Anda di halaman 1dari 2

LO 3 “MMM Alat, Bahan dan Prosedur Perawatan” menambahkan dikit

Sediakan kalsium hidroksida dalam bentuk pasta yang dibuat dengan air atau
pasta komersial yang terdiri dari kalsium hidroksida dan methyl cellulose (pulpdent)
kemudian aplikasikan pada pulpa yang telah di amputasi. Padatkan dan tekan pada
pulpa dengan menggunakan gulungan kapas steril. Dapat juga menggunakan kalsium
hidroksida yang dalam bentuk pasta cepat mengeras (dycal).

Pengisian dengan kalsium hidroksida pada pulpa paling tidak 1 sampai 2 mm, lalu
aplikasikan suatu bahan dasar semen (seng-oksida-eugenol atau seng fosfat), lalu tutup
dengan restorasi sementara atau restorasi akhir bisa dengan bahan resin komposit atau
GIC.

Daftar pustaka : Walton RE. 2003. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia. Alih bahasa.
Sumawinata N. Jakarta: EGC, 1998: 495-498.

LO 5 “MMM Prognosis Perawatan

Prognosis merupakan suatu prediksi dari kemungkinan perawatan, durasi dan


hasil akhir suatu penyakit berdasarkan pengetahuan umum dari patogenesis dan
kehadiran faktor risiko penyakit. Prognosis muncul setelah diagnosis dibuat dan sebelum
rencana perawatan dilakukan. Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis diantara
lain :

1. Faktor klinis keseluruhan


a. Umur pasien,
b. Tingkat keparahan penyakit,
c. Kooperasi pasien.
2. Faktor sistemik / lingkungan
a. Merokok,
b. Penyakit sistemik,
c. Faktor genetik,
d. Stress.
3. Faktor Lokal
a. Plak/kalkulus,
b. Restorasi sebelumnya,
c. Faktor anatomik (akar yang pendek dan sebagainya).
4. Faktor protesa/ restoratif
a. Pilihan abutment,
b. Karies,
c. Gigi Non-Vital,
d. Resorpsi akar.

Prognosis digolongkan menjadi 6 berdasarkan jenisnya, yaitu :

1. Sangat baik (excellent prognosis),


2. Baik (good prognosis),
3. Sedang (fair prognosis),
4. Buruk (poor prognosis),
5. Dipertanyakan (questionable prognosis),
6. Tidak ada harapan (hopeless prognosis),

Prognosis perawatan Apeksogenesis dapat berupa baik dan buruk.

Dapat dikatakan prognosis baik apabila :

1. Pasien dan Orangtua pasien kooperatif selama perawatan apeksogenesis.


2. Operator sudah melakukan perawatan tepat sesuai prosedur apeksogenesis.
3. Selama perawatan selalu menjaga kesterilan.
4. Sudah sesuai dengan indikasi perawatan apeksogenesis.

Dapat dikatakan memiliki prognosis buruk apabila:

1. Pada gigi yang sangat belum sempurna (gigi dengan dinding dentin yang tipis)
mempunyai resiko fraktur akar yang tinggi baik selama perawatan maupun
sesudah perawatan.
2. Pembentukan barier akan terjadi lebih mudah jika lubang akarnya tidak terlalu
besar.
3. Perawatan apeksogenesis terhadap pasien yang sedang melakukan perawatan
orthodontik maupun pasca perawatan orthodontic.

Daftar pustaka : Walton RE. 2003. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia. Alih bahasa.
Sumawinata N. Jakarta: EGC, 1998: 495-498.

Anda mungkin juga menyukai