KELOMPOK VI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN ALKALOID
Alkaloid adalah senyawa-senyawa oraganik yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan,
bersifar basa, dan struktur kimianya mempunyai sistem lingkar heterosiklik dengan
nitrogen sebagai hetero atomnya. Unsur-unsur penyusun alkaloid adalah karbon,
hydrogen, nitrogen, dan oksigen. Alkaloid yang struktur kimianya tidak mengandung
oksigen hanya ada beberapa saja. Ada pula alkaloid yang mengandung unsure lain selain
keempat unsure yang telah disebutkan. Adanya nitrogen dalam lingkar pada struktur
kimia alkaloid menyebabkan alkaloid tersebut bersifat alkali (Damin, 2008).
Alkaloid merupakan golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam,
hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai
jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil
sedangkan untuk tumbuhan monokotildan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar
yang sedikit. Alkaloid pada umumnya berbentuk padatan kristal, padatan amorf
contohnya emetin dan berbentuk cair, seperti coniine, nikotina, dan higrina. Sebagian
besar alkaloid mempunyai rasa yang pahit. Alkaloid juga mempunyai sifat farmakologi,
contohnya morfina sebagai pereda rasa sakit, reserpin sebagai obat penenang, atropin
sebagai antispamodia, kokain sebagai anestetik lokal, dan strisina sebagai stimulan syaraf
(Ikan, 1991).
D. PENGGOLONGAN
Alkaloid dapat digolongkan menjadi tiga bagian sebagai berikut:
1. Alkaloid Sesungguhnya
Alkaloid sesungguhnya merupakan senyawa yang menunjukkan aktivitas fisiologi
yang luas. Hampir seluruhnya bersifat basa, lazim mengandung Nitrogen dalam cincin
heterosiklik, diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat dalam tanaman sebagai
garam asam organik (Cordel, 1981).
2. Protoalkaloid
Protoalkaloid merupakan amin yang relatif sederhana dimana nitrogen dan asam
amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloid diperoleh berdasarkan
biosintesis dari asam amino yang bersifat basa. Pengertian ”amin biologis” sering
digunakan untuk kelompok ini. Contohnya adalah meskalin, ephedin dan N,N-
dimetiltriptamin (Cordel, 1981).
3. Pseudoalkaloid
Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari prekursor asam amino. Senyawa biasanya
bersifat basa. Ada dua seri alkaloid yang penting dalam khas ini, yaitu alkaloid
steroidal dan purin (Cordel, 1981).
PEMBAHASAN
1. ALKALOID PURIN
Purin adalah inti heterosiklik yang mengandung 6 cincin pirimidin yang
bergabung dengan 5 cincin imidazol. Purin sendiri tidak ada di alam, tetapi secara
biologis derivatnya signifikan. Alkaloid purin merupakan turunan dari metabolit
sekunder dan turunannya berupa xantin. Tiga contoh yang paling dikenal, antara lain
kafein (1,3,7-trimetilxantin), teofilin (1,3-dimetilxantin) dan teobromin (3,7-
dimetilxantin) (Evans, 2009).
a. KAFEIN
Kafein, kofein, atau tein terdapat dalam biji-biji kopi dan daun teh. Kristal
kafein berbentuk jarum-jarum, berwarna putih, tidak berbau, dan berasa pahit.
Kafein yang tidak mengandung air Kristal mencair pada suhu 238°C. Kafein larut
dalam larutan pirol dan tetrahidrofuran. Kelarutan kafein dalam air berkurang
dengan adanya asam-asam organik. Kafein berkhasiat untuk meningkatkan kerja
sistem saraf pusat dan sebagai diuretik (Damin, 2008).
Salah satu sumber utama dari kafein adalah biji kopi yang merupakan benih
dari tanaman Coffea robusta (famili Rubiaceae) dan varietas lainnya. Kandungan
kafein dalam kopi sangat bervariasi tergantung pada jenis biji kopi dan metode
penyiapan yang digunakan
Pada dasarnya, jalur biosintesis kafein terdiri dari empat proses yang
terdiri dari tiga proses metilasi dan satu proses reaksi nukleosid. Kerangka dari
senyawa xantin diturunkan dari nukleosid purin. Proses awal dari biosintesis
kafein adalah proses metilasi dari xantosin oleh SAM (S-adenosylmethionine)
yang bergantung pada enzim N-metiltransferase. Jalur umum dalam biosntesis
kafein adalah xantosin → 7-metilxantosin → 7-metilxantin → teobromin →
kafein. Pada umumnya jalur biosintesis ini sama dengan alkaloid purin lainnya,
seperti pada kakao (Theobroma cacao) (Ashihara et al., 2008).
Biosintesis Teobromin
Biosintesis dari teobromin dilakukan dengan tiga cara, antara lain :
a) AMP route (adenine nucleotides route) → IMP dehidrogenase → XMP route
(xanthosine nucleotides route) → xantosin→ 7-metilxantosin → 7-
metilxantin → teobromin.
b) GMP route (guanine nucleotides route) → guanosin → xantosin → 7-
metilxantosin → 7-metilxantin → teobromin.
c) Xantin → 3-metilxantin → teobromin.
(Ashihara, et al., 2008).
c. TEOFILIN
Teofilin dapat ditemukan dalam jumlah kecil di dalam daun teh dan diperoleh
dengan cara ekstraksi. Teofilin mengkristal dengan satu molekul air kristal.
Kristal teofilin berwarna putih dengan titik lebur 2680C. Teofilin sukar larut
dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air panas dan larutannya bereaksi
netral. Kristal teofilin tidak berbau, berasa pahit, dan berkhasiat diuretik (Damin,
2008).
2. Alkaloid Tropan
Tropan merupakan bagian dari alkaloid dan metabolit sekunder yang
mengandung cincin tropan dalam struktur kimianya. Alkaloid memiliki struktur inti
bisiklik mengandung nitrogen yaitu azabisiklo [3,2,1] oktan atau 8-metil-8-azabiziklo
[3,2,1] oktan. Alkaloid tropan ditemukan pada angiospermae yaitu family Solanaceae
(Atropa, Brugmansia, datura, Scopolia, Physalis), Erythroxylaceae (Erythroxylem),
Protaeceae (Bellendena dan Darlingia) dan Convolvulaceae (Convovulus dan
Calystegia). Alkaloid tropan banyak ditemukan pada tanaman Bruguilera, Phyllanthus
dan Cochlearia. Alkaloid tropan juga ditemukan pada beberapa tanaman yang berbeda
seperti famili Brassicaceae (Cruciferae), Olacaceae, dan Rhizophoraceae (Egmond,
2010).
Biosintesis Atropin
Biosintesis atropin mulai dari L-Fenilalanin mengalami transaminasi membentuk
asam phenylpyruvic yang kemudian direduksi menjadi asamfenil-laktat. Ko-enzim A
kemudian berpasangan dengan asamfenil-laktat dengan tropin membentuk Littorine,
yang kemudian mengalami penataan ulang radikal diawali dengan enzim P450
membentuk aldehida hyoscyamin dehidrogenase A kemudian aldehid direduksi
menjadi sebuah alkohol primer membentuk (-)-hyoscamine dan terbentuk atropin
(Dewik, 2009).
daun, akar dan bunga, Datura suaveolens ditemukan pada bagian daun, bunga dan
biji, Hyoscyamus niger ditemukan pada bagian daun, bunga dan biji, Latua
ditemukan pada bagian akar dan berry, Scopolia carniolica Jacq. ditemukan pada
(Egmond, 2000).
Biosintesis Calystegin
Biosintesis Calystegin juga berasal dari cincin tropan. Seperti halnya
Hyoscyamin, scopolamin, atropin dan golongan tropan lainya, calystegin juga
melalui rangkaian biosintesis yang sama seperti yang telah dipaparkan
sebelumnya. Namun ketika reduktase tropione, calystegin terbentuk dari
pseudotropin yang merupakan salah satu hasil reduktase tropione selain tropine.
Biosintesis Calystegines ditandai dengan hilangnya kelompok metil pada
nitrogen dengan menjadi gugus hidroksil pada heterosiklik. Tiga sampai lima
gugus hidroksil dalam berbagai posisi (Palazon, et al., 2008).
d. KOKAIN
Kokain adalah alkaloid tropan yang merupakan anestesi lokal. Sebagai anestesi
kontak, kokain memblok kanal ion dalam membran neuronal dan menginterupsi
propagasi dari potensial aksi yang berhubungan dengan pesan sensori. Kokain juga
merupakan parasimpatomimetik, bekerja dengan cara memblok pengambilan
kembali dopamin dan noradrenalin pada presinaps neuron dengan cara berikatan
dengan transporter. Stimulasi adrenergik ini menyebabkan hyperthermia, midriasis
dan vasokontriksi. Vasokontriksi ini menyebabkan resistensi meningkat dan
meningkatkan tekanan darah serta denyut jantung. Kokain mempengaruhi system
saraf pusat sehingga pemakai merasakan euphoria, hiperaktif, dan halusinasi.
Kokain juga digunakan dalam minuman ringan tertentu. (Satendra, 2000).
Biosintesis Kokain
Atom karbon tambahan yang diperlukan untuk sintesis kokain yang berasal
dari asetil-KoA, dengan penambahan dua unit asetil-KoA untuk kation N-metil-
1-pirolinum. Penambahan pertama adalah reaksi Mannich dengan anion enolat
dari asetil-KoA yang bertindak sebagai nukleofil terhadap kation pirolinum.
Penambahan kedua terjadi melalui kondensasi Claisen. Hal ini menghasilkan
campuran rasemat dari substitusi kedua pirolidin, dengan retensi tioester dari
kondensasi Claisen. Dalam pembentukan tropinon dari rasemat etil [2,3-
13C2]4(N-metil-2-pirolidinil)-3-oksobutanoat tidak terdapat preferensi untuk
kedua stereoisomer. Dalam biosintesis kokain, hanya enansiomer-(S) dapat
mensiklik untuk membentuk sistem cincin kokain tropan. Stereoselektivitas
reaksi ini diteliti lebih lanjut melalui studi prokiral diskriminasi dari hidrogen
metilen. Hal ini disebabkan karena pusat kiral ekstra di C-2. Proses ini terjadi
melalui oksidasi, yang menimbulkan kembali kation pirolinium dan
pembentukan anion enolat, dan reaksi intramokuler Mannich. Sistem cincin
tropan mengalami hidrolisis, metilasi dependen SAM, dan reduksi melalui
NADPH untuk pembentukan methylecgonine. Bagian benzoil yang diperlukan
untuk pembentukan kokain diester disintesis dari fenilalanin melalui asam
sinamat. Benzoil-Co-A kemudian menggabungkan dua unit molekulnya untuk
membentuk kokain.
e. SKOPOLAMIN
Skopolamin adalah bagian dari alkaloid tropan yang paling penting karena
memiliki aktivitas fisiologis yang lebih tinggi dan efek samping yang lebih sedikit.
Permintaan untuk Skopolamin diperkirakan sekitar 10 kali lebih besar daripada
hiosyamin dan bentuk atropin lainnya. Dengan demikian, telah muncul
ketertarikan dalam meningkatkan jumlah Skopolamin di dalam produksi tanaman
dan vitrokultur. Dalam hal produksi bioteknologi Skopolamin, dengan
meningkatkan jumlah sel tumbuhan dapat menghasilkan senyawa ini (Melmon,
1992).
Biosintesis Skopolamin
Skopolamin adalah alkaloid tropan yang paling relevan secara luas
digunakan. Jalur metabolisme mereka dimulai di putresin, poliamina yang dibagi
oleh beberapa jalur metabolik (misalnya: alkaloid piridin). Peran putresin metil
transferase adalah menyerap putresin dari gugus poliamina, yang merupakan
lintas-titik antara metabolisme primer dan sekunder terhadap jalur alkaloid tropan.
Enzim PMT mengkatalisis reaksi dari putresin N-metil putresin dengan S-
adenosyl metionin sebagai donor metil. Bagian terakhir dari jalur biosintesis
alkaloid tropan adalah reaksi enzimatik yang dikatalisis oleh enzim hiosiamin-6β-
hidroksilase (H6H), 2-oksoglutarat bergantung pada dioksigenase yang
mengkatalisis hidroksilasi yang dari hiosiamin ke skopolamin dalam dua langkah.
Langkah pertama adalah hidroksilasi hiosiamin sampai 6β-hidroksihiosiamin,
reaksi yang memerlukan 2-oxoglutarate, Fe2+, molekul oksigen, dan askorbat.
Langkah kedua adalah epoksidasi intermediate6β-hidroksihiosiamin memproduksi
6,7-β-hiosiaminepoksida (skopolamin) (Alejandra, 2010).
Gambar. 19. Hyoscine N-butil bromida diperoleh dari hyoscyamine (A) atau
atropin (B). Skopolamin adalah produk akhir dalam jalur alkaloid tropanyang
merupakan prekursor dari hyoscyamine ( Alejandra,2010).
3. ALKALOID AMINA
Amina adalah senyawa sederhana yang berasal dari amonia (NH3) dengan satu
atau lebih atom hidrogen digantikan oleh atom karbon. Penggantian satu, dua atau tiga
atom hidrogen masing-masing akan menghasilkan amina primer, amina sekunder dan
amina tersier. Prekursor untuk alkaloid amina adalah asam amino aromatik-fenilalanin,
tirosin dan triptofan (Palason, 2008). Alkaloid golongan amina tidak mengandung N-
heterosiklik. Banyak yang merupakan turunan sederhana dari feniletilamin dan senyawa-
senyawa turunan dari asam amino fenilalanin atau tirosin (Palason, 2008).
Gambar 20. Amina (Palason, 2008)
a. EFEDRIN
Efedrin berasal dari herba tumbuhan Ephedra distachya, Ephedra sinica, dan
Ephedra equisetina yang termasuk dalam Famili Gnetaceae yang berfungsi
sebagai bronkodilator. Tumbuhan ini juga dikenal dengan nama “Ma Huang”
dalam bahasa Cina “Ma” berarti sepat sedangkan “Huang” berati kuning, hal ini
mungkin dihubungkan dengan rasa dan warna simplisia ini. Selain dari
persenyawaan alam, alkaloid ini juga dibuat dalam bentuk sintetis garam seperti
Efedrin Sulfat dan Efedrin HCl yang berbetuk kristal, sifat-sifat farmakologiknya
sama dengan Efedrin dan digunakan sebagai simpatomimetik (Palason, 2008).
Seluruh bagian tanaman dari Ephedra sinica digunakan dalam pengobatan.
Efedrin merupakan stimulan sistem saraf pusat atau simpatomimetikum. Efeknya
meliputi vasokonstriksi, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi,
bronkodilatasi dan diuresis. Dalam penggunaan berlebihan akan menyebabkan
insomnia, takikardia dan pusing. Dalam pengobatan herbal Ephedra digunakan
dalam pengobatan asma dan alergi. Ephedra juga dapat menyembuhkan bronkitis,
emfisema, rhinitis, serta masuk angin dan flu (Pengelly, 2004).
Senyawa Efedrin memiliki jalur biosintesis sendiri, Efedrin terbentuk dari
penyatuan unit C6-C1 dan unit C2, kemudian diubah menjadi benzaldehida atau
asam benzoat. Gabungan asam benzoat gugus CH3CO asam piruvat untuk
membentuk efedrin dengan alkaloid 1-phenylpropan-1,2-dion dan (S)-(-)-2-amino-
1-phenylpropan-1-one (cathinone) sebagai perantara. 1-Phenylpropan-1,2-dion dan
cathinone adalah konstituen Catha edulis (Evans, 2009). Rute ini diilustrasikan
pada gambar dibawah ini:
Gambar 21. Biosintesis Ephedrine (Evans, 2006)
b. KOLSIKIN
Merupakan alkaloid toksik dan karsinogenik yang diperoleh dari ekstrak biji
tumbuhan Colchicum autumnale dari famili Liliaceae. Rumus kimianya
C22H25NO6 yang berfungsi sebagai antineoplasmik dan stimulan SSP (Pellettier,
1983). Selain itu, kolsikin juga berkhasiat untuk pengobatan asam urat dengan
menghambat migrasi leukosit dan mereduksi asam laktat yang dihasilkan leukosit
sehingga mengurangi deposit asam urat, dan untuk pengobatan gout (Pengelly,
2004). Kolsikin meringankan penyakit gout dengan menekan aksi inflamasi yang
muncul akibat serangan leukosit pada endapan kristal urat pada cairan sinovial.
Keefektifan kolsikin mengarah pada kemampuannya memodifikasi fungsi
Polymorphonuclear neuthrophil (PMN) yang berperan untuk menurunkan respon
inflamasi yang diinduksi kristal urat tersebut (Melmon, 1992).
Biosintesis kolsikin melibatkan prekursor asam amino fenilalanin dan tirosin.
Induksi penyerapan radioaktif fenilalanin-2-C14 oleh Colchicum byzantinum
(tanaman lain dari famiili Colchicaceae), mengakibatkan efisiensi penyerapan
dengan kolsikin (Leete, 1963). Percobaan pemberian radioaktif pada Colchicum
autumnale mengungkapkan bahwa kolsikin dapat disintesis dari (S)-Autumnaline.
Jalur biosintesis terjadi terutama melalui para-para phenolic coupling reaction
yang melibatkan isoandrocymbine. Molekul yang dihasilkan mengalami O-
metilasi diarahkan oleh S-adenosylmethionine (SAM). Proses oksidasi yaitu
pembelahan cincin siklopropana mengarah pada pembentukan cincin tropolone
dikandung oleh N formyldemecolcine. N-formyldemecolcine menghidrolisis
kemudian menghasilkan molekul demecolcine yang juga berjalan melalui
demethylation oksidatif yang menghasilkan deacetylcolchicine. Molekul kolsikin
akhirnya muncul setelah penambahan asetil-Koenzim-A ke deacetylcolchicine
(Maier,1997).
c. MESKALINA
Diperoleh dari sejenis tumbuhan cactus Lophophora williamsii yang termasuk
dalam famili Cactaceae dikenal dengan nama Peyote yang dapat menyebabkan
halusinasi dan euphoria. Efek halusinasi dan euphoria tersebut memberikan rasa
tenang dan rileks (Pellettier, 1983).
Meskalina disintesis dari tirosin atau fenilalanin terhidroksilasi. Dalam
Lophophora williamsii, dopamin mengkonversi menjadi mescaline dalam jalur
biosintesis yang melibatkan Mo-metilasi dan hidroksilasi aromatik. (Dewick,
2009). Tirosin dan fenilalanin berfungsi sebagai prekursor metabolisme untuk
sintesis mescaline. Tirosin melalui proses dekarboksilasi dengan tirosin
dekarboksilase akan menghasilkan tyramine dan kemudian menjalani oksidasi
pada karbon 3 oleh hidroksilase monophenol atau menjadi hidroksilasi pertama
oleh tirosin hidroksilase untuk membentuk L-DOPA dan dekarboksilasi oleh
DOPA dekarboksilase. Ini membuat dopamin mengalami metilasi oleh catechol-O-
methyltransferase (COMT) oleh S-adenosyl metionin (SAM). Hasil ini kemudian
dioksidasi lagi oleh enzim hidroksilase. Alkohol disubstituen alkil mengalami
metilasi final di 4 karbon oleh guaiakol-O-methyltransferase. Metilasi akhir ini
hasil langkah dalam produksi mescaline (Dewick, 2009).
Fenilalanin berfungsi sebagai prekursor dengan terlebih dahulu diubah menjadi
L-tirosin hidroksilase oleh asam L-amino. Setelah dikonversi, itu mengikuti jalur
yang sama seperti dijelaskan di atas (Dewick, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
American Society of Healt System Pharmacist, 2010. Hyoscyamine : Medline Plus Drug
Information, The American Society onHealt-System.United State :Pharmacist Inc
Disclaimer.
Ashihara, Hiroshi, Hiroshi Sano, Alan Croizer. 2008. Caffeine and Related Purine
Alkaloids:Biosynthesis, Catabolism, Function and Genetic Engineering.
Phytochemistry 69 (2008). Hal. 841-856, 353-413.
Egmond, H.P van., 2010. Tropane Alkaloidsin Food. Netherland : RIKILT-Institute of Food
Safety.
Melmon, K.L., et al. 1992. Melmon and Morrelli’s Clinical Pharmacology : Basic Principles
in Therapeutics. McGraw-Hill Inc. : USA. Antagonist. Oklahoma : University of
Oklahoma Health Sciences Center
Palazon, Javier., Navarro-Ocana, Arturo., Hernandez-Vazquez, Liliana., Mirjalili, Mohammad
Hossein, 2008. Molecules Application of Metabolic Engineering to the Production of
Scopolamine, Vol. 13 ISSN 1420-3049.
Pengelly, Andrew. 2004. The Constituen Of Medicinal Plants 2nd Edition. Australia
:Sunflower Herbals
Richter, Ute., Sonnewald, Uwe., Drager, Birgit, 2006. Calystegines in Potatoes with
Genetically Engineeres Carbohydrate Metabolism. Vol. 58.
Satendra Singh. 2000. Chemistry design and Structure- Activity Relationship of Cocain
Antagonist. Oklahoma : University of Oklahoma Health Sciences Center
Trease and Evans. 2009. Pharmacognosy 16th Edition. London : Saunders Elsevier. Hal. 353-
413.
WHO. 2007. IARC Monographs on the Evaluation of Carcinogenic Risks to Humans. Volume
51. Lyon :World Health Organization, International Angency for Research of Cancer.
Hal. 427.