KAJIAN KURIKULUM
a. Proses Kajan
Pengertian kurikulum Kurikulum dalam arti sempit adalah jumlah mata
pelajaran yang harus dituntaskan oleh siswa untuk mendapatkan ijazah,ijazah
menggambarkan tingkat kemampuan. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa di
zaman sekarang, ijazah tidak dapat dijadikan alat ukur untuk tingkat kemampuan
seseorang, karena ijazah bisa saja direkayasa hasilnya. Kurikulum dalam arti
luas adalah bukan hanya jumlah mata pelajaran tetapi bagaimana guru atau
pihak sekolah mendorong siswa untuk belajar di dalam maupun di luar
lingkungan sekolah
Pada Kurikulum KTSP SMAN 1 Cenrana, kajian yang di lakukan meliputi
:
1. Prinsip-prinsip penyusunan
2. Mekanisme Pengelolaan
3. Jsdkdds
angkah awal dalam Tahapan Penyusuanan Kurikulum yang harus dilakukan adalah
dengan melakukan analisis SWOT dan Tracer Study serta Labor Market Signals, seperti
tergambar dalam skema proses penyusunan kurikulum dibawah ini.
Dalam penyusunan kurikulum yang sering dilakukan setelah didapat hasil dari analisis
hal-hal tersebut adalah menentukan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan inilah yang
kemudian segera dijabarkan dalam mata kuliah yang kemudian dilengkapi dengan
bahan
ajarnya (silabus) untuk setiap mata kuliah. Sejumlah mata kuliah ini disusun kedalam
semester-semester. Penyusunan mata kuliah ke dalam semester biasanya didasarkan
pada struktur atau logika urutan sebuah IPTEKS dipelajari, berdasarkan urutan tingkat
kerumitan dan kesulitan ilmu yang dipelajari. Kurikulum semacam ini yang sering disebut
kurikulum berbasis isi (content based curriculum). Dalam hal ini jarang dipertimbangkan
apakah lulusannya nanti relevan dengan kebutuhan masyarakat
pemangku kepentingan (stakeholders) atau tidak. Alternatif penyusunan kurikulum yang
berbasis pada kompetensi yang diusulkan, dimulai dengan langkah-langkah berikut :
1. Penyusunan profil lulusan, yaitu peran dan fungsi yang diharapkan dapat dijalankan
olehlulusan nantinya di masyarakat;
2. penetapan kompetensi lulusan berdasarkan profillulusan yang telah diancangkan tadi;
3. Penentuan Bahan Kajian yang terkait dengan bidang IPTEKS program studi;
4. Penetapan kedalaman dan keluasan kajian (sks) yang dilakukan dengan menganalisis
hubungan antara kompetensi dan bahan kajian yang diperlukan;
5. Merangkai berbagai bahan kajian tersebut kedalam mata kuliah;
6. Menyusun struktur kurikulum dengan cara mendistribusikan mata kuliah tersebut
dalamsemester;
7. Mengembangkan Rancangan Pembelajaran; dan secara simultan
8. memilih metode pembelajaran yang tepat untuk mencapai kompetensinya.
A.. Dalam artian, bahwa siswa bukan hanya mendapatkan materi yang sekedar
menggambarkan, Tetapi siswa mampu melihat atau merasakan langsung di kehidupan
nyata. Sehingga siswa mampu untuk lebih memahami apa yang dipelajarinya.selain itu,
sumber belajar bukan hanya pada buku dan guru. Tetapi dapat diperoleh di lingkungan luar,
seperti masyarakat,media,dan pengalaman. Dari kedua pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa:
2. Sosial agama dan budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat
4. Keadaan lingkungan
5. Kebutuhan pembangunan
6. Perkembangan IPTEK Dalam hal ini, kurikulum dikembangkan dan selalu mengalami
perubahan karena disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
B.Pengertian dan Karakteristik KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan (Standar Nasional Pendidikan), para pengembang KTSP harus dituntuk dan
harus memerhatikan ciri khas kedaeraan, sesuai dengan bunyi undang-undang No. 20
Tahun 2003 ayat 2, yakni bahwa semua kurikulum pada jenjang dan jenis pendiddikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik. Karakteristik dari KTSP itu sendiri, yakni :
d.Kurikulum teknologis
C.Tujuan KTSP Tujuan umum KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan
satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan.
Secara khusus tujuan KTSP adalah :
E.Kompetensi KTSP Sebagai sebuah pedoman KTSP terdiri atas empat komponen :
1.Tujuan pendidikan
Dalam tingkat pendidikan SMA juga diterapkan pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan global.
2.Silabus dan RPP Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompotensi
dasar kedalam materi pokok, tentang kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Berikut contoh silabus :
F.Prinsip yang sesuai dengan KTSP Dalam standar nasional Pendidikan ( SNP pasal 1,
ayat 15 ) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) adalah
kurikulum operational yang disusun dan dilaksanakan masing-masing satuan pendidikan.
Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan
berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ) Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya
dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) adalah sebagai berikut :
1.KTSP dikembangkan dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah,
serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik
2.Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di
bawah supervisi dinas pendidikan kabupaten / kota, dan departemen agama yang
bertanggungjawab di bidang pendidikan.
3.KTSP untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh
masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
Kebijakan dalam mengembangkan kurikulum KTSP itu sendiri prinsip umumnya yaitu sesuai
yang dikemukakan oleh Nana Syodih Sukmadinata ( 2005: 150-155 )
1.Prinsip relevensi Kurikulum harus memiliki relevansi keluar dan di dalam kurikulum itu
sendiri. Dalam prinsip ini kurikulum harus sesuai dengan tujuan dan isi kurikulum itu sendiri.
Sekolah dalam menyelenggarakan kurikulum harus relevan dan konsisten disesuaikan
dengan
2.Prinsip fleksibilitas Kurikulum hendaknya memiliki sifat lentur atau fleksibel yaitu kurikulum
itu disesuaikan dengan kondisi daerah , waktu, kemampuan dan latar belakang anak.
Kurikulum dibuat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dalam daerah tersebut
4.Prinsip kepraktisan / efisiensi Kurikulum juga harus memiliki sifat praktis artinya kurikulum
tersebut mudah dilaksanakan dan mudah diterapkan dalam dunia pendidikan menjawab
tantangan-tantangan yang ada dalam masyarakat, dapt diterpakan dengan media
pembelajaran yang sederhana dan memerlukan biaya yang murah.
5.Prinsip efektifitas Prinsip kurikulum harus efektif baik secara kontinuitas maupun kualitas.
Sedangkan prinsip khususnya yang berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan
standar isi serta panduan BSPN, dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum sebagai berikut ( Permendiknas, No. 22 Tahun 2006 )
. G.Model KTSP Menurut Sukmadinata (2005: 81-100), terdapat empat model konsep
kurikulum yaitu model kurikulum subjek akademik, model kurikulum personal, model
kurikulum rekonstruksi sosial, dan model kurikulum teknologis. Kurikulum subjek akademik
berorientasi pada pembentukan manusia intelek. Materi pelajaran berupa ilmu pengetahuan,
sistem nilai yang dianggap baik dan harus disampaikan secara turun temurun. Proses
pendidikan adalah upaya transfer ilmu pengetahuan masa lampau yang dianggap baik.
Keberhasilan pendidikan dilihat dari sejauh mana siswa menguasai bahan ajar yang
dipalajarinya. Model kurikulum personal yaitu kurikulum yang berorientasi pada
pengembangan potensi siswa secara maksimal. Dalam kurikulum ini tidak ada materi
standar, karena materi disesuaikan dengan kebutuhan dan minat anak. Proses
pembelajaran lebih banyak upaya pembimbingan anak untuk menyalurkan minat dan
perhatiannya. Evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh ma-na siswa merasa senang dalam
menjalani aktivitas. Kurikulum rekonstruksi sosial, adalah model kurikulum yang berorientasi
pada kepedulian sekolah untuk memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat. Isi
pendidikan berupa permasalahan yang ada di masyarakat, untuk selanjutnya dibahas dan
dipecahkan dengan menggunakan khasanah keilmuan yang ada yang dipandang relevan
untuk memecahkan masalah. Metode pembelajaran lebih banyak pada upaya diskusi dan
penilaian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam proses
pemecahan masalah dan sejauh mana masalah mampu dipecahkan dalam proses
pembelajaran. Model kurikulum teknologis, yaitu kurikulum yang didasarkan pada
penggunaan metode ilmiah dalam penyusunan kurikulum dan isi kurikulum adalah ilmu
pengetahuan dan teknologi yang harus dikuasai untuk menghadapi kehidupan. Isi
pendidikan menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, proses
pendidikannya berupa transfer IPTEK, sedang evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh
mana IPTEK mampu dikuasai oleh siswa. Ada dua jenis teknologi yang digunakan dalam
jenis kurikulum ini yaitu teknologi perangkat lunak dan teknologi perangkat keras. Model
konsep kurikulum yang manakah yang menjadi dasar pijakan kurikulum KTSP? KTSP, pada
dasarnya merupakan penyempurnaan model dari KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
yang diujicobakan oleh Depdiknas secara nasional. KBK itu sendiri adalah kurikulum yang
berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah salah satu jenis dari model
konsep kurikulum teknologis. Dengan demikian KTSP menggunakan model konsep
kurikulum teknologis. Meskipun konsep kurikulum teknologis menjadi tulang punggung
pengembangan KTSP, tapi tidak berarti nilai esensial dari model konsep kurikulum lainnya
diabaikan. Karakter yang ada pada model konsep lainnya tetap ada, hanya tidak dominan.
Karena dalam realitas, konsep-konsep tersebut saling melengkapi. Hal ini bisa dilihat dalam
prinsip-prinsip pengembangan KTSP dan acuan operasional penyususunan KTSP yang
dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). Secara umum prinsip-prinsip
pengembangan KTSP meliputi:
1.Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.