu
hari ke hari seperti modal awal pada pembelian dipertimbangkan aspek efisiensi usaha yang
bahan baku atau barang dagangan, membayar dapat dicapai apabila : biaya pemasaran bisa
upah buruh, dan biaya-biaya lainnya, setiap ditekan sehingga ada keuntungan, persentase
perajin/petani perlu menyediakan modal kerja. pembedaan harga yang dibayarkan konsumen
Untuk modal investasi berarti pembelian (dan dan produsen tidak terlalu tinggi, dan
berarti juga produksi) dari capital/modal tersedianya fasilitas fisik pemasaran. Konsep
barang-barang yang tidak di konsumsi tetapi dasar pendapatan yang diungkapkan oleh Patton
digunakan untuk produksi yang akan dan Littleton dinamakan sebagai produk
datang(barang produksi).3 perusahaan yang menekankan bahwa
pendapatan merupakan arus yaitu penciptaan
Untuk menunjang produksi budidaya barang dan jasa oleh perusahaan.
jamur tiram diperlukan tempat berlangsungnya
produksi pembudidayaan, dalam hal ini luasnya Studi kelayakan pada hakekatnya adalah
ukuran kumbung(rumah jamur) sangat suatu metode penjajakan dari suatu gagasan
berpengaruh pada jumlah poly bag yang akan usaha tentang kemungkinan layak atau tidaknya
ditanam. Semakin luas kumbung(rumah jamur) gagasan usaha tersebut dilaksanakan. Maksud
yang dibuat maka akan semakin banyak poly diadakannya studi kelayakan adalah untuk
bag yang akan ditanam dan sebaliknya jika luas menganalisa terhadap suatu proyek tertentu,
kumbung(rumah jamur) lebih kecil maka baik proyek yang akan dilaksanakan, sedang
jumlah poly bag yang akan ditanam akan dan selesai dilaksanakan untuk bahan perbaikan
sedikit. Hal ini berpengaruh kepada jumlah dan penilaian pelaksanaan proyek tersebut.7
hasil produksi yang akan dibuat dan juga
berpengaruh terhadap jumlah tenaga kerja.4 Berdasarkan uraian diatas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian untuk
Konsep tenaga kerja dapat dilihat dari mengetahui kelayakan analisis usaha budidaya
dua dimensi yaitu dimensi individu dan dimensi jamur tiram putih, Pleurotus ostreatus.
organisasian. Dimensi individu melihat
produktivitas kerja dalam kaitannya dengan B. TINJAUAN PUSTAKA
karekteristik-karekteristik kepribadian individu
yang muncul dalam bentuk sikap mental dan Modal adalah barang atau uang, yang bersama-
mengandung makna keinginan dan upaya sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

menghasilkan barang-barang baru. Dalam artian Pengertian efisiensi adalah perbandingan


yang lebih luas, dan dalam tradisi pandangan yang terbaik antara input (masukan) dan out put
ekonomi pada umumnya, modal mengacu (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber
kepada asset yang dimiliki seseorang sebagai yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil
kekayaan (wealth) yang tidak segera optimal yang dicapai dengan penggunaan
dikonsumsi melainkan, atau disimpan (“saving” sumber yang terbatas. Dengan kata lain
adalah “potential capital”), atau dipakai untuk hubungan antara apa yang telah diselesaikan.6
menghasilkan barang/jasa baru (investasi).
Dengan demikian, modal dapat berwujud Untuk menghasilkan jamur yang berkualitas,
barang dan uang. Tetapi, tidak setiap jumlah maka cara budidaya yang dipilih pun berbeda.
uang dapat disebut modal. Umumnya petani melakukan spawning dengan
membuka plastik di bagian atasnya. Namun ada
Sejumlah uang itu menjadi modal kalau petani yang melakukan pelubangan di salah satu
ia ditanam atau diinvestasikan untuk menjamin sisi media. Media tersebut juga tidak diletakkan
adanya suatu “kembalian” (rate of return). dengan posisi tegak, melainkan ditidurkan atau
Dalam arti ini modal juga mengacu kepada miring. Pada salah satu sisi yang menghadap ke
investasi itu sendiri yang dapat berupa alat-alat atas ditusuk dengan paku yang berdiameter 6
finansial seperti deposito, stok barang, ataupun mm. Jumlah lubang berkisar 6-9 lubang
surat saham yang mencerminkan hak atas sarana tergantung pada media yang
produksi, atau dapat pula berupa sarana
produksi fisik. Kembalian itu dapat berupa digunakan. Pelubangan disusun dalam 3 lajur.
pembayaran bunga, ataupun klaim atas suatu Masing-masing lajur ditata berbaris. Dari
keuntungan. lubang tersebut akan tumbuh tubuh jamur.
Dikarenakan tempatnya yang terbatas, maka
Modal yang berupa barang (capital batang jamur pendek sekali, ukuran buah juga
goods), mencakup “durable (fixed) capital” relatif seragam. Keunggulan lainnya adalah
dalam bentuk bangunan pabrik, mesin-mesin, tidak terjadi pengaratan akar. Hasilnya, saat
peralatan transportasi, kemudahan distribusi, panen pekebun tidak perlu susah payah
dan barang-barang lainnya yang dipergunakan memetiknya. Cara penusukan juga menghemat
untuk memproduksi barang/jasa baru; dan “no- penggunaan air. Jika umumnya pekebun harus
durable” (circulating) capital, dalam bentuk sering menyiram, untuk media cara penusukan
barang jadi ataupun setengah jadi yang berada tidak dibutuhkan banyak air. Kelemahan cara
dalam proses untuk diolah menjadi barang jadi. ini adalah masa spawning yang dibutuhkan
Terdapat pula adanya penggunaan istilah lebih lama. Jika umumnya panen 30 hari,
“capital” untuk mengacu kepada arti yang lebih dengan cara tusuk bisa mencapai 5 hari lebih
khusus, misalnya “social capital” dan “human lama. Setelah itu, panen berikutnya sama
capital”. dengan cara biasa.
Tenaga kerja adalah bagian dari angkatan Pada saat sekarang mulai luas digunakan
kerja yang berfungsi dan ikut serta dalam proses serbuk gergajian, yaitu sisa dan buangan dari
produksi serta menghasilkan barang atau jasa. industri pengolahan kayu yang biasanya
Oleh karena itu tenaga kerja merupakan faktor terbuang. Serpihan dan serbuk kayu kemudian
penting dalam produksi budidaya jamur tiram, dicampurkan dengan bahan-bahan lain,
hal ini disebabkan oleh dua hal, antara lain; umumnya bahan tambahan berbentuk senyawa
pertama, karena besarnya biaya yang kimia. Maksud penambahan bahan campuran
dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian ini adalah untuk meningkatkan sumber nutrisi
dari biaya yang terbesar untuk pengadaan yang dibutuhkan oleh jamur sehingga
produk atau jasa; kedua, karena masukan pada pertumbuhan dan perkembangannya lebih baik
faktor-faktor lain seperti modal. Pengertian ini dan hasil yang didapatkan lebih tinggi, baik
mengisaratkan bahwa keberadaanya pada proses kualitas maupun kuantitasnya.8
produksi budidaya jamur tiram tidak dapat
diabaikan begitu saja. Sebab, akan terkait Pemilihan cara panen ini dapat dilihat
langsung dengan pencapaian tujuan usaha dari tujuan yang diharapkan apakah sekedar
budidaya jamur tiram tersebut.5 penelitian atau hobi saja atau memiliki tujuan
komersil. Kalau permintaan cukup besar, maka
perlu dilakukan penyusunan jadwal pembukaan
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

dan persediaan media tanam. Hasil produksi media dan juga tungku sterilisasi. Jika
satu media tanam (log) minimal mencapai 30% menyimpan 5.000 baglog dibutuhkan kumbung
dari berat media tanam selama masa panen.9 35m2. Biaya tersebut juga ditambah dengan
biaya pembuatan rak yang mencapai sekitar
Budidaya jamur tiram mempunyai 30.000 per m2. Bagi yang ingin mengurangi
prospek ekonomis yang cukup baik mengingat risiko di bagian biaya modal ini, bisa memilih
bahan dasar yang dibutuhkan cukup tersedia di jalan menyewa kumbung. Dengan jalan ini
berbagai daerah dengan harga yang relatip biaya modal awal bisa diperhemat.10
murah. Bahkan, di beberapa daerah penghasil
kayu, limbah kayu tidak berharga sama sekali. Tenaga kerja pada usaha budidaya jamur
Di samping itu, potensi pasar jamur tiram masih dengan skala produksi cukup besar terdiri dari
sangat terbuka, apalagi jamur tiram baru tenaga tetap dan tenaga borongan. Tenaga tetap
memulai memasyarakat di kalangan konsumen diperlukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang
menengah ke atas.1 menuntut kemampuan khusus, misalnya
pemeliharaan, inokulasi dan penangkaran bibit.
Pemilihan lokasi untuk kepentingan Tenaga tetap harus diberi bekal kemampuan
budidaya jamur tiram didasarkan pada sifat-sifat khusus yang dituntut dalam tugasnya.
hidup jamur, kelembaban dan temperatur. Sementara itu, tenaga borongan diperlukan
Disamping itu, pemilihan lokasi lahan ini juga untuk kerjaan yang mudah, seperti
didasarkan pada ketersedian sarana produksi, membungkus, mencampur dan memanen.1
seperti bahan baku media dan air, serta
pemasarannya. Luas lahan yang diinginkan Dalam budidaya jamur tiram, maka
tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. faktor penentuan harga jual produk menjadi
Semakin luas lahan maka semakin banyak penting untuk diperhatikan. Berapa harga yang
bangunan dapat didirikan sehingga jumlah harus ditentukan agar kita tidak rugi. Berapa
produksi dapat lebih tinggi. Apabila tujuan persentase tiap komponen yang perlu
budidaya adalah untuk tujuan komersial maka diperhitungkan agar layak tidaknya usaha kita
harus dipatuhi prinsip kualitas, kuantitas dan dapat diperkirakan. Disini akan dicoba
kontuinitas. Ketiga prinsip tersebut saling dipaparkan secara sederhana perhitungan biaya
terkait. Apabila salah satu dari faktor tersebut produksi dengan contoh rupiah dan persentase.
tidak dapat dipenuhi maka konsumen atau pasar Contoh rupiah untuk memudahkan. Namun
akan beralih ke produsen yang mempunyai karena harga bahan baku ataupun yang lain
ketiga faktor di atas. Dengan mengacu pada serta harga pasar berfluktuasi maka angka
tujuan dan prinsip usaha tersebut maka persen diharapkan akan mempermudah
kebutuhan luas lahan dapat disesuaikan.1 perhitungan. Angka-angka yang ada akan
mudah dikembangkan jika diolah dengan
Modal yang dibutuhkan dalam budidaya jamur worksheet seperti excel dsb. Komponen yang
tiram terdiri dari modal tetap (investasi) dan dilibatkan juga dapat ditambah, persentase
modal kerja. Modal investasi diperlukan untuk dapat diubah dan sebagainya sesuai kondisi
membuat bangunan tempat budidaya dan yang ada.
membeli peralatan
Berdasar hitungan yang dilakukan oleh
produksi. Sementara itu, modal kerja usaha yang sedang dijalankan, perajin/petani
diperlukan untuk penyediaan bahan baku dan dapat mengambil untung sebesar (60 %), biaya
bahan tambahan, membayar tenaga kerja, biaya produksi ditingkat petani dihitung berdasarkan
pemasaran, dan penyusutan modal investasi. biaya tidak tetap(82,20%) dari total biaya
Banyaknya investasi ditentukan oleh ukuran produksi dan biaya tetap 13,70%. Biaya tidak
skala produksi yang direncanakan. Besarnya tetap mencakup: jerami, bekatul, kapur,
modal kerja sebaiknya tiga kali biaya produksi pembibitan, polibag, pupuk, kompos dan
pada kapasitas yang direncanakan. Hal ini sebagainya yang umum digunakan. Biaya tetap
berkaitan dengan perputaran modal yang terjadi mencakup depresiasi alat dan kumbung serta
pada tiga kali siklus produksi.1 tenaga kerja. Tenaga kerja dapat dihitung
sebagai biaya tetap atau tidak tetap tergantung
Sebagai modal awal untuk usaha jamur pelaksanaan di tempat usaha. Pada industri kecil
tiram setidaknya diperlukan biaya lahan, biaya sering masuk biaya tidak tetap karena mereka
membangun kumbung, ongkos pembuatan
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

bekerja sesuai pekerjaan saat proses produksi tertentu atau pengkajian lebih tentang suatu
yang dibayar harian.11 objek yang diteliti pada daerah tertentu dan
tidak bisa disimpulkan pada daerah lain atau
Salah satu hambatan pengembangan maupun kasus lain.
peningkatan produksi agribisnis jamur edible
disebabkan oleh teknologi yang belum Waktu dan Lokasi Penelitian
menggunakan faktor-faktor produksi yang telah
diuraikan di atas secara maksimal. Dengan Penentuan daerah penelitian dilakukan
penerapan teknologi yang tepat (efesiensi faktor secara “purposive” atau secara sengaja yaitu di
produksi) akan menghasilkan produksi tinggi Kecamatan Padang Hilir Kelurahan Damar Sari
serta memperoleh keuntungan secara maksimal. Kotamadya Tebing Tinggi Sumatera Utara.
Disatu pihak dalam usaha meningkatkan
Metode Penentuan Sampel
hasil produksi para petani kebanyakan masih
terbentur kepada modal. Akibatnya Sample dalam penelitian ini adalah petani
yang membudidayakan jamur tiram putih di
keterbatasan modal sangat mempengaruhi faktor
Kecamatan Padang Hilir Kelurahan Damar Sari
produksi. Lebih-lebih keterbatasan modal
Kotamadya Tebing Tinggi Sumatera Utara.
disertai dengan teknologi budidaya jamur yang
Sampel ditentukan secara populasi dari petani
masih rendah sehingga akan menjadi ganjalan
bagi petani, akibatnya hasil produksi akan jamur tiram putih sebanyak 20 orang.
kurang maksimal. Sudah tentu keuntungan pun
Metode Pengumpulan Data
akan sulit dicapai.2
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer
Dalam mengelola kegiatan usaha berbagai jenis
dan data sekunder, data primer diperoleh dari
jamur, para pelaku usaha harus membuat
wawancara langsung dengan petani jamur tiram
rencana tentang jumlah produksi dan
dengan menggunakan quesioner yang telah
mengkombinasikan parameter produksi yang disiapkan
digunakan. Apabila parameter produksi
diterapkan dalam proses produksi jamur
sebelumnya, sedangkan data sekunder diperoleh
seefesien mungkin, maka akan menghasilkan
dari berbagai instansi pemerintah dan lembaga
suatu out put yang maksimal.2
yang berhubungan dengan penelitian ini.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
Metode Analisis Data
untuk mengetahui perusahaan tersebut layak
diusahakan dengan menggunakan hasil Untuk menguji hipotesis 1, dapat
perhitungan R/C ratio. Dari hasil perhitungan dihitung dengan rumus Regresi Linier Berganda
didapat R/C ratio sebesar 1,45 yang artinya adalah:
setiap investasi yang ditanamkan atau biaya
produksi (TC), maka akan diperolah revenue Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e
atau penerimaan sebesar 1,03 kali dari nilai
investasi yang ditanamkan. Sehingga usaha Dimana:Y = pendapatan a = konstanta
tersebut layak untuk diusahakan. Hal ini terjadi
karena dalam usaha budidaya jamur tersebut x1 = tenaga kerja (Rp/Borongan)
menghasilkan biaya penerimaan yang lebih
besar dari biaya produksinya sehingga didaerah x2 = bibit (Rp/Botol)
penelitian tersebut mendapatkan keuntungan
hasil yang besar.7 x3 = bahan baku (Rp/Kg)

C. METODE PENELITIAN x4 = bahan tambahan (Rp/Kg)

Metode Penelitian b1, b2, b3 = koefesien regresi

Metode penelitian ini menggunakan studi e = error


kasus (Case Study) yaitu metode yang
Untuk menguji pengaruh secara parsial
didasarkan pada kajian atau fenomena yang di
temukan pada suatu tempat dan waktu yang digunakan uji-t dengan rumus:
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

bi - Jika F hitung ≤ F tabel, maka H0 diterima,


T hitung = H1 di tolak
Se (bi)
Untuk menguji hipotesis 2, digunakan
Dimana: metode Benefit Cost Ratio (B/C) yaitu:

bi = koefesien regresi Benefit


B/C =
Se= simpangan baku Cost

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Dimana:

Jika t hitung ≤ t tabel H0 diterima dan H1 ditolak Benefit = pendapatan


Jika t hitung ≥ t tabel H0 ditolak dan H1 diterima Cost = biaya produksi

Untuk menguji pengaruh secara serempak Dengan kriteria:


digunakan uji F hitung dengan rumus:
- Jika nilai B/C ≥ maka usaha budidaya jamur
Jk Reg/k tiram putih sudah efisien
F hitung =
Jk Res/(n –k-1) - Jika nilai B/C ≤ maka usaha budidaya jamur
tiram putih tidak efisien
Dimana: Jk Reg = jumlah kuadrat regresi
Karakteristik Petani Sampel Usaha
Jk Res = jumlah kuadrat sisa Budidaya Jamur Tiram Putih

k= jumlah variabel bebas Berdasarkan hasil wawancara kepada petani


jamur tiram putih maka dapat diketahui
n = jumlah sampel karakteristik petani sampel yaitu berdasarkan
tenaga kerja, bibit, bahan baku, dan bahan
dengan kriteria pengujian: tambahan
- Jika F hitung ≥ F tabel, maka H0 ditolak, H1
diterima

Tabel 1. Karakteristik Petani Sampel Usaha Budidaya Jamur Tiram Putih

No Uraian Rataan

1 Umur (Tahun) 31,65

2 Tingkat Pendidikan (Tahun) 16,1

3 Pengalaman Budidaya (Tahun) 2,5

4 Jumlah Tanggungan (Orang) 1,6

Sumber: Data Primer Diolah

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1. Dari tiram putih untuk meningkatkan produksinya.
tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata Tingkat pendidikan yang pernah diikuti oleh
umur petani jamur tiram putih adalah 31,65 petani jamur tiram putih rata-rata sebesar 16,1
tahun, yaitu antara 23-46 tahun yang berarti tahun, yaitu antara 12-19 tahun. Hal ini dapat
masih tergolong umur produktif dan masih bisa dilihat bahwa rata-rata tingkat pendidikan petani
berusaha dan mengelola usaha budidaya jamur adalah pada tingkat pendidikan sarjana (S1).
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

Pendidikan yang diperoleh petani jamur tiram pada mulanya akan tinggi dan secara berangsur-
putih mempengaruhi tingkat wawasan dan angsur akan berkurang pada tahapan panen
berpengaruh terhadap kegiatan atau tindakan berikutnya. Walaupun demikian media tumbuh
yang akan dilakukan oleh petani jamur tiram jamur tersebut dapat bertahan sampai 5-6 bulan.
putih untuk memilih suatu jenis usaha yang
akan mereka usahakan. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa
produksi, biaya produksi, penerimaan dan
Pengalaman atau lamanya usaha yang pendapatan yang diterima oleh petani jamur
dijalankan petani jamur tiram putih rata-rata tiram putih berbeda-beda ini disebabkan karena
adalah 2,5 tahun, yaitu antara 1-5 tahun yang jumlah (banyaknya) pembuatan jamur baru
berarti para petani yang memiliki pengalaman dalam satu bulan berbeda, dimana ada yang
lebih lama dalam budidaya jamur tiram putih membuat dua kali dalam sebulan, ada yang tiga
akan mendapatkan pengetahuan lebih banyak kali, dan ada yang empat kali.
tentang teknik dan cara-cara berbudidaya yang
dilakukannya. Dari hasil penelitian dapat diketahui rata-
rata produksi, biaya produksi, penerimaan, dan
Jumlah tanggungan petani jamur tiram pendapatan petani sampel jamur tiram putih
putih rata-rata adalah 1,6 orang, yaitu antara 0-5 yang dinyatakan dalam Rp/bulan dapat dilihat
orang yang berarti setiap petani jamur tiram pada tabel 2. Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa
putih memiliki tanggungan yang berbeda-beda. produksi rata-rata petani jamur tiram putih
adalah 139,75 kg setiap bulannya, biaya
D. HASIL DAN PEMBAHASAN produksi rataan petani jamur tiram putih adalah
Rp. 708.925/bulannya, penerimaan rataan petani
Pendapatan Petani Jamur Tiram Putih jamur tiram putih adalah sebesar
Pendapatan petani jamur tiram putih 2.795.000/bulannya, dan pendapatan rataan
petani jamur tiram putih adalah Rp.
adalah selisih antara penerimaan (revenue)
2.086.075/bulannya dimana dalam hal ini rataan
dengan total biaya pengeluaran yang dinyatakan luas rumah jamur (kumbung) petani jamur tiram
dalam Rp/bulan. Produksi jamur tiram putih putih di daerah penelitian adalah 55,4 m2.

Tabel 2. Produksi, Biaya Produksi, Penerimaan, Pendapatan Petani Jamur Tiram Putih/Bulan

No Keterangan Rataan

1. Produksi Jamur Tiram Putih (Kg/Bulan) 139,75

2. Biaya Produksi Jamur Tiram Putih (Rp/Bulan) 708.925

3. Penerimaan (Rp/Bulan) 2.795.000

4. Pendapatan (Rp/Bulan) 2.086.075

Sumber: Data Primer Diolah

Ukuran kumbung yang ideal adalah 84 m2 dapat dinyatakan layak harus mempunyai
(panjang 12 m dan lebar 7 m) dan tinggi 3,5 jumlah produksi antara 750-1250 kg/hari atau
m.12Berdasarkan petani sampel jamur tiram di rataannya 1.000 kg/hari, maka untuk satu bulan
daerah penelitian produksi jamur yang produk tersebut berjumlah 30 x 1.000 kg –
dihasilkan dalam sebulan antara 85-280 30.000 kg. Produksi, biaya produksi,
kg/bulan dengan rataannya/bulan adalah 139.75. penerimaan, dan juga pendapatan tidak
Menurut Suriawiria (2009), untuk memelihara selamanya memiliki angka yang sama pada
10.000 subtrat tanam (baglog), luas ruangan setiap petani jamur tiram putih yang salah satu
yang diperlukan minimal 8 m x 12 m. Sesuai faktor-faktor produksinya sama karena
dengan perhitungan-perhitungan dasar tergantung bagaimana cara/kemampuan teknik
agrobisnis jamur kayu, yang secara ekonomi budidayanya, kesterilan, penggunaan bibit,
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

penggunaan bahan baku, jumlah baglog yang faktor-faktor tersebut bisa memberikan
dihasilkan, dan banyaknya pembuatan jamur pengaruh yang negatif terhadap pendapatan
baru dalam sebulan. Terkadang ada juga para petani jamur tiram putih apabila salah satu
petani jamur tiram putih yang mengalami faktor tersebut kurang baik. Untuk lebih
kerugian akibat terjadinya kontaminasi atau jelasnya melihat pengaruh tenaga kerja, bibit,
tidak sterilnya media pada waktu sterilisasi bahan baku, dan bahan tambahan terhadap
sehingga terjadi kerusakan media dan akibatnya pendapatan petani jamur tiram putih dapat
pertumbuhan dan perkembangan jamur menjadi dilihat pada tabel 3.Dari Tabel 3 di atas dapat
terhambat. diketahui bahwa persamaan fungsi Regresi
Linier Berganda adalah sebagai berikut: Y=
Pengaruh Faktor-Faktor Tenaga Kerja, 458336,58 + 0,11 X1 + 8,42 X2 + 22190,60 X3
Bibit, Bahan Baku, Bahan Tambahan + 6390,23 X4 + e
Terhadap Pendapatan Petani Jamur Tiram
Putih Dari hasil pengujian data diketahui
bahwa nilai koefesien determinasi (R – Square)
Pengaruh faktor-faktor tenaga kerja, bibit, dari penelitian ini adalah 0,93. Nilai ini
bahan baku, dan bahan tambahan akan mengindikasikan bahwa secara simultan
memberikan pengaruh yang positif apabila (serempak) pendapatan petani jamur tiram putih
masing-masing dari faktor tersebut saling dipengaruhi oleh tenaga kerja, bibit, bahan
mendukung satu sama lainnya. Faktor-faktor baku, dan bahan tambahan sebesar 93%,
tersebut tidak selamanya memberikan pengaruh selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di
yang positif terhadap pendapatan yang diterima luar variabel.
oleh petani jamur tiram putih, adakalanya

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Antara Faktor Tenaga Kerja, Bibit, Bahan
Baku, Bahan Tambahan Terhadap Pendapatan Petani Jamur Tiram Putih

Variabel Koefesien Regresi Standart Error t - Hitung

Tenaga Kerja (Borongan) X1 0,11 1,65 0,07

Bibit (Botol) X2 8,42 1,29 6,53

Bahan Baku (Goni) X3 22190,60 28807,06 0,77

Bahan Tambahan (kg, liter, unit) X4 6390,23 7770,34 0,82

Konstanta 458336,58

R – Square 0,93

Multiple R 0,96

F – Hitung 4044,26

F – Tabel 2,39

t- Tabel 2,13

Sumber: Data Primer Diolah

Dari hasil pengujian secara statistik diperoleh jamur tiram putih yaitu sebesar 96%. Hal ini
nilai Multiple R sebesar 0,96 yang mengartikan didukung oleh nilai f – hitung 4044,26 > f –
bahwa secara menyeluruh ada hubungan yang tabel 2,39 pada taraf kepercayaan 95% (α 0,05),
erat antara tenaga kerja, bibit, bahan baku, dan dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak,
bahan tambahan terhadap pendapatan petani yang berarti terdapat pengaruh yang nyata
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

antara tenaga kerja, bibit, bahan baku, dan Jadual dan urutan kerja pembuatan media
bahan tambahan terhadap pendapatan petani tanam: satu hari pekerjaan adukan bahan-bahan,
jamur tiram putih. dua hari pekerjaan kompos bahan-bahan, satu
hari pekerjaan pewadahan, satu hari pekerjaan
Untuk melihat pengaruh secara parsial sterilisasi, satu hari pekerjaan pendinginan, satu
antara tenaga kerja, bibit bahan baku, dan bahan hari pekerjaan inokulasi.13
tambahan terhadap pendapatan petani jamur
tiram putih dapat dilihat pada uraian dibawah Tenaga kerja pada usaha budidaya jamur
ini: dengan skala produksi cukup besar terdiri dari-
tenaga tetap dan tenaga borongan. Tenaga tetap
Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap diperlukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang
Pendapatan Petani jamur Tiram Putih menuntut kemampuan

Penggunaan tenaga kerja dalam berusaha khusus, misalnya pemeliharaan, inokulasi, dan
jamur tiram putih juga harus diperhitungkan penangkaran bibit. Tenaga kerja tetap harus
dengan cermat mulai dari persiapan media diberi bekal kemampuan khusus yang dituntut
sampai pada tahap pemanenan hasil agar hasil dalam tugasnya.1
produksi diperoleh secara optimal, walaupun
kenyataannya di daerah penelitian hanya sampai Upah borongan adalah upah yang
kepada tahap inokulasi. Tenaga kerja juga diberikan sesuai dengan perjanjian antara
merupakan faktor yang penting dalam berusaha pemberi kerja dengan pekerja tanpa
jamur tiram putih karena orang yang digunakan memperhatikan lamanya waktu kerja. Upah
tenaganya untuk proses produksi yang borongan ini cenderung membuat para pekerja
berlangsung dan sangat berpengaruh pula untuk secepatnya menyelesaikan pekerjaannya
terhadap besarnya produksi, dimana semakin agar segera dapat mengerjakan pekerjaan
baik dalam hal pemakaian tenaga kerja yaitu borongan lainnya.14
sesuai dengan kebutuhan dan luas kumbung
yang ada maka produksi yang diperoleh akan Pengaruh Bibit Terhadap Pendapatan Petani
semakin optimal dan berpengaruh pula terhadap Jamur Tiram Putih
pendapatan petani jamur tiram putih.
Bibit jamur yang digunakan oleh petani jamur
Berdasarkan hasil survey di lapangan tiram di daerah penelitian adalah bibit jamur
diketahui bahwa petani jamur tiram putih turunan F1 dan F2 yaitu bibit jamur hasil dari
menggunakan tenaga kerja baik dari keluarga turunan pertama dan kedua. Bibit jamur yang
maupun luar keluarga. tenaga, baik perempuan dipesan dan dibeli oleh petani jamur tiram putih
maupun pria (anak-anak maupun remaja). Upah adalah bibit yang berkualitas karena bibit yang
tenaga kerja adalah sistem borongan dimana berkualitas merupakan kunci keberhasilan
rataan penggunaan tenaga kerja, upah dan dalam budidaya jamur tiram putih dan para
rataan hari kerja borongan budidaya jamur petani jamur di daerah penelitian telah
tiram putih/bulan dapat dilihat pada tabel 4. memahami tentang kualitas bibit yang baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
Hasil pengujian dengan uji t untuk tenaga pemilihan bibit jamur tiram putih ini yaitu bibit
kerja diperoleh nilai t – hitung 0,07 < t – tabel berasal dari strain atau varietas unggul, umur
2,13 pada tingkat kepercayaan 95% (α 0,05). bibit optimal 45-60 hari, warna bibit putih
Dengan demikian H1 ditolak dan H0 diterima
yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang merata, bibit tidak terkontaminasi, belum
nyata antara tenaga kerja terhadap pendapatan ditumbuhi jamur. Biasanya petani jamur tiram
petani jamur tiram putih. Tenaga kerja putih membeli bibit kepada produsen/penangkar
memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat bibit yang ada di daerah Jawa, dimana para
pendapatan petani jamur tiram putih yaitu petani memesan membeli dalam satuan per
sebesar 0,11. Apabila penggunaan tenaga kerja botol dengan harga Rp. 20.000/botol dan harga
telah sesuai dengan yang dibutuhkan dan faktor- tersebut sudah termasuk dengan ongkos
faktor lain yang mendukung usaha budidaya kirimnya.
telah baik (terpenuhi) maka akan dapat
mempengaruhi pendapatan petani jamur tiram Pada umumnya di daerah penelitian satu
putih. botol bibit jamur dapat menghasilkan 38-45
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

baglog, sedangkan rata-ratanya adalah 40 kerusakan dan terhambatnya pertumbuhan


baglog/botol. Apabila Penggunaan bibit oleh jamur tiram putih sehingga produksi dan
petani jamur tiram putih tidak efisien maka akan pendapatan petani jamur tiram putih menjadi
mengurangi jumlah baglog yang dihasilkan berkurang.
sehingga mempengaruhi jumlah produksi dan
pendapatan petani jamur tiram putih. Dalam Penggunaan bibit petani jamur tiram
penggunaan bibit jamur, kesterilan (media, alat) putih di daerah penelitian dalam satu kali
dan kebersihan orang yang melakukan pembuatan jamur berkisar antara 4-7 botol.
penanaman bibit jamur (inokulasi) merupakan Penggunaan bibit dalam sebulan berkisar antara
salah satu hal yang penting dalam menjamin 8-28 botol, dimana jumlah tersebut tergantung
keberhasilan budidaya jamur tiram putih karena kepada kebutuhan dan banyaknya pembuatan
apabila ada kesalahan maka akan menyebabkan jamur dalam sebulan. Sedangkan penggunaan -
Tabel 4. Rataan Penggunaan Tenaga Kerja, Upah dan Rataan hari kerja Borongan Budidaya Jamur
Tiram Putih/Bulan.

Rataan Jumlah Tenaga


Tenaga
Kerja/Bulan Rataan Upah/Bulan Rataan Hari Kerja/bulan
Kerja
(Orang) (Rp) (Hari)

Persiapan
Media 3,65 32.000 2,65

Pembuatan
Baglog 5,6 83.500 3,65

Inokulasi 2,65 55.500 2,65

Sumber: Data Primer Diolah

bibit untuk rataan/bulannya adalah 13,75 botol budidaya jamur ditentukan oleh kualitas media
dan biaya bibit rataan/bulannya Rp. 275.000. tanam, proses budidaya, dan kualitas bibit yang
digunakan. Bibit yang berkualitas dapat dibuat
Hasil pengujian dengan uji t untuk bibit dengan perlakuan-perlakuan yang teliti dan
diperoleh nilai t – hitung 6,53 > t – tabel 2,13 sarana yang cukup memadai, seperti ruang
pada tingkat kepercayaan 95% (α 0,05). pembuatan bibit, peralatan, dan kemampuan
Dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak pelaksana.
yang berarti terdapat pengaruh yang nyata
antara bibit terhadap pendapatan petani jamur Pengaruh Bahan Baku Terhadap
tiram putih. Bibit mempunyai pengaruh yang Pendapatan Petani Jamur Tiram putih
positif terhadap tingkat pendapatan petani jamur
tiram putih sebesar 8,42 yang berarti bibit Bahan baku yang digunakan petani jamur tiram
mempunyai pengaruh yang cukup besar putih di daerah penelitian adalah menggunakan
terhadap keberhasilan dalam budidaya jamur serbuk kayu, dimana serbuk kayu merupakan
tiram putih. Apabila bibit yang digunakan hasil limbah pengolahan kayu yang jumlahnya
berkualitas dan faktor-faktor lain yang melimpah dan harganya relatif murah yaitu Rp.
mendukung usaha budidaya telah baik 2.000/goni. Serbuk kayu yang digunakan petani
(terpenuhi) maka dapat meningkatkan jamur tiram putih di daerah penelitian adalah
pendapatan petani jamur tiram putih. Menurut serbuk kayu yang bersih, tidak busuk, tidak
Winarni dan Rahayu (2002), bibit jamur yang ditumbuhi jamur lain, dan masih segar. Selain
berkualitas merupakan kunci keberhasilan itu juga petani jamur tiram lebih memilih serbuk
dalam budidaya jamur. Bila bibit yang kayu yang berasal dari kayu yang keras dan juga
digunakan telah kadaluwarsa, maka dapat tidak mengandung minyak ataupun getah karena
dipastikan hasilnya tidak akan maksimal. itu adalah serbuk kayu yang terbaik bagi petani
Menurut Cahyana dkk (2002) keberhasilan jamur tiram putih. Biasanya serbuk kayu yang
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

banyak tersedia terdiri dari campuran berbagai Bahan tambahan yang digunakan petani
macam jamur tiram putih terdiri dari beberapa macam
yaitu dedak (bekatul), kapur karbonat (CaCO3),
jenis kayu. Bahan baku merupakan bahan gipsum (CaSO)4, metanol. Adapun harga
utama atau yang paling banyak digunakan. bahan tambahan dalam budidaya jamur tiram
Bahan baku yang baik akan menjamin putih di daerah penelitian dapat dilihat pada
pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram tabel berikut:
putih sehingga jamur yang dihasilkan akan
memuaskan dan sesuai yang diharapkan serta Tabel 5. Harga Bahan Tambahan Budidaya
produksi dan pendapatan petani jamur tiram Jamur Tiram putih
putih juga meningkat.
Harga Bahan Tambahan
Penggunaan bahan baku (serbuk kayu) di
daerah penelitian dalam satu kali pembuatan Dedak CaCO3 CaSO4 Metanol
jamur berkisar antara 4-7 goni. Penggunaan
bahan baku dalam sebulan berkisar antara 8-28 (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Ltr)
goni serbuk kayu, dimana penggunaan bahan
baku tersebut harus disesuaikan dengan 2.000 1.000 4.000 5.000
banyaknya bibit yang dimiliki petani dan
banyaknya pembuatan jamur dalam sebulan. Sumber: Data Primer Diolah
Sedangkan penggunaan bahan baku (serbuk
kayu) untuk rataan/bulannya adalah 13,75 goni Bahan tambahan ini digunakan untuk
dan biaya bahan baku rataan/bulannya Rp. mendukung pertumbuhan jamur lebih optimal
27.500. dan sesuai dengan yang diharapkan sehingga
dapat meningkatkan produksi dan pendapatan
Hasil pengujian dengan uji t untuk bahan petani jamur tiram putih. Bahan-bahan tersebut
baku diperoleh nilai t – hitung 0,77 < t – tabel merupakan bahan pelengkap untuk mendukung
2,13 pada tingkat kepercayaan 95% (α 0,05). keberhasilan dalam usaha budidaya jamur tiram
Dengan demikian H1 ditolak dan H0 diterima putih karena tanpa peranan dari bahan tambahan
yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang ini pertumbuhan jamur tiram putih dan
nyata antara bahan baku terhadap pendapatan produksinya akan kurang memuaskan.
petani jamur tiram putih. Bahan baku Penggunaan bahan tambahan tersebut harus
mempunyai pengaruh yang positif sebesar disesuaikan dengan banyaknya bahan baku yang
22190,60. Apabila penggunaan bahan baku dimiliki petani dan banyaknya pembuatan jamur
telah sesuai dengan yang dibutuhkan atau dalam sebulan. Adapun rataan penggunaan dan
efisien dan faktor-faktor lain yang mendukung rataan biaya bahan tambahan budidaya jamur
usaha budidaya telah baik (terpenuhi) maka tiram putih/bulan dapat dilihat pada tabel 6.
dapat meningkatkan pendapatan petani jamur
tiram putih. Hasil pengujian dengan uji t untuk bahan
tambahan diperoleh nilai t – hitung 0,82 < t –
Kayu atau serbuk kayu yang digunakan tabel 2,13 pada tingkat kepercayaan 95% (α
sebagai tempat tumbuh jamur mengandung 0,05). Dengan demikian H1 diterima dan H0
karbohidrat, serat lignin, dan lain-lain. Dari ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh
kandungan tersebut ada yang berguna dan yang nyata antara bahan tambahan terhadap
membantu pertumbuhan jamur, tetapi ada pula pendapatan petani jamur tiram putih. Bahan
yang menghambat. Kandungan yang tambahan memiliki pengaruh yang positif
dibutuhkan bagi pertumbuhan jamur antara lain terhadap tingkat pendapatan petani jamur tiram
karbohidrat, serat, dan lignin, sedangkan faktor putih sebesar 6390,23. Apabila penggunaan
yang menghambat antara lain adanya getah dan bahan tambahan telah sesuai dengan yang
zat ekstraktif (zat pengawet alami yang terdapat dibutuhkan atau efisien dan faktor-faktor lain
pada kayu).1 yang mendukung usaha budidaya telah baik
(terpenuhi) maka dapat meningkatkan
Pengaruh Bahan Tambahan Terhadap pendapatan petani jamur tiram putih.
Pendapatan Petani Jamur Tiram putih
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

Tabel 6. Rataan Penggunaan dan kg, gipsum (CaSO4) 0,5 kg. Formulasi 3 adalah
Rataan Biaya Bahan Tambahan Budidaya Jamur serbuk kayu 100 kg, dedak/bekatul 10 kg, kapur
Tiram Putih/Bulan karbonat (CaCO3) 2,5 kg, gipsum (CaSO4) 0,5
kg. Pada formulasi tersebut ditambahkan air
Penggunaan Bahan Tambahan/Bulan Biaya Bahan Tambahan/Bulan
secukupnya (kadar air media diatur hingga 50-
65%) kemudian diaduk secara merata sampai
edak CaCO3 CaSO4 Metanol Dedak CaCO3 CaSO
campuran
4 Metanol
tersebut dapat dikepal tetapi tidak
meneteskan air. Komposisi ini berbeda dengan
kg) (kg) (Kg) (liter) (Rp) (Rp) (Rp)
di daerah (Rp)penelitian karena hal tersebut
berdasarkan pengalaman masing-masing petani
1,25 3,65 1,825 1,325 82.500 3.650 7.300 6.625putih, akan tetapi walaupun
jamur tiram
demikian jamur tiram putih tetap bisa
berproduksi.1
Sumber: Data Primer Diolah Formulasi tersebut di atas untuk 100 kg
serbuk kayu dapat menghasilkan baglog
Bahan tambahan tersebut sengaja
berkisar antara 150 baglog atau lebih, dimana
digunakan petani sebagai pelengkap dan untuk
jumlah ini tergantung dari ukuran plastik PP
menghilangkan kekuatiran petani dengan yang digunakan dan berat media (baglog) pada
maksud agar pertumbuhan jamur tiram putih saat ditimbang. Pada daerah penelitian sebagian
lebih baik/terjamin. Jika bahan-bahan tambahan
besar petani jamur tiram putih menggunakan
tersebut tidak digunakan, jamur tiram putih
plastik PP ukuran 20 x 30 cm dan berat media
masih bisa tumbuh akan tetapi petani tidak mau
(baglog) antara 0,9 – 1,2 kg. Menurut Cahyana
mengambil resiko kegagalan dalam budidaya
dkk (2002), ukuran dan ketebalan plastik PP dari
jamur tiram putih. Apabila bahan tambahan berbagai macam. Beberapa ukuran plastik yang
telah sesuai dengan yang dibutuhkan dan faktor- biasanya digunakan dalam budidaya jamur
faktor lain yang mendukung usaha budidaya
antara lain 20 cm x 30 cm, 17 cm x 35 cm, 14
telah baik (terpenuhi) maka dapat meningkatkan
cm x 25 cm dengan ketebalan 0,3 mm – 0,7 mm
pendapatan petani jamur tiram putih.
atau dapat juga lebih tebal.
Bahan-bahan tambahan seperti dedak
Analisis Efisiensi Usaha Budidaya Jamur
ditambahkan untuk meningkatkan nutrisi media
Tiram Putih
tanam sebagai sumber karbohidrat, sumber
karbon (C), dan nitrogen. Kapur karbonat Menurut hasil penelitian yang dilakukan
(CaCO3) ditambahkan sebagai sumber kalsium dapat dilihat apakah penerimaan dan
(Ca) dan juga sebagai pengatur pH media selain pendapatan petani jamur tiram putih sudah
itu unsur kalsium dan karbon digunakan untuk efisisen dan apakah usaha budidaya jamur tiram
meningkatkan mineral yang dibutuhkan jamur
bagi pertumbuhannya. Gipsum (CaSO)4

digunakan sebagai sumber kalsium dan sebagai


bahan untuk memperkokoh media sehingga
media tidak mudah rusak. Menurut Suriawiria
(1986), maksud penambahan bahan campuran
ini adalah untuk meningkatkan sumber nutrisi
yang dibutuhkan oleh jamur sehingga
pertumbuhan dan perkembangannya lebih baik
dan hasil yang didapatkan lebih tinggi, baik
kualitas maupun kuantitasnya.

Formulasi kebutuhan bahan-bahan dalam


budidaya jamur tiram yaitu: formulasi 1 adalah
serbuk kayu 100 kg, dedak/bekatul 15 kg, kapur
karbonat (CaCO3) 5 kg, gipsum (CaSO4) 1 kg.
Formulasi 2 adalah serbuk kayu 100 kg,
dedak/bekatul 5 kg, kapur karbonat (CaCO3) 2,5
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

putih ini sudah efisien untuk diusahakan oleh kantong plastik1 bertujuan untuk mempermudah
petani jamur tiram putih. Untuk mengujinya pengaturan kondisi (jumlah oksigen dan
maka digunakan metode Benefit Cost Ratio kelembaban media) dan penanganan media
(B/C) dengan kriteria apabila nilai B/C > 1 selama pertumbuhan. Kantong plastik yang
maka usaha jamur tiram putih sudah efisien dan digunakan adalah plastik yang kuat dan tahan
sebaliknya apabila nilai B/C < 1 maka usaha panas sampai dengan suhu 1000 C. Jenis plastik
jamur tiram putih tidak efisien untuk biasanya dipilih dari jenis polipropilen (PP).
diusahakan. Hal ini dapat dilihat pada Ukuran dan ketebalan plastik terdiri dari
perhitungan dibawah ini: berbagai macam. Beberapa ukuran plastik yang
biasa digunakan dalam budidaya jamur tiram
B/C = Benefit/Cost = 2086075/708925 putih adalah 20 cm x 30 cm, 17 cm x 35 cm, 14
= 2,94 cm x 25 cm dengan ketebalan 0,3 mm – 0,7 mm
atau dapat juga lebih tebal.
Dapat dilihat dari hasil perhitungan diatas
bahwa nilai B/C > 1 yaitu 2,94 nilai ini Komiditi jamur tiram putih belum begitu
mengartikan bahwa usaha budidaya jamur tiram dikenal oleh masyarakat luas dan
putih sudah efisien atau layak untuk diusahakan membudiyakannya juga sulit, maka harga yang
oleh petani jamur tiram putih yaitu pembagian ditawarkan untuk konsumen pun mahal sebesar
antara rata-rata pendapatan (2086075) dibagi Rp. 20.000/Kg dan hanya pasar-pasar tertentu
dengan rata-rata biaya produksi (708925) yaitu yang menjual jamur tiram putih tersebut. Usaha
didapat hasil B/C adalah 2,94. budidaya jamur tiram putih belum begitu
banyak diusahakan oleh petani oleh karena
Peralatan budidaya jamur tiram putih seperti: kurangnya pengetahuan tentang teknik budidaya
drum sterilisasi, lampu Bunsen, spatula, pisau, karena itu diperlukan pengetahuan yang khusus
dan knapsack solo, tabung gas, dan plastik PP tentang teknik budidaya yang baik seperti:
memiliki estimasi umur kegunaan yang berbeda. bentuk pembuatan rumah jamur (kumbung)
Dengan demikian petani jamur tiram putih tidak yang sesuai, kesterilan, mutu bibit, alat-alat
mengeluarkan biaya untuk membeli peralatan yang digunakan, syarat-syarat tumbuh jamur
dalam waktu dekat. Dalam penelitian ini biaya dan lain sebagainya yang berhubungan dengan
peralatan dilakukan penyusutan sehingga ilmu pengetahuan. Jamur tiram putih juga
diperoleh biaya penyusutan peralatan dengan mempunyai rasa yang enak apabila dikonsumsi
menggunakan metode penyusutan garis lurus dan kandungan gizi dan manfaatnya sangat baik
(Straight Line Method). untuk kesehatan sehingga harga dipasaran
cukup mahal. Untuk itu diharapkan kedepannya
Metode penyusutan ini mempunyai agar lebih baik lagi kondisi keduanya supaya
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari petani jamur dan masyarakat lebih mengenal
metode ini adalah mudah digunakan dalam jauh dan lebih terfokus lagi dalam
praktek dan lebih mudah dalam menentukan membudidayakan jamur tiram putih.
tarif penyusutan. Sedangkan kelemahan dari
metode penyusutan ini adalah beban E. KESIMPULAN
pemeliharaan dan perbaikan dianggap sama
setiap periode, manfaat ekonomis aktiva setiap Hasil pengujian dengan metode Benefit Cost
tahun sama, beban penyusutan yang diakui tidak Ratio (B/C) didapat nilai sebesar 2,94. Hal ini
mencerminkan upaya yang digunakan dalam berarti nilai B/C > 1 menunjukkan bahwa usaha
menghasilkan pendapatan, laba yang dihasilkan budidaya jamur tiram putih efisien atau layak
setiap tahun tidak menggambarkan tingkat untuk diusahakan oleh petani, sehingga saha
pengembalian yang sesungguhnya dari umur budidaya jamur tiram putih efisien atau layak
kegunaan aktiva (dalam matching principle, untuk diusahakan oleh petani.
beban penyusutan harus proporsional pada
penghasilan yang dihasilkan).15
F. DAFTAR PUSTAKA
Alat-alat tersebut memiliki umur
ekonomis yang panjang dan dapat digunakan 1. Cahyana. Y.A, Muchrodji, dan Bakrun. M,
lebih lama sampai tahunan (kecuali plastik PP 2002. Jamur Tiram. Penebar Swadaya,
yang bertahan 5-6 bulan karena media dapat Jakarta.
bertahan sampai umur tersebut). Penggunaan
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

2. Pasaribu. T, Permana D. R, dan Alda. E R, (http://gedongan.wordpress.com, diakses 03


2000. Aneka Jamur Unggulan yang Januari 2009).
Menembus Pasar. Grasindo, Jakarta.
11. Seragen, 2009. Budidaya Jamur Tiram
3. Suhardiman. P, 1983. Jamur Kayu. Modal Ringan Hasil Besar, (Online),
Penebar Swadaya, Jakarta. (http://www. sragen. go.id, diakses 16
Maret 2009).
4. Gunawan. A.W, 2000. Usaha Pembibitan
Jamur. Penebar Swadaya, Jakarta. 12. Ganjar, 2008. Budidaya Jamur Tiram.
(Online), (http://www.bbpp-
5. Suriawiria. U, 2002. Sukses Beragrobisnis lembang.info/index.php, diakses 20 April,
Jamur Kayu (Shiitake, Kuping, Tiram). 2010).
Kanisius, Yogyakarta.
13. Siswandi. B, 2009. Jual Bibit Jamur dan
6. Usry. M.. F dan Matz. A, 1986. Akuntansi Media Tanam Jamur Tiram Putih ,
Biaya (Perencanaan dan Pengendalian). (Online),
Erlangga, Jakarta. (http://www.budimushroom.co.cc/index.ph
p?news&nid=8, diakses 7 Maret 2010).
7. Intan. A.R, 2003. Analisis Usaha Jamur
Tiram Putih Dan Jamur Kuping, (Online), 14. Suratiyah. K, 2008. Ilmu Usaha Tani.
(file:///G:/gdl.php.htm, diakses 07 Penebar Swadaya. Jakarta.
Desember 2009).
15. Setiawan. J.S, 2001. Kajian Terhadap
8. Suriawiria. U, 1986. Pengantar Untuk Beberapa Metode Penyusutan dan
Mengenal dan Menanam Jamur. Angkasa, Pengaruhnya Terhadap Perhitungan Beban
Bandung. Pokok Penjualan, (Online),
(http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.ph
9. Suharya. T, 2000. Budidaya Jamur Kayu. p/aku/article/viewfile/15686/15678, diakses
Tata Agribisnis, Bogor. 10 Februari 2010).

10. Gedongan, 2009. Budidaya. Jamur Tiram


dan Peluang Pasar, (Online),
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP KADAR GULA REDUKSI YANG
TERKANDUNG DALAM BUAH SALAK PADANGSIDIMPUAN
M. Said Siregar
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Email: msaidregars@gmail.com

Abstract
An investigation of influence of temperature and storage time to reducing sugar content of Salak
Padangsidimpuan has been carried out. Salak fruit were stored in different temperature : room
temperature, 34ºC, 37ºC and 40 ºC. Analysii of reducing sugar content is determined every one day
interval, starting from 0 to 9 days storage by Nelson-Somogyi methode with Spectofotometer 1101.
Reducing sugar content before storage was 1.276% and the maximum reducing sugar content obtained
on 37ºC after 3 days storage was 8.143%. The other maximum reducing sugar content after storage in
room temperature ( 7days), 34 ºC (5 days) and 40 ºC ( 2days) were: 7.92%, 8.073% and 4.640%,
respectively.
Keywords : reducing sugar, salak, padangsidimpuan.

Abstrak
Penelitian tentang pengaruh suhu dan waktu penyimpanan terhadap kadar gula reduksi yang
terkandung dalam buah salak telah dilakukan. Buah salak disimpan dalam suhu yang berbeda: suhu
ruang, 34ºC, 37ºC d an 40 ºC. Analisis kandungan gula reduksi buah salak ditentukan selang setiap hari
mulai 0 hari sampai 9 hari penyimpanan dengan metode Nelson-Somogy menggunakan Spektrofotometer
1101. Kandungan gula reduksi sebelum penyimpanan 1,276% dan kandungan maksimum gula reduksi
diperoleh pada penyimpanan 37ºC setelah 3 hari yaitu 8,14%. Kadar gula reduksi maksimum pada suhu
ruang (7 hari), 34 ºC (5hari) dan 40 ºC ( 2 hari) masing-masing: 7.92%, 8.073% dan 4.640%..

Kata kunci: gula reduksi, salak, padangsidimpuan.


A. PENDAHULUAN Ezim secara alamiah terdapat dalam
Indonesia yang terletak di daerah tropis banyak jaringan tumbuhan, yang kegiatannya berlanjut
ditumbuhi berbagai macam tumbuhan dan setelah dipanen, yang dapat menimbulkan
merupakan salah satu negara penghasil produk perubahan kimia yang tidak dikehendaki selama
pertanian yang cukup potensial, misalnya buah- penyimpanan bahan makanan. Kerusakan sel-
buahan dengan berbagai variasi bentuk, rasa, sel tumbuhan oleh ezim yang terdapat pada
aroma dan rasa yang khas. Salak merupakan bahan itu sendiri disebut sebagai autolisis dan
salah satu jenis buah tropis yang dihasilkan di merupakan salah satu penyebab kerusakan
Indonesia dan dapat diperoleh sepanjang tahun. pangan.2
Berbagai jenis salak dapat tumbuh dan Buah salak yang telah dipanen merupakan
berkembang dengan baik di Indonesia, struktur hidup, hal ini ditandai dengan masih
diantaranya : Salak Padangsidimpuan, Salak berlangsungnya reaksi-reaksi metabolik dari
Bali, Salak Condet, Salak Pondoh, Salak sistim fisiologis melalui proses respirasi
Manonjaya, Salak Madura, Salak Ambarawa (pernapasan) yaitu pengambilan gas oksigen
dan Salak Banjaranegara. (O2) serta pengeluaran gas karbondioksida
Salak Padangsidimpuan rasanya manis (CO2) dan energi. Selama penyimpanan, buah
bercampur asam dan hampir terasa sepetnya. salak mengalami kerusakan, baik fisik maupun
Ukuran buah rata-rata besar, daging buah tebal, nutritif yang akan menimbulkan kerugian.
berwarna kuning tua sampai merah, biji dan Senyawa-senyawa gula yang terdapat di dalam
sisiknya besar dan jenis ini berasal dari Desa buah salak akan mengalami perubahan bentuk
Sibakua, Tapanuli Selatan.1 menjadi bentuk lain melalui reaksi enzimatis.
Buah salak mempunyai arti penting Banyaknya gula yang terkandung dalam buah
sebagai sumber energi, vitamin, mineral dan salak dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi
zat-zat lainnya didalam menunjang kecukupan selama penyimpanan. Gula akan bertambah
gizi. Bagian buah salak yang dapat dimakan terus sampai batas tertentu. Hal ini disebabkan
mengandung vitamin dan zat-zat lain yang oleh degradasi pati menjadi gula-gula
dibutuhkan manusia, dimana air dan senyawa- sederhana. Degradasi pati dapat dilakukan oleh
senyawa gula merupakan komponen utama.
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

enzim amilase, dimana kerja enzim ini panjangnya 3-3,5 m, berduri banyak, berbelah
dipengaruhi oleh suhu. sirip dan mempunyai panjang helaian daun 5-7
Dalam batas-batas tertentu, kecepatan cm. Salak mempunyai bunga majemuk,
reaksi yang dikatalisis enzim naik bila suhu berumah dua dan tumbuh pada ketiak daun.
naik. Reaksi yang paling cepat memerlukan Bunga majemuk tersebut terdiri dari 1-3 butir
suhu optimum. Di atas suhu ini, kecepatan dan terbungkus oleh pelepah yang panjangnya
menurun tajam, terutama karena denaturasi 1-10 cm, bersisik dan tangkai buahnya kuat.
enzim oleh panas. Untuk kebanyakan enzim, Buah salak berbentuk bulat telur terbalik,
suhu optimum adalah suhu sel atau suhu diatas ujungnya runcing bersisik seperti genting,
suhu sel dimana enzim-enzim hidup.3 panjanya 5-7 cm dan daging buahnya berwarna
Pada penelitian ini yang menjadi masalah putih sampai kemerahan.6
adalah bagaimana pengaruh suhu dan waktu Sistematika tanaman salak.
penyimpanan terhadap kadar gula reduksi yang Divisio : Spermatopyta
terkandung dalam buah salak. Sub divisio : Angiospermae
Klass : Monocotylodonae
B. TINJAUAN PUSTAKA Ordo : Palmaes
Tanaman salak memiliki nama Latin, Familia : Palmae
Salacca edulis reinw. Salak merupakan tanaman Genus : Salacca
asli Indonesia. Salak termasuk famili palamae, Species : Salacca edulis reinw
serumpun dengan kelapa, kelapa sawit, aren
(enau), palem, pakis yang bercabang rendah dan Di Padangsidimpuan, penduduk dan
tegak. Batangnya hampir tidak kelihatan karena pedagang: pengecer umumnya
tertutup pelepah daun yang tersusun rapat dan mengelompokkan salak atas tujuh macam
berduri. Dari batang yang berduri itu tumbuh berdasarkan lokasi penanamannya yaitu : salak
tunas baru yang dapat menjadi anakan atau Hutakoje, Sibakua, Hutalambung, Sitinjak,
tunas bunga buah salak dalam jumlah yang Siamporik, Sibombong dan Lobu Layan.
banyak.4 Sedangkan sebagian petani sudah membedakan
Tanaman salak termasuk golongan tanaman salak berdasarkan rasa dan aroma dari daging
berumah dua, atau jenis tanaman yang buag salak atas salak apel, nenas, jambu bol,
membentuk bunga jantan pada tanaman terpisah kelapa dan salak madu.7
dari bunga betinanya. Dengan kata lain setiap
tanaman memiliki satu jenis bunga atau disebut Komposisi kimia buah salak
tanaman berkelamin satu ( uni sexualis). Pohon Buah salak digemari orang karena rasanya enak
salak ini tumbuh dalam rumpun-rumpun yang dan khas, ada yang manis, masam atau sepet.
sukar dipisahkan satu sama lain. Tanaman salak Buahnya mengandung air, karbohidrat, asam-
tumbuh dengan baik di dataran rendah yang asam organik, protein, pigmen, tannin dan
basah dan lembab serta berkembangbiak dengan vitamin.
bijinya.5 Tabel 1. Komposisi kimia daging buah salak per
Tanaman salak dalam proses tumbuh dan 100 gram1)
berkembangnya membutuhkan beberapa syarat Komponen Jumlah
tertentu agar pertumbuhan dan Kalori 77,0 kal
perkembangannya baik. Beberapa faktor yang Protein 0,4 gr
mempegaruhi pertumbuhan dan perkembangan Lemak 0,0 gr
tanaman salak antara lain : faktor iklim, tinggi Karbohidrat 20,9 gr
rendahnya letak geografis, kesuburan tanah dan Kalsium 28,0 mgr
faktor biotik. Di Padangasidimpuan, salak Fosfor 18,0 mgr
ditanam pada ketinggian 0-700 m diatas Besi 4,2 mgr
permukaan laut.1 Vitamin B 0,04 mgr
Pohon salak berbunga banyak tersusun Vitamin C 2,0 mgr
rapat dan bersisik dan merah warnanya,. Warna Air 78,0 gr
buah ini coklat kemerah-merahan. Buahnya Di dalam kehidupannya, buah-buahan
tersusun dalam tandan, kulitnya bersisik coklat akan mengalami tiga tahap perkembangan
hingga kekuning-kuningan dan daging buah Yours truly,aitu, tahap pertumbuhan (growth),
tengahnya putih hingga kemerah-merahan. tahap pematangan (maturation) dan tahap
Tanama salak mempuyai tangkai daun yang penuaan atau lewat masak (senencence).
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

CH2OH CH2OH
Perkembangan buah sepenuhnya terjadi pada H O H H O H
H 1,6-linkage
H
saat buah masih berada di pohon, tetapi OH H OH H
O
pematangan dan penuaan dapat terjadi setelah OH O
H OH H OH
buah dipetik, tergantung dari jenis buah-buahan CH2OH
CH2
CH2OH
tersebut. H
H
O H H
H
O H
H
H
O H

OH H OH H OH H
Karbohidrat dihasilkan dari proses O
O O O

fotosintesis oleh tanaman berdaun hijau. H OH H OH H OH

Karbohidrat memegang peranan yang cukup 1,4-linkage

penting di dalam sistim biologi, khususnya Gambar 1. Struktur senyawa polisakarida


respirasi, disamping itu karbohidrat di dalam (amilum).
tanaman juga digunakan untuk pertumbuhan
atau disimpan sebagai cadangan makanan. Cu dan perak, Ag dalam larutan basa. Dalam
Selama pematangan buah, protopektin larutan Benedict yang terbuat campuran CuSO4,
terhidrolisa menjadi bentuk pectin yang NaOH dan Na-sitrat, gula tersebut akan
sebagian larut kedalam cairan lamella tengah. mereduksi ion Cu2+ yang berupa Cu(OH)2
Hal ini menyebabakan perubahan yang terlihat menjadi Cu+ sebagai CuOH selanjutnya menjadi
jelas, yaitu menjadi lunaknya jaringan. Cu2O yang tidak larut, berwarna kuning atau
Disamping itu, dalam buah, kebanyakan pati merah bata. Pada saat yang bersamaaan, gula
diubah menjadi gula.8 pereduksi akan teroksidasi.
Keseluruhan proses fotosintesis yang Contoh gula pereduksi.9
melibatkan berbagai macam enzim dituliskan CH2OH
dengan persmaan reaksi : H O H
H
OH H
OH
OH
6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2 H OH

CH2OH CH2OH
Karbohidrat H
H
O H H
H
O H

Karbohidrat adalah zat-zat yang dengan OH H


O
OH H
OH OH
hidrolisis menghasilkan gula sederhana. H OH H OH
Karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi :
monosakarida, disakarida, oligosakarida dan Gambar 2. Contoh gula pereduksi.
polisakarida. Monosakarida merupakan suatu
molekul yang teridiri dari lima atau enam atom Enzim
karbon (C), sedangkan oligosakarida merupakan Enzim adalah molekul protein yang
polimer dari 2-10 monosakarida dan berfungsi sebagai katalisator dalam proses
polisakarida terdiri dari lebih 10 monomer biologis pada makhluk hidup, karena itu lazim
monosakarida. dosebut dengan biokatalisator. Secara srtuktural
enzim terdiri dari dua bagaian, yaitu bagaian
Polisakarida protein (apoenzim) dan bagian non-protein
Polisakarida merupakan polimer molekul- (gugus prostatik) yang terdiri dari ion logam
molekul monosakarida berfungsi sebagai (kofaktor) dan senyawa-senyawa organik
sumber energi (pati) dan juga sebagai penguat lainnya (koenzim). Secara keseluruhan struktur
tekstur, sellulosa dan lignin. ini disebut haloenzim.
Gula reduksi Secara fungsional enzim memiliki bagiab pusat
Karbohidrat ada yang bersifat gula aktif (active centre) dan bagian pusat pengendali
pereduksi dan gula bukan pereduksi. Sifat gula (regulatory centre). Pusat aktif adalah tempat
pereduksi ini disebabkan adanya gugus aldehida terjadinya kontak antara residu-residu asam
dan atau gugus keton yang bebas, sehingga amino aktif (active site) dengan gugus aktif dari
dapat merduksi ion-ion logam seperti tembaga, subtrat. Pusat pengendali berperan untuk
mengatur kesetimbangan akibat kontak dengan
suatu ligan (aktivator dan inhibitor) yang
senantiasa memberikan perubahan
konformasi molekul enzim. Enzim memiliki
tenaga katalitik yang luar biasa, yang biasanya
jauh lebih besar dari katalisatro anorganik.
Spesifitas enzim amat tinggi terhadap
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

subtratnya. Enzim mempercepat reaksi kimiawi menimbulkan kerusakan. Pada umumnya


spesifik tanpa pembentukan produk samping.10 kerusakan-kerusakan tadi akan cepat didorong
dan diperluas oleh pengaruh faktor-faktor luar,
Amilase yaitu : suhu, cahaya, udara, kelembaban, waktu
Amilase adalah enzim yang termasuk dan perlakuan manusia.11
kelompok hidrolase, yang dapat menghidrolisa Kerusakan buah
polisakarida (amilum) menjadi senyawa- Makanan yang telah mengalami
senyawa karbohidrat sederhana. Salah satu jenis penyimpanan dari keadaan normal biasanya
enzim amilase yaitu : α-amilase disebut juga telah menmgalami kerusakan. Keriteria yang
dengan endo amylase, yang kerjanya memutus dapat digunakan untuk menentukan apakah
ikatan 1,4 glikosida secara acak dari bagian suatu makanan masih dapat dikonsumsi antara
dalam molekul amilum, baik pada amilosa lain :
maupun amilopektin. Enzim α-amilase - Makanan tersebut bebas polusi pada
merupakan suatu enzim yang bervariasi berat setiap tahap penanganan produk
molekulnya, oleh karena itu enzim merupakan makanan.
suatu isoenzim yanga mana dapat memiliki - Bebas dari perubahan-perubahan kimia
bentuk yang berbeda, namun mengkatalisa fisik.
reaksi yang sama dengan subtrat yang Bebas mikroba dan parasit.
strukturnya sama dan menghasilkan produk a. Kerusakan mekanis dan fisik
yang sama. Kerusakan mekanis terjadi akibat
benturan-benturan mekanis sekama proses
Efek suhu pemanenan maupun pasca panen, pengolahan,
Reaksi katalisis enzim, seperti juga reaksi- pengangkutan serta pemanasan baik antara
reaksi kimia lain dipengaruhi oleh suhu. Dalam bahan dengan alat pemanenan dan alat
batas-batas suhu tertentu, kecepatan reaksi yang pengangkutan, dapat juga antara bahan pangan
dikatalisis oleh enzim naik bila suhu naik. dengan wadah pengolahan.
Reaksi yang paling cepat memerlukan suhu Gejala kerusakan yang timbul antara lain
optimum. Di atas ini, kecepatan reaksi menurun memar (karena tertindih atau tertekan), retak,
tajam, terutama karena denaturasi enzim oleh pecah dan terpotong. Komoditi pangan yang
panas. mudah mengalami kerusakan mekanis adalah
Kenaikan kecepatan di bawah suhu buah-buahan dan sayuran. Sedangkan kerusakan
optimum disebabkan oleh kenaikan energi fisik yang disebabkan oleh pengaruh luar seperti
kinetika molekul-molekul yang bereaksi. Akan serangga pada biji-bijian, buah dan sayuran
tetapi bila suhu tetap dinaikkan terus, energi selama penyimpanan. Pengaruh dari dalam
kinetika molekul-molekul enzim menjadi termasuk adanya reaksi-reaksi enzimatis
demikian besar sehingga melampaui penghalang sehingga berpengaruh terhadap warna bahan,
energi untuk memecahkan ikatan-ikatan perubahan kekentalan bahan pangan dan tekstur
sekunder yang mempertahankan enzim dalam bahan pangan.
keadaan aslinya atau keadaan katalitik aktif.
Akibatnya struktur sekunder dan tersier hilang b. Kerusakan kimiawi.
disertai hilangnya aktivitas katalitik.3 Perubahan kimiawi mencakup terjadinya
Enzim secara alamiah terdapat dalam reaksi enzimatis maupun non-enzimatis,
jaringan tumbuhan, yang kegiatannya berlanjut terjadinya proses ketengikan yang akan
setelah dipanen yang dapat menimbulkan menyebabkan penurunan mutu secara
perubahan kimia yang tidak dikehendaki selama organoleptis maupun mutu gizinya. Adanya
penyimpanan bahan makanan. Kerusakan sel- sinar juga dapat menyebabkan terjadinya
sel tumbuhan oleh enzim yang terdapat pada kerusakan.
bahan itu sendiri disebut autolisis dan
merupakan salah satu penyebab kerusakan c. Kerusakam mikrobiologi.
pangan.2 Mikroba perusak bahan pangan banyak
Setelah produk-produk tanaman jenisnya yang dapat digolongkan menjadi tiga
dipetik/dipanen, terdapat enzim-enzim yang kelompok yaitu : bakteri, kapang dan khamir.
melangsungkan perubahan sifat, antara lain Jenis pangan yang dapat dirusak oleh mikroba
melangsungkan pembongkaran zat-zat sangat tergantung pada komposisi bahan baku
makanan/unsur hara dan peristiwa ini sering setelah diolah.
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

H OH
Jenis kerusakan mikrobiologi pada O Na O Na
H C O
makanan ditandai dengan timbulnya kapang, C O
H C O
C O
H C OH
kebusukan, lendir, terjadinya perubahan warna H C O
H C OH
H C OH
H + + Cu2O
dan sebagainya. Pada umumnya golongan H C O
Cu + OH C H OH C
H C OH

bakteri merusak bahan-bahan yang banyak C O


H C OH H C OH
C O

mengandung protein dan berkadar air tinggi. OK


H C OH H C OH
OK
Kapang menyerang bahan makanan yang CH2OH CH 2OH

banyak mengandung pektin, pati dan sellulosa.


Cu2O + 2H+ 2Cu+ + H2O
Pertumbuhan kapang dapat dilihat dengan mata
2H+ + 2Cu+ + [AsMo12O40]3- Mo2O5.10MoO3 + AsO43- + 2Cu2+ + H2O
kepala secar mudah karena bersel banyak.
Sedangkan khamir menyerang bahan-bahana Arsenomolibdat Molibdenum biru

yang mengandung banyak gula, seperti buah Spektrofotometri


salak. Metode ini didasarkan pada sifat materi
Buah salak banyak mengandung dalam mengabsorpsi energi cahaya. Cahaya
karbohidrat, terutama pati yang dapat dengan frekuensi tertentu, bertalian dengan
mengalami kerusakan sampai terjadi foton, yang mempunyai sejumlah energi
pembusukan. Hal ini disebabkan karena tertentu. Jumlah energi yang dimiliki oleh foton
terjadinya degradasi pati menjadi gula-gula yang menentukan apakah suatu macam zat
sederhana yang akan digunakan untuk molekuler tertentu akan menyerap atau
melakukan aktivitas selama sisa hidup dari buah memancarkan cahaya dengan panjang
tersebut. Pemecahan pati dapat dilakukan oleh gelombang yang sesuai.
enzim amylase dan maltase.8 Dalam analisa kuantitatif, konsentrasi
Proses respirasi pada buah salak dapat solut akan dapat ditentukan melalui persamaan
menyebabkan terjadinya disorganisasi sel yang yang disebut hukum Lambert-Beer.13
ditandai dengan meningkatnya permeabilitas sel
membran sellular dan meningkatnya keempukan A = ε.a.b
daging buah sehingga merangsang aktivitas
enzim respiratiris. Kondisi ini menyebabkan Dimana,
terjadinya peningkatan proses metabolisme A = Absorbansi
dalam jaringan, sehingga buah menjadi busuk.12 ε = Konstanta Absorbsifitas (L Mol-1
cm-1)
Metode-metode kuantitatif penentuan gula b = Panjang lintasan cahaya (cm)
reduksi c = Konsentrasi zat penyerap (Mol/L)
a. Metode Nelson-Somogyi.
Metode Nelson-Somogyi, mengukur gula Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
reduksi dengan memakai kupri-arsenomolibdat. adalah buah salak vareitas Salacca sumatrana
Kuprum mula-mula direduksi menjadi bentuk Becc., kultivar kelapa, yang langsung diambil
kupro dengan pemanasan dalam larutan gula. dari daerah perkebunan salak di Desa Sibakua,
Kupro yang terbentuk lebih lanjut mereduksi Kota Padangsidimpuan.
arsenomolibdat menjadi molydenum biru. C. PENGOLAHAN DATA
Dengan membandingkannya dengan standar, Kadar gula reduksi hasil proses
konsentrasi dalam sampel dapat ditentukan. penyimpanan ditentukan dengan menggunakan
Reaksi kimia yang terjadi ; kurva kalibrasi yang diperoleh dengan
mengukur absorbansi larutan standar dari
O Na O Na berbagai konsentrasi.
C O C O Hasil pengukuran absorbansi larutan
Cu(OH)2 +
H C OH H C O
Cu + 2H 2O
standar dari berbagai konsentrasi dicantumkan
H C OH H C O
pada table berikut.
C O C O
Tabel 2. Absorbansi larutan standar.
OK
OK
No Konsentrasi Absorbansi
Glukosa (mg/ml)
1 0,02 0,361
2 0,04 0,405
3 0,06 0,449
4 0,08 0,486
5 0,10 0,534
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

6 0,12 0,573 X =Konsentrasi Gula Reduksi dari


7 0,14 0,620 perhitungan regresi (mg/ml)
8 0,16 0,652 FP = Faktor Pengenceran
9 0,18 0,701 S = berat sample (mg)
10 0,20 0,745 Analisa Variansi
Untuk menentukan ada tidaknya
Data yang diperoleh diolah dengan pengaruh suhu dan waktu penyimpanan
statistik sebagai berikut. terhadap kadar gula reduksi, digunakan analisa
Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi variansi desain eksperimen faktorial 4 x 10,
0,02 0,361 0,0004 0,130321 0,00722 model tetap.
0,04 0,405 0,0016 0,164025 0,01620 Sumber dk JK RJK Fh
0,06 0,449 0,0036 0,201601 0,02694
0,08 0,486 0,0064 0,236196 0,03888 Rata-rata 1 1862,00 1862,00
0,10 0,534 0,0100 0,285156 0,05340 Perlakua 4 4
0,12 0,573 0,0144 0,328329 0,06876 n 3 32450,7
0,14 0,620 0,0196 0,384400 0,08680 S 9 3,24507 1,08169 6
0,16 0,652 0,0256 0,425104 0,10432 W 27 6 2 583773,
0,18 0,701 0,0324 0,491401 0,12618 SW 80 175,132 19,4591 6
0,20 0,745 0,0400 0,555025 0,14900 Kekeliru 0 2 266303,
an 239,673 8,87678 6
n = 10 Σ Xi2 = 0,1540 2 8
Σ Xi = 1,1 Σ Yi2 = 3,201558 0,00266 0,00003
Σ Yi = 5,526 Σ XiYi = 0,6777 6 3
Ari data diatas selanjutnya dibuat persamaan Jumlah 12 2280,09
garis regresi linier dengan memakai persmaan : 0 7
Y = a + bx
Dimana, Sumber F0,05 F0,01
N (Σ Xi2) (Σ Yi) – (Σ Xi) (Σ Yi) Perlakuan
a = ―――――――――――― S 2,76 4,13
n (Σ Xi2) - (Σ Xi)2 W 2,04 2,72
a = 0,32 SW 1,65 2,03
n (Σ XiYi) – ( Σ Xi) (Σ Yi) Dari table diatas dapat dilihat bahwa, F hitung
b = ―――――――――――― lebih besar dari F tabel. Hal menyatakan bahwa
n (Σ Xi2) - (Σ Xi)2 suhu dan waktu penyimpanan serta interaksi
b = 2,12 suhu dan waktu penyimpanan berpengaruh
Setelah harga-harga tersebut disubstitusikan ke sangat nyata terhadap kadar gula reduksi yang
dalam persmaan regresi linier di atas, maka terkandung dalam daging buah salak selama
diperoleh : proses penyimpanan.
Y = 0,32 + 2,12 x
Selanjutnya perhitungan konsentrasi dilakukan D. KESIMPULAN
dengan menggunakan persamaan di atas, Dapat disimpulkan, hasil penelitian bahwa suhu
dimana : dan waktu penyimpanan sangat berpengaruh
Y = Absorbansi terhadap kadar gula reduksi yang terkandung
X = Konsentrasi gula reduksi (mg/ml) dalam buah salak. Untuk setiap kondisi suhu
Harga X yang diperoleh kemudian digunakan penyimpanan, bertambahnya waktu
untuk manghitung persentase gula sebagai penyimpanan maka kadar gula reduksi semakin
berikut X . FP meningkat sampai batas tertentu sampai
KGR = ――― x 100% akhirnya menurun kembali dan semakin tinggi
S suhu penyimpanan semakin cepat waktu yang
Dimana, dibutuhkan untuk mendapatkan kadar gula
KGR = Konsentrasi Guka Reduksi reduksi maksimumnya.

Tabel 3. Data konsentrasi (%) gula reduksi yang terdapat dalam buah salak setelah penyimpanan.
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

Suhu W a k t u ( hari) Jumlah

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Rang 1,27 1,41 1,34 1,57 3,68 5,02 5,24 8,07 6,93 6,08
1,29 1,41 1,34 1,56 3,68 5,01 5,25 8,08 6,94 6,09
1,27 1,41 1,34 1,57 3,69 5,01 5,24 8,07 6,93 6,09
Jumlah 3,83 4,23 4,02 4,70 11,05 15,04 15,73 24,22 20,80 18,26 121,88
Rata-rata 1,27 1,41 1,34 1,56 3,68 5,013 5,24 8,07 6,93 6,08
1,27 2,12 1,44 3,11 2,97 7,92 4,95 5,37 4,03 4,00
34ºC 1,29 2,12 1,44 3,11 2,97 7,92 4,95 5,39 4,03 3,99
1,27 2,12 1,44 3,11 2,97 7,92 4,95 5,39 4,03 3,99
Jumlah 3,83 6,36 4,32 9,33 8,91 23,76 14,85 16,15 12,09 11,98 111,58
Rata-rata 1,27 2,12 1,44 3,11 2,97 7,92 4,95 5,37 4,09 3,93
1,27 3,39 5,10 8,14 5,51 5,60 2,76 3,33 3,11 3,07
37ºC 1,29 3,39 5,10 8,15 5,51 5,60 2,74 3,33 3,11 3,07
1,27 3,39 5,10 8,14 5,51 5,60 2,76 3,33 3,11 3,07
Jumlah 3,83 10,13 15,30 24,43 16,53 16,80 8,26 9,99 9,34 9,21 123,86
Rata-rata 1,27 3,39 5,10 8,14 5,51 5,60 2,75 3,33 3,11 3,07
1,27 3,90 4,64 4,21 4,14 4,20 4,08 4,03 4,03 3,96
40ºC 1,29 3,89 4,64 4,21 4,13 4,20 4,08 4,03 4,03 3,96
1,27 3,89 4,64 4,23 4,13 4,20 4,08 4,03 4,03 3,96
Jumlah 3,83 11,68 13,92 12,65 12,40 12,60 12,24 12,09 12,09 11,88 115,38
Rata-rata 1,27 3,89 4,64 4,21 4,13 4,20 4,08 4,03 4,03 3,96
Jlh besar 15,32 32,44 37,56 51,11 48,89 68,20 51,08 62,45 54,32 51,33 472,7
Rata-rata 1,27 2,703 3,13 4,25 4,07 5,68 4,25 5,204 4,52 4,27
sumaterana Becc). Fak Pertanian USU
E. DAFTAR PUSTAKA Medan. Hal. 3.
1. Tjahjadi, N. 1995. Bertanam salak.
Kanisius. Yogyakarta. Hal. 11-15. 8. Willis, R. H., T. H. Lee, W. B. MC.
Glasson and E. G. Hall. 1981.
2. Gaman, P. M. dan K. B. Postharvest, An Introduction to
Sherrington.1992. Pengantar Ilmu Physicology and Handling of Fruit and
Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi. Vegetable. New South Wales
Edisi ke-2 GM Pess. Hal. 59-61. University Press Limited. Sydney. Hal.
71-73.
3. Martin, P. W. dkk. 1984. Biokimia.
Edisi ke-19, Alih Bahasa : Adji 9. Girindra, A. 1986. Biokimia I. PT.
Dharma dan Andreas S. K. CV. EGC Gramedia. Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Penerbit Buku Intan. Jakarta. Hal. 88. Hal. 21.

4. Santoso, H. B. 1990. Bertanam buah- 10. Wirahadikusumah, M.1989. Biokimia :


buahan. Jilid 2. Kanisius. Yogyakarta. Protein, Enzim dan Asam Nukleat.
Hal. 26-27. ITB. Bandung. Hal. 50.

5. Apandi, M. 1984. Teknologi Buah dan 11. Kartasapoetra, A. G.1994. Teknologi


sayur. Alumni. Bandung. Hal. 91-92. Penanganan Pasca Panen. Rineka
Cipta. Jakarta. Hal. 114.
6. Satiadireja, S. 1982. Holtikultura
Pekarangan dan buah-buahan. 12. Monoarfa, B.1976. Beberapa
Yasaguna. Jakarta. Hal. 14. perubahan Fisisko Kimia Buah Salak (
Salacca Edulis Reinw) Selama
7. Jimar. 1995. Analisis Keragaman Penyimpanan Ruang. Laporan Masalah
Morfologi, Anatomi dan Sitogenetika Khusus Fatemata. Institut Pertanian
Salak Padangsidimpuan (Salacca Bogor. Bogor. Hal. 14.
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

Penerbit Erlangga. Jakarta. Hal. 383-


13. Under Wood, A. L. dan R. A. 398.
Day.1990. Analisa Kimia Kuantitatif.
Edisi ke-4. Alih Bahasa: Soendoro.

PEMBERIAN KOMPOS TKS PLUS DAN EFISIENSI PUPUK ANORGANIK DALAM


MENINGKATKAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max L.)

Asritanarni Munar1, Sri Utami1 dan Faisal Azmi2


1
Jurusan Agronomi, 2 Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, UMSU, Medan

Email: sri_utami@yahoo.com

Abstract

The study to get the accurate of dosage both organic fertilizer and inorganic fertilizer to
efficiency and reduce dependence to inorganic fertilizer, through a 4x4 factorial pot experiment with
applications of composed plus oil palm empty bunches compost (plus OEB compost) and inorganic
fertilizer respectively, with three replications was applied from Juny to September 2007 at Jalan Tuar,
Kelurahan Medan Amplas, Kecamatan Medan Denai, Kotamadya Medan. Treatments of plus OEB
compost at K0 = without plus OEB compost, K1 = OEB compost plus green manure, K2 = OEB
compost plus manure, K3 = OEB compost plus green manure plus manure. Treatments of inorganic
fertilizer at P0 = without inorganic fertilizer, P1 = 25% inorganic fertilizer (25 kg urea, 37.5 kg SP-36
and 37.5kg KCl), P2 = 50% inorganic fertilizer (50 kg urea, 75 kg SP-36 and 75kg KCl) and P3 =
100% inorganic fertilizer (100 kg urea, 150kg SP-36 and 150kg KCl). Plus oil palm empty bunches
compost could increase production mand growth of soybean, The higest its get from OEB compost plus
green manure plus manure treatment, followed by OEB compost plus manure and OEB compost plus
green manure. Inorganic fertilizer could increase production and growth of soybean, the higest its get
from 100% inorganic fertilizer. The accurate of dosage both organic fertilizer and inorganic fertilizer
didn’t get, because interaction of them non significant.

Keywords: soy bean, plus OEB compost and inorganic fertilizer

Abstrak
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

Penelitian untuk memperoleh dosis pupuk organik dan anorganik yang tepat untuk efisiensi dan
mengurangi ketergantungan terhadap pupuk anorganik dilakukan dengan percobaan 4x4 faktorial
menggunakan masing-masing kompos tandan kosong kelapa sawi plus t dan pupuk anorganik , dengan
tiga perulangan yang dicoba mulai Juni sampai September 2007 di Jalan Tuar Kelurahan Medan
Amplas, Kecamatan Mean Denai, Kotamadya Medan. Perlakuan terhadap kompos tandan kosong kelapa
sawit plus pada K0= kompos TKS tanpa penambahan , K1= Kompos TKS plus pupuk kandang, K3=
Kompos TKS plus pupuk kandang dan pupuk. Perlakuan pupuk anorganik pada P0= tanpa pupuk
anorganik, P1= 25% pupuk anorganik( 25kg urea, 37,5kg SP-36 dan 37,5 kg KCl), P2= 50% pupuk
anorganik (50 kg urea, 75 kg SP-36 dan 75 kg KCl) dan P3= 100% pupuk anorganik (100 kg urea, 150
kg SP-36 dan 150 kg KCl). Kompos TKS plus dapat meningkatkan produksi dan pertumbuhan kacang
kedelai, hasil paling tinggi diperoleh pada kompos TKS plus pupuk kandang plus perlakuan dengan
pupuk diikuti oleh kompos TKS plus pupuk dan kompos TKS plus pupuk kandang. Pupuk anorganik
dapat meningkatkan produksi dan pertumbuhan kacang kedelai, yang paling tinggi diperoleh pada
penambahan 100% pupuk anorganik. Dosis pupuk organic dan anorganik yang tepat tidak diperoleh
karena interaksi keduanya tidak signifikan.

Kata kunci: kacang kedelai, kompos TKS plus, pupuk anorganik.


A. PENDAHULUAN Pertanian alternatif lebih menitikberatkan
pada masukan dari dalam usaha tani melalui
Indonesia termasuk salah satu negara proses daur ulang. pertanian organik,
penghasil kedelai dan juga memiliki areal menghindarkan bahan kimia dan pupuk yang
penanaman yang cukup luas. Ironisnya sampai bersifat meracuni lingkungan dengan tujuan
saat ini Indonesia masih mengimpor kedelai dari untuk memperoleh kondisi lingkungan yang
negara lain untuk memenuhi kebutuhan dalam sehat. Pertanian berkelanjutan dengan masukan
negeri, seiring dengan produksi kedelai nasional teknologi rendah adalah membatasi
yang mengalami penurunan cukup tinggi dari ketergantungan pada pupuk anorganik dan
1.36 juta ton pada tahun 1997 menjadi 0.83 juta bahan kimia pertanian lainnya.
ton tahun 2001. Penurunan produksi kacang-
kacangan, terutama kedelai penyebabnya antara Pupuk organik yang dapat digunakan seperti
lain karena rendahnya harga jual produksi di fungsi pupuk anorganik (pupuk kimia) adalah
tingkat petani dan rendahnya produktifitas kompos, pupuk kandang, azola, pupuk hijau
lahan. (dari jenis leguminosae), limbah industri dan
sebagainya. Tandan Kosong Sawit (TKS)
Usaha untuk mengatasi masalah tersebut merupakan bahan organik yang potensial
salah satunya dapat dilakukan dengan digunakan sebagai bahan pembenah tanah, baik
intensifikasi pertanian, yang dikenal dengan sebagai bahan kasar pembuatan kompos
pertanian modern. Penerapan pertanian modern maupun ditinjau dari jumlahnya yang banyak.2
dengan memberikan bahan-bahan kimia
anorganik pada lahan pertanian telah Kompos TKS mengandung : 0,029% P; 2,91%
memberikan dampak negatif terhadap K; 0,62% Ca; 0,48% Mg; 32,77% C; 2,04% N,
lingkungan, residu pupuk terutama nitrogen C/N 16,06 dan kadar air 52% (Herawan et al,
diketahui telah mencemari air tanah sebagai 1999). Kadar hara kompos TKS dan pupuk
sumber air minum dan bahaya yang organik lainnya sangat bervariasi jumlahnya,
ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia. tergantung dari bahan dan proses
pembuatannya. Kompos TKS merupakan pupuk
Banyak pakar pertanian dan lembaga organik yang kaya akan unsur K, sehingga
swadaya masyarakat internasional berusaha dalam aplikasinya di lapangan, penambahan
mengembangkan pertanian alternatif atau pupuk organik yang kaya unsur hara lain,
pertanian organik yang bertujuan untuk seperti mucuna bracteata (3,94% N) dan pupuk
merehabilitasi kondisi tanah yang tercemar. kandang/kotoran ayam (0,6% P) sangat
Salah satu usaha meningkatkan kesehatan tanah bermanfaat dalam melengkapi kebutuhan hara
adalah dengan membangun kesuburan tanah tanaman.
yang dilaksanakan dengan cara meningkatkan Darmosarkoro, et al., (2000)2 meneliti pengaruh
kandungan bahan organik melalui kearifan kompos TKS terhadap sifat tanah, dan
tradisional, atau menggunakan masukan dari pertumbuhan tanaman jagung mendapatkan
dalam usaha tani (on-farm inputs) itu sendiri.1 bahwa kompos TKS yang telah diinkubasikan
selama tiga minggu dapat meningkatkan
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

kesuburan tanah yaitu meningkatkan pH, K , yang diolah, dengan kandungan hara 42,8 % C;
Mg dapat dipertukarkan dan KTK tanah. 2,90 % K2O; 0,80 % N; 0,22 % P2O5 ; 0,30 %
MgO dan unsur-unsur mikro antara lain 10 ppm
Tanah yang diaplikasikan kompos TKS
B, 23 ppm Cu dan 51 ppm Zn. Menurut Loong
meningkat pH nya dari 5,79 menjadi 6,63 bila
et al. (1987) jumlah TKS adalah 20 % dai TBS
diberi kompos TKS aerob dan 6,17 bila diberi
yang diolah, dalam tiap ton TKS terdapat unsur
kompos TKS anaerob. Kompos TKS dapat
N, P, K dan Mg berturut-turut setara dengan 3
meningkatkan kadar C organik tanah dan
kg urea, 0,6 kg pupuk fosfat alam (CIRP), 12 kg
peningkatannya semakin tinggi bila
MOP dan 2 kg kiserit.
dikombinasikan dengan kotoran ayam ataupun
azolla. Kompos TKS juga dapat meningkatkan TKS merupakan bahan organik yang potensial
kadar N total tanah, dan peningkatan tertinggi digunakan sebagai bahan pembenah tanah, baik
terjadi bila dikombinasikan hanya dengan 50% sebagai bahan kasar pembuatan kompos
pupuk standar (pupuk anorganik), maupun ditinjau dari jumlahnya yang banyak.2
meningkatkan kadar K tukar tanah. Sedangkan Kompos merupakan hasil akhir dari suatu
peningkatan tertinggi P tersedia tanah proses fermentasi tumpukan sampah-sampah
disumbangkan dari pemberian kotoran ayam.3 baik yang berasal dari tanaman atau hewan
(Lubis et al. 1986). Kompos yang baik adalah
Munar (2005)4 mendapatkan bahwa
kompos yang mempunyai C/N rendah, kadar
pemberian kompos TKS aerob menghasilkan
hara esensial tinggi dan tidak mengandung
tanaman kedelai tertinggi dan bila
racun maupun logam berat. Berdasarkan unsur
dikombinasikan dengan azolla dapat
yang dikandungnya, mutu kompos dibedakan
meningkatkan bobot basah sebesar 193,54%
menjadi rendah, sedang dan tinggi. Jika kadar
dan bobot kering tajuk sebesar 53,19%
N, P, K, Ca dan Mg cukup tinggi, maka kompos
dibandingkan dengan tanpa kompos TKS dan
tersebut cukup baik sebagai sumber hara, tetapi
azolla atau kotoran ayam.
kadar unsur hara mikro ( Fe, Mn, Cu dan Zn )
Pembenaman azolla meningkatkan bahan tidak boleh terlalu tinggi.6
organik dan memperbaiki sifat fisiko-kimia Kualitas kompos yang dihasilkan pada
tanah. Hasil percobaan lapangan menunjukkan akhir pengomposan dapat dilihat dari
penggunaan azolla sebagai pupuk organik dapat kandungan unsur hara, baik hara makro (N, P, K
menghemat pupuk anorganik sebanyak 50%.5 Ca, Mg) maupun hara mikro (Fe, Cu, Zn dan
Mn). Semakin tinggi kandungan hara, maka
Pertanian organik belum dapat diterapkan semakin baik kualitas kompos tersebut.
secara murni mengingat cukup banyak kendala
yang dihadapi. Pada tahap awal penerapan Pupuk kandang merupakan kotoran padat dan
pertanian organik masih perlu dilengkapi pupuk cair dari hewan ternak yang tercampur dengan
kimia/mineral, terutama pada tanah-tanah yang sisa-sisa makanan atau alas kandang. Jenis
miskin hara. Pupuk kimia masih sangat ternak akan mempengaruhi kadar hara yang
diperlukan supaya takaran pupuk organik tidak terkandung dalam pupuk kandang .
terlalu banyak yang akan menyulitkan dalam Kotoran ayam mempunyai kadar N, P
pengelolaannya.1 dan K yang lebih tinggi dari kotoraan sapi, yaitu
masing-masing 1,7%; 0,6% dan 0,6% untuk
Sehingga penelitian tentang pemberian
kotoran ayam dan 0,6%, 0,1% dan 0,5% untuk
kompos TKS plus pupuk organik yang lain
kotoran sapi, sedangkan menurut Tampubolon
perlu dilakukan agar penggunaan pupuk
(2003) pupuk kandang ayam mengandung N, P
anorganik lebih efisien dalam meningkatkan
dan K masing-masing 0,59%, 53 ppm dan 25,32
produksi tanaman kedelai. me/100 g.
B. TINJAUAN PUSTAKA Abubakar dan Susilowati (1999)7 dalam
penelitiannya pada tanah entisol mendapatkan
Dalam satu ton TBS yang diolah
pemberian pupuk kandang 5 ton/ha
dihasilkan limbah padat organik berupa TKS,
meningkatkan N-total dan bahan organik tanah,
serat dan cangkang biji dalam jumlah masing-
tetapi tidak meningkatkan P tersedia secara
masing 23 %; 13,5 % dan 15,5 % (Darnoko
1992). Menurut Singh (1994) TKS yang nyata walaupun diberikan hampir 10 ton/ha, hal
dihasilkan adalah 22 – 23 % dari jumlah TBS ini disebabkan karena tanah awal pada
penelitian mereka mempunyai harkat
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

ketersediaan P yang sangat tinggi. Tetapi ditumbuhi M. bracteata meningkat sangat


berbeda bila digunakan pada tanah dengan tajam dibanding dengan lahan yang ditumbuhi
harkat ketersediaan P rendah. Pemberian 10 gulma.
ton/ha pupuk kandang dapat mengubah tingkat
ketersediaan P secara nyata. C. METODE PENELITIAN
Pemakaian pupuk kandang cukup efisien Penelitian ini menggunakan Rancangan
untuk menetralkan sebahagian efek meracun Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua
alumunium dalam larutan tanah dan juga faktor yaitu, kompos TKS plus dan pupuk
meningkatkan KTK tanah, konsentrasi N-total, anorganik (urea, SP-36 dan KCl), yang diulang
P-tersedia, Mg dan Ca tukar dalam tanah tiga kali. Jumlah plot seluruhnya adalah 48.
dengan aras peningkatan bervariasi tergantung
macam pupuk kandang. Faktor pertama, kompos TKS plus terdiri
dari: K0 = Tanpa kompos TKS plus, K1 =
Pupuk hijau adalah tanaman atau bagian-
Kompos TKS plus pupuk hijau, K2 = Kompos
bagian tanaman yang masih muda atau hijau
TKS plus pupuk kandang, K3 = Kompos TKS
yang dibenamkan ke dalam tanah dengan
maksud untuk menambah bahan organik dan plus pupuk hijau plus pupuk kandang. Faktor
kedua, taraf pupuk anorganik yang diberikan
unsur hara terutama unsur nitrogen.
terdiri dari: P0 = tanpa pupuk anorganik, P1 =
Tujuan pemberian pupuk hijau adalah 25% pupuk anorganik (25 kg urea, 37,5 kg SP-
untuk meningkatkan kandungan bahan organik 36 dan 37,5kg KCl), P2 = 50% pupuk
dan unsur hara dalam tanah, sehingga terjadi anorganik (50 kg urea, 75 kg SP-36 dan 75kg
perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah, KCl) dan P3 = 100% pupuk anorganik (100 k
yang akhirnya berdampak pada peningkatan urea, 150kg SP-36 dan 150kg KCl).
produktivitas tanah dan ketahanan tanah
Bahan-bahan yang digunakan dalam
terhadap erosi.
penelitian ini adalah: Benih kedelai varietas
Biasanya tanaman atau bagian tanaman tersebut Kaba, Kompos TKS, Mucuna bracteata (pupuk
adalah dari jenis tanaman kacangan hijau), dan pupuk kandang, Urea, SP-36 dan
(leguminosae) karena kadar N nya lebih tinggi KCl.
dari kadar N tanaman lainnya. Selain digunakan
Alat-alat yang dipakai pada penelitian ini
sebagai pupuk hijau, tanaman leguminosae juga
adalah: cangkul, gembor, meteran, timbangan,
digunakan sebagai penutup tanah, yang dikenal
dengan penutup tanah Legume Cover Crops penggaris, kertas dan bolpoint.
(LCC).
Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Tuar,
Penutup tanah Legume Cover Crops (LCC)
Kelurahan Medan amplas, Kecamatan Medan
yaitu campuran antara Calopogonium
Denai, Kotamadya Medan, mulai bulan Juni
mucunoides, Pueraria phaseoloides dan
sampai September 2007.
Centrocema pubescens dikenal sebagai penutup
tanah yang tidak tahan naungan, berdasarkan Lahan diolah, kemudian dibuat bedengan
pengaruhnya terhadap kesuburan tanah ternyata dengan ukuran 3m x 4m, selanjutnya
kacangan penutup tanah Mucuna bracteata diaplikasikan kompos TKS plus (75% kompos
memenuhi syarat sebagai penutup tanah selain TKS plus 25% pupuk hijau atau pupuk
LCC. Tanaman ini penghasil bahan organik kandang), dengan mencampur rata sesuai
yang tinggi dan akan sangat bermanfaat jika dengan perlakuan dan diinkubasikan (dibiarkan)
ditanam di daerah yang sering mengalami selama satu minggu. Selama masa inkubasi
kekeringan dan pada areal yang rendah lahan disiram sekali sehari bila tidak turun
kandungan bahan organiknya. Nilai nutrisi hujan, untuk mempercepat dekomposisi.
dalam jumlah serasah yang dihasilkan pada
naungan sebanyak 8,7 ton dan di daerah terbuka Benih kedelai ditanam sebanyak 3 biji/lubang,
sebanyak 19,6 ton. Jumlah ini sama dengan 263 jarak tanam 30cm x 30 cm. Seminggu setelah
kg dan 531 kg (NPKMg dengan 75-83% N). tanam, dipilih satu tanaman yang sehat untuk
Sedangkan Pueraria japonica hanya dipelihara.
menghasilkan 4,8 ton serasah yang ekuivalen Pemeliharaan meliputi penyiraman yang
dengan173 kg (NPKMg). Kandungan karbon, dilakukan dua kali sehari bila tidak turun hujan,
total P, K dan KTK dalam tanah yang penyiangan dilakukan dua kali, penyemprotan
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

hama dilakukan dengan Matador 25 EC dengan meningkatkan ketersediaan N dalam tanah.


dosis 1 cc/l pada 3 minggu setelah tanam Produksi biomassa pupuk hijau M.bracteata
(MST), dan penyrmprotan penyakit dengan yang merupakan sumber bahan organik dapat
Topsin M 70 WP dosis 1 cc/l pada 4 MST. meningkatkan unsur hara dan memperbaiki
Pemupukan Urea, SP-36 dan KCl pada 15 dan struktur tanah.8
30 hari setelah tanam (HST).
Yang sangat diharapkan dari bahan organik
Peubah yang diukur meliputi: tinggi adalah kemampuannya memperbaiki sifat fisik
tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, umur tanah, karena kandungan kandungan unsur hara
berbunga, jumlah polong berisi, jumlah polong dalam bahan organik tergolong rendah.
hampa per plot yang dilakukan sebelum panen, Pemberian pupuk anorganik berpengaruh nyata
bobot biji per plot dan bobot 100 biji dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah
setelah panen (85 HST). cabang, umur berbunga, dan berat biji per plot
tetapi tidak nyata terhadap jumlah polong
Data yang dikumpulkan dianalisis secara
hampa, jumlah polong berisi dan berat 100 biji
statistik dan beda rataan diuji berdasarkan uji
(Tabel 1).
DMRT pada taraf 5%.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan dan produksi kedelai
menunjukkan respon linier terhadap
Pemberian Kompos TKS plus peningkatan dosis pupuk anorganik diduga
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi karena kandungan unsur hara yang terdapat
tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, umur dalam tanah yang digunakan dalam penelitian
berbunga dan berat biji per plot, dengan hasil ini rendah sehingga dapat meningkatkan
tertinggi untuk semua peubah tersebut dan pertumbuhan dan produksi (Gambar 1-5).
pembungaan tercepat terdapat pada perlakuan
kompos TKS plus pupuk hijau (M. bracteata) Unsur N dan P dibutuhkan tanaman
dan pupuk kandang, yang disusul dengan sebagai penyimpanan energi dan transfer ikatan
pemberian kompos TKS plus pupuk kandang energi, kalium berperan dalam translokasi
dan Kompos TKS plus pupuk hijau (Tabel 1). karbohidrat. Nitrogen merupakan bahan
penyusun asam amino, amida, basa bernitrogen
Pemberian kompos ditambah dengan seperti purin dan protein serta nukleoprotein,
bahan organik lain lebih baik daripada hanya enzim mengandung molekol protein yang
kompos saja, hal ini karena dengan pemberian berantai panjang.
kompos dan bahan organik lain serta pupuk
hijau lebih meningkatkan kesuburan tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kombinasi kompos TKS plus dan pupuk
Tandan kosong sawit mengandung unsur anorganik tidak menunjukkan interaksi yang
N, P, K dan Mg. TKS merupakan bahan organik nyata terhadap pertumbuhan dan produksi
yang potensial digunakan sebagai bahan kedelai. Namun dari hasil penelitian
pembenah tanah.2 menunjukkan bahwa kombinasi yang
menghasilkan pertumbuhan dan produksi
Disamping hara makro, kompos juga
tertinggi adalah perlakuan K3P3 (kompos TKS
mengandung hara mikro yaitu Fe, Cu, Zn dan
plus dan pupuk anorganik 100%) dan K3P2
Mn.
(kompos TKS plus dan pupuk anorgani 50%).
Pemberian kompos dan pupuk kandang
E. KESIMPULAN DAN SARAN
juga meningkatkan pertumbuhan karena
Darman dan Cyio (2000) membuktikan bahwa Pemberian kompos TKS plus dapat
pemakaian pupuk kandang cukup efisien untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi
menetralkan sebahagian efek meracun kedelai dengan hasil tertinggi diperoleh pada
alumunium dalam larutan tanah dan juga kombinasi kompos TKS plus pupuk kandang
meningkatkan KTK tanah, konsentrasi N-total, plus pupuk hijau. Pemberian pupuk anorganik
P-tersedia, Mg dan Ca tukar tanah. dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi
kedelai dengan hasil tertinggi diperoleh pada
Pemberian kompos TKS plus pupuk hijau
pemberian pupuk anorganik 100%. Kombinasi
juga lebih baik dari pemberian kompos TKS
saja, karena dengan pemberian pupuk hijau
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

kompos TKS plus dan pupuk anorganik tidak Kedelai dengan Pemberian Kompos TKS,
menunjukkan interaksi yang nyata. Amandemen dan Pupuk Standar. J. Agrisol
(Submitted).
Disarankan melakukan penelitian dengan
mengurangi dosis kompos TKS plus, dan dalam 4. Munar, A. 2005. Pemberian Kompos TKS,
budidaya kedelai hendaknya menggunakan amandemen dan Pupuk Standar pada Typic
pupuk organik dan secara berangsur-angsur Hapludult Terhadap Serapan N, P, K dan
mengurangi pemakain pupuk anorganik. Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glicyne
max L.). J. Penelitian Bidang Ilmu
F. DAFTAR PUSTAKA Pertanian. 3 (3):36-44

1. Sutanto, R. 2002. Tantangan Global 5. Rao. S.M.S., G.S. Venkataraman, and S.


Menghadapi Kerawanan Pangan dan Kannaiyan. 1993. Biological Nitrogen
Peranan Pengetahuan Tradisional dalam Fixation. ICAR Publ., New Delhi. P. 3-106.
Pembangunan Pertanian. Dalam:Makalah.
Disampaikan dalam Seminar The Role of 6. Winaryo, Usman dan S. Mawardi. 1995.
Indigeneous Knowledge for National Food Pengaruh Komposisi Bahan Baku dan
Security. Tanggal 21 Agustus 2000 di Lama Pengomposan Terhadap Mutu
Universitas Sanata Dharma (USD). Kompos. Warta Puslit Kopi dan Kakao Vol
Yogyakarta. 11 (1) : 26 – 32.

2. Darmosarkoro W., E. S. Sutarta dan 7. Abubakar, B. dan L. E. Susilowati. 1999.


Erwinsyah. 2000. Pengaruh Kompos Inokulasi Azospirillum Brasiliense Sebagai
Tandan Kosong Sawit Terhadap Sifat Pupuk Hayati Pada Tanaman Jagung dan
Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. J. Penggunaan Pupuk Kandang Untuk
Penelitian Kelapa Sawit Vol 8 (2). PPKS. Memperbaiki Produktifitas Lahan Kering.
Medan Pros. Kongres Nasional VII HITI. 2-4
Nov. 1999. Bandung.
3. Munar, A., W. Darmosarkoro, A. Sahar dan
R. Widhiastuti. 2006. Perubahan Kadar
N, P, K Typic Hapludult pada Tanaman

ANALISIS SEKTOR INDUSTRI KECIL PERDESAAN TERHADAP PENINGKATAN


PENDAPATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

KABUPATEN DELI SERDANG

Muhammad Thamrin
Jurusan Agrobisnis, Fakultas Pertanian, UMSU, Medan
Email: mhd_thamrin@ymail.com

Abstract
The result of research, explained that variable influencing efficacy of small industrial sector in
effort is to make-up of earnings of society in District Of Percut Sei Tuan is working capital variable of
X1, labor of X2, level of education D1 and credit facility of D2 while total variable of raw material price of
X3 have not an effect on in effort of is make-up of earnings of society in District of Percut Sei Tuan.
Research of small industrial sector in District Of Percut Sei Tuan indicated that this sector can be
developed in order to make-up earnings, economic potency of region in District Of Percut Sei Tuan
specially in small industrial sector become fascination to all investor to open effort and the effort climate
will become fair and absorption of labor will be created. This Potency of small industrial sector can give
contribution which are positive to society and governance in District Of Percut Sei Tuan for example to
increase earnings of society and PAD, built and developing region specially basic facilities supporter of
development of small industrial sector in District Of Percut Sei Tuan, because of built and developing
region is reaching of progress and society’s prosperity.

Keywords : analysis, earnings of society, small industrial, precut sei tuan.


Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

Abstrak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi keuntungan sektor industri
kecil dalam usaha memperbaiki pendapatan masyarakat di Kecamatan Percut Sei Tuan adalah variabel
modal X1, buruh X2, tingkat pendidikan D1 dan fasilitas kredit D2, sedangkan variable total harga bahan
baku X3 tidak memiliki pengaruh dalam usaha meningkatkan pendapatan masyarakat Kecamatan Percut
Sei Tuan. Penelitian terhadap sector industri kecil di Kecamatan Percut Sei Tuan menandakan bahwa
sektor ini dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan, potensi ekonomi daerah Percut Sei
Tuan, khususnya di sektor industri kecil menjadi daya tarik investor untuk membuka usaha dan iklim
usaha dan menyerap tenaga kerja. Potensi Kecamatan Percut Sei Tuan sebagai contoh untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat dan PAD, membangun dan mengembangkan daerah khususnya
pendukung fasilitas dasar bagi pengembangan sector industri kecil di Kecamatan Percut Sei Tuan,
karena pembangunan dan pengembangan wilayah menghasilkan kemajuan dan kemakmuran masyarakat.

Kata kunci: analisis, pendapatan masyarakat, industri kecil, percut sei tuan.

memenuhi kebutuhan. Dalam upaya


memenuhi kebutuhan itu industri
A. PENDAHULUAN merupakan suatu alternatif untuk
mengembangkan daerah perdesaan. Sistem
Pola Dasar Pembangunan Propinsi Sumatera pertanian tradisional yang menjadi andalan
Utara yang sejalan dengan Pola Umum Jangka dalam memenuhi kebutuhan telah bergeser
Panjang dalam Garis-Garis Besar Haluan menjadi sistem pertanian modern dan
Negara (GBHN) menetapkan sektor industri industri.
sebagai prioritas utama dimana pembangunan 2. Pelaksanaan pembangunan tersebut perlu
industri ini harus mampu membawa perubahan diusahakan keterkaitan yang semakin erat
fundamental dalam struktur perekonomian antara sektor industri dan sektor-sektor
Indonesia sehingga produksi nasional yang pembangunan lainnya. Pembangunan antar
berasal dari luar pertanian menjadi semakin sektor yang berkaitan tersebut harus
besar. Proses Industrialisasi harus mampu dikembangkan dengan dasar saling
mendorong berkembangnya industri sebagai menguntungkan dan menunjang antara
penggerak utama terhadap peningkatan laju industri besar, menengah dan industri kecil,
pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan serta antara industri hilir dan industri hulu.
kerja dengan demikian industrialisasi Pentingnya SSIs (Small-Scale Industries) di
merupakan instrument yang harus mampu dalam proses pembangunan ekonomi
mentransformasikan sektor pertanian, negara yang sedang berkembang, terutama
pariwisata, pertambangan dan energi, negara dengan kondisi seperti Indonesia,
perhubungan serta jasa menjadi sektor yang yang jumlah tenaga kerja berpendidikan
semakin produktif. . rendah dan sumber-sumber alam sangat
berlimpah, kapital terbatas, ekonomi
Pembangunan desa merupakan bagian perdesaan masih "underdeveloped", dan
yang tak terpisahkan dari pembangunan distribusi pendapatan yang pincang, sangat
nasional. Setiap langkah-langkah di dalam erat hubungannya dengan sifat-sifat dasar
pembangunan harus mengacu pada pencapaian industri tersebut. Sifat-sifat utama SSIs
sasaran pembangunan berdasarkan atas dasar termasuk:
trilogi pembangunan yaitu pemerataan 3. Proses produksi sangat padat tenaga
pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju manusia (labour intensive). Melihat
kepada tercapainya keadilan sosial bagi seluruh karakter ini SSIs tidak hanya dianggap
rakyat, pertumbuhan ekonomi yang cukup sebagai suatu elemen penting dari
tinggi serta tercapainya stabilitas nasional yang kebijaksanaan pemerintah untuk
sehat dan dinamis. memperbesar kesempatan kerja, tetapi juga
sebagai suatu instrumen yang cukup efektif
1. Seiring dengan pertumbuhan dan
pembentukan, peningkatan dan distribusi
perkembangan penduduk kebutuhan akan
pendapatan;
barang dan jasa akan semakin meningkat.
4. SSIs lebih banyak terdapat di daerah-daerah
Dengan demikian dibutuhkan jumlah
non-urban dan kegiatan-kegiatan mereka
pendapatan yang semakin besar untuk
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

lebih bersifat "agricultural-oriented", baik persen pada Tahun 2002 menjadi 4,06 persen
dari sudut permintaan (demand-side) pada Tahun 2003.
maupun sudut penawaran (supply-side).
Hal ini disebabkan karena sektor
Oleh karena itu SSIs tidak hanya penting
pertanian merupakan salah satu sektor domina
sebagai suatu sektor yang menyediakan
banyak kesempatan kerja dan memberi Tabel 1. Data Potensi Jumlah di Unit Industri
pendapatan utama maupun tambahan bagi (Formal dan Non Formal), Tahun 2004.
masyarakat rural, tetapi juga merupakan
suatu landasan bagi proses industrialisasi Tenaga
berlandaskan agribisnis di perdesaan.1 Unit Usaha Kerja
No. Uraian
5. Pada umumnya SSIs menggunakan (Orang)
teknologi sederhana yang lebih sesuai
dengan kondisi lokal; 1 Industri Besar 208 6.360
6. Sumber utama pembiayaan proses produksi
pada umumnya datang dari uang tabungan 2 Industri Menengah 627 95.350
si pemilik usaha itu sendiri. Oleh karena
itu, SSIs juga sangat penting sebagai suatu 3 Industri Kecil Formal 2.008 27.590
instrumen untuk mengalokasika "local
saving/investment" lebih optimal. 1 4 Industri Kecil Non Formal 9.402 29.004
SSIs juga sangat penting sebagai sektor yang
lebih dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan Total 12.245 158.304
pokok masyarakat lokal dengan harga yang
tidak mahal, dibandingkan industri-industri Sumber Data : Bappeda Kabupaten Deli
modern/besar yang pada umumnya berlokasi di Serdang, 2004.
urban. SSIs juga sangat penting sebagai sektor disamping sektor industri pengolahan dengan
yang menyediakan alat-alat pertanian yang sumbangan lebih dari 30 persen, namun pada
murah bagi kelompok-kelompok petani kecil. Tahun 2004 sektor pertanian tumbuh sedikit
dibawah Tahun 2003 yaitu sebesar 2,09 persen.
Peranan SSIs bagi ekonomi lokal, baik dalam Perekonomian Kabupaten Deli Serdang Tahun
tingkat Desa, Kecamatan, Kabupaten, maupun 2004 masih didominasi tiga sektor yaitu sektor
Propinsi, tergantung terutama apakah SSIs industri pengolahan, sektor pertanian serta
memakai lebih banyak orang lokal sebagai sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor
pekerja dan sumber-sumber alam atau faktor- industri pengolahan sebagai kontributor terbesar
faktor produksi non-human lokal lainnya menyumbang sebesar 43,26 persen pada Tahun
sebagai material utama, di satu pihak, dan 2000, turun menjadi 40,29 persen pada Tahun
membuat barang-barang untuk pasar lokal, baik 2001. Kemudian selama periode 2002-2004
untuk konsumen maupun produsen di sektor- kontribusi sektor ini mencapai 41,59 persen,
sektor lokal lainnya, di pihak lain. 42,88 persen dan 42,60 persen.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Pembangunan industri di Kabupaten Deli
Serdang pada Tahun 2001 mencapai 5,53 Serdang berkembang pesat mengingat potensi
persen. Laju pertumbuhan ini lebih tinggi sumber daya serta bahan-bahan baku cukup
dibandingkan pertumbuhan ekonomi Tahun tersedia dan dekat dengan wilayah konsumen
2002 yaitu sebesar 3,78 persen, sedangkan pada seperti Kota Medan, Kota Binjai dan Kota
Tahun 2004 mencapai 4,23 persen. Tebing Tinggi.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai sektor
listrik, gas dan air minum 27,37 persen, diikuti Berbagai industri skala besar, menengah dan
sektor penggalian sebesar 7,90 persen, kecil yang berkembang dan menjadi andalan di
kemudian sektor perdagangan, hotel dan Kabupaten Deli Serdang antara lain keramik,
restoran sebesar 6,87 persen dimana pada tahun gelas, obat nyamuk dan mie instan di Tanjung
2003 sebesar 6,91 persen. Kenaikan sektor Morawa dan beberapa daerah lainnya,industri
pertanian sebesar 2,25 persen pada Tahun 2003 batu bata yang tersebar di beberapa Kecamatan
dimana pada Tahun 2002 turun sebesar 2,24 seperti Lubuk Pakam, Pagar Merbau, Beringin,
ternyata berdampak pada laju pertumbuhan Pantai Labu dan Tanjung Morawa. Industri
ekonomi Kabupaten Deli Serdang dari 3,78 pembuatan kacamata, jam, mebel kayu dan
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

rotan di Tanjung Morawa dan Deli Tua, industri terutama pada golongan masyarakat
kompor, batteray, paving blok di Sunggal. berpendidikan rendah dan, pada saat yang
bersamaan, distribusi pendapatan semakin
Demikian juga industri pembuatan bunga karet
pincang. Oleh karena itu harapan pemerintah
di Kecamatan Batang Kuis, maupun beberapa
adalah dengan pertumbuhan SSIs yang baik
kecamatan lainnya termasuk industri makanan
akan mengurangi jumlah pengangguran (open
kripik ubi kayu, emping melinjo disamping
unemployment), terutama di desa-desa (rural)
sulaman bordir di Kecamatan Tanjung Morawa
dan distribusi pendapatan dapat lebih baik. 1
yang tidak kalah bersaing dengan bordiran dari
Kabupaten/Kota atau Propinsi lainnya di
Indonesia. Tabel 2. Jumlah Unit Usaha Pergeseran sistem usaha tradisional
Komoditi Andalan Industri Kecil, Tahun 2004 menjadi sistem usaha modern dengan teknologi
tertentu akan meningkatkan produksi dan
Jumlah produktivitas. Teknologi hanya berperan secara
efektif apabila diimplementasikan dalam
No. Unit Usaha Komoditi bentuk proses yang bertahap. Tahap tersebut
Unit Usaha
sepatutnya berawal dari teknologi yang sudah
1 Tenunan Ulos/Songket 20 tumbuh dalam masyarakat yang disempurnakan
melalui inovasi-inovasi tertentu, untuk
2 Tenunan Sutera 1 mendorong masyarakat perdesaan mencapai
kapasitas ekonomi yang memungkinkan mereka
3 Serat Sabut Kelapa 15 mengadopsi teknologi yang lebih maju. 2
4 Rebana 2
Bagi masyarakat perdesaan
5 Anyaman Rotan 5 keberhasilan industri dimaksudkan dapat
menyediakan pekerjaan bagi penduduk yang
6 Anyaman Bambu 6 jumlahnya semakin meningkat dan untuk
menaikkan taraf hidup dengan meningkatkan
7 Assesoris Rumah 10 pendapatan netto perkapita masyarakat serta
Tangga meningkatkan kemampuan bangsa untuk
Sumber Data : Bappeda Kabupaten Deli semakin banyak berproduksi barang dan jasa di
Serdang, 2004. dalam negeri atau meningkatkan mutunya tetapi
juga saat yang bersamaan meningkatkan
Perkembangan industri di Kecamatan kemampuan untuk menjualnya. 3
Percut Sei Tuan pada Tahun 2004 baik industri
besar, menengah, kecil dan kerajinan rumah Keberhasilan industrialisasi tergantung
tangga yang tersebar di seluruh desa/kelurahan dari suatu pembangunan pertanian yang dapat
berjumlah 834 unit usaha industri, untuk lebih menciptakan landasan bagi pembangunan
jelas dapat dilihat pada tabel 3. ekonomi, dengan demikian bahwa
pembangunan pertanian merupakan syarat bagi
TINJAUAN PUSTAKA industrialisasi.

Sejak harga minyak di pasar dunia mulai Industrialisasi dalam rangka


menurun, disusul kemudian dengan resesi dunia pembangunan ekonomi suatu daerah tidak akan
pada Tahun 1982, pemerintah Indonesia mulai terlepas dari pemanfaatan berbagai sumberdaya
memperhatikan perkembangan industri kecil yang tersedia. Sumberdaya yang umumnya
rumah tangga (sebut saja SSIs: Small-Scale meliputi; sumberdaya manusia, teknologi dan
Industries) yang jumlah mereka sangat banyak, ilmu pengetahuan serta investasi dan modal.
terutama di daerah perdesaan (rural). Unsur-unsur tersebut dikelola untuk
Timbulnya perhatian pemerintah terhadap menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh
perkembangan kegiatan SSIs terutama sekali konsumen pada satu sisi dan di sisi lain akan
disebabkan oleh kenyataan selama itu bahwa menciptakan lapangan kerja di berbagai sektor
pembangunan serta pertumbuhan ekonomi di ekonomi dan ini akan menciptakan peningkatan
tanah air sejak Repelita I tidak terlalu memberi pendapatan masyarakat.
dampak yang besar seperti yang diharapkan
terhadap penyediaan kesempatan kerja,
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

Jika dikaitkan dengan pengertian pekerja pemilik dan pekerja keluarga.


perdesaan menurut undang-undang No. 32 Perusahaan industri yang memiliki tenaga kerja
Tahun 2004, yang disebut desa adalah kesatuan kurang dari 5 orang diklasifikasikan sebagai
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas ndustri rumah tangga (Home Industry)'.
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, Berbeda dengan klasifikasi yang
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat dikemukakan oleh Stanley dan Morse, bahwa
yang diakui dan dihormati dalam sistem industri yang menyerap tenaga kerja 1-9 orang
Pemerintahan Negara Kesatuan Republik termasuk industri kerajinan rumah tangga,
Indonesia. Industri kecil menyerap 10-49 orang, industri
sedang menyerap 50-99 orang dan industri besar
Desa merupakan suatu kesatuan hukum, dimana menyerap tenaga kerja 100 orang lebih.
bertempat tinggal suatu masyarakat yang
berkuasa dan mengadakan pemerintahan Berdasarkan terminologi di atas
sendiri. Desa terjadi bukan hanya dari satu banyak kriteria yang digunakan, terlepas dari
tempat kediaman masyarakat saja, namun ukuran secara kuantitatif, pada umumnya
terjadi dari satu induk desa dan beberapa tempat perusahaan kecil memiliki ciri-ciri khusus, yaitu
kediaman. Sebagian dari mana hukum yang manajemen, persyaratan modal dan
terpisah yang merupakan kesatuan tempat pengoperasian yang bersifat lokal. Hal ini sesuai
tinggal sendiri, kesatuan mana pedukuhan, yang dikemukakan oleh komisi untuk
ampean, kampung, cantilan beserta tanah Perkembangan Ekonomi (Commity for
pertanian, tanah perikanan darat, tanah hutan Economic Development) tentang kriteria usaha
dan tanah belukar.4 kecil: 5

Dalam undang-undang No. 9 Tahun a. Manajemen berdiri sendiri, manajer


1995 pada pasal 5 tentang usaha kecil adalah pemilik.
disebutkan beberapa kriteria usaha kecil sebagai b. Modal disediakan oleh pemilik atau
berikut : sekelompok kecil.
c. Daerah operasi bersifat lokal.
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak d. Ukuran dalam keseluruhan relatif kecil.
Rp. 200.000.000 tidak termasuk tanah
dan bangunan. Masyarakat perdesaan membutuhkan
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling sejumlah pendapatan untuk memenuhi
banyak Rp. 1.000.000.000. kebutuhan keluarganya. Pendapatan itu
Biro Pusat Statistik Indonesia diperoleh dari berbagai unsur antara lain
mendefenisikan usaha kecil dengan ukuran usahatani dan diluar usahatani yang digunakan
tenaga kerja, yaitu 5 sampai 19 orang yang untuk memenuhi kebutuhan mereka,
terdiri (termasuk) pekerja kasar yang dibayar, pendapatan menunjukkan jumlah seluruh uang
Tabel 3. Data Industri di Kecamatan Percut Sei Tuan (unit), Tahun 2004.

Industri Industri Industri Industri


No. Desa/Kelurahan Total
Besar Menengah Kecil Rumah Tangga
1 Amplas - - 2 1 3
2 Kenangan - - 1 5 6
3 Tembung 2 3 5 8 18
4 Sambirejo Timur - 1 5 65 71
5 Sei Rotan 2 1 6 5 14
6 Bandar Klippa - - 4 15 19
7 Bandar Khalipah - 2 - 197 199
8 Medan Estate - 2 2 1 5
9 Laut Dendang - - 5 6 11
10 Sampali - 3 7 5 15
11 Bandar Setia - 4 4 290 298
12 Kolam - - 23 50 73
13 Saentis 14 6 3 22 45
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

14 Cinta Rakyat - - 3 20 23
15 Cinta Damai - - - 2 2
16 Pematang Lalang - - - - -
17 Percut - - 4 - 4
18 Tanjung Rejo - - 1 3 4
19 Tanjung Selamat 1 2 3 8 14
20 Kenangan Baru - - - 10 10
Jumlah 19 24 78 713 834
Sumber Data : Kecamatan Percut Sei Tuan Dalam Angka, 2004.
yang diterima oleh seseorang atau rumah (UB) memiliki keunggulan pada sektor utiliti
tangga selama jangka waktu tertentu biasanya (92,12%) sektor pertambangan dan penggalian
satu tahun. 6 (89,49%), sektor industri pengolahan (72,25%),
Dengan adanya kemajuan teknologi sektor jasa-jasa (57,00%) dan sektor
fungsi produksi akan berubah, perubahan pengangkutan dan komunikasi (38,26%).
teknologi tersebut akan mempengaruhi output Prestasi ketiga dapat dilihat dari penyerapan
yang disebabkan oleh pertumbuhan input. tenaga kerja walaupun terjadi penurunan
Penggunaan teknologi yang lebih baik di dalam dibanding Tahun 2003, Usaha Kecil dan
suatu usaha mempunyai tujuan akhir yaitu Menengah (UKM) mampu menyerap 99% dari
peningkatan produksi (output) yang merupakan tenaga kerja sisanya diserap oleh Usaha Besar.
hasil proses dari kombinasi faktor-faktor Yang sangat menakjubkan, dari 99%
produksi sehingga pada gilirannya akan penyerapan tenaga kerja tersebut, 89%
meningkatkan pendapatan. Dengan demikan diantaranya justru diserap oleh Usaha Kecil
yang dimaksud dengan pendapatan masyarakat (UK).
perdesaan adalah jumlah seluruh penerimaan
Kenyataan ini menunjukkan prestasi
yang diterima masyarakat perdesaan pada satu
yang sangat luar biasa yang ditunjukkan oleh
tahun tertentu baik itu dari hasil produksi
UKM dalam penyerapan tenaga kerja di
pertanian maupun dari hasil produksi industri
Indonesia, walaupun satu unit UK hanya
serta sektor lainnya.
mampu menyerap 2 orang tenaga kerja dan UM
Prestasi utama UKM dalam perekonomian
mampu menyerap 134 orang tenaga kerja
nasional terlihat dari perkembangan jumlah unit
dibanding dengan usaha besar yang mampu
usaha. Selama Tahun 2003-2004 jumlah pelaku
menyerap 185 orang tenaga kerja per unit usaha.
usaha mengalami peningkatan sebesar 1,61%
Di sisi lain, produktivitas nasional meningkat
dari 42.537.505 unit pada tahun 2003 meningkat
dari Rp. 22,48 juta per tenaga kerja pada Tahun
menjadi menjadi 43.224.077 unit pada Tahun
2003 menjadi Rp. 25,58 juta di Tahun 2004.
2004.
Produktivitas Usaha Kecil sebesar Rp. 10,37
Peningkatan dominan terjadi pada skala usaha juta per tenaga kerja per tahun pada Tahun 2003
menengah yang mencapai 6,35% diikuti oleh meningkat cukup besar pada Tahun 2004
usaha besar 3,64% dan usaha kecil sebesar menjadi Rp. 11,57 juta per tenaga kerja.
1,61%. Prestasi kedua yang ditunjukkan oleh Sementara itu produktivitas kelompok Usaha
UKM adalah kontribusi UKM terhadap Menengah dan Besar pada Tahun 2003 masing-
produksi nasional. Selama Tahun 2001-2004 masing sebesar Rp. 33,70 juta dan Rp. 1,87
UKM memberikan kontribusi rata-rata sebesar miliar per tenaga kerja per tahun dan meningkat
63,27% lebih tinggi dibanding kontribusi usaha pada Tahun 2004 menjadi masing-masing Rp.
besar yang hanya mencapai 36,73% terhadap 38,71 juta dan Rp. 2,22 miliar per tenaga kerja
PDB tanpa migas atas dasar harga berlaku. per tahun. Kondisi di atas menyimpulkan bahwa
Secara sektoral Usaha Kecil (UK) memiliki katup pengaman pemerataan dan
keunggulan dalam bidang usaha yang ketenagakerjaan di Indonesia dipegang oleh
memanfaatkan sumberdaya alam (pertanian Usaha Kecil. Tidaklah salah kalau dikatakan
tanaman bahan makanan, perkebunan, usaha kecil sebagai “small but powerful”.
peternakan dan perikanan) dengan kontribusi Perkembangan nilai investasi mengalami
sebesar 85,89% dan sektor tersier seperti peningkatan yang cukup tinggi di Tahun 2004
perdagangan, hotel dan restoran dengan nilai yaitu sebesar 21,44% dari Rp. 362 milyar Tahun
kontribusi 75,19%. Usaha menengah (UM) 2003 menjadi Rp. 440 milyar pada Tahun 2004.
unggul di sektor keuangan, persewaan dan jasa Usaha Besar masih dominan menyerap investasi
perusahaan (46,32%) sementara Usaha Besar sebesar 58,43% sementara sisanya sebesar 23%
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

dan 18% diserap oleh Usaha Menengah dan Hirschman (dalam Suparmoko, 1990)
Usaha Kecil. Hal lain yang menarik untuk menyatakan bahwa majunya industri A
dicatat adalah ratio investasi terhadap unit usaha diharapkan mampu mendorong majunya
dan ratio investasi terhadap tenaga kerja. industri B dan industri B juga diharapkan
Investasi per unit Usaha Kecil dan Menengah mampu mendorong industri C untuk
(UKM) pada Tahun 2003 adalah Rp. 3,53 juta, berkembang dan seterusnya. Adanya dorongan
jauh lebih rendah dibanding dengan Usaha satu sama lain di dalam industri-industri ini
Besar yaitu Rp. 98.milyar per unit. adalah karena adanya efek yang berkaitan ke
depan (forward linkages effect) dan efek yang
Di Tahun 2004 UKM hanya mengalami
berkaitan ke belakang (backward linkages
peningkatan Rp. 0,70 juta per unit usaha
effect).
sementara Usaha Besar mengalami peningkatan
yang cukup signifikan sebesar Rp. 17 milyar per Pada daerah perdesaan yang
unit usaha. Kondisi ini menyimpulkan bahwa mempunyai pengaruh backward linkage dan
Usaha Besar berorientasi pada padat modal forward linkage adalah industri barang-barang
(capital intensive). Pada perode 2003-2004, primer seperti hasil-hasil pertanian, hasil-hasil
untuk menyerap 1 orang tenaga kerja Usaha hutan meskipun keterkaitan kebelakang dari
Kecil hanya memerlukan investasi Rp. 1 juta, hasil industri primer tersebut rendah namun
sementara Usaha Besar untuk menyerap 1 keterkaitan kedepan cukup tinggi, jika tersedia
tenaga kerja memerlukan investasi Rp. 574 juta. industri pengolahan yang akan mengubah
Oleh karenanya, tidaklah salah bila pemerintah industri barang-barang primer menjadi barang
mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru setengah jadi atau barang jadi maka akan
yaitu meningkatkan peranan UKM dalam terbuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat
pertumbuhan dan penyerapan tenaga kerja. 7 yang akan memberikan tambahan pendapatan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa A. METODE PENELITIAN
sektor industri kecil merupakan salah satu
sektor yang mempunyai andil yang cukup kuat Ruang lingkup penelitian ini dilakukan dengan
dalam mengatasi pengangguran dan kesempatan studi kasus (case study), dan subjek penelitian
kerja serta mewujudkan pengembangan wilayah ini adalah masyarakat yang memiliki usaha
dan pembangunan nasional. Industri kecil industri kecil di Kecamatan Percut Sei Tuan.
merupakan penyedia kesempatan kerja bagi
tenaga kerja baik di desa maupun perkotaan, Pengolahan data dilakukan dengan
sebagai salah satu kegiatan ekonomi di luar menggunakan paket komputer Statistical
sektor pertanian, sub sektor industri kecil Pachage For Social Studies (SPSS 11,5 for
memperlihatkan kemampuan menampung Windows) untuk mengolah data yang telah
semakin banyak tenaga kerja yang tidak dapat dikumpulkan yang bertujuan untuk akurasi dan
diserap pada sektor pertanian. 8 validitas data. 9

Ronsetein-Rodan (dalam Sukirno, Model untuk menganalisis data pada


1995), industrialisasi di daerah yang kurang permasalahan pertama dan hipotesis penelitian
berkembang merupakan cara untuk menciptakan ini menggunakan persamaan regresi linear
pembagian pendapatan yang lebih merata. berganda dengan rumus yaitu :
Untuk itu pengembangan sektor industri di
perdesaan merupakan hal mutlak yang harus Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4D1 + β5D2 +
dilakukan untuk meningkatkan pendapatan µ, dimana ;
masyarakat. Pengembangan dapat dilakukan Y : Pendapatan
dalam berbagai program, dalam melaksanakan a : Konstanta
berbagai program haruslah berbagai industri β1 -β5 : Koefisien regresi
dibangun secara serentak, tujuan utamanya
adalah menciptakan berbagai jenis industri yang X1 : Modal kerja
mempunyai hubungan yang erat satu sama lain
sehingga diperlukan investasi di perdesaan X2 : Jumlah tenaga kerja
terutama leading sektor yang akan mendorong
sektor-sektor lain baik langsung maupun tidak X3 : Total harga bahan baku (Rp)
langsung.
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

D1 : Dummy 1, Tingkat pendidikan F – hitung 1431,773


F – tabel α
D2 : Dummy 2, Fasilitas kredit 2,35
0,05%
t – tabel α
µ : Error term 1,671
0,05%
Dengan pengujian model regresi : t – tabel α
2,000
a. Kesignifikan total (serempak) dengan uji F, 0,025%
(F-Test) bila F-hitung > F-tabel maka DW – test 0,878
pengaruh variabel dependen dan Sumber : Data Diolah, 2006.
independen adalah signifikan. Dari Tabel 4.14. di atas dapat
b. Kesignifikan individual koefisien regresi dirumuskan persamaan regresi berganda yaitu;
dengan test student (uji t),(t-test), bila t- Y = 1,506 + 0,806X1 + 0,014X2 - 0,030X3 +
hitung > t-tabel maka pengaruhnya 0,033D1 + 0,077D2 dengan analisisnya sebagai
signifikan. berikut :
c. Dalam menjawab permasalahan kedua pada
1. Koefisien regresi untuk modal kerja X1
penelitian ini, digunakan analisis deskriptif
sebesar 0,806 menyatakan setiap
yaitu dengan membandingkan nilai
penambahan 1% modal Kerja akan
investasi setiap cabang sub sektor industri
meningkatkan pendapatan masyarakat
kecil dengan jumlah unit usaha cabang sub
sebesar 0,806%, cateris paribus.
sektor industri kecil yang terdapat di
2. Koefisien regresi tenaga kerja X2 sebesar
Kecamatan Percut Sei Tuan. Penelitian ini
0,014 menyatakan setiap penambahan
juga akan membahas nilai produktivitas per
1% tenaga kerja akan meningkatkan
tenaga kerja dan nilai investasi untuk
pendapatan masyarakat sebesar 0,014%,
menyerap 1 tenaga kerja sektor industri
cateris paribus.
kecil di Kecamatan Percut Sei Tuan.
3. Koefisien regresi total harga bahan baku
X3 sebesar –0,030 menyatakan setiap
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
penambahan 1% bahan baku akan
Variabel yang mempengaruhi keberhasilan
menurunkan pendapatan masyarakat
sektor industri kecil di dalam upaya peningkatan
sebesar –0,030%, cateris paribus.
pendapatan masyarakat di Kecamatan Percut
4. Koefisien regresi tingkat pendidikan D1
Sei Tuan adalah variabel modal kerja, tenaga
sebesar 0,033 menyatakan bahwa
kerja, total harga bahan baku, tingkat
variabel pendidikan berpengaruh positif
pendidikan dan fasilitas kredit, kemudian
terhadap peningkatan pendapatan
variabel-variabel ini di analisis dengan
masyarakat di Kecamatan Percut Sei
menggunakan model persamaan regresi linier
Tuan.
berganda yaitu ; Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 +
5. Koefisien regresi fasilitas kredit D2
β4D1 + β5D2 + µ. Variabel-variabel penelitian di
sebesar 0,077 menyatakan bahwa
atas diproses dengan menggunakan Program
variabel fasilitas kredit berpengaruh
SPSS 11,5 for Windows, dan hasilnya seperti
positif terhadap peningkatan pendapatan
tabel berikut :
masyarakat di Kecamatan Percut Sei
Tabel 4. Hasil Uji Statistik, Nilai Koefisien Tuan.
Regresi, t-hitung dan Sig. 6. Konstanta 1,506 menyatakan bahwa jika
Variabel Koefisien t- variabel penelitian modal kerja X1,
Sig. tenaga kerja X2, total harga bahan baku
Dependen Regresi hitung
X3, tingkat pendidikan D1 dan fasilitas
X 1. (Modal
0,806 14,876 .000 kredit D2 sama dengan nol, maka
Kerja)
pendapatan masyarakat adalah sebesar
X 2. (Tenaga
0,014 5,889 .000 1,506%.
Kerja)
7. Nilai R Square sebesar 0,990 ini berarti
X 3. (Total
-0,030 -0,888 .377 bahwa 99,0% variabel pendapatan dapat
Harga BB)
dipengaruhi oleh variabel modal kerja,
Dummy1. 0,033 2,049 .044
tenaga kerja, total harga bahan baku,
Dummy2. 0,077 5,842 .000
tingkat pendidikan dan fasilitas kredit,
Konstanta 1,506 5,115 .000
Nilai R Square 0,990
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

sedangkan sisanya dijelaskan oleh dari aktifitas industri kecil di Kecamatan


variabel lain diluar model. Percut Sei Tuan.
Dari uji ANOVA atau F test, didapat F-hitung 3. Variabel total harga bahan baku X3
adalah 1431,773 dengan tingkat signifikansi 1% dengan nilai t-hitung –0,030 < t-tabel
maka model regresi dapat dipakai untuk 2,000 maka H0 diterima atau berpengaruh
memprediksi peningkatan pendapatan secara signifikan menurunkan
masyarakat atau dapat dikatakan variabel modal pendapatan masyarakat pada taraf
kerja, tenaga kerja, total harga bahan baku, kepercayaan 95%. Hal ini terjadi
tingkat pendidikan dan fasilitas kredit mungkin semakin banyak unit yang
berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan diproduksi maka akan menurunkan
masyarakat di Kecamatan Percut Sei Tuan. pendapatan.
4. Variabel tingkat pendidikan D1 dengan
Berdasarkan nilai t-hitung yaitu : nilai t-hitung 2,049 > t-tabel 2,000 maka
1. Jika t-hitung < t-tabel maka H0 diterima, H0 ditolak atau berpengaruh positif
atau tidak ada pengaruh signifikan dari terhadap peningkatan pendapatan
sebuah variabel bebas terhadap variabel masyarakat di Kecamatan Percut Sei
terikat. Tuan pada taraf kepercayaan 95%.
2. Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak,
atau ada pengaruh signifikan dari sebuah 5. Variabel fasilitas kredit D2 dengan nilai
varabel bebas terhadap variabel terikat. t-hitung 5,842 > t-tabel 2,000 maka H0
3. Berdasarkan probabilitasnya, jika ditolak atau berpengaruh positif terhadap
probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan peningkatan pendapatan masyarakat di
jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak. Kecamatan Percut Sei Tuan pada taraf
4. Tabel dilihat dengan df (derajat kepercayaan 95% yang berarti bahwa
kebebasan) = n-k, dimana n = Jumlah fasilitas kredit yang diterima para
sampel (n=78) dan k = Jumlah variabel pengusaha sangat membantu dalam
(k=6) sehingga df = 78-6 = 72. Maka t- proses operasional dan kelanjutan
tabel (df= 72 taraf kepercayaan 95% (α/2 usahanya.
= 0,05/2 = 0,025)) = 2,000.
Hasil uji analisis dengan menggunakan model
Hasil uji koefsien regresi secara parsial persamaan regresi linier berganda di atas
berdasarkan nilai t-hitung adalah sebagai menyimpulkan bahwa variabel modal kerja,
berikut : tenaga kerja, total harga bahan baku, tingkat
pendidikan dan fasilitas kredit baik secara
1. Variabel modal kerja X1 dengan nilai t- serempak maupun parsial sangat mempengaruhi
hitung 14,876 > t-tabel 2,000 maka H0 keberhasilan sektor industri kecil di dalam
ditolak atau berpengaruh secara upaya peningkatan pendapatan masyarakat di
signifikan terhadap peningkatan Kecamatan Percut Sei Tuan
pendapatan masyarakat pada taraf
kepercayaan 95%. Signifikan atau F. KESIMPULAN
kebepengaruhan variabel modal kerja di Hasil penelitian menjelaskan bahwa
daerah penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi keberhasilan
modal adalah salah satu syarat utama sektor industri kecil di dalam upaya peningkatan
keberhasilan sebuah industri kecil di pendapatan masyarakat di Kecamatan Percut
Kecamatan Percut Sei Tuan. Sei Tuan adalah variabel modal kerja X1, tenaga
2. Variabel tenaga kerja X2 dengan nilai t- kerja X2, tingkat pendidikan D1 dan fasilitas
hitung 5,889 > t-tabel 2,000 maka H0 kredit D2 sedangkan variabel total harga bahan
ditolak atau berpengaruh secara baku X3 tidak berpengaruh di dalam upaya
signifikan terhadap peningkatan peningkatan pendapatan masyarakat di
pendapatan pada taraf kepercayaan 95%. Kecamatan Percut Sei Tuan.
Hal ini sesuai di daerah penelitian
dimana variabel tenaga kerja sangat G. DAFTAR PUSTAKA
memiliki peran yang sangat penting akan 1. Tambunan, T. 1989. Some Aspects of
perkembangan industri kecil, tenaga kerja Financing Small-Scale Industries in
ini merupakan salah satu ujung tombak Developing Countries. A Cross-Section
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

Study. Rotterdam: Economic Publication, (Terjemahan Agus Maulana). Penerbit


Erasmus University. PT. Gunung Agung. Jakarta.

2. Gani RA, 1996. Pengembangan 7. Mahalli, Kasyful, 2006. Usaha Kecil Dan
Teknologi Tepat Guna dan Dampak Menengah Dan Penyerapan Tenaga
Produktivitas Pertanian Dalam Rangka Kerja. Makalah yang disampaikan pada
Meningkatkan Kemandirian dan Daya Seminar Regional dan Diskusi Terfokus
Saing Pertanian Indonesia, Seminar “Mengurangi Masalah Pasar Kerja
PERHEPI. Denpasar. Sebagai Pendorong Iklim Investasi”,
yang diselenggarakan oleh PP ISEI,
3. Mubyarto, 1990. Sistem dan Moral Padang, 8-9 Mei 2006.
Ekonomi. Penerbit LP3ES. Jakarta.
8. Heryadi D, 1995. Dampak
4. Yuliati, Y dan Mangku Poernomo, 2003. Pengembangan Industri Kecil Dalam
Sosiologi Pedesaan. Penerbit Lappera Pengembangan Wilayah (Studi Kasus
Pustaka Utama. Yogyakarta. Kabupaten Deli Serdang). PPs USU.
Medan.
5. Suryana, 2001. Kewirausahaan. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta. 9. PB Triton, 2006. SPSS 13.0 Terapan
(Riset Statistik Parametrik). Penerbit
6. Samuelson, Paul A and William, Andi. Yogyakarta.
D Nordhaus, 1988. Ekonomi Makro,

INDUKSI RESISTENSI KONIDIA Trichoderma koningii TERHADAP Phytophthora nicotianae


PADA BEBERAPA VARIETAS TEMBAKAU DELI

Hilda Syafitri Darwis


Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, UMSU, Medan
Email: hilda@yahoo.com

Abstract
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

This study aims to determine the potential and the effective dose T.koningii induce plant resistance
to pathogens P.nicotianae Deli tobacco. The experiment was conducted at Research Institute of Tobacco
Deli (BPTD) PTPN II and the Laboratory of Plant Pathology Faculty of Agriculture, University of North
Sumatra in December 2008 to May 2009 using the 4 varieties of tobacco that is BPTD collection Deli-4,
F1 45, NC-95 and FIN. Research using RAK factorial design with 2 factors are the variety and density of
conidia (0, 106.107 and 108 conidia / ml). The results showed that administration of T. koningii able to
slow the latent period, reduced the incidence of disease and reduce the intensity of the disease, each
between 2-3 hsi, 12.51 to 20.83%, and 15.47 to 29.76%. Statistical test T. koningii given show significant
effect on the observations of latent period and intensity of disease, whereas the treatment effect on the
observations of real varieties latent period, disease incidence and intensity of disease.

Keywords: Tobacco, T. koningii, P. nicotianae, Induction of resistance.

Abstrak

Maksud penelitian ini adalah untuk menentukan dosis induksi resistensi T.koningii yang tepat dan
efektif terhadap hama P.nicotianae Tembakau Deli. Penelitian dilakukan di BalaiPenelitian Tembakau
Deli dan Laboratorium Patologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada
Desember 2008 sampai Mei 2009 menggunakan empat varitas tembakau yang merupakan koleksi BPTD
Deli-4, F1 45, NC-95 dan FIN. Penelitian menggunakan desain RAK faktorial dengan dua faktor yaitu
varitas dan densitas konidia (0, 106, 107 dan 108 konidia/ml). Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian
T.koningii dapat memperlambat periode laten, menurunkan pengaruh penyakit dan menurunkan
intensitas penyakit, antara 2-3 his, 12,51 sampai 20,83%. Uji statistik T.koningii menunjukkan pengaruh
signifikan pada observasi periode laten dan intensitas penyakit, sementara itu perlakuan berpengaruh
terhadap observasi varitas nyata periode laten, timbulnya penyakit dan intensitas penyakit.

Kata kunci: Tembakau, T. koningii, P. Nicotenae, induksi resistensi .


Penyakit Lanas Tembakau oleh
A. PENDAHULUAN Phytophthora nicotianae pertama kali
ditemukan pada tanaman tembakau Deli oleh
Bermacam-macam jenis tembakau yang Van Breda de Haan yang dipublikasikan pada
dibudidayakan di Indonesia dan bila tahun1896. 1 . P. nicotianae adalah patogen
dikelompokkan atas kegunaannya terdiri atas tular tanah, serangan cendawan ini akan
tembakau untuk cerutu, tembakau untuk rokok menyebabkan kerusakan akar, batang dan daun
putih atau tembakau Virginia, tembakau rokok dengan gejala layu, luka pada batang dan
kretek, tembakau pipa dan tembakau kunyah. kematian tanaman. Patogen ini dapat menyerang
Jenis tembakau yang khusus digunakan untuk semua jenis tanaman tembakau yang di tanam
rokok cerutu yang telah dibudidayakan di dan pada berbagai tingkat pertumbuhan
Indonesia antara lain Tembakau Deli atau yang tanaman. Serangan berat terjadi pada musim
lebih dikenal di Eropa dengan nama Tembakau hujan yang relatif tinggi. Kerugian yang
Sumatera, Tembakau Besuki dan Tembakau ditimbulkannya dapat mencapai 100% bila tidak
Vorstelanden. segera dikendalikan dengan benar. 2

Permasalahan yang sangat dirasakan Upaya pengendalian yang telah


pada beberapa tahun terakhir adalah rendahnya dilakukan selama ini belum memberikan hasil
produktivitas Tembakau, Tahun 2007 penjualan memuaskan. Untuk mencapai keberhasilan
Tembakau Deli dan Tembakau Jawa mencapai dalam pengendalian penyakit ini perlu
titik terendah yang masing-masing 1.675 dan diterapkan program pengendalian secara
802 bal, Sementara itu, kebutuhan dunia atas terpadu, diantara strategi yang dapat dilakukan
tembakau Deli kelas wahid ini 3.000 bal. adalah dengan penggunaan varietas tahan dan
Menurut Naif Ali, Direktur Keuangan PTPN II, pengendalian hayati. Penggunaan Trichoderma
kemorosotan volume tembakau yang dilelang sp. untuk pengendalian hayati merupakan salah
banyak disebabkan faktor alam diantaranya ada satu alternatif pengendalian yang mempunyai
beberapa jenis hama dan penyakit yang sering harapan untuk dikembangkan.
menyerang pada pertanaman tembakau.
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

Kemampuan Trichoderma dalam faktor perlakuan dan 4 kelompok (ulangan)


mengendalikan berbagai jenis patogen dimana. Faktor 1 yaitu : varietas tembakau deli (
disebabkan karena memiliki beberapa V1 = Deli-4, V2 = F1 45, V3 = NC 95 dan V4 =
mekanisme antara lain bersifat antagonis FIN) sedangkan faktor 2 yaitu : Kerapatan
(kompetisi, hiperparasitisme, antibiosis dan konidia T. koningii (F0 = Kontrol (air steril), F1
lisis), memperkuat sistem perakaran, = 106 konidia/ml, F2 = 107 konidia/ml dan F3
meningkatkan pertumbuhan tanaman, = 108 konidia/ml).
meningkatkan ketersediaan hara, menonaktifkan
enzim patogen dan menginduksikan ketahanan Pemindahan bibit ke polibeg dilakukan
tanaman. Beberapa strain Trichoderma setelah bibit berumur 40 hari. Untuk 1 polibeg
mempunyai potensi sebagai pengimbas yang ditanam 1 bibit tembakau.
dapat menimbulkan reaksi ketahanan sistemik
pada tanaman. Salah satu reaksi ketahanan yang Suspensi konidia T. koningii diperoleh
ditimbulkan oleh Trichoderma adalah dengan cara ; T. koningii diperbanyak pada
peningkatan enzim kitinase di dalam jaringan
tanaman. 3 Tabel 1. Pengaruh prainokulasi konidia T.
koningii terhadap periode laten (hsi), kejadian
Telah diketahui bahwa preinokulasi tanaman penyakit (%) dan intensitas penyakit (%) pada
dengan berbagai agen fisik, kimia, dan biologi beberapa varietas tembakau deli
dapat menyebabkan perubahan reaksi penyakit
yang diakibatkan oleh inkulasi berikutnya Perlakuan Periode Kejadian Intensitas
dengan patogen sasaran. Fenomena ini dikenal Laten Penyakit Penyakit
sebagai ketahanan terimbas atau induced
resistance. Varietas
Pengendalian hayati P.nicotianae dengan
V1 (Deli-4) 20,56 c 88,89 c 61,11 a
pemanfaatan sumberdaya biologi dalam
meningkatkan kesehatan (ketahanan) tanaman, V2 (F1 45) 23,86 a 75,01 b 48,89 b
melalui peran mikroba tanah yang bermanfaat
dengan menggunakan T.koningii merupakan V3 (NC 95) 0d 0c 0c
pendekatan alternatif yang perlu dikembangkan.
Dengan melakukan pengujian aplikasi V4 (FIN) 24,15 b 69,44 b 46,11 b
T.koningii yang diinokulasikan pada tanaman
diharapkan diperoleh metode pengendalian T. koningii
penyakit lanas yang efektif dan efisien serta
aman. F0 (kontrol) 15,61 c 66,66 46,67 a

B. BAHAN DAN METODE F1 (106


16,95 b
konidia/ml) 58,33 39,45 b
Penelitian ini dilaksanakan di Balai
Penelitian Tembakau Deli (BPTD) PTP F2 (107
17,77 b
Nusantara II dengan ketinggian tempat 12 mdpl konidia/ml) 55.55 37,22 b
dan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara F3 (108
18,25 a
dengan ketinggian tempat ± 25 mdpl. Penelitian konidia/ml) 52,77 32,78 b
ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2008
Kombinasi Varietas dan T. koningii
sampai mei 2009. Bahan yang digunakan adalah
4 varietas tanaman tembakau deli (Deli 4, V 1K 0 19,00 100,00 75,56
F1 45, NC 95 dan FIN), tanah steril, tanaman
tembakau terserang P. nicotianae, dan V 1K 1 19,78 100,00 68,89
T. koningii. Adapun alat yang digunakan adalah
hemasitometer, mikroskop, cawan petri, V 1K 2 21,33 77,77 51,11
erlemeyer, handsprayer, objek glass, kukusan,
autoclave, polibeg, dan alat pendukung lainnya. V 1K 3 22,11 77,77 48,89

Penelitian ini menggunakan metode V 2K 0 21,22 88,89 60,00


Rancangan Acak Kelompok Faktorial, dengan 2
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

V 2K 1 24,00 66,66 44,45 diinokulasikan pada media CMA sehingga


didapat biakan murni. Inokulasi P. nicotianae
V 2K 2 24,67 77,77 51,11 sama seperti aplikasi T. koningii yang
dilakukan 24 jam setelah aplikasi suspensi
V 2K 3 25,56 66,66 40,00 konidia T. koningii.
V 3K 0 0 0 0 C. HASIL PENELITIAN
V 3K 1 0 0 0 Uji aktifitas antagonis konidia T. koningii
dilakukan berdasarkan periode laten, kejadian
V 3K 2 0 0 0 penyakit (diseases incidence) dan intensitas
penyakit (diseases severity) pada tajuk1.
V 3K 3 0 0 0
Periode Laten
V 4K 0 22,22 77,77 51,11
Periode laten dihitung dari munculnya
V 4K 1 24,00 66,66 44,45
gejala pertama yang ditandai dengan layunya
V 4K 2 25,06 66,66 46,67 tanaman secara mendadak. Diamati setiap hari
sampai 5 minggu setelah inokulasi. Diamati
V 4K 3 25,33 66,66 42,22 pada pagi hari.

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf Hasil analisis prainokulasi tanaman


yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda tembakau dengan T. koningii dalam mereduksi
nyata pada taraf 5% uji DMRT patogen P. nicotianae menunjukkan bahwa
media PDA. Biakan murni T. koningii yang interval waktu antara inokulasi dengan
telah berumur 1 minggu munculnya gejala penyakit (periode laten)
selanjutnya di panen sporanya berpengaruh sangat nyata terhadap perlakuan
dengan menambahkan gliserol varietas dan T. koningii. Periode laten terlama
20% selanjutnya konidia dijumpai pada varietas FIN (V4) yang tidak
dikerok perlahan dengan batang berbeda nyata dengan varietas FI 45 (V2).
kaca. Suspensi konidia yang Sedangkan pada varietas NC 95 tidak ada
diperoleh selanjutnya tanaman yang terinfeksi.
diencerkan dengan air steril dan
Perbedaan dosis T. koningii yang
diamati kerapatan konidianya
diberikan menunjukan pengaruh yang nyata
sesuai perlakuan dengan
terhadap periode laten. Periode laten tercepat
hemasitometer.
terdapat pada perlakuan F0 (kontrol) dan
Aplikasi konidia T. koningii dilakukan 5 terlama pada perlakuan F3 (108) dan hasil uji
hari setelah transplanting. Cara inokulasi lanjut juga menunjukkan ada beda nyata periode
patogen merupakan modifikasi dari Droby et al. laten pada perlakuan tanpa pemberian T.
(2002) dengan menyayat tipis 2 bagian batang koningii dengan perlakuan pemberian T.
(1-2 mm), kemudian masing-masing sayatan koningii. Hubungan antara periode laten yang
ditetesi dengan suspensi konidia yang berbeda diberikan dengan pemberian T. koningii pola
sesuai perlakuan sebanyak 20 µl konidia dari linier positif dengan nilai koefisien determinan
T. koningii dan untuk perlakuan kontrol (r2) = 0,91 (Gambar 1).
diinokulasi dengan air steril.
Prainokulasi T.koningii menyebabkan
Persiapan inokulum P. nicotianae dilakukan penundaan periode laten pada masing-masing
dengan mengambil tanaman tembakau yang varietas, hal ini terlihat pada hasil uji lanjut
telah terserang penyakit lanas yang berasal dari (DMRT, 5 %) menunjukkan ada beda pengaruh
perkebunan. Bagian tanaman yang sakit perlakuan yang diberikan dengan perlakuan
kemudian dipotong dengann ukuran 0.5 cm lalu kontrol. Hal ini diduga prainokulasi dengan
direndam dengan larutan clorox selama 1 menit. Trichoderma pada daerah luka maka akan
Bagian tanaman yang sakit kemudian mempengaruhi respon ketahanan tanaman
dikeringanginkan diatas kertas saring untuk dengan mempercepat proses dan meningkatnya
menghilangkan sisa air yang berlebih, kemudian pembentukan metabolit sekunder yang
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

diperlukan tanaman untuk menghambat infeksi Pada tahun 1980an Komada seorang peneliti
patogen baik secara langsung maupun tidak Jepang mempublikasikan temuannya mengenai
langsung. Hadiwiyono et al. (2002) menyatakan penggunaan Fusarium oxysporum non
bahwa prainokulasi Binucleate Rhizoctonia patogenik (F.o.NP) untuk menginduksi
dapat menginduksi resistensi tanaman dan ada ketahanan tanaman ubi jalar terhadap penyakit
korelasi positif yang nyata antara aktivitas 1,3-
b-glucanase dan peroksidase dengan
meningkatnya resistensi terinduksi. 4

Gambar 1. Hubungan interaksi antara kerapatan konidia T. koningii terhadap periode laten (hsi)

tertinggi terdapat pada varietas Deli-4 (V1)


dengan nilai 88,89 %, yang berbeda nyata
busuk Fusarium. Hasil temuan itu menjelaskan dengan ketiga varietas lainnya, dan terendah
bahwa penggunaan Fo.NP efektivitasnya tidak pada varietas NC 95 dengan nilai 0 % karena
berbeda nyata dengan penggunaan Binomil tidak ada tanaman yang terinfeksi. Hal ini sesuai
yang merupakan fungisida andalan untuk dengan penelitian sebelumnya bahwa masing-
pengendalian penyakit tersebut saat itu. 2 masing varietas secara genetis memiliki respon
ketahanan yang berbeda terhadap P. nicotianae.
Kejadian Penyakit (Diseases Incidence) 5
.
3. Intensitas Penyakit (Disease Severity) pada
Kejadian penyakit diamati pada setiap Tajuk
3 hari sekali sampai 5 minggu setelah inokulasi
dengan cara : Pengamatan intensitas serangan
penyakit pada tajuk dilakukan pada 3 hari sekali
n sampai 5 minggu setelah inokulasi, dengan
rumus :
KP = x 100%

N  i=5 
DS =  ∑ ni.vi /( NV )  X 100%
N = jumlah tanaman yang diamati  i=0 
n = jumlah tanaman yang terserang Keterangan :

Hasil analisis ragam pada kejadian penyakit DS = Keparahan penyakit


menunjukkan bahwa perlakuan varietas
berpengaruh sangat nyata terhadap parameter ni = Jlh tanaman dengan skor ke-i
kejadian penyakit. Persentase kejadian penyakit
vi = skor ke i i = 0-5
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

N = Jlh tanaman dengan skor ke-i

V = Skor tertinggi dari tanaman terserang


Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

Skoring intensitas penyakit lanas (black shank)


tanaman tembakau menurut Carlson 2, adalah :
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

Skor 0 = Tanaman sehat (tidak terlihat


ada gejala)

Skor 1 = Tanaman layu

Skor 2 = Tanaman layu dan sedikit/agak


kehitaman pada batang

Skor 3 = Tanaman layu dan hitam pada


batang

Skor 4 = Tanaman layu, pertumbuhan


tanaman terhambat, hitam pada
batang tampak tegas

Skor 5 = Tanaman mati


Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

Hasil pengamatan intensitas penyakit


menunjukan pengaruh yang nyata pada
perlakuan varietas dan T. koningii. Intensitas
penyakit tertinggi terdapat pada varietas Deli-4
(V1) dan terendah pada varietas NC 95 (V3).
Intensitas penyakit pada perlakuan suspensi
antifungal pada uji lanjut menunjukkan ada
beda nyata antara perlakuan pemberian
T.koningii dengan perlakuan kontrol (tanpa
pemberian suspensi antifungal). Hubungan
antara persentase intensitas penyakit dengan
konsentrasi suspensi antifungal menunjukkan
pola linier negatif dengan nilai determinan (r2) =
0,95 (Gambar 2), dimana intensitas penyakit
akan menurun dengan bertambahnya
konsentrasi suspensi antifungal yang diberikan.
Hasil interaksi varietas dengan T. koningii jika
dilihat pengaruhnya terhadap intensitas penyakit
(varietas Deli-4, F1 45, dan FIN) walaupun
hasilnya tidak signifikan, namun ada
kecendrungan intensitas terendah adalah pada
kombinasi antara varietas F1 45 yang diberi
dengan dosis 108 konidia/ml T. koningii
(V2K3).
Prainokulasi suspensi antifungal T.koningii
menyebabkan penurunan intensitas penyakit di
semua varietas, rata-rata berkisar antara 15.47 –
29,76 %. Hal ini diduga T. koningii
yang diinokulasikan akan segera
mengkolonisasi dan tumbuh dengan cepat di
daerah luka. Bersamaan dengan pertumbuhan
yang berlangsung cepat, agen biokontrol
mikroba berinteraksi dengan jaringan luka
sehingga dapat menginduksi resistensi tanaman
dengan menimbulkan berbagai perubahan
biokimia dan perubahan struktural yang
menghambat perkembangan patogen. Dalam hal
ini T.koningii berperan sebagai agensia
pengimbas ketahanan tanaman. Menurut
Soesanto (2008) ketahanan terimbas umumnya
bersifat sistemik, karena daya pertahanan
ditingkatkan tidak hanya pada bagian tanaman
yang terinfeksi utama, tetapi juga pada jaringan
terpisah tempat yang tidak terinfeksi.
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

Gambar 2 Hubungan interaksi antara kerapatan konidia T. koningii terhadap intensitas serangan (hsi
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2

Hal ini dibuktikan oleh Yedidia et al. (1999) 1. Semangun H. 1994. Penyakit-penyakit
bahwa inokulasi T. harzianum pada akar Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gajah
menyebabkan peningkatan keaktifan Mada University Pres. Yogyakarta.
peroksidase dan kitinase dalam daun semai 2. Carlson SR, Maryanne F.Wolff, H.D.Shew,
mentimun. Mereka juga melaporkan bahwa hifa and E.A.Wernsman. 1997. Inheritance of
dari T. harzianum mempenetrasi epidermis dan Resistance to Race 0 of Phytophthora
permukaan kortex dari akar mentimun dan parasitica var. Nicotianae from the Flue-
tanaman merespon dengan meningkatnya Cured Tobacco Cultivar Coker 371-Gold.
aktivitas enzim peroxidase, meningkatnya Plant Disease, 81, 1269-1274
enzim kitinase dan meningkatkan selulosa yang 3. Harman, G.E. 2000. Changes in
terdeposit pada dinding sel. Dan yang paling Perceptions Derived from Research on
menarik peningkatan enzim-enzim ini didapati Trichoderma harzianum T-22. Plant
pada akar dan daun. Disease. 84(4):377-392.
4. Hadiwiyono, H.S. Gutomo, dan Bandini.
Droby melaporkan pada buah anggur 2002. Induksi Resistensi Sistemik Tanaman
yang diinduksi dengan Candida Oleophila terhadap Virus Bilur Kacang Tanah
(agen biokontrol), membuktikan telah terjadi dengan Senyawa Kalium-Fosfat. FP UNS.
berbagai respon ketahanan terjadi disekitar luka 5. Darwis, H.S. 2009. Uji Patogenisitas P.
dan pada keseluruhan buah yang masih utuh. nicotianae Terhadap Beberapa Varietas
Respon resistensi yang diaktivasi meliputi Tembakau Deli. Universitas Sumatera
peningkatan produksi etilen, aktifitas PAL Utara, Medan.
(phenylalanine ammonia lyase), biosentesis 6. Droby S. V.Vinokur, B.Weiss, L.Cohen,
fitoaleksin, dan akumulasi kitinase dan protein A.Daus, EE.Goldscmidt, and R.Porat. 2002.
ß-1-3-glukanase. 6 Induction of Resistance to Penicillium
digitatum in Grapefruit by the Yeast
Widono melaporkan prainokulasi bibit pisang Biocontrol Agent Candida oleophila.
dengan B. Cepacia yang dilakukan 7 hari Phytopathology 92 (4) : 393 – 399.
sebelum inokulasi F. oxysporum f.sp. cubense 7. Widono, S., Christanti S., Bambang H.,
mampu menekan perkembangan penyakit layu 2003. Pengimbasan Ketahanan Pisang
fusarium, yang diikuti dengan peningkatan Terhadap Penyakit Layu Fusarium dengan
fitoaleksin pada batang tanaman. 7 Burkholderia cepacia. Agrosains. Volume
D. KESIMPULAN 5 (2) : 72-79
Dari hasil pengujian antagonis T.koningii
terhadap P.niconianae dapat ditarik kesimpulan:

1. Pemberian konidia T. koningii disekitar


rizosfer dapat memperlambat periode laten
serta mengurangi persentase kejadian dan
intensitas penyakit masing-masing antara 2-
3 hsi, 12,51 – 20,83 %, serta 15,47 – 29,76
%
2. Hasil interaksi varietas dengan T. koningii
jika dilihat pengaruhnya terhadap intensitas
penyakit walaupun hasilnya tidak
signifikan, namun ada kecendrungan
intensitas terendah adalah pada kombinasi
antara varietas F1 45 yang diberi dengan
dosis 108 konidia/ml T. koningii.
3. Varietas NC 95 mempunyai ketahanan
toleran, karena tidak ada satupun tanaman
yang terinfeksi.

E. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai