Alridiwirsah
Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Email: alridiwirsah@yahoo.com
Abstract
Growth response and production of watermelon to manure and mulch eggshell has been studied.
This study was designed according to randomized block design factorial with manure as the first
treatment factor. Manure factor consists of four levels: control treatment (0 kg / plant), which is denoted
as K0, standard 0.5 kg / plant (K1) and the standard of 1.0 kg / plant (K2) and the standard of 1.5 kg /
plant (K3). While the mulch treatment factor consists of 2 levels: M0 (no mulch) and M1 (mulch
eggshell). All units of the experiment was repeated 3 times, so that all experimental units totaling 24 units
of the experiment. Each experimental unit consisted of four plants with three plants as a research sample.
Variables measured in this study include the observation of plant length, age began flowering,
harvesting, production of fruit per plant and fruit diameter. Based on a statistical analysis of variance
method, the average difference test, regression analysis and correlation can be seen that up to doses of
1.5 kg / plant manure showed a linear relationship to the length of crop and fruit production per plant,
while the use of mulch is a very real influence is indicated by the length and age of flowering plants,
while on the other variables, both treatment and their interactions that do not significantly influence
Abstrak
Respon pertumbuhan dan produksi semangka terhadap pupuk kandang dan mulsa cangkang telur
telah diteliti. Penelitian ini dirancang menurut Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan
pupuk kandang sebagai faktor perlakuan pertama. Faktor pupuk kandang terdiri atas empat taraf yaitu
perlakuan kontrol (0 kg/tanaman) yang dinotasikan sebagai K0, taraf 0,5 kg/tanaman (K1) dan taraf 1,0
kg/tanaman (K2) dan taraf 1,5 kg/tanaman (K3). Sedangkan faktor perlakuan mulsa terdiri atas 2 taraf
yaitu M0 (tanpa mulsa) dan M1 (mulsa cangkang telur). Seluruh unit percobaan diulang sebanyak 3 kali,
sehingga seluruh unit percobaan berjumlah 24 unit percobaan. Masing-masing unit percobaan terdiri
dari empat tanaman dengan tiga tanaman sebagai sampel penelitian. Peubah yang diukur dalam
penelitian ini meliputi pengamatan panjang tanaman, umur mulai berbunga, umur panen, produksi buah
per tanaman dan diameter buah. Berdasarkan hasil analisis data secara statistik dengan metode sidik
ragam, uji beda rata-rata, analisis regresi dan korelasi dapat diketahui bahwa hingga dosis 1,5
kg/tanaman pemberian pupuk kandang menunjukan hubungan linier terhadap panjang tanaman dan
produksi buah per tanaman, sedangkan dari penggunaan mulsa pengaruh yang sangat nyata ditunjukkan
oleh panjang tanaman dan umur mulai berbunga sedangkan pada peubah yang lain, kedua perlakuan
dan interaksinya memberikan pengaruh yang tidak signifikan.
oleh tanaman. Untuk mencapai hasil sesuai dengan panjang bisa mencapai ± 2 meter dan
dengan yang diharapkan perlu dilakukan mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
pemupukan yang optimal.4 Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Tanaman membutuhkan unsur hara dengan Ordo : Cucurbitaceae
susunan dan perbandingan sesuai dengan Family : Cucurbitaceae
perbandingan tertentu dalam proses Genus : Citrullus
pertumbuhan dan produksinya. Dalam hal ini Species : Citrullus vulgaris ,SCARD11
pupuk dapat berfungsi sebagai penyedia dan
pengganti unsur-unsur hara tersebut dengan Syarat Tumbuh Tanaman Semangka
tetap memperhatikan keseimbangan unsur hara Setiap tanaman memerlukan kondisi
tanah.3 optimum lingkungan sekitar untuk memperoleh
hasil yang optimum. Kondisi optimum pada
Pupuk kandang menambah tersedianya hakekatnya tidak pernah 100 % tercapai.
unsur hara bagi tanaman dan mempunyai Lingkungan dalam arti yang luas setiap detik,
pengaruh positif terhadap sifat fisis dan kimiawi hari, bulan dan tahun dipengaruhi oleh faktor-
tanah, mendorong kehidupan/perkembangan faktor alami yang saling mempengaruhi dan
jasad renik. Kadar rata-rata unsur hara pada mengisi.
kotoran ternak di Indonesia terutama pada Faktor-faktor tersebut adalah: iklim
pupuk kandang yang matang adalah tidak lebih dibentuk oleh matahari, curah hujan, angin dan
dari : 0,3% N, 0,1 % P dan 0,3 % K.4 Unsur N, suhu udara, tanah, ketinggian tempat di atas
P, atau K bisa didapatkan dari tanaman atau permukaan air laut, tinggi rendahnya permukaan
kotoran hewan tertentu, sedangkan kalsium air tanah, pengairan.8
terdapat pada bagian dalam cangkang telur. 5
Cangkang telur merupakan mulsa organik Iklim
seperti jerami padi, serbuk geraji, dan bahan Ketinggian tempat yang ideal untuk
organik lainnya selain berfungsi mulsa tanaman semangka adalah 100 sampai 300
cangkang telur berperan sebagai penambah meter di atas permukaan laut. Namun demikian
unsur hara terutama kalium yang dibutuhkan pada ketinggian kurang dari 100 meter atau
oleh tanaman. Selain itu cangkang telur juga ketinggian lebih dari 300 meter diatas
mengandung kalsium karbonat, salah satu permukaan laut pun masih dapat ditanam
material yang paling “absorbent”. Ini adalah semangka.9
kandungan yang umum terdapat dalam Apabila suhu udara di sekitar tanaman
suplemen kalsium dan antasida. Dengan proses senantiasa tinggi dan kering, maka air
pemanasan, kalsium karbonat menjadi kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
oksida, yang kemudian akan menyerap gas-gas Kebutuhan air ini mutlak, terutama pada awal
asam, seperti karbon dioksida.7 pertumbuhan tanaman.1
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik Curah hujan yang dibutuhkannya hanya 40
untuk meneliti pengaruh pemberian pupuk sampai 50 mm/bulan. Bila hujan terlalu lebat
kandang dan mulsa cangkang telur terhadap dan lahan sampai tergenang, pertumbuhan
pertumbuhan dan produksi semangka (Citrullus tanaman dapat terganggu.10
vulgaris SCARD)
Tanah
Hipotesis Produksi semangka dipengaruhi oleh
1. Ada pengaruh pupuk kandang terhadap kandungan unsur hara dalam tanah dan varietas,
pertumbuhan dan produksi semangka. tanah yang kurus dan miskin bahan organik
2. Ada pengaruh mulsa cangkang telur akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman serta
terhadap pertumbuhan dan produksi pH yang asam atau basa, tanah berwarna coklat
semangka. tua sampai kehitaman selain itu ia juga
3. Ada interaksi antara pupuk kandang dan menambahkan pada kondisi tanah masam atau
pemberian mulsa cangkang telur terhadap pH < 6 beberapa unsur hara terutama fosfor (P)
pertumbuhan dan produksi semangka. sulit diserap tanaman karena terikat oleh unsur
Aluminium (Al), mangan (Mn), dan besi (Fe).11
B. TINJAUAN PUSTAKA Untuk pertumbuhan yang baik tanaman
Botani Tanaman semangka membutuhkan daya adaptasi yang
Tanaman semangka termasuk tanaman luas terhadap pH tanah 5 sampai 7.
setahun (annual) yang berarti tanaman ini hanya Pertumbuhan tanaman semangka akan tumbuh
untuk satu periode panen, lalu setelah dengan baik pada pH 6.5 sampai 7,2. Pada
berproduksi tanaman semangka akan mati. lahan yang bersifat alkalis (basa) pH > 8,
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak serangan penyakit fusarium pada tanaman
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
semangka akan berkurang, jika pH rendah maka University L.S. Fan, professor kimia dan
perlu dilakukan pengapuran tanah sesuai tingkat biomolekuler tersohor dari Universitas Ohio,
keasaman tanah.12 mengungkapkan bahwa dirinya bersama
mahasiswa doktoralnya, menyatakan bahwa
Peranan Pupuk Kandang cangkang telur yang paling banyak mengandung
Pupuk yang lazim digunakan untuk areal kalsium karbonat salah satu material yang
penanaman semangka adalah pupuk organik paling “absorbent”. Ini adalah kandungan yang
yaitu pupuk kandang.9 umum terdapat dalam suplemen kalsium dan
Pemupukan tanah dengan pupuk kandang antasida. Dengan proses pemanasan, kalsium
dapat mengakibatkan tanah menjadi lebih baik karbonat menjadi kalsium oksida, yang
dan daya pengikatan airnya menjadi lebih kemudian akan menyerap gas-gas asam, seperti
tinggi. Pupuk kandang juga berpengaruh karbon dioksida.7
terhadap keadaan kimia, fisik, dan biologis C. METODE PENELITIAN
tanah. Tempat dan Waktu
Humus yang merupakan lapisan yang
diantara permukaan tanah mempunyai sifat Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan
dapat mengikat air permukaan empat sampai Balai Pengkajian Teknologi Pangan (BPTP)
enam kali beratnya sendiri dan air merupakan Medan. Jalan A.H. Nasution dengan ketinggian
kebutuhan yang penting untuk melarutkan unsur ± 27 meter dari permukaan laut. Penelitian ini
hara dalam tanah dan dimanfaatkan oleh dimulai bulan Juli sampai dengan September
tanaman. Di dalam pertumbuhan dan produksi 2008.
suatu tanaman pupuk kandang memegang
peranan penting. 13 Bahan dan Alat
Bila dibandingkan pupuk kandang dengan Bahan-bahan yang digunakan dalam
pupuk buatan, maka pupuk kandang lebih penelitian ini adalah : Benih semangka, pupuk
lambat bekerjanya sebab sebagian besar dari kandang dari kotoran sapi, cangkang telur,
zat-zat makanan tanaman harus mengalami pupuk NPK (15 :15 : 15), fungisida Benlate,
berbagai perubahan terlebih dahulu sebelum Insektisida Lannate, tanah topsoil.
dapat dihisap oleh tanaman. Selain itu juga Alat- alat yang dipakai dalam penelitian ini
pupuk kandang mempunyai pengaruh susulan adalah : Cangkul, parang babat, gembor,
untuk waktu yang lama, jadi pupuk kandang di handspreyer, timbangan, schalifer dan meteran,
dalam tanah merupakan persediaan zat makanan kuas, cat, palu, paku, papan plat sample, alat
yang dengan berangsur-angsur menjadi bebas tulis, kalkulator dan lainnya yang dianggap
dan tersedia bagi tanaman. Oleh karena itu perlu.
tanah yang dipupuk dengan pupuk kandang
dalam jangka waktu lama masih dapat Metode Penelitian
memberikan hasil yang baik. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan Rancangan Acak Kelompok
Mulsa Cangkang Telur (RAK) Faktorial, dengan dua faktor yang
Penutup tanah (mulching) ialah penutupan diteliti, yaitu :
tanah di bawah tanaman dengan daun-daun atau 1. Faktor pemberian pupuk kandang (K)
rumput-rumput kering, jerami, tahi gergaji, dengan 4 taraf yaitu:
gambut (moss) , plastik atau dengan K0 = 0,00 kg/ tanaman
mengunakan cangkang telur. Mulsa dapat K1 = 0,50 kg/ tanaman
berpengaruh langsung atau tidak langsung K2 = 1,00 kg/ tanaman
terhadap: K3 = 1,50 kg/ tanaman
1. Suhu tanah dan suhu di sekitar tanaman 2. Faktor pemakaian Mulsa (M) dengan 2
2. Kelembaban tanah di sekitar pertanaman taraf yaitu :
3. Bahan organik tanah M0 = tanpa mulsa
4. Radiasi matahari yang diterima oleh tanah M1 = mulsa cangkang telur
5. Pertumbuhan gulma Jumlah kombinasi perlakuan 2 x 4 = 8
6. Evaporasi di sekitar tanaman di bawah kombinasi yaitu :
mulsa. K 0M 0 K 1M 0
Cangkang telur merupakan mulsa organik K 2M 0 K 3M 0
seperti jerami padi, serbuk geraji, dan bahan K 0M 1 K 1M 1
organik lainnya selain berfungsi mulsa K 2M 1 K 3M 1
cangkang telur berperan sebagai penambah Jumlah ulangan : 3 ulangan
unsur hara terutama kalium yang dibutuhkan Jumlah tanaman per plot : 4 tanaman
oleh tanaman selain itu cangkang telur juga Jumlah tanaman sampel : 3 tanaman
mengandung berbagai unsur seperti yang Jumlah plot penelitian : 24 Plot
dikatakan oleh para peneliti di Ohio State Jarak antar plot : 50 cm
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
Tabel 1. Rataan Panjang Tanaman (cm) Pengamatan Umur 4 MST pada Perlakuan Pupuk Kandang dan
Mulsa serta Interaksi Kedua Perlakuan
Perlakuan Mulsa (M)
Rataan
Pupuk Kandang (K) M0 M1
K0 142.39 155.72 149.06 bB
K1 132.67 174.05 153.36 bB
K2 132.39 197.72 165.06 bAB
K3 185.33 214.61 199.97 aA
Rataan 148.20 bB 185.53 aA
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris dan atau kolom yang sama,
berbeda nyata (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata (huruf besar) menurut uji Duncan.
Panjang Tanaman (cm)
250
200
150
100 y = 1 3 8 .2 + 3 4 .8 8 6 x
r = 0.88 47
50
0
0 0 ,5 1 1 ,5
Tabel 1. Rataan Umur Mulai Berbunga (hari) pada Perlakuan Pupuk Kandang dan Mulsa serta Interaksi
Kedua Perlakuan
Perlakuan Mulsa (M)
Pupuk Kandang Rataan
M0 M1
(K)
K0 22.78 20.44 21.61
K1 23.11 19.56 21.33
K2 23.89 18.89 21.39
K3 21.33 19.44 20.39
Rataan 22.78 aA 19.58 bB
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris dan atau kolom yang
sama, berbeda nyata (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata (huruf besar) menurut uji
Duncan.
Tabel 2. Rataan Umur Panen (hari) pada Perlakuan Pupuk Kandang dan Mulsa serta Interaksi Kedua
Perlakuan
Perlakuan Mulsa (M)
Rataan
Pupuk Kandang (K) M0 M1
K0 70.89 67.00 68.94
K1 68.45 68.11 68.28
K2 68.78 68.11 68.44
K3 61.00 67.56 64.28
Rataan 67.28 67.69
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris dan atau kolom yang
sama, berbeda nyata (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata (huruf besar) menurut uji
Duncan.
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
Tabel 1. Rataan Produksi Buah Tanaman Sampel PerPlot (kg) pada Perlakuan Pupuk Kandang dan
Mulsa serta Interaksi Kedua Perlakuan
Perlakuan Mulsa (M)
Rataan
Pupuk Kandang (K) M0 M1
K0 2.84 2.67 2.75bB
K1 3.77 4.08 3.92aA
K2 4.08 3.87 3.9aA
K3 4.27 4.41 4.3aA
Rataan 3.74 3.76
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris dan atau kolom yang
sama, berbeda nyata (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata (huruf besar) menurut uji
Duncan.
Tabel 1. adalah rataan umur mulai berbunga bahwa pemberian pupuk kandang memberi
untuk masing-masing perlakuan beserta notasi pengaruh sangat nyata dengan pola respon
hasil uji lanjutan menurut metode jarak linier, sedangkan penggunaan mulsa memberi
berganda Duncan. pengaruh tidak nyata. Sementara itu interaksi
kedua perlakuan juga memberi pengaruh tidak
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa umur nyata.
mulai berbunga paling cepat didapat pada K3 Tabel 4 adalah rataan produksi buah per
(20,39) namun berbeda tidak nyata dengan tanaman untuk masing-masing perlakuan
seluruh taraf pemupukan, sedangkan pada beserta notasi hasil uji lanjutan menurut metode
perlakuan mulsa, umur mulai berbunga paling jarak berganda Duncan.
singkat diperoleh pada perlakuan mulsa M1 Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa produksi
(19,58) yang berbeda sangat nyata dengan tanaman tertinggi didapat pada K3 (4,34) yang
perlakuan kontrol (tanpa mulsa) M0 (22,78). berbeda sangat nyata dengan K0 (2,75), namun
berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
Umur Panen (hari) Sedangkan pada perlakuan mulsa, produksi
Berdasarkan hasil analisis data pengamatan tertinggi juga diperoleh pada M1 (3,76) namun
umur panen tanaman dapat diketahui bahwa berbeda tidak nyata dengan M0 (3,74). Dari
pemberian pupuk kandang, penggunaan mulsa kombinasi perlakuan diperoleh produksi
dan interaksi kedua perlakuan memberi tertinggi pada K3M1 (4,41) berbeda sangat nyata
pengaruh yang tidak nyata. dengan K0M0 (2,84) dan K0M1 (2,67), namun
Tabel berikut adalah rataan umur panen bebeda tidak nyata dengan tarak kombinasi
untuk masing-masing perlakuan beserta notasi perlakuan lainnya.
hasil uji lanjutan menurut metode jarak Sesuai dengan pemilahan jumlah kuadrat
berganda Duncan. rincian pada sidik regam, maka dengan analisis
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa panjang regresi dan korelasi dapat diperoleh kurva
tanaman tertinggi didapat pada K3 (64,28) respon atau hubungan antara produksi buah per
namun berbeda tidak nyata dengan seluruh taraf tanaman dengan pemberian pupuk kandang
perlakuan pemupukan. Seperti halnya perlakuan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2
pemupukan, penggunaan mulsa juga tidak berikut dibawah ini.
memberikan perbedaan yang nyata terhadap Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa
umur pemanenan tanaman. Pada kombinasi produksi buah per tanaman memiliki hubungan
perlakuan, diperoleh umur paling panen singkat linier positif dengan pemberian pupuk kandang.
pada kombinasi K3M0 (61,00) yang berbeda Hal ini berarti bahwa semakin banyak pupuk
sangat nyata hanya dengan K0M0 (70,89) dan kandang diberikan kepada tanaman, maka
berbeda tidak nyata dengan seluruh taraf semakin tinggi pula produksi buah yang dapat
kombinasi perlakuan lainnya. dihasilkan oleh tanaman.
pupuk kandang, penggunaan mulsa dan uji lanjutan menurut metode jarak berganda
interaksi kedua perlakuan memberi pengaruh Duncan.
yang tidak nyata. Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa diameter buah
tertinggi didapat pada K2 (16,47) yang berbeda
Tabel berikut adalah rataan diameter buah untuk sangat nyata dengan K0 (14,43), namun berbeda
masing-masing perlakuan beserta notasi hasil
Produksi Tanaman Sampel Perplot (kg)
5
4
3
2 y = 3.022 + 0.964x
r = 0.9027
1
0
0 0.5 1 1.5
Gambar 2. Hubungan produksi buah per tanaman dengan pemberian pupuk kandang
Tabel 2. Rataan Diameter Buah (cm) pada Perlakuan Pupuk Kandang dan Mulsa serta Interaksi Kedua
Perlakuan
tidak nyata dengan taraf perlakuan pupuk Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang
lainnya. Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Sedangkan pada perlakuan mulsa, tanaman Semangka
terpanjang diperoleh pada perlakuan mulsa yang Berdasarkan hasil penelitian diketahui
berbeda tidak nyata dengan perlakuan kontrol bahwa pemberian pupuk kandang memberi
(tanpa mulsa). Dari kombinasi perlakuan, pengaruh nyata terhadap parameter panjang
diperoleh tanaman terpanjang pada kombinasi tanaman dan produksi buah tanaman sampel
K2M1 (16,61) namun berbeda tidak nyata perplot, namun memberi pengaruh tidak nyata
dengan seluruh taraf kombinasi perlakuan terhadap parameter lain seperti umur mulai
lainnya. berbunga, umur panen tanaman, dan diameter
buah. Pengaruh tidak nyata pemberian pupuk
Pembahasan kandang terhadap tiga parameter terakhir diduga
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
karena rentang waktu aplikasi dengan masa lingkungan. Hal ini didukung oleh pendapat
penanaman bibit terlalu singkat yakni 2 (dua) Hakim, dkk (1986)14 bahwa tanaman itu pada
minggu sebelum penanaman. hakekatnya merupakan produk genetik dan
Sebagaimana kita ketahui, karakteristik dari lingkungan.
pupuk-pupuk dari jenis bahan organik seperti
pupuk kandang umumnya membutuhkan waktu Pengaruh Penggunaan Mulsa Cangkang
yang relatif lebih lama untuk dapat diurai dan Telur Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
diubah menjadi dalam keadaan tersedia Semangka
sehingga dapat diserap dan dimanfaatkan oleh Hasil penelitian menunjukkan penggunaan
tanaman. Kenyataan tersebut membuat mulsa memberikan pengaruh yang sangat nyata
ketersediaan unsur hara yang semulanya dapat terhadap panjang tanaman dan umur mulai
dipasok dari pemupukan ini malah justru tidak berbunga, dimana secara sangat nyata
dapat dimanfaatkan secara optimal, sebab pada penggunaan mulsa cangkang telur memberikan
saat tanaman sedang membutuhkan zat hara hasil tertinggi untuk panjang tanaman dan
untuk pertumbuhan vegetatifnya, justru pupuk waktu paling sedikit untuk fase pembungaan
yang diberikan pada tanaman masih berada tanaman.
dalam kondisi tak tersedia. Sehingga aplikasi Kondisi ini menurut asumsi penulis adalah
pupuk kandang secara umum, sesuai dengan disebabkan oleh karena adanya perbedaan suhu
data pengamatan dilapangan tidak memberikan didalam sistem perakaran tanaman, sehingga
hasil yang cukup berarti. pada tanaman yang diberikan perlakuan mulsa
Pupuk organik adalah pupuk yang biasanya memiliki aktivitas penyerapan hara yang lebih
diberikan kepada tanaman dengan tujuan untuk baik. Hal lain yang mungkin juga memberikan
memperbaiki sifat fisik tanah, baik dari tekstur pengaruh adalah kandungan bahan organik yang
maupun strukturnya, sehingga dapat dimiliki oleh mulsa. Sehingga selain
mempermudahkan proses perkembangan mempengaruhi suhu perakaran tanaman, mulsa
perakaran tanaman, yang pada gilirannya dapat juga sekaligus memberikan nutrisi bagi
berpengaruh positif terhadap laju pertumbuhan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
tanaman. Disamping hal itu, pupuk organik Menurut Hakim dkk,(1986)14, bahwa pengaruh
biasanya juga dilengkapi dengan hara mikro penutup tanah adalah mengabsorbsi sebagian
dalam jumlah yang relatif sedikit, namun besar radiasi matahari, mereduksi kehilangan
penting (esensial) untuk pertumbuhan tanaman, proses dari tanah oleh radiasi, mereduksi
sehingga sedikit banyak pemupukan dengan evaporasi air dari permukaan tanah sehingga
bahan organik (seperti pupuk kandang) dapat penutup tanah adalah salah satu faktor yang
memberikan efek terhadap pertumbuhan dan dapat mempengaruhi suhu tanah.
produksi tanaman yang cukup baik, jika Adanya respon mulsa disebabkan karena
diberikan dengan cara dan waktu yang tepat. pengunaan mulsa efektif sekali untuk menahan
Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas penguapan dan menghindari tumbuhnya
buah yang tinggi, tanaman semangka tanaman pengganggu (Buckman dan Brady,
menghendaki tanah yang subur, gembur dan 1982).13
kaya akan bahan organik3 hal ini dapat diatasi Kebaikan penggunaan mulsa antara lain
dengan pemberian pupuk kandang, karena suhu tanah lebih rendah, cadangan air tanah
pupuk kandang dapat memperbaiki struktur lebih besar, masalah gulma lebih sedikit dan
tanah, menaikkan kondisi kehidupan di dalam kerusakan struktur tanah akibat pukulan air
tanah, sebagian sumber zat makanan bagi hujan berkurang.
tanaman dan juga pupuk kandang dapat
merubah berbagai faktor dalam tanah menjadi
faktor –faktor yang menjamin kesuburan tanah.6 Pengaruh Interaksi Pemberian Pupuk
Pemberian pupuk kandang untuk tanaman Kandang dengan Penggunaan Mulsa
semangka adalah 1,5 kg/tanaman, ini sesuai Cangkang Telur Terhadap Pertumbuhan
dengan penelitian pengamatan produksi buah dan Produksi Semangka
per tanaman yaitu K3 (1,5 kg/tanaman).3
Berdasarkan hasil pengamatan parameter
Untuk parameter umur panen tidak berbeda penelitian dapat diketahui bahwa seluruh
nyata terhadap pupuk kandang dikarenakan peubah yang diamati dalam penelitian memberi
bunga yang telah diserbuki tidak terjadi buah, respon tidak nyata terhadap interaksi kedua
hal ini juga dipengaruhi oleh faktor genetis dan perlakuan.
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
Keadaan ini penulis duga disebabkan oleh 1. Kalie, M. B. 1993. Bertanam Semangka.
terlalu pendeknya selang aplikasi pupuk Penebar Swadaya. Jakarta.
kandang dengan masa penanaman dan karena
fungsi yang dimiliki oleh masing-masing 2. Suprapto dan Jaya , N.A. 2000. Laporan
perlakuan dalam memberikan pengaruhnya pada Akhir Penelitian SUT Diversivikasikan
tanaman dapat dikatakan relatif sama (sama- Lahan Marginal di Kecamatan Gerokgak,
sama menyediakan bahan organik bagi Buleleng.
pertumbuhan tanaman).
Interaksi antara dua perlakuan atau lebih dapat 3. Jumin, B. 1994. Dasar-Dasar Agronomi.
terjadi jika naiknya satu faktor turut ditentukan Rajawali Press. Jakarta.
oleh naik atau turunnya faktor lain. Dalam
bahasa ilmiah dikatakan kedua faktor tersebut 4. Rukmana, R. 1994. Budidaya Semangka
memiliki korelasi yang tinggi. Sedangkan Hibrida. Kanasius Yogyakarta.
korelasi yang tinggi ini hanya akan didapatkan
jika ada hubungan sebab akibat antara kedua 5. Hakim, N, M. Y.Nyakpa, A. M.Lubis, S.G.
faktor dalam memberikan pengaruhnya terhadap Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, Goban
peubah yang diamati pada tanaman. Jika Ban Hong dan H. H. Bailay. 1986. Dasar-
digambarkan dalam sebuah kurva respon maka Dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung.
kedua perlakuan memiliki arah hubungan yang
sama antara kedua perlakuan yang diteliti. 6. Sutejo, M.M. 1992. Pupuk dan Pemupukan.
Reneka Cipta. Jakara.
Tidak adanya keseimbangan antara kedua
perlakuan tersebut karena pertumbuhan tanaman 7. Irawan, B. 2007.
tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal www.energiterbarukan.net/index.(diakses
(hormon dan nutrisi) saja melainkan saling 21 April 2009).
berkaitan dengan banyak faktor lainnya,
diantaranya adalah status air dalam jaringan
8. Rismunandar. 1993. Membudidayakan
tanaman, suhu udara pada areal tanaman,
Tanaman Buah-Buahan. Sinar Baru.
keadaan tanah dan intesitas cahaya matahari. 15 Bandung.
Sasmita Siregar
Jurusan Agrobinis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Email: mitharegar@yahoo.com
Abstract
The study analyzes the feasibility of white oyster mushroom farming has been conducted to
determine the effect of production factors labor, seeds, raw materials and additional materials to the
farmers' income level and eligibility white oyster mushroom farming. Results of hypothesis testing with
multiple linear regression R-square values obtained 0.93 which indicates that there are smultan real
influence among labor, seeds, raw materials and additives to the white oyster mushroom farmers' income
by 93%. Partially known that the only variable that had significant seed ith value t calculate equal to
6.53-> 2.13 t-table with a level of 95% (α 0.05).
Abstrak
Penelitian analisis kelayakan usahatani jamur tiram putih telah dilakukan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan faktor produksi tenaga kerja, bibit, bahan baku dan bahan tambahan terhadap
tingkat pendapatan petani jamur tiram putih serta kelayakan usahataninya. Hasil pengujian hipotesis
dengan regresi linier berganda diperoleh nilai R-square 0,93 yang mengindikasikan bahwa secara
smultan ada pengaruh nyata antara tenaga kerja, bibit, bahan baku dan bahan tambahan terhadap
pendapatan petani jamur tiram putih sebesar 93%. Secara parsial diketahui bahwa hanya variable bibit
yang berpengaruh nyata engan nilai t-hitung sebesar 6,53 >2,13 t-tabel dengan taraf kepercayaan 95% (α
0,05).
budidaya sebagai suatu sarana pendidikan individu yang selalu berusaha untuk
sehingga yang dituju bukan keuntungan secara meningkatkan kualitas kehidupannya.
material; tujuan hobi adalah tujuan budidaya Sedangkan dimensi keorganisasian melihat
yang hanya kesenangan belaka. Faktor yang produktivitas kerja dalam kerangka hubungan
sangat penting dalam perencanaan usaha tekhnis antara masukan (input) dan keluaran
budidaya jamur tiram adalah adanya data dan (out put). Oleh karena itu dalam pandangan ini,
informasi faktor-faktor produksi yang tepat. terjadinya peningkatan produktivitas kerja tidak
Faktor-faktor produksi yang perlu diperhatikan hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga
didalam budidaya jamur tiram antara lain dilihat dari aspek kualitas.5
kumbung, modal dan tenaga kerja.1
Yang dimaksud dengan harga pokok
Belum optimalnya tingkat produksi adalah jumlah biaya seharusnya untuk
jamur disebabkan oleh teknologi belum memproduksikan suatu barang ditambah biaya
menggunakan parameter produksi secara seharusnya lainnya hingga barang itu berada di
maksimal. Langkah penting dalam melakukan pasar. Bila suatu hasil produksi dibawa ke
agribisnis jamur bahwa teknologi yang harus pasar, maka ongkos produksi sebagai dasar
diterapkan meliputi: penggunaan bibit yang utama dalam penentuan harga penjualan. Harga
berkualitas, penggunaan media yang sesuai barang yang sama atau hampir bersamaan hanya
dengan kebutuhan dan penggunaan tenaga memegang faktor tambahan dalam penentuan
(SDM) yang terampil. Penerapan teknologi harga penjualan sesuatu barang. Dapat
yang tepat, berarti pula dapat mengefisienkan dikatakan bahwa faktor yang menentukan harga
parameter itu sehingga menghasilkan produksi penjualan sesuatu barang adalah ongkos
tinggi dengan keuntungan yang maksimal.2 produksi dari barang yang bersangkutan.6
Untuk membiayai budidaya jamur tiram dari Dalam pengelolaan pembiayaan perlu
hari ke hari seperti modal awal pada pembelian dipertimbangkan aspek efisiensi usaha yang
bahan baku atau barang dagangan, membayar dapat dicapai apabila : biaya pemasaran bisa
upah buruh, dan biaya-biaya lainnya, setiap ditekan sehingga ada keuntungan, persentase
perajin/petani perlu menyediakan modal kerja. pembedaan harga yang dibayarkan konsumen
Untuk modal investasi berarti pembelian (dan dan produsen tidak terlalu tinggi, dan
berarti juga produksi) dari capital/modal tersedianya fasilitas fisik pemasaran. Konsep
barang-barang yang tidak di konsumsi tetapi dasar pendapatan yang diungkapkan oleh Patton
digunakan untuk produksi yang akan dan Littleton dinamakan sebagai produk
datang(barang produksi).3 perusahaan yang menekankan bahwa
pendapatan merupakan arus yaitu penciptaan
Untuk menunjang produksi budidaya barang dan jasa oleh perusahaan.
jamur tiram diperlukan tempat berlangsungnya
produksi pembudidayaan, dalam hal ini luasnya Studi kelayakan pada hakekatnya adalah
ukuran kumbung(rumah jamur) sangat suatu metode penjajakan dari suatu gagasan
berpengaruh pada jumlah poly bag yang akan usaha tentang kemungkinan layak atau tidaknya
ditanam. Semakin luas kumbung(rumah jamur) gagasan usaha tersebut dilaksanakan. Maksud
yang dibuat maka akan semakin banyak poly diadakannya studi kelayakan adalah untuk
bag yang akan ditanam dan sebaliknya jika luas menganalisa terhadap suatu proyek tertentu,
kumbung(rumah jamur) lebih kecil maka baik proyek yang akan dilaksanakan, sedang
jumlah poly bag yang akan ditanam akan dan selesai dilaksanakan untuk bahan perbaikan
sedikit. Hal ini berpengaruh kepada jumlah dan penilaian pelaksanaan proyek tersebut.7
hasil produksi yang akan dibuat dan juga
berpengaruh terhadap jumlah tenaga kerja.4 Berdasarkan uraian diatas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian untuk
Konsep tenaga kerja dapat dilihat dari mengetahui kelayakan analisis usaha budidaya
dua dimensi yaitu dimensi individu dan dimensi jamur tiram putih, Pleurotus ostreatus.
organisasian. Dimensi individu melihat
produktivitas kerja dalam kaitannya dengan B. TINJAUAN PUSTAKA
karekteristik-karekteristik kepribadian individu
yang muncul dalam bentuk sikap mental dan Modal adalah barang atau uang, yang bersama-
mengandung makna keinginan dan upaya sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
dan persediaan media tanam. Hasil produksi media dan juga tungku sterilisasi. Jika
satu media tanam (log) minimal mencapai 30% menyimpan 5.000 baglog dibutuhkan kumbung
dari berat media tanam selama masa panen.9 35m2. Biaya tersebut juga ditambah dengan
biaya pembuatan rak yang mencapai sekitar
Budidaya jamur tiram mempunyai 30.000 per m2. Bagi yang ingin mengurangi
prospek ekonomis yang cukup baik mengingat risiko di bagian biaya modal ini, bisa memilih
bahan dasar yang dibutuhkan cukup tersedia di jalan menyewa kumbung. Dengan jalan ini
berbagai daerah dengan harga yang relatip biaya modal awal bisa diperhemat.10
murah. Bahkan, di beberapa daerah penghasil
kayu, limbah kayu tidak berharga sama sekali. Tenaga kerja pada usaha budidaya jamur
Di samping itu, potensi pasar jamur tiram masih dengan skala produksi cukup besar terdiri dari
sangat terbuka, apalagi jamur tiram baru tenaga tetap dan tenaga borongan. Tenaga tetap
memulai memasyarakat di kalangan konsumen diperlukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang
menengah ke atas.1 menuntut kemampuan khusus, misalnya
pemeliharaan, inokulasi dan penangkaran bibit.
Pemilihan lokasi untuk kepentingan Tenaga tetap harus diberi bekal kemampuan
budidaya jamur tiram didasarkan pada sifat-sifat khusus yang dituntut dalam tugasnya.
hidup jamur, kelembaban dan temperatur. Sementara itu, tenaga borongan diperlukan
Disamping itu, pemilihan lokasi lahan ini juga untuk kerjaan yang mudah, seperti
didasarkan pada ketersedian sarana produksi, membungkus, mencampur dan memanen.1
seperti bahan baku media dan air, serta
pemasarannya. Luas lahan yang diinginkan Dalam budidaya jamur tiram, maka
tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. faktor penentuan harga jual produk menjadi
Semakin luas lahan maka semakin banyak penting untuk diperhatikan. Berapa harga yang
bangunan dapat didirikan sehingga jumlah harus ditentukan agar kita tidak rugi. Berapa
produksi dapat lebih tinggi. Apabila tujuan persentase tiap komponen yang perlu
budidaya adalah untuk tujuan komersial maka diperhitungkan agar layak tidaknya usaha kita
harus dipatuhi prinsip kualitas, kuantitas dan dapat diperkirakan. Disini akan dicoba
kontuinitas. Ketiga prinsip tersebut saling dipaparkan secara sederhana perhitungan biaya
terkait. Apabila salah satu dari faktor tersebut produksi dengan contoh rupiah dan persentase.
tidak dapat dipenuhi maka konsumen atau pasar Contoh rupiah untuk memudahkan. Namun
akan beralih ke produsen yang mempunyai karena harga bahan baku ataupun yang lain
ketiga faktor di atas. Dengan mengacu pada serta harga pasar berfluktuasi maka angka
tujuan dan prinsip usaha tersebut maka persen diharapkan akan mempermudah
kebutuhan luas lahan dapat disesuaikan.1 perhitungan. Angka-angka yang ada akan
mudah dikembangkan jika diolah dengan
Modal yang dibutuhkan dalam budidaya jamur worksheet seperti excel dsb. Komponen yang
tiram terdiri dari modal tetap (investasi) dan dilibatkan juga dapat ditambah, persentase
modal kerja. Modal investasi diperlukan untuk dapat diubah dan sebagainya sesuai kondisi
membuat bangunan tempat budidaya dan yang ada.
membeli peralatan
Berdasar hitungan yang dilakukan oleh
produksi. Sementara itu, modal kerja usaha yang sedang dijalankan, perajin/petani
diperlukan untuk penyediaan bahan baku dan dapat mengambil untung sebesar (60 %), biaya
bahan tambahan, membayar tenaga kerja, biaya produksi ditingkat petani dihitung berdasarkan
pemasaran, dan penyusutan modal investasi. biaya tidak tetap(82,20%) dari total biaya
Banyaknya investasi ditentukan oleh ukuran produksi dan biaya tetap 13,70%. Biaya tidak
skala produksi yang direncanakan. Besarnya tetap mencakup: jerami, bekatul, kapur,
modal kerja sebaiknya tiga kali biaya produksi pembibitan, polibag, pupuk, kompos dan
pada kapasitas yang direncanakan. Hal ini sebagainya yang umum digunakan. Biaya tetap
berkaitan dengan perputaran modal yang terjadi mencakup depresiasi alat dan kumbung serta
pada tiga kali siklus produksi.1 tenaga kerja. Tenaga kerja dapat dihitung
sebagai biaya tetap atau tidak tetap tergantung
Sebagai modal awal untuk usaha jamur pelaksanaan di tempat usaha. Pada industri kecil
tiram setidaknya diperlukan biaya lahan, biaya sering masuk biaya tidak tetap karena mereka
membangun kumbung, ongkos pembuatan
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
bekerja sesuai pekerjaan saat proses produksi tertentu atau pengkajian lebih tentang suatu
yang dibayar harian.11 objek yang diteliti pada daerah tertentu dan
tidak bisa disimpulkan pada daerah lain atau
Salah satu hambatan pengembangan maupun kasus lain.
peningkatan produksi agribisnis jamur edible
disebabkan oleh teknologi yang belum Waktu dan Lokasi Penelitian
menggunakan faktor-faktor produksi yang telah
diuraikan di atas secara maksimal. Dengan Penentuan daerah penelitian dilakukan
penerapan teknologi yang tepat (efesiensi faktor secara “purposive” atau secara sengaja yaitu di
produksi) akan menghasilkan produksi tinggi Kecamatan Padang Hilir Kelurahan Damar Sari
serta memperoleh keuntungan secara maksimal. Kotamadya Tebing Tinggi Sumatera Utara.
Disatu pihak dalam usaha meningkatkan
Metode Penentuan Sampel
hasil produksi para petani kebanyakan masih
terbentur kepada modal. Akibatnya Sample dalam penelitian ini adalah petani
yang membudidayakan jamur tiram putih di
keterbatasan modal sangat mempengaruhi faktor
Kecamatan Padang Hilir Kelurahan Damar Sari
produksi. Lebih-lebih keterbatasan modal
Kotamadya Tebing Tinggi Sumatera Utara.
disertai dengan teknologi budidaya jamur yang
Sampel ditentukan secara populasi dari petani
masih rendah sehingga akan menjadi ganjalan
bagi petani, akibatnya hasil produksi akan jamur tiram putih sebanyak 20 orang.
kurang maksimal. Sudah tentu keuntungan pun
Metode Pengumpulan Data
akan sulit dicapai.2
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer
Dalam mengelola kegiatan usaha berbagai jenis
dan data sekunder, data primer diperoleh dari
jamur, para pelaku usaha harus membuat
wawancara langsung dengan petani jamur tiram
rencana tentang jumlah produksi dan
dengan menggunakan quesioner yang telah
mengkombinasikan parameter produksi yang disiapkan
digunakan. Apabila parameter produksi
diterapkan dalam proses produksi jamur
sebelumnya, sedangkan data sekunder diperoleh
seefesien mungkin, maka akan menghasilkan
dari berbagai instansi pemerintah dan lembaga
suatu out put yang maksimal.2
yang berhubungan dengan penelitian ini.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
Metode Analisis Data
untuk mengetahui perusahaan tersebut layak
diusahakan dengan menggunakan hasil Untuk menguji hipotesis 1, dapat
perhitungan R/C ratio. Dari hasil perhitungan dihitung dengan rumus Regresi Linier Berganda
didapat R/C ratio sebesar 1,45 yang artinya adalah:
setiap investasi yang ditanamkan atau biaya
produksi (TC), maka akan diperolah revenue Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e
atau penerimaan sebesar 1,03 kali dari nilai
investasi yang ditanamkan. Sehingga usaha Dimana:Y = pendapatan a = konstanta
tersebut layak untuk diusahakan. Hal ini terjadi
karena dalam usaha budidaya jamur tersebut x1 = tenaga kerja (Rp/Borongan)
menghasilkan biaya penerimaan yang lebih
besar dari biaya produksinya sehingga didaerah x2 = bibit (Rp/Botol)
penelitian tersebut mendapatkan keuntungan
hasil yang besar.7 x3 = bahan baku (Rp/Kg)
No Uraian Rataan
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1. Dari tiram putih untuk meningkatkan produksinya.
tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata Tingkat pendidikan yang pernah diikuti oleh
umur petani jamur tiram putih adalah 31,65 petani jamur tiram putih rata-rata sebesar 16,1
tahun, yaitu antara 23-46 tahun yang berarti tahun, yaitu antara 12-19 tahun. Hal ini dapat
masih tergolong umur produktif dan masih bisa dilihat bahwa rata-rata tingkat pendidikan petani
berusaha dan mengelola usaha budidaya jamur adalah pada tingkat pendidikan sarjana (S1).
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
Pendidikan yang diperoleh petani jamur tiram pada mulanya akan tinggi dan secara berangsur-
putih mempengaruhi tingkat wawasan dan angsur akan berkurang pada tahapan panen
berpengaruh terhadap kegiatan atau tindakan berikutnya. Walaupun demikian media tumbuh
yang akan dilakukan oleh petani jamur tiram jamur tersebut dapat bertahan sampai 5-6 bulan.
putih untuk memilih suatu jenis usaha yang
akan mereka usahakan. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa
produksi, biaya produksi, penerimaan dan
Pengalaman atau lamanya usaha yang pendapatan yang diterima oleh petani jamur
dijalankan petani jamur tiram putih rata-rata tiram putih berbeda-beda ini disebabkan karena
adalah 2,5 tahun, yaitu antara 1-5 tahun yang jumlah (banyaknya) pembuatan jamur baru
berarti para petani yang memiliki pengalaman dalam satu bulan berbeda, dimana ada yang
lebih lama dalam budidaya jamur tiram putih membuat dua kali dalam sebulan, ada yang tiga
akan mendapatkan pengetahuan lebih banyak kali, dan ada yang empat kali.
tentang teknik dan cara-cara berbudidaya yang
dilakukannya. Dari hasil penelitian dapat diketahui rata-
rata produksi, biaya produksi, penerimaan, dan
Jumlah tanggungan petani jamur tiram pendapatan petani sampel jamur tiram putih
putih rata-rata adalah 1,6 orang, yaitu antara 0-5 yang dinyatakan dalam Rp/bulan dapat dilihat
orang yang berarti setiap petani jamur tiram pada tabel 2. Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa
putih memiliki tanggungan yang berbeda-beda. produksi rata-rata petani jamur tiram putih
adalah 139,75 kg setiap bulannya, biaya
D. HASIL DAN PEMBAHASAN produksi rataan petani jamur tiram putih adalah
Rp. 708.925/bulannya, penerimaan rataan petani
Pendapatan Petani Jamur Tiram Putih jamur tiram putih adalah sebesar
Pendapatan petani jamur tiram putih 2.795.000/bulannya, dan pendapatan rataan
petani jamur tiram putih adalah Rp.
adalah selisih antara penerimaan (revenue)
2.086.075/bulannya dimana dalam hal ini rataan
dengan total biaya pengeluaran yang dinyatakan luas rumah jamur (kumbung) petani jamur tiram
dalam Rp/bulan. Produksi jamur tiram putih putih di daerah penelitian adalah 55,4 m2.
Tabel 2. Produksi, Biaya Produksi, Penerimaan, Pendapatan Petani Jamur Tiram Putih/Bulan
No Keterangan Rataan
Ukuran kumbung yang ideal adalah 84 m2 dapat dinyatakan layak harus mempunyai
(panjang 12 m dan lebar 7 m) dan tinggi 3,5 jumlah produksi antara 750-1250 kg/hari atau
m.12Berdasarkan petani sampel jamur tiram di rataannya 1.000 kg/hari, maka untuk satu bulan
daerah penelitian produksi jamur yang produk tersebut berjumlah 30 x 1.000 kg –
dihasilkan dalam sebulan antara 85-280 30.000 kg. Produksi, biaya produksi,
kg/bulan dengan rataannya/bulan adalah 139.75. penerimaan, dan juga pendapatan tidak
Menurut Suriawiria (2009), untuk memelihara selamanya memiliki angka yang sama pada
10.000 subtrat tanam (baglog), luas ruangan setiap petani jamur tiram putih yang salah satu
yang diperlukan minimal 8 m x 12 m. Sesuai faktor-faktor produksinya sama karena
dengan perhitungan-perhitungan dasar tergantung bagaimana cara/kemampuan teknik
agrobisnis jamur kayu, yang secara ekonomi budidayanya, kesterilan, penggunaan bibit,
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
penggunaan bahan baku, jumlah baglog yang faktor-faktor tersebut bisa memberikan
dihasilkan, dan banyaknya pembuatan jamur pengaruh yang negatif terhadap pendapatan
baru dalam sebulan. Terkadang ada juga para petani jamur tiram putih apabila salah satu
petani jamur tiram putih yang mengalami faktor tersebut kurang baik. Untuk lebih
kerugian akibat terjadinya kontaminasi atau jelasnya melihat pengaruh tenaga kerja, bibit,
tidak sterilnya media pada waktu sterilisasi bahan baku, dan bahan tambahan terhadap
sehingga terjadi kerusakan media dan akibatnya pendapatan petani jamur tiram putih dapat
pertumbuhan dan perkembangan jamur menjadi dilihat pada tabel 3.Dari Tabel 3 di atas dapat
terhambat. diketahui bahwa persamaan fungsi Regresi
Linier Berganda adalah sebagai berikut: Y=
Pengaruh Faktor-Faktor Tenaga Kerja, 458336,58 + 0,11 X1 + 8,42 X2 + 22190,60 X3
Bibit, Bahan Baku, Bahan Tambahan + 6390,23 X4 + e
Terhadap Pendapatan Petani Jamur Tiram
Putih Dari hasil pengujian data diketahui
bahwa nilai koefesien determinasi (R – Square)
Pengaruh faktor-faktor tenaga kerja, bibit, dari penelitian ini adalah 0,93. Nilai ini
bahan baku, dan bahan tambahan akan mengindikasikan bahwa secara simultan
memberikan pengaruh yang positif apabila (serempak) pendapatan petani jamur tiram putih
masing-masing dari faktor tersebut saling dipengaruhi oleh tenaga kerja, bibit, bahan
mendukung satu sama lainnya. Faktor-faktor baku, dan bahan tambahan sebesar 93%,
tersebut tidak selamanya memberikan pengaruh selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di
yang positif terhadap pendapatan yang diterima luar variabel.
oleh petani jamur tiram putih, adakalanya
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Antara Faktor Tenaga Kerja, Bibit, Bahan
Baku, Bahan Tambahan Terhadap Pendapatan Petani Jamur Tiram Putih
Konstanta 458336,58
R – Square 0,93
Multiple R 0,96
F – Hitung 4044,26
F – Tabel 2,39
t- Tabel 2,13
Dari hasil pengujian secara statistik diperoleh jamur tiram putih yaitu sebesar 96%. Hal ini
nilai Multiple R sebesar 0,96 yang mengartikan didukung oleh nilai f – hitung 4044,26 > f –
bahwa secara menyeluruh ada hubungan yang tabel 2,39 pada taraf kepercayaan 95% (α 0,05),
erat antara tenaga kerja, bibit, bahan baku, dan dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak,
bahan tambahan terhadap pendapatan petani yang berarti terdapat pengaruh yang nyata
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
antara tenaga kerja, bibit, bahan baku, dan Jadual dan urutan kerja pembuatan media
bahan tambahan terhadap pendapatan petani tanam: satu hari pekerjaan adukan bahan-bahan,
jamur tiram putih. dua hari pekerjaan kompos bahan-bahan, satu
hari pekerjaan pewadahan, satu hari pekerjaan
Untuk melihat pengaruh secara parsial sterilisasi, satu hari pekerjaan pendinginan, satu
antara tenaga kerja, bibit bahan baku, dan bahan hari pekerjaan inokulasi.13
tambahan terhadap pendapatan petani jamur
tiram putih dapat dilihat pada uraian dibawah Tenaga kerja pada usaha budidaya jamur
ini: dengan skala produksi cukup besar terdiri dari-
tenaga tetap dan tenaga borongan. Tenaga tetap
Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap diperlukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang
Pendapatan Petani jamur Tiram Putih menuntut kemampuan
Penggunaan tenaga kerja dalam berusaha khusus, misalnya pemeliharaan, inokulasi, dan
jamur tiram putih juga harus diperhitungkan penangkaran bibit. Tenaga kerja tetap harus
dengan cermat mulai dari persiapan media diberi bekal kemampuan khusus yang dituntut
sampai pada tahap pemanenan hasil agar hasil dalam tugasnya.1
produksi diperoleh secara optimal, walaupun
kenyataannya di daerah penelitian hanya sampai Upah borongan adalah upah yang
kepada tahap inokulasi. Tenaga kerja juga diberikan sesuai dengan perjanjian antara
merupakan faktor yang penting dalam berusaha pemberi kerja dengan pekerja tanpa
jamur tiram putih karena orang yang digunakan memperhatikan lamanya waktu kerja. Upah
tenaganya untuk proses produksi yang borongan ini cenderung membuat para pekerja
berlangsung dan sangat berpengaruh pula untuk secepatnya menyelesaikan pekerjaannya
terhadap besarnya produksi, dimana semakin agar segera dapat mengerjakan pekerjaan
baik dalam hal pemakaian tenaga kerja yaitu borongan lainnya.14
sesuai dengan kebutuhan dan luas kumbung
yang ada maka produksi yang diperoleh akan Pengaruh Bibit Terhadap Pendapatan Petani
semakin optimal dan berpengaruh pula terhadap Jamur Tiram Putih
pendapatan petani jamur tiram putih.
Bibit jamur yang digunakan oleh petani jamur
Berdasarkan hasil survey di lapangan tiram di daerah penelitian adalah bibit jamur
diketahui bahwa petani jamur tiram putih turunan F1 dan F2 yaitu bibit jamur hasil dari
menggunakan tenaga kerja baik dari keluarga turunan pertama dan kedua. Bibit jamur yang
maupun luar keluarga. tenaga, baik perempuan dipesan dan dibeli oleh petani jamur tiram putih
maupun pria (anak-anak maupun remaja). Upah adalah bibit yang berkualitas karena bibit yang
tenaga kerja adalah sistem borongan dimana berkualitas merupakan kunci keberhasilan
rataan penggunaan tenaga kerja, upah dan dalam budidaya jamur tiram putih dan para
rataan hari kerja borongan budidaya jamur petani jamur di daerah penelitian telah
tiram putih/bulan dapat dilihat pada tabel 4. memahami tentang kualitas bibit yang baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
Hasil pengujian dengan uji t untuk tenaga pemilihan bibit jamur tiram putih ini yaitu bibit
kerja diperoleh nilai t – hitung 0,07 < t – tabel berasal dari strain atau varietas unggul, umur
2,13 pada tingkat kepercayaan 95% (α 0,05). bibit optimal 45-60 hari, warna bibit putih
Dengan demikian H1 ditolak dan H0 diterima
yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang merata, bibit tidak terkontaminasi, belum
nyata antara tenaga kerja terhadap pendapatan ditumbuhi jamur. Biasanya petani jamur tiram
petani jamur tiram putih. Tenaga kerja putih membeli bibit kepada produsen/penangkar
memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat bibit yang ada di daerah Jawa, dimana para
pendapatan petani jamur tiram putih yaitu petani memesan membeli dalam satuan per
sebesar 0,11. Apabila penggunaan tenaga kerja botol dengan harga Rp. 20.000/botol dan harga
telah sesuai dengan yang dibutuhkan dan faktor- tersebut sudah termasuk dengan ongkos
faktor lain yang mendukung usaha budidaya kirimnya.
telah baik (terpenuhi) maka akan dapat
mempengaruhi pendapatan petani jamur tiram Pada umumnya di daerah penelitian satu
putih. botol bibit jamur dapat menghasilkan 38-45
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
Persiapan
Media 3,65 32.000 2,65
Pembuatan
Baglog 5,6 83.500 3,65
bibit untuk rataan/bulannya adalah 13,75 botol budidaya jamur ditentukan oleh kualitas media
dan biaya bibit rataan/bulannya Rp. 275.000. tanam, proses budidaya, dan kualitas bibit yang
digunakan. Bibit yang berkualitas dapat dibuat
Hasil pengujian dengan uji t untuk bibit dengan perlakuan-perlakuan yang teliti dan
diperoleh nilai t – hitung 6,53 > t – tabel 2,13 sarana yang cukup memadai, seperti ruang
pada tingkat kepercayaan 95% (α 0,05). pembuatan bibit, peralatan, dan kemampuan
Dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak pelaksana.
yang berarti terdapat pengaruh yang nyata
antara bibit terhadap pendapatan petani jamur Pengaruh Bahan Baku Terhadap
tiram putih. Bibit mempunyai pengaruh yang Pendapatan Petani Jamur Tiram putih
positif terhadap tingkat pendapatan petani jamur
tiram putih sebesar 8,42 yang berarti bibit Bahan baku yang digunakan petani jamur tiram
mempunyai pengaruh yang cukup besar putih di daerah penelitian adalah menggunakan
terhadap keberhasilan dalam budidaya jamur serbuk kayu, dimana serbuk kayu merupakan
tiram putih. Apabila bibit yang digunakan hasil limbah pengolahan kayu yang jumlahnya
berkualitas dan faktor-faktor lain yang melimpah dan harganya relatif murah yaitu Rp.
mendukung usaha budidaya telah baik 2.000/goni. Serbuk kayu yang digunakan petani
(terpenuhi) maka dapat meningkatkan jamur tiram putih di daerah penelitian adalah
pendapatan petani jamur tiram putih. Menurut serbuk kayu yang bersih, tidak busuk, tidak
Winarni dan Rahayu (2002), bibit jamur yang ditumbuhi jamur lain, dan masih segar. Selain
berkualitas merupakan kunci keberhasilan itu juga petani jamur tiram lebih memilih serbuk
dalam budidaya jamur. Bila bibit yang kayu yang berasal dari kayu yang keras dan juga
digunakan telah kadaluwarsa, maka dapat tidak mengandung minyak ataupun getah karena
dipastikan hasilnya tidak akan maksimal. itu adalah serbuk kayu yang terbaik bagi petani
Menurut Cahyana dkk (2002) keberhasilan jamur tiram putih. Biasanya serbuk kayu yang
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
banyak tersedia terdiri dari campuran berbagai Bahan tambahan yang digunakan petani
macam jamur tiram putih terdiri dari beberapa macam
yaitu dedak (bekatul), kapur karbonat (CaCO3),
jenis kayu. Bahan baku merupakan bahan gipsum (CaSO)4, metanol. Adapun harga
utama atau yang paling banyak digunakan. bahan tambahan dalam budidaya jamur tiram
Bahan baku yang baik akan menjamin putih di daerah penelitian dapat dilihat pada
pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram tabel berikut:
putih sehingga jamur yang dihasilkan akan
memuaskan dan sesuai yang diharapkan serta Tabel 5. Harga Bahan Tambahan Budidaya
produksi dan pendapatan petani jamur tiram Jamur Tiram putih
putih juga meningkat.
Harga Bahan Tambahan
Penggunaan bahan baku (serbuk kayu) di
daerah penelitian dalam satu kali pembuatan Dedak CaCO3 CaSO4 Metanol
jamur berkisar antara 4-7 goni. Penggunaan
bahan baku dalam sebulan berkisar antara 8-28 (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Ltr)
goni serbuk kayu, dimana penggunaan bahan
baku tersebut harus disesuaikan dengan 2.000 1.000 4.000 5.000
banyaknya bibit yang dimiliki petani dan
banyaknya pembuatan jamur dalam sebulan. Sumber: Data Primer Diolah
Sedangkan penggunaan bahan baku (serbuk
kayu) untuk rataan/bulannya adalah 13,75 goni Bahan tambahan ini digunakan untuk
dan biaya bahan baku rataan/bulannya Rp. mendukung pertumbuhan jamur lebih optimal
27.500. dan sesuai dengan yang diharapkan sehingga
dapat meningkatkan produksi dan pendapatan
Hasil pengujian dengan uji t untuk bahan petani jamur tiram putih. Bahan-bahan tersebut
baku diperoleh nilai t – hitung 0,77 < t – tabel merupakan bahan pelengkap untuk mendukung
2,13 pada tingkat kepercayaan 95% (α 0,05). keberhasilan dalam usaha budidaya jamur tiram
Dengan demikian H1 ditolak dan H0 diterima putih karena tanpa peranan dari bahan tambahan
yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang ini pertumbuhan jamur tiram putih dan
nyata antara bahan baku terhadap pendapatan produksinya akan kurang memuaskan.
petani jamur tiram putih. Bahan baku Penggunaan bahan tambahan tersebut harus
mempunyai pengaruh yang positif sebesar disesuaikan dengan banyaknya bahan baku yang
22190,60. Apabila penggunaan bahan baku dimiliki petani dan banyaknya pembuatan jamur
telah sesuai dengan yang dibutuhkan atau dalam sebulan. Adapun rataan penggunaan dan
efisien dan faktor-faktor lain yang mendukung rataan biaya bahan tambahan budidaya jamur
usaha budidaya telah baik (terpenuhi) maka tiram putih/bulan dapat dilihat pada tabel 6.
dapat meningkatkan pendapatan petani jamur
tiram putih. Hasil pengujian dengan uji t untuk bahan
tambahan diperoleh nilai t – hitung 0,82 < t –
Kayu atau serbuk kayu yang digunakan tabel 2,13 pada tingkat kepercayaan 95% (α
sebagai tempat tumbuh jamur mengandung 0,05). Dengan demikian H1 diterima dan H0
karbohidrat, serat lignin, dan lain-lain. Dari ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh
kandungan tersebut ada yang berguna dan yang nyata antara bahan tambahan terhadap
membantu pertumbuhan jamur, tetapi ada pula pendapatan petani jamur tiram putih. Bahan
yang menghambat. Kandungan yang tambahan memiliki pengaruh yang positif
dibutuhkan bagi pertumbuhan jamur antara lain terhadap tingkat pendapatan petani jamur tiram
karbohidrat, serat, dan lignin, sedangkan faktor putih sebesar 6390,23. Apabila penggunaan
yang menghambat antara lain adanya getah dan bahan tambahan telah sesuai dengan yang
zat ekstraktif (zat pengawet alami yang terdapat dibutuhkan atau efisien dan faktor-faktor lain
pada kayu).1 yang mendukung usaha budidaya telah baik
(terpenuhi) maka dapat meningkatkan
Pengaruh Bahan Tambahan Terhadap pendapatan petani jamur tiram putih.
Pendapatan Petani Jamur Tiram putih
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
Tabel 6. Rataan Penggunaan dan kg, gipsum (CaSO4) 0,5 kg. Formulasi 3 adalah
Rataan Biaya Bahan Tambahan Budidaya Jamur serbuk kayu 100 kg, dedak/bekatul 10 kg, kapur
Tiram Putih/Bulan karbonat (CaCO3) 2,5 kg, gipsum (CaSO4) 0,5
kg. Pada formulasi tersebut ditambahkan air
Penggunaan Bahan Tambahan/Bulan Biaya Bahan Tambahan/Bulan
secukupnya (kadar air media diatur hingga 50-
65%) kemudian diaduk secara merata sampai
edak CaCO3 CaSO4 Metanol Dedak CaCO3 CaSO
campuran
4 Metanol
tersebut dapat dikepal tetapi tidak
meneteskan air. Komposisi ini berbeda dengan
kg) (kg) (Kg) (liter) (Rp) (Rp) (Rp)
di daerah (Rp)penelitian karena hal tersebut
berdasarkan pengalaman masing-masing petani
1,25 3,65 1,825 1,325 82.500 3.650 7.300 6.625putih, akan tetapi walaupun
jamur tiram
demikian jamur tiram putih tetap bisa
berproduksi.1
Sumber: Data Primer Diolah Formulasi tersebut di atas untuk 100 kg
serbuk kayu dapat menghasilkan baglog
Bahan tambahan tersebut sengaja
berkisar antara 150 baglog atau lebih, dimana
digunakan petani sebagai pelengkap dan untuk
jumlah ini tergantung dari ukuran plastik PP
menghilangkan kekuatiran petani dengan yang digunakan dan berat media (baglog) pada
maksud agar pertumbuhan jamur tiram putih saat ditimbang. Pada daerah penelitian sebagian
lebih baik/terjamin. Jika bahan-bahan tambahan
besar petani jamur tiram putih menggunakan
tersebut tidak digunakan, jamur tiram putih
plastik PP ukuran 20 x 30 cm dan berat media
masih bisa tumbuh akan tetapi petani tidak mau
(baglog) antara 0,9 – 1,2 kg. Menurut Cahyana
mengambil resiko kegagalan dalam budidaya
dkk (2002), ukuran dan ketebalan plastik PP dari
jamur tiram putih. Apabila bahan tambahan berbagai macam. Beberapa ukuran plastik yang
telah sesuai dengan yang dibutuhkan dan faktor- biasanya digunakan dalam budidaya jamur
faktor lain yang mendukung usaha budidaya
antara lain 20 cm x 30 cm, 17 cm x 35 cm, 14
telah baik (terpenuhi) maka dapat meningkatkan
cm x 25 cm dengan ketebalan 0,3 mm – 0,7 mm
pendapatan petani jamur tiram putih.
atau dapat juga lebih tebal.
Bahan-bahan tambahan seperti dedak
Analisis Efisiensi Usaha Budidaya Jamur
ditambahkan untuk meningkatkan nutrisi media
Tiram Putih
tanam sebagai sumber karbohidrat, sumber
karbon (C), dan nitrogen. Kapur karbonat Menurut hasil penelitian yang dilakukan
(CaCO3) ditambahkan sebagai sumber kalsium dapat dilihat apakah penerimaan dan
(Ca) dan juga sebagai pengatur pH media selain pendapatan petani jamur tiram putih sudah
itu unsur kalsium dan karbon digunakan untuk efisisen dan apakah usaha budidaya jamur tiram
meningkatkan mineral yang dibutuhkan jamur
bagi pertumbuhannya. Gipsum (CaSO)4
putih ini sudah efisien untuk diusahakan oleh kantong plastik1 bertujuan untuk mempermudah
petani jamur tiram putih. Untuk mengujinya pengaturan kondisi (jumlah oksigen dan
maka digunakan metode Benefit Cost Ratio kelembaban media) dan penanganan media
(B/C) dengan kriteria apabila nilai B/C > 1 selama pertumbuhan. Kantong plastik yang
maka usaha jamur tiram putih sudah efisien dan digunakan adalah plastik yang kuat dan tahan
sebaliknya apabila nilai B/C < 1 maka usaha panas sampai dengan suhu 1000 C. Jenis plastik
jamur tiram putih tidak efisien untuk biasanya dipilih dari jenis polipropilen (PP).
diusahakan. Hal ini dapat dilihat pada Ukuran dan ketebalan plastik terdiri dari
perhitungan dibawah ini: berbagai macam. Beberapa ukuran plastik yang
biasa digunakan dalam budidaya jamur tiram
B/C = Benefit/Cost = 2086075/708925 putih adalah 20 cm x 30 cm, 17 cm x 35 cm, 14
= 2,94 cm x 25 cm dengan ketebalan 0,3 mm – 0,7 mm
atau dapat juga lebih tebal.
Dapat dilihat dari hasil perhitungan diatas
bahwa nilai B/C > 1 yaitu 2,94 nilai ini Komiditi jamur tiram putih belum begitu
mengartikan bahwa usaha budidaya jamur tiram dikenal oleh masyarakat luas dan
putih sudah efisien atau layak untuk diusahakan membudiyakannya juga sulit, maka harga yang
oleh petani jamur tiram putih yaitu pembagian ditawarkan untuk konsumen pun mahal sebesar
antara rata-rata pendapatan (2086075) dibagi Rp. 20.000/Kg dan hanya pasar-pasar tertentu
dengan rata-rata biaya produksi (708925) yaitu yang menjual jamur tiram putih tersebut. Usaha
didapat hasil B/C adalah 2,94. budidaya jamur tiram putih belum begitu
banyak diusahakan oleh petani oleh karena
Peralatan budidaya jamur tiram putih seperti: kurangnya pengetahuan tentang teknik budidaya
drum sterilisasi, lampu Bunsen, spatula, pisau, karena itu diperlukan pengetahuan yang khusus
dan knapsack solo, tabung gas, dan plastik PP tentang teknik budidaya yang baik seperti:
memiliki estimasi umur kegunaan yang berbeda. bentuk pembuatan rumah jamur (kumbung)
Dengan demikian petani jamur tiram putih tidak yang sesuai, kesterilan, mutu bibit, alat-alat
mengeluarkan biaya untuk membeli peralatan yang digunakan, syarat-syarat tumbuh jamur
dalam waktu dekat. Dalam penelitian ini biaya dan lain sebagainya yang berhubungan dengan
peralatan dilakukan penyusutan sehingga ilmu pengetahuan. Jamur tiram putih juga
diperoleh biaya penyusutan peralatan dengan mempunyai rasa yang enak apabila dikonsumsi
menggunakan metode penyusutan garis lurus dan kandungan gizi dan manfaatnya sangat baik
(Straight Line Method). untuk kesehatan sehingga harga dipasaran
cukup mahal. Untuk itu diharapkan kedepannya
Metode penyusutan ini mempunyai agar lebih baik lagi kondisi keduanya supaya
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari petani jamur dan masyarakat lebih mengenal
metode ini adalah mudah digunakan dalam jauh dan lebih terfokus lagi dalam
praktek dan lebih mudah dalam menentukan membudidayakan jamur tiram putih.
tarif penyusutan. Sedangkan kelemahan dari
metode penyusutan ini adalah beban E. KESIMPULAN
pemeliharaan dan perbaikan dianggap sama
setiap periode, manfaat ekonomis aktiva setiap Hasil pengujian dengan metode Benefit Cost
tahun sama, beban penyusutan yang diakui tidak Ratio (B/C) didapat nilai sebesar 2,94. Hal ini
mencerminkan upaya yang digunakan dalam berarti nilai B/C > 1 menunjukkan bahwa usaha
menghasilkan pendapatan, laba yang dihasilkan budidaya jamur tiram putih efisien atau layak
setiap tahun tidak menggambarkan tingkat untuk diusahakan oleh petani, sehingga saha
pengembalian yang sesungguhnya dari umur budidaya jamur tiram putih efisien atau layak
kegunaan aktiva (dalam matching principle, untuk diusahakan oleh petani.
beban penyusutan harus proporsional pada
penghasilan yang dihasilkan).15
F. DAFTAR PUSTAKA
Alat-alat tersebut memiliki umur
ekonomis yang panjang dan dapat digunakan 1. Cahyana. Y.A, Muchrodji, dan Bakrun. M,
lebih lama sampai tahunan (kecuali plastik PP 2002. Jamur Tiram. Penebar Swadaya,
yang bertahan 5-6 bulan karena media dapat Jakarta.
bertahan sampai umur tersebut). Penggunaan
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP KADAR GULA REDUKSI YANG
TERKANDUNG DALAM BUAH SALAK PADANGSIDIMPUAN
M. Said Siregar
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Email: msaidregars@gmail.com
Abstract
An investigation of influence of temperature and storage time to reducing sugar content of Salak
Padangsidimpuan has been carried out. Salak fruit were stored in different temperature : room
temperature, 34ºC, 37ºC and 40 ºC. Analysii of reducing sugar content is determined every one day
interval, starting from 0 to 9 days storage by Nelson-Somogyi methode with Spectofotometer 1101.
Reducing sugar content before storage was 1.276% and the maximum reducing sugar content obtained
on 37ºC after 3 days storage was 8.143%. The other maximum reducing sugar content after storage in
room temperature ( 7days), 34 ºC (5 days) and 40 ºC ( 2days) were: 7.92%, 8.073% and 4.640%,
respectively.
Keywords : reducing sugar, salak, padangsidimpuan.
Abstrak
Penelitian tentang pengaruh suhu dan waktu penyimpanan terhadap kadar gula reduksi yang
terkandung dalam buah salak telah dilakukan. Buah salak disimpan dalam suhu yang berbeda: suhu
ruang, 34ºC, 37ºC d an 40 ºC. Analisis kandungan gula reduksi buah salak ditentukan selang setiap hari
mulai 0 hari sampai 9 hari penyimpanan dengan metode Nelson-Somogy menggunakan Spektrofotometer
1101. Kandungan gula reduksi sebelum penyimpanan 1,276% dan kandungan maksimum gula reduksi
diperoleh pada penyimpanan 37ºC setelah 3 hari yaitu 8,14%. Kadar gula reduksi maksimum pada suhu
ruang (7 hari), 34 ºC (5hari) dan 40 ºC ( 2 hari) masing-masing: 7.92%, 8.073% dan 4.640%..
enzim amilase, dimana kerja enzim ini panjangnya 3-3,5 m, berduri banyak, berbelah
dipengaruhi oleh suhu. sirip dan mempunyai panjang helaian daun 5-7
Dalam batas-batas tertentu, kecepatan cm. Salak mempunyai bunga majemuk,
reaksi yang dikatalisis enzim naik bila suhu berumah dua dan tumbuh pada ketiak daun.
naik. Reaksi yang paling cepat memerlukan Bunga majemuk tersebut terdiri dari 1-3 butir
suhu optimum. Di atas suhu ini, kecepatan dan terbungkus oleh pelepah yang panjangnya
menurun tajam, terutama karena denaturasi 1-10 cm, bersisik dan tangkai buahnya kuat.
enzim oleh panas. Untuk kebanyakan enzim, Buah salak berbentuk bulat telur terbalik,
suhu optimum adalah suhu sel atau suhu diatas ujungnya runcing bersisik seperti genting,
suhu sel dimana enzim-enzim hidup.3 panjanya 5-7 cm dan daging buahnya berwarna
Pada penelitian ini yang menjadi masalah putih sampai kemerahan.6
adalah bagaimana pengaruh suhu dan waktu Sistematika tanaman salak.
penyimpanan terhadap kadar gula reduksi yang Divisio : Spermatopyta
terkandung dalam buah salak. Sub divisio : Angiospermae
Klass : Monocotylodonae
B. TINJAUAN PUSTAKA Ordo : Palmaes
Tanaman salak memiliki nama Latin, Familia : Palmae
Salacca edulis reinw. Salak merupakan tanaman Genus : Salacca
asli Indonesia. Salak termasuk famili palamae, Species : Salacca edulis reinw
serumpun dengan kelapa, kelapa sawit, aren
(enau), palem, pakis yang bercabang rendah dan Di Padangsidimpuan, penduduk dan
tegak. Batangnya hampir tidak kelihatan karena pedagang: pengecer umumnya
tertutup pelepah daun yang tersusun rapat dan mengelompokkan salak atas tujuh macam
berduri. Dari batang yang berduri itu tumbuh berdasarkan lokasi penanamannya yaitu : salak
tunas baru yang dapat menjadi anakan atau Hutakoje, Sibakua, Hutalambung, Sitinjak,
tunas bunga buah salak dalam jumlah yang Siamporik, Sibombong dan Lobu Layan.
banyak.4 Sedangkan sebagian petani sudah membedakan
Tanaman salak termasuk golongan tanaman salak berdasarkan rasa dan aroma dari daging
berumah dua, atau jenis tanaman yang buag salak atas salak apel, nenas, jambu bol,
membentuk bunga jantan pada tanaman terpisah kelapa dan salak madu.7
dari bunga betinanya. Dengan kata lain setiap
tanaman memiliki satu jenis bunga atau disebut Komposisi kimia buah salak
tanaman berkelamin satu ( uni sexualis). Pohon Buah salak digemari orang karena rasanya enak
salak ini tumbuh dalam rumpun-rumpun yang dan khas, ada yang manis, masam atau sepet.
sukar dipisahkan satu sama lain. Tanaman salak Buahnya mengandung air, karbohidrat, asam-
tumbuh dengan baik di dataran rendah yang asam organik, protein, pigmen, tannin dan
basah dan lembab serta berkembangbiak dengan vitamin.
bijinya.5 Tabel 1. Komposisi kimia daging buah salak per
Tanaman salak dalam proses tumbuh dan 100 gram1)
berkembangnya membutuhkan beberapa syarat Komponen Jumlah
tertentu agar pertumbuhan dan Kalori 77,0 kal
perkembangannya baik. Beberapa faktor yang Protein 0,4 gr
mempegaruhi pertumbuhan dan perkembangan Lemak 0,0 gr
tanaman salak antara lain : faktor iklim, tinggi Karbohidrat 20,9 gr
rendahnya letak geografis, kesuburan tanah dan Kalsium 28,0 mgr
faktor biotik. Di Padangasidimpuan, salak Fosfor 18,0 mgr
ditanam pada ketinggian 0-700 m diatas Besi 4,2 mgr
permukaan laut.1 Vitamin B 0,04 mgr
Pohon salak berbunga banyak tersusun Vitamin C 2,0 mgr
rapat dan bersisik dan merah warnanya,. Warna Air 78,0 gr
buah ini coklat kemerah-merahan. Buahnya Di dalam kehidupannya, buah-buahan
tersusun dalam tandan, kulitnya bersisik coklat akan mengalami tiga tahap perkembangan
hingga kekuning-kuningan dan daging buah Yours truly,aitu, tahap pertumbuhan (growth),
tengahnya putih hingga kemerah-merahan. tahap pematangan (maturation) dan tahap
Tanama salak mempuyai tangkai daun yang penuaan atau lewat masak (senencence).
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
CH2OH CH2OH
Perkembangan buah sepenuhnya terjadi pada H O H H O H
H 1,6-linkage
H
saat buah masih berada di pohon, tetapi OH H OH H
O
pematangan dan penuaan dapat terjadi setelah OH O
H OH H OH
buah dipetik, tergantung dari jenis buah-buahan CH2OH
CH2
CH2OH
tersebut. H
H
O H H
H
O H
H
H
O H
OH H OH H OH H
Karbohidrat dihasilkan dari proses O
O O O
CH2OH CH2OH
Karbohidrat H
H
O H H
H
O H
H OH
Jenis kerusakan mikrobiologi pada O Na O Na
H C O
makanan ditandai dengan timbulnya kapang, C O
H C O
C O
H C OH
kebusukan, lendir, terjadinya perubahan warna H C O
H C OH
H C OH
H + + Cu2O
dan sebagainya. Pada umumnya golongan H C O
Cu + OH C H OH C
H C OH
Tabel 3. Data konsentrasi (%) gula reduksi yang terdapat dalam buah salak setelah penyimpanan.
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Rang 1,27 1,41 1,34 1,57 3,68 5,02 5,24 8,07 6,93 6,08
1,29 1,41 1,34 1,56 3,68 5,01 5,25 8,08 6,94 6,09
1,27 1,41 1,34 1,57 3,69 5,01 5,24 8,07 6,93 6,09
Jumlah 3,83 4,23 4,02 4,70 11,05 15,04 15,73 24,22 20,80 18,26 121,88
Rata-rata 1,27 1,41 1,34 1,56 3,68 5,013 5,24 8,07 6,93 6,08
1,27 2,12 1,44 3,11 2,97 7,92 4,95 5,37 4,03 4,00
34ºC 1,29 2,12 1,44 3,11 2,97 7,92 4,95 5,39 4,03 3,99
1,27 2,12 1,44 3,11 2,97 7,92 4,95 5,39 4,03 3,99
Jumlah 3,83 6,36 4,32 9,33 8,91 23,76 14,85 16,15 12,09 11,98 111,58
Rata-rata 1,27 2,12 1,44 3,11 2,97 7,92 4,95 5,37 4,09 3,93
1,27 3,39 5,10 8,14 5,51 5,60 2,76 3,33 3,11 3,07
37ºC 1,29 3,39 5,10 8,15 5,51 5,60 2,74 3,33 3,11 3,07
1,27 3,39 5,10 8,14 5,51 5,60 2,76 3,33 3,11 3,07
Jumlah 3,83 10,13 15,30 24,43 16,53 16,80 8,26 9,99 9,34 9,21 123,86
Rata-rata 1,27 3,39 5,10 8,14 5,51 5,60 2,75 3,33 3,11 3,07
1,27 3,90 4,64 4,21 4,14 4,20 4,08 4,03 4,03 3,96
40ºC 1,29 3,89 4,64 4,21 4,13 4,20 4,08 4,03 4,03 3,96
1,27 3,89 4,64 4,23 4,13 4,20 4,08 4,03 4,03 3,96
Jumlah 3,83 11,68 13,92 12,65 12,40 12,60 12,24 12,09 12,09 11,88 115,38
Rata-rata 1,27 3,89 4,64 4,21 4,13 4,20 4,08 4,03 4,03 3,96
Jlh besar 15,32 32,44 37,56 51,11 48,89 68,20 51,08 62,45 54,32 51,33 472,7
Rata-rata 1,27 2,703 3,13 4,25 4,07 5,68 4,25 5,204 4,52 4,27
sumaterana Becc). Fak Pertanian USU
E. DAFTAR PUSTAKA Medan. Hal. 3.
1. Tjahjadi, N. 1995. Bertanam salak.
Kanisius. Yogyakarta. Hal. 11-15. 8. Willis, R. H., T. H. Lee, W. B. MC.
Glasson and E. G. Hall. 1981.
2. Gaman, P. M. dan K. B. Postharvest, An Introduction to
Sherrington.1992. Pengantar Ilmu Physicology and Handling of Fruit and
Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi. Vegetable. New South Wales
Edisi ke-2 GM Pess. Hal. 59-61. University Press Limited. Sydney. Hal.
71-73.
3. Martin, P. W. dkk. 1984. Biokimia.
Edisi ke-19, Alih Bahasa : Adji 9. Girindra, A. 1986. Biokimia I. PT.
Dharma dan Andreas S. K. CV. EGC Gramedia. Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Penerbit Buku Intan. Jakarta. Hal. 88. Hal. 21.
Email: sri_utami@yahoo.com
Abstract
The study to get the accurate of dosage both organic fertilizer and inorganic fertilizer to
efficiency and reduce dependence to inorganic fertilizer, through a 4x4 factorial pot experiment with
applications of composed plus oil palm empty bunches compost (plus OEB compost) and inorganic
fertilizer respectively, with three replications was applied from Juny to September 2007 at Jalan Tuar,
Kelurahan Medan Amplas, Kecamatan Medan Denai, Kotamadya Medan. Treatments of plus OEB
compost at K0 = without plus OEB compost, K1 = OEB compost plus green manure, K2 = OEB
compost plus manure, K3 = OEB compost plus green manure plus manure. Treatments of inorganic
fertilizer at P0 = without inorganic fertilizer, P1 = 25% inorganic fertilizer (25 kg urea, 37.5 kg SP-36
and 37.5kg KCl), P2 = 50% inorganic fertilizer (50 kg urea, 75 kg SP-36 and 75kg KCl) and P3 =
100% inorganic fertilizer (100 kg urea, 150kg SP-36 and 150kg KCl). Plus oil palm empty bunches
compost could increase production mand growth of soybean, The higest its get from OEB compost plus
green manure plus manure treatment, followed by OEB compost plus manure and OEB compost plus
green manure. Inorganic fertilizer could increase production and growth of soybean, the higest its get
from 100% inorganic fertilizer. The accurate of dosage both organic fertilizer and inorganic fertilizer
didn’t get, because interaction of them non significant.
Abstrak
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
Penelitian untuk memperoleh dosis pupuk organik dan anorganik yang tepat untuk efisiensi dan
mengurangi ketergantungan terhadap pupuk anorganik dilakukan dengan percobaan 4x4 faktorial
menggunakan masing-masing kompos tandan kosong kelapa sawi plus t dan pupuk anorganik , dengan
tiga perulangan yang dicoba mulai Juni sampai September 2007 di Jalan Tuar Kelurahan Medan
Amplas, Kecamatan Mean Denai, Kotamadya Medan. Perlakuan terhadap kompos tandan kosong kelapa
sawit plus pada K0= kompos TKS tanpa penambahan , K1= Kompos TKS plus pupuk kandang, K3=
Kompos TKS plus pupuk kandang dan pupuk. Perlakuan pupuk anorganik pada P0= tanpa pupuk
anorganik, P1= 25% pupuk anorganik( 25kg urea, 37,5kg SP-36 dan 37,5 kg KCl), P2= 50% pupuk
anorganik (50 kg urea, 75 kg SP-36 dan 75 kg KCl) dan P3= 100% pupuk anorganik (100 kg urea, 150
kg SP-36 dan 150 kg KCl). Kompos TKS plus dapat meningkatkan produksi dan pertumbuhan kacang
kedelai, hasil paling tinggi diperoleh pada kompos TKS plus pupuk kandang plus perlakuan dengan
pupuk diikuti oleh kompos TKS plus pupuk dan kompos TKS plus pupuk kandang. Pupuk anorganik
dapat meningkatkan produksi dan pertumbuhan kacang kedelai, yang paling tinggi diperoleh pada
penambahan 100% pupuk anorganik. Dosis pupuk organic dan anorganik yang tepat tidak diperoleh
karena interaksi keduanya tidak signifikan.
kesuburan tanah yaitu meningkatkan pH, K , yang diolah, dengan kandungan hara 42,8 % C;
Mg dapat dipertukarkan dan KTK tanah. 2,90 % K2O; 0,80 % N; 0,22 % P2O5 ; 0,30 %
MgO dan unsur-unsur mikro antara lain 10 ppm
Tanah yang diaplikasikan kompos TKS
B, 23 ppm Cu dan 51 ppm Zn. Menurut Loong
meningkat pH nya dari 5,79 menjadi 6,63 bila
et al. (1987) jumlah TKS adalah 20 % dai TBS
diberi kompos TKS aerob dan 6,17 bila diberi
yang diolah, dalam tiap ton TKS terdapat unsur
kompos TKS anaerob. Kompos TKS dapat
N, P, K dan Mg berturut-turut setara dengan 3
meningkatkan kadar C organik tanah dan
kg urea, 0,6 kg pupuk fosfat alam (CIRP), 12 kg
peningkatannya semakin tinggi bila
MOP dan 2 kg kiserit.
dikombinasikan dengan kotoran ayam ataupun
azolla. Kompos TKS juga dapat meningkatkan TKS merupakan bahan organik yang potensial
kadar N total tanah, dan peningkatan tertinggi digunakan sebagai bahan pembenah tanah, baik
terjadi bila dikombinasikan hanya dengan 50% sebagai bahan kasar pembuatan kompos
pupuk standar (pupuk anorganik), maupun ditinjau dari jumlahnya yang banyak.2
meningkatkan kadar K tukar tanah. Sedangkan Kompos merupakan hasil akhir dari suatu
peningkatan tertinggi P tersedia tanah proses fermentasi tumpukan sampah-sampah
disumbangkan dari pemberian kotoran ayam.3 baik yang berasal dari tanaman atau hewan
(Lubis et al. 1986). Kompos yang baik adalah
Munar (2005)4 mendapatkan bahwa
kompos yang mempunyai C/N rendah, kadar
pemberian kompos TKS aerob menghasilkan
hara esensial tinggi dan tidak mengandung
tanaman kedelai tertinggi dan bila
racun maupun logam berat. Berdasarkan unsur
dikombinasikan dengan azolla dapat
yang dikandungnya, mutu kompos dibedakan
meningkatkan bobot basah sebesar 193,54%
menjadi rendah, sedang dan tinggi. Jika kadar
dan bobot kering tajuk sebesar 53,19%
N, P, K, Ca dan Mg cukup tinggi, maka kompos
dibandingkan dengan tanpa kompos TKS dan
tersebut cukup baik sebagai sumber hara, tetapi
azolla atau kotoran ayam.
kadar unsur hara mikro ( Fe, Mn, Cu dan Zn )
Pembenaman azolla meningkatkan bahan tidak boleh terlalu tinggi.6
organik dan memperbaiki sifat fisiko-kimia Kualitas kompos yang dihasilkan pada
tanah. Hasil percobaan lapangan menunjukkan akhir pengomposan dapat dilihat dari
penggunaan azolla sebagai pupuk organik dapat kandungan unsur hara, baik hara makro (N, P, K
menghemat pupuk anorganik sebanyak 50%.5 Ca, Mg) maupun hara mikro (Fe, Cu, Zn dan
Mn). Semakin tinggi kandungan hara, maka
Pertanian organik belum dapat diterapkan semakin baik kualitas kompos tersebut.
secara murni mengingat cukup banyak kendala
yang dihadapi. Pada tahap awal penerapan Pupuk kandang merupakan kotoran padat dan
pertanian organik masih perlu dilengkapi pupuk cair dari hewan ternak yang tercampur dengan
kimia/mineral, terutama pada tanah-tanah yang sisa-sisa makanan atau alas kandang. Jenis
miskin hara. Pupuk kimia masih sangat ternak akan mempengaruhi kadar hara yang
diperlukan supaya takaran pupuk organik tidak terkandung dalam pupuk kandang .
terlalu banyak yang akan menyulitkan dalam Kotoran ayam mempunyai kadar N, P
pengelolaannya.1 dan K yang lebih tinggi dari kotoraan sapi, yaitu
masing-masing 1,7%; 0,6% dan 0,6% untuk
Sehingga penelitian tentang pemberian
kotoran ayam dan 0,6%, 0,1% dan 0,5% untuk
kompos TKS plus pupuk organik yang lain
kotoran sapi, sedangkan menurut Tampubolon
perlu dilakukan agar penggunaan pupuk
(2003) pupuk kandang ayam mengandung N, P
anorganik lebih efisien dalam meningkatkan
dan K masing-masing 0,59%, 53 ppm dan 25,32
produksi tanaman kedelai. me/100 g.
B. TINJAUAN PUSTAKA Abubakar dan Susilowati (1999)7 dalam
penelitiannya pada tanah entisol mendapatkan
Dalam satu ton TBS yang diolah
pemberian pupuk kandang 5 ton/ha
dihasilkan limbah padat organik berupa TKS,
meningkatkan N-total dan bahan organik tanah,
serat dan cangkang biji dalam jumlah masing-
tetapi tidak meningkatkan P tersedia secara
masing 23 %; 13,5 % dan 15,5 % (Darnoko
1992). Menurut Singh (1994) TKS yang nyata walaupun diberikan hampir 10 ton/ha, hal
dihasilkan adalah 22 – 23 % dari jumlah TBS ini disebabkan karena tanah awal pada
penelitian mereka mempunyai harkat
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
kompos TKS plus dan pupuk anorganik tidak Kedelai dengan Pemberian Kompos TKS,
menunjukkan interaksi yang nyata. Amandemen dan Pupuk Standar. J. Agrisol
(Submitted).
Disarankan melakukan penelitian dengan
mengurangi dosis kompos TKS plus, dan dalam 4. Munar, A. 2005. Pemberian Kompos TKS,
budidaya kedelai hendaknya menggunakan amandemen dan Pupuk Standar pada Typic
pupuk organik dan secara berangsur-angsur Hapludult Terhadap Serapan N, P, K dan
mengurangi pemakain pupuk anorganik. Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glicyne
max L.). J. Penelitian Bidang Ilmu
F. DAFTAR PUSTAKA Pertanian. 3 (3):36-44
Muhammad Thamrin
Jurusan Agrobisnis, Fakultas Pertanian, UMSU, Medan
Email: mhd_thamrin@ymail.com
Abstract
The result of research, explained that variable influencing efficacy of small industrial sector in
effort is to make-up of earnings of society in District Of Percut Sei Tuan is working capital variable of
X1, labor of X2, level of education D1 and credit facility of D2 while total variable of raw material price of
X3 have not an effect on in effort of is make-up of earnings of society in District of Percut Sei Tuan.
Research of small industrial sector in District Of Percut Sei Tuan indicated that this sector can be
developed in order to make-up earnings, economic potency of region in District Of Percut Sei Tuan
specially in small industrial sector become fascination to all investor to open effort and the effort climate
will become fair and absorption of labor will be created. This Potency of small industrial sector can give
contribution which are positive to society and governance in District Of Percut Sei Tuan for example to
increase earnings of society and PAD, built and developing region specially basic facilities supporter of
development of small industrial sector in District Of Percut Sei Tuan, because of built and developing
region is reaching of progress and society’s prosperity.
Abstrak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi keuntungan sektor industri
kecil dalam usaha memperbaiki pendapatan masyarakat di Kecamatan Percut Sei Tuan adalah variabel
modal X1, buruh X2, tingkat pendidikan D1 dan fasilitas kredit D2, sedangkan variable total harga bahan
baku X3 tidak memiliki pengaruh dalam usaha meningkatkan pendapatan masyarakat Kecamatan Percut
Sei Tuan. Penelitian terhadap sector industri kecil di Kecamatan Percut Sei Tuan menandakan bahwa
sektor ini dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan, potensi ekonomi daerah Percut Sei
Tuan, khususnya di sektor industri kecil menjadi daya tarik investor untuk membuka usaha dan iklim
usaha dan menyerap tenaga kerja. Potensi Kecamatan Percut Sei Tuan sebagai contoh untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat dan PAD, membangun dan mengembangkan daerah khususnya
pendukung fasilitas dasar bagi pengembangan sector industri kecil di Kecamatan Percut Sei Tuan,
karena pembangunan dan pengembangan wilayah menghasilkan kemajuan dan kemakmuran masyarakat.
Kata kunci: analisis, pendapatan masyarakat, industri kecil, percut sei tuan.
lebih bersifat "agricultural-oriented", baik persen pada Tahun 2002 menjadi 4,06 persen
dari sudut permintaan (demand-side) pada Tahun 2003.
maupun sudut penawaran (supply-side).
Hal ini disebabkan karena sektor
Oleh karena itu SSIs tidak hanya penting
pertanian merupakan salah satu sektor domina
sebagai suatu sektor yang menyediakan
banyak kesempatan kerja dan memberi Tabel 1. Data Potensi Jumlah di Unit Industri
pendapatan utama maupun tambahan bagi (Formal dan Non Formal), Tahun 2004.
masyarakat rural, tetapi juga merupakan
suatu landasan bagi proses industrialisasi Tenaga
berlandaskan agribisnis di perdesaan.1 Unit Usaha Kerja
No. Uraian
5. Pada umumnya SSIs menggunakan (Orang)
teknologi sederhana yang lebih sesuai
dengan kondisi lokal; 1 Industri Besar 208 6.360
6. Sumber utama pembiayaan proses produksi
pada umumnya datang dari uang tabungan 2 Industri Menengah 627 95.350
si pemilik usaha itu sendiri. Oleh karena
itu, SSIs juga sangat penting sebagai suatu 3 Industri Kecil Formal 2.008 27.590
instrumen untuk mengalokasika "local
saving/investment" lebih optimal. 1 4 Industri Kecil Non Formal 9.402 29.004
SSIs juga sangat penting sebagai sektor yang
lebih dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan Total 12.245 158.304
pokok masyarakat lokal dengan harga yang
tidak mahal, dibandingkan industri-industri Sumber Data : Bappeda Kabupaten Deli
modern/besar yang pada umumnya berlokasi di Serdang, 2004.
urban. SSIs juga sangat penting sebagai sektor disamping sektor industri pengolahan dengan
yang menyediakan alat-alat pertanian yang sumbangan lebih dari 30 persen, namun pada
murah bagi kelompok-kelompok petani kecil. Tahun 2004 sektor pertanian tumbuh sedikit
dibawah Tahun 2003 yaitu sebesar 2,09 persen.
Peranan SSIs bagi ekonomi lokal, baik dalam Perekonomian Kabupaten Deli Serdang Tahun
tingkat Desa, Kecamatan, Kabupaten, maupun 2004 masih didominasi tiga sektor yaitu sektor
Propinsi, tergantung terutama apakah SSIs industri pengolahan, sektor pertanian serta
memakai lebih banyak orang lokal sebagai sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor
pekerja dan sumber-sumber alam atau faktor- industri pengolahan sebagai kontributor terbesar
faktor produksi non-human lokal lainnya menyumbang sebesar 43,26 persen pada Tahun
sebagai material utama, di satu pihak, dan 2000, turun menjadi 40,29 persen pada Tahun
membuat barang-barang untuk pasar lokal, baik 2001. Kemudian selama periode 2002-2004
untuk konsumen maupun produsen di sektor- kontribusi sektor ini mencapai 41,59 persen,
sektor lokal lainnya, di pihak lain. 42,88 persen dan 42,60 persen.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Pembangunan industri di Kabupaten Deli
Serdang pada Tahun 2001 mencapai 5,53 Serdang berkembang pesat mengingat potensi
persen. Laju pertumbuhan ini lebih tinggi sumber daya serta bahan-bahan baku cukup
dibandingkan pertumbuhan ekonomi Tahun tersedia dan dekat dengan wilayah konsumen
2002 yaitu sebesar 3,78 persen, sedangkan pada seperti Kota Medan, Kota Binjai dan Kota
Tahun 2004 mencapai 4,23 persen. Tebing Tinggi.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai sektor
listrik, gas dan air minum 27,37 persen, diikuti Berbagai industri skala besar, menengah dan
sektor penggalian sebesar 7,90 persen, kecil yang berkembang dan menjadi andalan di
kemudian sektor perdagangan, hotel dan Kabupaten Deli Serdang antara lain keramik,
restoran sebesar 6,87 persen dimana pada tahun gelas, obat nyamuk dan mie instan di Tanjung
2003 sebesar 6,91 persen. Kenaikan sektor Morawa dan beberapa daerah lainnya,industri
pertanian sebesar 2,25 persen pada Tahun 2003 batu bata yang tersebar di beberapa Kecamatan
dimana pada Tahun 2002 turun sebesar 2,24 seperti Lubuk Pakam, Pagar Merbau, Beringin,
ternyata berdampak pada laju pertumbuhan Pantai Labu dan Tanjung Morawa. Industri
ekonomi Kabupaten Deli Serdang dari 3,78 pembuatan kacamata, jam, mebel kayu dan
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
rotan di Tanjung Morawa dan Deli Tua, industri terutama pada golongan masyarakat
kompor, batteray, paving blok di Sunggal. berpendidikan rendah dan, pada saat yang
bersamaan, distribusi pendapatan semakin
Demikian juga industri pembuatan bunga karet
pincang. Oleh karena itu harapan pemerintah
di Kecamatan Batang Kuis, maupun beberapa
adalah dengan pertumbuhan SSIs yang baik
kecamatan lainnya termasuk industri makanan
akan mengurangi jumlah pengangguran (open
kripik ubi kayu, emping melinjo disamping
unemployment), terutama di desa-desa (rural)
sulaman bordir di Kecamatan Tanjung Morawa
dan distribusi pendapatan dapat lebih baik. 1
yang tidak kalah bersaing dengan bordiran dari
Kabupaten/Kota atau Propinsi lainnya di
Indonesia. Tabel 2. Jumlah Unit Usaha Pergeseran sistem usaha tradisional
Komoditi Andalan Industri Kecil, Tahun 2004 menjadi sistem usaha modern dengan teknologi
tertentu akan meningkatkan produksi dan
Jumlah produktivitas. Teknologi hanya berperan secara
efektif apabila diimplementasikan dalam
No. Unit Usaha Komoditi bentuk proses yang bertahap. Tahap tersebut
Unit Usaha
sepatutnya berawal dari teknologi yang sudah
1 Tenunan Ulos/Songket 20 tumbuh dalam masyarakat yang disempurnakan
melalui inovasi-inovasi tertentu, untuk
2 Tenunan Sutera 1 mendorong masyarakat perdesaan mencapai
kapasitas ekonomi yang memungkinkan mereka
3 Serat Sabut Kelapa 15 mengadopsi teknologi yang lebih maju. 2
4 Rebana 2
Bagi masyarakat perdesaan
5 Anyaman Rotan 5 keberhasilan industri dimaksudkan dapat
menyediakan pekerjaan bagi penduduk yang
6 Anyaman Bambu 6 jumlahnya semakin meningkat dan untuk
menaikkan taraf hidup dengan meningkatkan
7 Assesoris Rumah 10 pendapatan netto perkapita masyarakat serta
Tangga meningkatkan kemampuan bangsa untuk
Sumber Data : Bappeda Kabupaten Deli semakin banyak berproduksi barang dan jasa di
Serdang, 2004. dalam negeri atau meningkatkan mutunya tetapi
juga saat yang bersamaan meningkatkan
Perkembangan industri di Kecamatan kemampuan untuk menjualnya. 3
Percut Sei Tuan pada Tahun 2004 baik industri
besar, menengah, kecil dan kerajinan rumah Keberhasilan industrialisasi tergantung
tangga yang tersebar di seluruh desa/kelurahan dari suatu pembangunan pertanian yang dapat
berjumlah 834 unit usaha industri, untuk lebih menciptakan landasan bagi pembangunan
jelas dapat dilihat pada tabel 3. ekonomi, dengan demikian bahwa
pembangunan pertanian merupakan syarat bagi
TINJAUAN PUSTAKA industrialisasi.
14 Cinta Rakyat - - 3 20 23
15 Cinta Damai - - - 2 2
16 Pematang Lalang - - - - -
17 Percut - - 4 - 4
18 Tanjung Rejo - - 1 3 4
19 Tanjung Selamat 1 2 3 8 14
20 Kenangan Baru - - - 10 10
Jumlah 19 24 78 713 834
Sumber Data : Kecamatan Percut Sei Tuan Dalam Angka, 2004.
yang diterima oleh seseorang atau rumah (UB) memiliki keunggulan pada sektor utiliti
tangga selama jangka waktu tertentu biasanya (92,12%) sektor pertambangan dan penggalian
satu tahun. 6 (89,49%), sektor industri pengolahan (72,25%),
Dengan adanya kemajuan teknologi sektor jasa-jasa (57,00%) dan sektor
fungsi produksi akan berubah, perubahan pengangkutan dan komunikasi (38,26%).
teknologi tersebut akan mempengaruhi output Prestasi ketiga dapat dilihat dari penyerapan
yang disebabkan oleh pertumbuhan input. tenaga kerja walaupun terjadi penurunan
Penggunaan teknologi yang lebih baik di dalam dibanding Tahun 2003, Usaha Kecil dan
suatu usaha mempunyai tujuan akhir yaitu Menengah (UKM) mampu menyerap 99% dari
peningkatan produksi (output) yang merupakan tenaga kerja sisanya diserap oleh Usaha Besar.
hasil proses dari kombinasi faktor-faktor Yang sangat menakjubkan, dari 99%
produksi sehingga pada gilirannya akan penyerapan tenaga kerja tersebut, 89%
meningkatkan pendapatan. Dengan demikan diantaranya justru diserap oleh Usaha Kecil
yang dimaksud dengan pendapatan masyarakat (UK).
perdesaan adalah jumlah seluruh penerimaan
Kenyataan ini menunjukkan prestasi
yang diterima masyarakat perdesaan pada satu
yang sangat luar biasa yang ditunjukkan oleh
tahun tertentu baik itu dari hasil produksi
UKM dalam penyerapan tenaga kerja di
pertanian maupun dari hasil produksi industri
Indonesia, walaupun satu unit UK hanya
serta sektor lainnya.
mampu menyerap 2 orang tenaga kerja dan UM
Prestasi utama UKM dalam perekonomian
mampu menyerap 134 orang tenaga kerja
nasional terlihat dari perkembangan jumlah unit
dibanding dengan usaha besar yang mampu
usaha. Selama Tahun 2003-2004 jumlah pelaku
menyerap 185 orang tenaga kerja per unit usaha.
usaha mengalami peningkatan sebesar 1,61%
Di sisi lain, produktivitas nasional meningkat
dari 42.537.505 unit pada tahun 2003 meningkat
dari Rp. 22,48 juta per tenaga kerja pada Tahun
menjadi menjadi 43.224.077 unit pada Tahun
2003 menjadi Rp. 25,58 juta di Tahun 2004.
2004.
Produktivitas Usaha Kecil sebesar Rp. 10,37
Peningkatan dominan terjadi pada skala usaha juta per tenaga kerja per tahun pada Tahun 2003
menengah yang mencapai 6,35% diikuti oleh meningkat cukup besar pada Tahun 2004
usaha besar 3,64% dan usaha kecil sebesar menjadi Rp. 11,57 juta per tenaga kerja.
1,61%. Prestasi kedua yang ditunjukkan oleh Sementara itu produktivitas kelompok Usaha
UKM adalah kontribusi UKM terhadap Menengah dan Besar pada Tahun 2003 masing-
produksi nasional. Selama Tahun 2001-2004 masing sebesar Rp. 33,70 juta dan Rp. 1,87
UKM memberikan kontribusi rata-rata sebesar miliar per tenaga kerja per tahun dan meningkat
63,27% lebih tinggi dibanding kontribusi usaha pada Tahun 2004 menjadi masing-masing Rp.
besar yang hanya mencapai 36,73% terhadap 38,71 juta dan Rp. 2,22 miliar per tenaga kerja
PDB tanpa migas atas dasar harga berlaku. per tahun. Kondisi di atas menyimpulkan bahwa
Secara sektoral Usaha Kecil (UK) memiliki katup pengaman pemerataan dan
keunggulan dalam bidang usaha yang ketenagakerjaan di Indonesia dipegang oleh
memanfaatkan sumberdaya alam (pertanian Usaha Kecil. Tidaklah salah kalau dikatakan
tanaman bahan makanan, perkebunan, usaha kecil sebagai “small but powerful”.
peternakan dan perikanan) dengan kontribusi Perkembangan nilai investasi mengalami
sebesar 85,89% dan sektor tersier seperti peningkatan yang cukup tinggi di Tahun 2004
perdagangan, hotel dan restoran dengan nilai yaitu sebesar 21,44% dari Rp. 362 milyar Tahun
kontribusi 75,19%. Usaha menengah (UM) 2003 menjadi Rp. 440 milyar pada Tahun 2004.
unggul di sektor keuangan, persewaan dan jasa Usaha Besar masih dominan menyerap investasi
perusahaan (46,32%) sementara Usaha Besar sebesar 58,43% sementara sisanya sebesar 23%
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
dan 18% diserap oleh Usaha Menengah dan Hirschman (dalam Suparmoko, 1990)
Usaha Kecil. Hal lain yang menarik untuk menyatakan bahwa majunya industri A
dicatat adalah ratio investasi terhadap unit usaha diharapkan mampu mendorong majunya
dan ratio investasi terhadap tenaga kerja. industri B dan industri B juga diharapkan
Investasi per unit Usaha Kecil dan Menengah mampu mendorong industri C untuk
(UKM) pada Tahun 2003 adalah Rp. 3,53 juta, berkembang dan seterusnya. Adanya dorongan
jauh lebih rendah dibanding dengan Usaha satu sama lain di dalam industri-industri ini
Besar yaitu Rp. 98.milyar per unit. adalah karena adanya efek yang berkaitan ke
depan (forward linkages effect) dan efek yang
Di Tahun 2004 UKM hanya mengalami
berkaitan ke belakang (backward linkages
peningkatan Rp. 0,70 juta per unit usaha
effect).
sementara Usaha Besar mengalami peningkatan
yang cukup signifikan sebesar Rp. 17 milyar per Pada daerah perdesaan yang
unit usaha. Kondisi ini menyimpulkan bahwa mempunyai pengaruh backward linkage dan
Usaha Besar berorientasi pada padat modal forward linkage adalah industri barang-barang
(capital intensive). Pada perode 2003-2004, primer seperti hasil-hasil pertanian, hasil-hasil
untuk menyerap 1 orang tenaga kerja Usaha hutan meskipun keterkaitan kebelakang dari
Kecil hanya memerlukan investasi Rp. 1 juta, hasil industri primer tersebut rendah namun
sementara Usaha Besar untuk menyerap 1 keterkaitan kedepan cukup tinggi, jika tersedia
tenaga kerja memerlukan investasi Rp. 574 juta. industri pengolahan yang akan mengubah
Oleh karenanya, tidaklah salah bila pemerintah industri barang-barang primer menjadi barang
mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru setengah jadi atau barang jadi maka akan
yaitu meningkatkan peranan UKM dalam terbuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat
pertumbuhan dan penyerapan tenaga kerja. 7 yang akan memberikan tambahan pendapatan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa A. METODE PENELITIAN
sektor industri kecil merupakan salah satu
sektor yang mempunyai andil yang cukup kuat Ruang lingkup penelitian ini dilakukan dengan
dalam mengatasi pengangguran dan kesempatan studi kasus (case study), dan subjek penelitian
kerja serta mewujudkan pengembangan wilayah ini adalah masyarakat yang memiliki usaha
dan pembangunan nasional. Industri kecil industri kecil di Kecamatan Percut Sei Tuan.
merupakan penyedia kesempatan kerja bagi
tenaga kerja baik di desa maupun perkotaan, Pengolahan data dilakukan dengan
sebagai salah satu kegiatan ekonomi di luar menggunakan paket komputer Statistical
sektor pertanian, sub sektor industri kecil Pachage For Social Studies (SPSS 11,5 for
memperlihatkan kemampuan menampung Windows) untuk mengolah data yang telah
semakin banyak tenaga kerja yang tidak dapat dikumpulkan yang bertujuan untuk akurasi dan
diserap pada sektor pertanian. 8 validitas data. 9
2. Gani RA, 1996. Pengembangan 7. Mahalli, Kasyful, 2006. Usaha Kecil Dan
Teknologi Tepat Guna dan Dampak Menengah Dan Penyerapan Tenaga
Produktivitas Pertanian Dalam Rangka Kerja. Makalah yang disampaikan pada
Meningkatkan Kemandirian dan Daya Seminar Regional dan Diskusi Terfokus
Saing Pertanian Indonesia, Seminar “Mengurangi Masalah Pasar Kerja
PERHEPI. Denpasar. Sebagai Pendorong Iklim Investasi”,
yang diselenggarakan oleh PP ISEI,
3. Mubyarto, 1990. Sistem dan Moral Padang, 8-9 Mei 2006.
Ekonomi. Penerbit LP3ES. Jakarta.
8. Heryadi D, 1995. Dampak
4. Yuliati, Y dan Mangku Poernomo, 2003. Pengembangan Industri Kecil Dalam
Sosiologi Pedesaan. Penerbit Lappera Pengembangan Wilayah (Studi Kasus
Pustaka Utama. Yogyakarta. Kabupaten Deli Serdang). PPs USU.
Medan.
5. Suryana, 2001. Kewirausahaan. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta. 9. PB Triton, 2006. SPSS 13.0 Terapan
(Riset Statistik Parametrik). Penerbit
6. Samuelson, Paul A and William, Andi. Yogyakarta.
D Nordhaus, 1988. Ekonomi Makro,
Abstract
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
This study aims to determine the potential and the effective dose T.koningii induce plant resistance
to pathogens P.nicotianae Deli tobacco. The experiment was conducted at Research Institute of Tobacco
Deli (BPTD) PTPN II and the Laboratory of Plant Pathology Faculty of Agriculture, University of North
Sumatra in December 2008 to May 2009 using the 4 varieties of tobacco that is BPTD collection Deli-4,
F1 45, NC-95 and FIN. Research using RAK factorial design with 2 factors are the variety and density of
conidia (0, 106.107 and 108 conidia / ml). The results showed that administration of T. koningii able to
slow the latent period, reduced the incidence of disease and reduce the intensity of the disease, each
between 2-3 hsi, 12.51 to 20.83%, and 15.47 to 29.76%. Statistical test T. koningii given show significant
effect on the observations of latent period and intensity of disease, whereas the treatment effect on the
observations of real varieties latent period, disease incidence and intensity of disease.
Abstrak
Maksud penelitian ini adalah untuk menentukan dosis induksi resistensi T.koningii yang tepat dan
efektif terhadap hama P.nicotianae Tembakau Deli. Penelitian dilakukan di BalaiPenelitian Tembakau
Deli dan Laboratorium Patologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada
Desember 2008 sampai Mei 2009 menggunakan empat varitas tembakau yang merupakan koleksi BPTD
Deli-4, F1 45, NC-95 dan FIN. Penelitian menggunakan desain RAK faktorial dengan dua faktor yaitu
varitas dan densitas konidia (0, 106, 107 dan 108 konidia/ml). Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian
T.koningii dapat memperlambat periode laten, menurunkan pengaruh penyakit dan menurunkan
intensitas penyakit, antara 2-3 his, 12,51 sampai 20,83%. Uji statistik T.koningii menunjukkan pengaruh
signifikan pada observasi periode laten dan intensitas penyakit, sementara itu perlakuan berpengaruh
terhadap observasi varitas nyata periode laten, timbulnya penyakit dan intensitas penyakit.
diperlukan tanaman untuk menghambat infeksi Pada tahun 1980an Komada seorang peneliti
patogen baik secara langsung maupun tidak Jepang mempublikasikan temuannya mengenai
langsung. Hadiwiyono et al. (2002) menyatakan penggunaan Fusarium oxysporum non
bahwa prainokulasi Binucleate Rhizoctonia patogenik (F.o.NP) untuk menginduksi
dapat menginduksi resistensi tanaman dan ada ketahanan tanaman ubi jalar terhadap penyakit
korelasi positif yang nyata antara aktivitas 1,3-
b-glucanase dan peroksidase dengan
meningkatnya resistensi terinduksi. 4
Gambar 1. Hubungan interaksi antara kerapatan konidia T. koningii terhadap periode laten (hsi)
N i=5
DS = ∑ ni.vi /( NV ) X 100%
N = jumlah tanaman yang diamati i=0
n = jumlah tanaman yang terserang Keterangan :
Gambar 2 Hubungan interaksi antara kerapatan konidia T. koningii terhadap intensitas serangan (hsi
Agrium, Oktober 2010 Volume 16 No. 2
Hal ini dibuktikan oleh Yedidia et al. (1999) 1. Semangun H. 1994. Penyakit-penyakit
bahwa inokulasi T. harzianum pada akar Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gajah
menyebabkan peningkatan keaktifan Mada University Pres. Yogyakarta.
peroksidase dan kitinase dalam daun semai 2. Carlson SR, Maryanne F.Wolff, H.D.Shew,
mentimun. Mereka juga melaporkan bahwa hifa and E.A.Wernsman. 1997. Inheritance of
dari T. harzianum mempenetrasi epidermis dan Resistance to Race 0 of Phytophthora
permukaan kortex dari akar mentimun dan parasitica var. Nicotianae from the Flue-
tanaman merespon dengan meningkatnya Cured Tobacco Cultivar Coker 371-Gold.
aktivitas enzim peroxidase, meningkatnya Plant Disease, 81, 1269-1274
enzim kitinase dan meningkatkan selulosa yang 3. Harman, G.E. 2000. Changes in
terdeposit pada dinding sel. Dan yang paling Perceptions Derived from Research on
menarik peningkatan enzim-enzim ini didapati Trichoderma harzianum T-22. Plant
pada akar dan daun. Disease. 84(4):377-392.
4. Hadiwiyono, H.S. Gutomo, dan Bandini.
Droby melaporkan pada buah anggur 2002. Induksi Resistensi Sistemik Tanaman
yang diinduksi dengan Candida Oleophila terhadap Virus Bilur Kacang Tanah
(agen biokontrol), membuktikan telah terjadi dengan Senyawa Kalium-Fosfat. FP UNS.
berbagai respon ketahanan terjadi disekitar luka 5. Darwis, H.S. 2009. Uji Patogenisitas P.
dan pada keseluruhan buah yang masih utuh. nicotianae Terhadap Beberapa Varietas
Respon resistensi yang diaktivasi meliputi Tembakau Deli. Universitas Sumatera
peningkatan produksi etilen, aktifitas PAL Utara, Medan.
(phenylalanine ammonia lyase), biosentesis 6. Droby S. V.Vinokur, B.Weiss, L.Cohen,
fitoaleksin, dan akumulasi kitinase dan protein A.Daus, EE.Goldscmidt, and R.Porat. 2002.
ß-1-3-glukanase. 6 Induction of Resistance to Penicillium
digitatum in Grapefruit by the Yeast
Widono melaporkan prainokulasi bibit pisang Biocontrol Agent Candida oleophila.
dengan B. Cepacia yang dilakukan 7 hari Phytopathology 92 (4) : 393 – 399.
sebelum inokulasi F. oxysporum f.sp. cubense 7. Widono, S., Christanti S., Bambang H.,
mampu menekan perkembangan penyakit layu 2003. Pengimbasan Ketahanan Pisang
fusarium, yang diikuti dengan peningkatan Terhadap Penyakit Layu Fusarium dengan
fitoaleksin pada batang tanaman. 7 Burkholderia cepacia. Agrosains. Volume
D. KESIMPULAN 5 (2) : 72-79
Dari hasil pengujian antagonis T.koningii
terhadap P.niconianae dapat ditarik kesimpulan:
E. DAFTAR PUSTAKA