Resume Keperawatan Medikal Bedah I
Resume Keperawatan Medikal Bedah I
Disusun Oleh :
KELOMPOK V
Kadek Fajar Widyastika P07120216061
Ni Wayan Suratmini P07120216062
Rizqia Reza Umami P07120216063
Ni Luh Listya Dewi P07120216064
Ni Kadek Julian Astiningsih Dwivanissha P07120216065
Nama : ……………………………………………………………………………….
Umur : …………………………………………………………………………..……
Alamat : ……………………………………………………………………………….
Kepada pasien :
Nama : …………………………………………………………….……….…………
Umur : …………………………………………………………….……………..……
Pembiayaan : Umum/ASKES/ASKESKIN/
Bersama ini menyetujui tindakan operasi kepada pasien setelah mendapat penjelasan medis
mengenai keadaan pasien. Penjelasan mengenai tindakan operasi telah dijelaskan, sebagian
penjelasan ada pada lampiran. Berikut ini kami sampaikan kondisi/keadaan ringkas pasien yang
kami ketahui: (coret yang tidak perlu)
Kami sadar seluruh tindakan operasi mengandung resiko, sehingga keputusan untuk
dilakukannya operasi telah kami pertimbangkan dengan baik.
Kami sadar sepenuhnya bahwa kesehatan dan kesembuhan ditangan Tuhan, Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Dokter dan tenaga medis akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu
kesembuhan pasien.
(________________________________) (_________________________________)
b. Hasil Konsultasi
Konsultasi dengan sejawat anestesi dan spesialis lain, konsultasi untuk mendapat
dan memberi informasi tambahan, konsultasi untuk dapat menghilangkan kecemasan
dan ketakutan pasien, dan konsultasi untuk mempertimbangkan apakah pasien perlu
melakukan pemeriksaan tambahan.
Setelah dokter bedah memutuskan untuk dilakukan operasi maka dokter anstesi
berperan untuk menentukan apakan kondisi pasien layak menjalani operasi. Hal ini
diperlukan konsultasi antara dokter bedah dan dokter anestesi. Selain itu, dokter
bedah juga harus dapat berkonsultasi masalah kesehatan dan kondisi pasien terhadap
dokter bedah lain yang terkait dalam pelaksanaan pembedahan. Konsultasi yang
saling berkaitan ini bertujuan untuk mempersiapkan pasien untuk tindakan
pembedahan agar tidak menimbulkan komplikasi atau kecelakaan saat pembedahan,
dan dapat membantu untuk mempermudah dalam pengelolaan pasca operasinya.
c. Foto EKG, Premedikasi, Jenis Anastesi
1) EKG
Elektrokardiografi adalah representasi aktivitas listrik jantung yang
direkam oleh elektrode pada permukaan tubuh.
BENTUK GELOMBANG EKG
1.Gelombang EKG ( EKG wave) dan interval
a. P wave/ gelombang P : Depolarisasi atrium kanan dan kiri
b.QRS complex/ kompleks QRS : Depolarisasi ventrikel kanan dan kiri
c.ST-T wave : Repolarisasi ventrikel
d.U wave/ gelombang U : asal gelombang ini tidak jelas, tetapi mungki
representasi dari “afterdepolarizations” di ventrikel.
e. PR interval/ Interval PR : interval waktu dari onset depolarisasi atrium
sampai onset depolarisasi ventrikel.
f. QRS duration/ durasi QRS : durasi depolarisasi otot ventrikel.
g. QT interval/ interval QT : durasi dari depolarisai dan repolarisasi ventrikel
h. RR interval/ interval RR: durasi dari siklus ventrikel jantung ( indicator
kecepatan ventrikel)
i. PP interval : durasi dari siklus atrial
2. Orientasi spasial 12 lead EKG
Penting untuk di ingat bahwa EKG 12 lead menyediakan informasi
spasial tentang aktivitas listrik jantung dalam sedikitnya 3 daerah
ortogonal (RA = right arm; LA = left arm, LF = left foot).
2) Premedikasi
Sebelum operasi dilakukan, pasien akan diberikan obat-obatan
premedikasi untuk memberikan kesempatan kepada pasien untuk istirahat yang
cukup. Obat-obatan premedikasi ini juga berfungsi untuk menurunkan sekresi
cairan tubuh, mengurangi kecemasan dan ketakutan, mengurangi mual dan
muntah, mengurangi keasaman lambung, serta berfungsi untuk memperkuat efek
hipnotik pada penggunaan anestesi umum. Obat-obatan premedikasi yang
diberikan biasanya adalah Benzodazepine, fenotiazin, analgetik, dan untuk
operasi yang cukup berat dapat diberikan valium.
Pemberian obat-obat premedikasi ini dapat menginduksi obat-obat
anestesi, memelihara, dan memberikan pemulihan yang baik. Pemberian dosis dan
jenis obat premedikasi ini dipertimbangkan dengan usia, berat badan pasien,
keadaan fisik dan psikis, serta teknik anestesi dan pembedahan yang akan
dilakukan.
Dalam kasus pembedahan apabila selama praevaluasi pasien dianggap tidak layak
untuk melakukan operasi bedah, maka operasi harus ditunda sampai waktu
kedepan ketika pasien dinilai layak untuk menjalani operasi bedah tersebut,
kecuali pada kasus pembedahan yang mengancam jiwa. Oleh karena itu, demi
kelancaran kinerja operasi bedah maka persiapan pasien secara menyeluruh
sebelum operasi bedah harus benar-benar dilaksanakan dengan baik.
3) Jenis Anastesi
Antibiotik Profilaksis. Yang dimaksud dengan antibiotik profilaksis pada
pembedahan ialah antibiotik yang diberikan pada pasien yang menjalani
pembedahan sebelum adanya infeksi, tujuannya ialah untuk mencegah terjadinya
infeksi akibat tindakan pembedahan yaitu infeksi luka operasi (ILO) atau surgical
site infection (SSI). Antibiotik profilaksis biasanya di berikan sebelum pasien di
operasi. Antibiotik profilaksis biasanya di berikan 1-2 jam sebelum operasi
dimulai dan dilanjutkan pasca beda 2- 3 kali. Antibiotik profilaksis harus aman,
bakterisid dan efektif melawan bakteri yang menyebabkan infeksi. Antibiotik
yang dapat diberikan bermacam-macam sesuai indikasi pasien, biasanya pada
kedokteran gigi digunakan Clindamycin 300mg intravena.
Faktor pasien dapat mempermudah terjadinya ILO adalah pasien obesitas,
diabetes, mengalami pembedahan kontaminasi, rawat inap pre-operatif yang
panjang, menjalani operasi yang lama (>2 jam), bakteri Staphylococcus aureus,
skil yang kurang terampil, dan pertahanan tubuh yang lemah.
3. Fokus Perhatian Klien pada Intra Op
Gunakan data dari pasien dan catatan pasien untuk mengidentifikasi variabel yang
dapat mempengaruhi perawatan dan yang berguna sebagai pedoman untuk
mengembangkan rencana perawatan pasien individual;
Identifikasi pasien
Validasi data yang dibutuhkan dengan pasien
Telaah catatan pasien terhadap adanya :
- Informed yang benar dengan tanda tangan pasien
- Kelengkapan catatan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
- Hasil pemeriksaan diagnostic
- Kelengkapan riwayat dan pengkajian kesehatan
- Checklist pra-operatif
Lengkapi pengkajian keperawatan praoperatif segera
- Status fisiologi (mis : tingkat sehat-sakit, tingkat kesadaran)
- Status psikososial (mis : ekspresi kekhawatiran, tingkat ansietas, masalah
komunikasi verbal, mekanisme koping)
- Status fisik (mis : tempat operasi, kondisi kulit dan efektifitas persiapan,
pencukuran, atau obat penghilang rambut, sendi tidak bergerak).
4. Klien Post Op
a. Alderate Score (Indikasi Pemindahan Klien dari OK ke ruangan)
KRITERIA PEMULIHAN PASCA OPERASI
(Aldered Score)
2
v Kemampuan untuk menggerakkan 2
ekstremitas 1
0
v Tidak mampu untuk mengontrol
setiap ekstremitas
Waktu keluar : Tanda tangan perawat : Jumlah point :
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&v
ed=0ahUKEwjymJWCtcnWAhWDzbwKHY14APAQFggwMAE&url=http%3A%2F%2
Fipc322.weblog.esaunggul.ac.id%2Fwp-
content%2Fuploads%2Fsites%2F350%2F2014%2F11%2FKeperawatan-Sistem-
Muskuloskleletal-Pertemuan-
13.doc&usg=AFQjCNEubfDomfl2PirvzRamYGKNX6pWMQ (Diakses pada tanggal 29
September 2017)
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=1275 (Diakses pada tanggal 29 September 2017)
http://eprints.undip.ac.id/44650/3/Hamim_Tohari_22010110110013_Bab2KTI.pdf (Diakses
pada tanggal 29 September 2017)
Pedersen W.G.1996. Alih Bahasa Purwanto,Basoeseno. Buku Ajar Praktis BEDAH MULUT.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Archer W. H. 1975. Oral and Maxillofacial Surgery 5th ed. W.B. Saunders.
http://fk.unsoed.ac.id/sites/default/files/img/modul%20labskill/genap%20II/Genap%20II%20-
%20Elektrocardiografi.pdf (Diakses pada tanggal 29 September 2017)