Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN

A. PENGERTIAN
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen kedalam system. Respirasi berperan dalam
mempertahakan kelangsungan metabolisme sel. Sehingga di perlukan fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi
juga berarti gabungan aktifitas mekanisme yang berperan dalam proses suplai O² ke seluruh tubuh dan
pembuangan CO² (hasil pembakaran sel) (Mubarak, 2015).

B. PEMERIKSAAN DIAGNOSA
1. Pemeriksaan laboratorium

a. Analisa Gas Darah (AGD), tujuan dilakukan analisa gas darah adalah untuk mengetahui pH darah, tekanan
parsial karbondioksida (PCO2), bikarbonat (HCO3), base excess atau devicit, tekanan oksigen (PO2),
kandungan oksigen (O2), saturasi oksigen (SO2).
Secara umum nilai normal analisa gas darah sebagai berikut :
 pH darah normal (arteri) : 7,38-7,42
 bikarbonat (HCO3) : 22-28 miliekuivalen per liter
 tekanan parsial karbondioksida (pCO2) : 38-42 mmHg
 saturasi oksigen : 94-100%
b. White Blood Cell (WBC), leukosit merupakan komponen darah yang berperan dallam memerangi infeksi
yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin.
Nilai normal leukosit berkisar 4000-10.000 sel/ul darah

2. Pemeriksaan fungsi paru


Untuk mengetahui kemapuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara efisien.
3. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
4. Pemeriksaan sinar x dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal. Pemeriksaan yang dilakukan
misalnya untuk melihat lesi paru pada penyakit TB, adanya tumor, benda asing, pembengkakan paru, penyakit
jantung dan untuk melihat struktur abnormal.
5. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat secara visual bronkus sampai dengan cabang bronkus pada penyakit
gangguan bronkus atau kasus displacement dari bronkus.
6. Endoskopi
Pemeriksaan ini untuk melakukan diagnostik dengan cara mengambil sekret untuk pemeriksaan, melihat lokasi
kerusakan, biopsi jaringan, untuk pemeriksaan sitologi, mengetahui adanya tumor, melihat letak terjadinya
pendarahan; untuk terapeutik, misalnya mengambil benda asing dan menghilangkan sekret yang menutupi lesi.
7. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal : kerja jantung dan kontraksi paru.
8. CT – Scan
Untuk mengidentifikasi adanya massa abnormal.
9. Pemeriksaan untuk menentukan keadekuatan sistem konduksi jantung. Pemeriksaan ini mencangkup
permeriksaan dengan menggunakan elektrokardiogram, monitor holter, pemeriksaan stress latihan, dan
pemeriksaan elektrofisiologi.
a. Elektrokardiogram (EKG) menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi transmisi
impuls,dan posisi listrik jantung ( aksis jantung).
b. Monitor holter merupakan peralatan yang dapat dibawa (portabel) dan berfungsi merekam aktivitas listrik
jantung dan meghasilkan EKG yang terus menerus selama priode tertentu, misalnya selama 12 jam atau
lebih lama.
c. Pemeriksaan stress latihan digunakan untuk mengevaluasi respon jantung terhadap stress fisik.
d. Pemeriksaan elektrofisiologis (PEF) merupakan pengukuran invasif aktivitas listrik.

C. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Menurut pola fungsi Gordon 1982, terdapat 11 pengkajian pola fungsi kesehatan :
1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Secara umum pada pengkajian pola ini, perawat akan mengetahui bagaimana pasien memandang
dirinya sendiri saat sebelum maupun setelah sakit, kemampuan dirinya, perasaan pasien, tanggapan
terhadap sakit yang diderita, sejauh mana pasien mengetahui tentang penyakitnya
Pada pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan kaji pasien mengenai:
1) Pandangan pasien mengenai sehat dan sakit
2) Apakah pasien memahami keadaan kesehatan dirinya?
3) Apakah jika sakit pasien segera berobat ke dokter, ataukah menggunakan obat tradisional?
4) Apakah pasien sudah memeriksakan dirinya sebelum ke rumah sakit?

2. Pola nutrisi
Pada pola nutrisi kaji pasien mengenai:
1) Pola makan
a. Bagaimana nafsu makan pasien selama sakit?
b. Berapakah porsi makan pasien per sekali makan?
2) Pola Minum
a. Berapakah frekuensi minum pasien selama sakit?

3. Pola eliminasi
Pada pola eliminasi kaji pasien mengenai:
1. Buang air besar
a. Berapakah frekuensi setiap kali buang air besar?
b. Bagaimanakah konsistensi pasien dalam buang air besar?
2. Buang air kecil
a. Berapakah frekuensi serta jumlah urine pasien setiap buang air kecil?

4. Aktivitas dan Latihan


Pada pola aktivitas dan latihan pasien mengenai:
1) Kemampuan perawatan diri

SMRS MRS
Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi/toileting
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Berjalan
Naik tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
Tabel 1. Kemampuan perawatan diri

Skor 0 = mandiri 3 = dibantu orang lain & alat


1 = alat bantu 4 = tergantung/tidak mampu
2 = dibantu orang lain
2) Kebersihan diri
a. Berapakah frekuensi pasien mandi dan menggosok gigi per 1 hari saat sakit?
b. Berapakah frekuensi pasin memotong kuku dan keramas selama seminggu saat sakit?
3) Altivitas sehari-hari
a. Apakah pasien bisa mengikuti aktivitas shari-hari selama sakit?
4) Rekreasi
a. Apakah pasien selama sakit melakukan rekreasi?
5) Olah raga
a. Apakah pasien bisa melakukan kegiatan olah raga?

5. Tidur dan Istirahat


Pada pola tidur dan istirahat kaji pasien mengenai:
1) Pola tidur
Bagaimanakah pola tidur pasien selama sakit?Yang digambarkan dengan pukul berapa pasien
mulai tidur dan sampai pukul berapa pasien tidur saat malam hari?
2) Frekuensi tidur
Bagaimana frekuensi tidur pasien selama sakit?Yang digambarkan dengan berapa lama pasien
tidur malam?
3) Intensitas tidur
a. Apakah pasien mengalami pola tidur NREM (Non-Rapid Eye Movement)? Ataukah
pasien mengalami pola tidur REM (Rapid Eye Movement)?
6. Sensori, Presepsi dan Kognitif
Pada pola sensori, persepsi, dan kognitif, kaji pasien mengenai:
1) Bagaimana cara pembawaan pasien saat bicara? Apakah normal, gagap, atau berbicara tak jelas?
2) Bagaimanakah tingkat ansietas pada pasien?
3) Apakah pasien mengalami nyeri ?
Jika iya, lakukan pengkajian dengan menggunakan:
P (provoking atau pemacu) :
Q (quality atau kualitas) :
R (region atau daerah) :
S (severity atau keganasan) :
T (time atau waktu) :

7. Konsep diri
Body image/gambaran diri
a. Adakah prosedur pengobatan yang mengubah fungsi alat tubuh?
b. Apakah pasien memiliki perubahan ukuran fisik?
c. Adakah perubahan fisiologis tumbuh kembang?
d. Adakah transplantasi alat tubuh?
e. Apakah pernah operasi?
f. Bagaimana proses patologi penyakit?
g. Apakah pasien menolak berkaca?
h. Apakah fungsi alat tubuh pasien terganggu?
i. Adakah keluhan karena kondisi tubuh?
Role/peran
a. Apakah klien mengalami overload peran?
b. Adakah perubahan peran pada pasien?
Identity/identitas diri
a. Apakah pasien merasa kurang percaya diri?
b. Mampukah pasien menerima perubahan?
c. Apakah pasien merasa kurang memiliki potensi?
d. Apakah pasien kurang mampu menentukan pilihan?
Self esteem/harga diri
a. Apakah pasien menunda tugas selama sakit?
b. Apakah pasien menyalahgunakan zat?
Self ideals/ideal diri
a. Apakkah pasien tidak ingin berusaha selama sakit

8. Seksual dan Repruduksi


a. Kapan pasien mengalami menstruasi terakhir ?
b. Apakah pasien mengalami masalah menstruasi ?
c. Apakah pasien pernah melakukan pap smear dan kapan pap smear terakhir ?
d. Apakah pasien melakukan pemeriksaan payudaradan testis sendiri tiap bulan ?
e. Apakah pasien mengalami masalah seksual ?

9. Pola Peran Hubungan


Pada pola peran hubungan pasien mengenai:
1) Apakah pekerjaan pasien?
2) Bagaimanakah kualitas pekerjaan pasien?
3) Bagaimanakah pasien berhubungan dengan orang lain?

10. Manajemen Koping Setress


Menggambarkan bagaimana pasien menangani stress yang dimilikinya serta apakah kalien
menggunakan sistem pendukung dalam menghadapi stres

11. Sistem Nilai Dan Keyakinan


Mengenai bagaimana pasien memandang secara spiritual serta keyakinannya masing-masing
Potter,1996
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Analisa Data
NO Data Fokus Data Standar Pohon Masalah Masalah
1 DS : 1. pasien tidak sulit untuk Ketidakefektifan bersihan jalan Ketidakefektifan
Pasien mengatakan sulit bernapas nafas bersihan jalan
untuk bernapas (dispnea) 2. Pasien batuk dengan napas
efektif Batuk yang tidak efektif
Penurunan bunyi napas
DO : 3. Sputum dalam jumlah
Dispnea
Pasien batuk tidak efektif, normal Perubahan frekuensi napas
Sputum dalam jumlah yang berlebih
terdapat suara tambahan 4. Tidak ada suara napas
Perubahan pola napas
ronchi,sputum dalam tambahan Suara napas tambahan ( ronchi,
wheezing, crackles)
jumlah berlebih, terjadi 5. pola napas normal
perubahan pola napas.
Obstruksi jalan napas

Hipersekresi kelenjar mukosa

Faktor lingkungan yang kurang


sehat
2 DS : 1. Tidak sesak saat Ketidakefektifan pola napas Ketidakefektifan
Pasien mengatakan sesak
bernapas pola napas
saat bernapas, terkadang
tersengal-sengal dalam Dispnea
bernapas, dan dada terasa Gas darah arteri abnormal
2. Tidak tersengal-sengal
berat saat bernapas. Hiperkapnia
dalam bernapas Hipoksemia
DO : Hipoksia
3. Dada tidak terasa berat
Pasien bernapas dengan Konfusi
cuping hidung, Pola saat bernapas Napas cuping hidung
pernapasan abnormal, gas Pola pernapasan abnormal
4. tidak menggunakan
darah arteri abnormal, (kecepatan, irama, kedalaman)
dispnea cuping hidung Sianosis
5. Pola napas normal
Keletihan otot napas
Gas darah arteri normal
6. Tidak terjadi dispnea
Penyempitan saluran napas, akibat
kontraksi otot-otot polos

Pelepasan mediator2 kimia

Faktor ligkungan yang kurang sehat


3 DS: 1. Pasien tidak mengalami Gangguan pertukaran gas Gangguan
Pasien mengatakan dada sesak pertukaran gas
terasa sesak, sering sakit 2. Tidak terjadi sakit Dispnea
Fase ekspirasi memanjang
kepala saat bangun, dan kepala saat bangun dan
Ortopnea
mengeluh badannya lemas badannya tidak lemas Penurunan kapasitas vital
Pernapasan cuping hidung
3. tidak mengalami
Pola napas abnormal (irama,
DO : takipnea frekuensi, kedalaman)
Takipnea
Pasien terlihat pucat, 4. pernapasan pasien
Hiperventilasi
pasien mengalami normal Pernapasan sukar
takipnea, pernapasan 5. kapasitas vital normal
Ventilasi dan perfusi tidak
pasien sukar, terjadi
seimbang
penurunan kapasitas vital
Gangguan penerimaan O2 dan
pengeluaran CO2
Lynda Juall,2012., NANDA,2015., Sylvia A. Price, 2006.

b. Analisa masalah
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
DS : Pasien mengatakan sulit untuk bernapas (dispnea)
DO : Pasien batuk tidak efektif, terdapat suara tambahan ronchi,sputum dalam jumlah
berlebih, terjadi perubahan pola napas.
P : Ketidakefektifan bersihan jalan napas
E : obstruksi jalan napas
S : sulit untuk bernapas, ketidakmampuan batuk secara efektif, sputum dalam jumlah
berlebihan, suara napas tambahan ronchi, terjadi perubahan pola napas
Proses Terjadinya : Obstruksi jalan nafas merupakan kondisi pernafasan yang tidak normal akibat
ketidakmampuan batuk secara efektif , dapat disebabkan oleh sekeresi yang kental atau berlebihan
akibat penyakit infeksi, imobilisasi.
Statis sekresi batuk yang tidak efektif karena penyakit persyarafan seperti cierebronvaskular
accident (CVA) . Hipersekresi mukosa saluran pernafasan yang menghasilkan lendir sehingga
partikel-partikel kecil yang masuk bersama udara akan mudah menempel didinding saluran
pernafasan. Hal ini lama-lama akan mengakibatkan terjadinya sumbatan sehingga ada udara yang
menjebak dibagian distal saluran nafas, maka individu akan berusaha lebih keras untuk
mengeluarkan udara tersebut .
Akibat jika tidak ditanggulangi :

2. Ketidakefektifan pola napas


DS : Pasien mengatakan sesak saat bernapas, terkadang tersengal-sengal dalam bernapas, dan
dada terasa berat saat bernapas.
DO : Pasien bernapas dengan cuping hidung, Pola pernapasan abnormal, gas darah arteri
abnormal, dispnea

P : Ketidakefektifan pola napas


E : keletihan otot pernafasan
S : sesak saat bernapas, tersengal-sengal dalam bernapas, dada terasa berat, dispnea,
pernafasan cuping hidung dan pola napas abnormal, gas darah arteri abnormal
Proses Terjadinya: Gangguan pola nafas terjadi disaat pertukaran oksigen terhadap karbondioksida
dalam paru-paru terganggu. Paru-paru tidak mampu mengatur penerimaan O2 dan pengeluaran
CO2 dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tekanan O2 lebih kecil dari peningkatan tekanan
CO2. Hal tersebut mengakibatkan ketidakefektifan pola nafas.
Akibat jika tidak ditanggulangi : Apneu

3. Gangguan Pertukaran Gas


DS: Pasien mengatakan dada terasa sesak, sering sakit kepala saat bangun, dan mengeluh
badannya lemas
DO : Pasien terlihat pucat, pasien mengalami takipnea, pernapasan pasien sukar, terjadi
penurunan kapasitas vital
P : Gangguan pertukaran gas
E : ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi
S :sesak, sakit kepala saat bangun, takipnea, pernapasan sukar, terjadi penurunan kapasitas
vital
Proses Terjadinya: Apabila ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar
dari dan ke paru-paru) di dalam tubuh mengalami gangguan maka transport oksigen di dalam
tubuh tidak akan tersalur dengan baik. Dan sumbatan tersebut akan dianggap benda asing yang
menimbulkan mukus. Proses difusi yang terganggua akan menyebabkan ketidakefektifan
pertukaran gas.
Akibat Jika Tidak Ditanggulangi: Sianosis

c. diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas, berhubungan dengan obstruksi jalan napas, ditandai
dengan ketidakmampuan batuk secara efektif, sputum dalam jumlah berlebihan, suara napas
tambahan dan mata terbuka lebar
2. Ketidakefektifan pola napas , berhubungan dengan keletihan otot pernapasan, ditandai dengan
dispnea, pernafasan cuping hidung dan pola naas abnormal
3. Gangguan pertukaran gas, berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi
ditandai dengan hipoksia, gasdarah arteri abnormal, gangguan pengelihatan, sakit kepala saat
bangun, warna kulit abnomal

E. RENCANA KEPERAWATAN
A. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Berhubungan dengan : Lingkungan; merokok, menghisap asap rokok, perokok pasif, Obstruksi jalan
napas; terdapat benda asing dijalan napas, spasme jalan napas, Fisiologis; kelainan dan penyakit
Ditandai dengan : udara nafas tidak normal, perubahan jumlah pernafasan, batuk, sianosis, demam,
kesulitan bernafas (dispnea), kesulitan mengeluarkan sekret

2. Ketidakefektifan pola nafas


Berhubungan dengan : ansietas, hiperventilasi, keletihan,keletihan otot pernafasan, sindrom
hipoventilasi.
Ditandai dengan : dispnea, pernafasan cuping hidung, pola nafas abnormal (irama, frekuensi,
kedalaman)

3. Gangguan pertukaran gas


Berhubungan dengan : ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi, perubahan membran alveolar- kapiler
Ditandai dengan : dispnea, hipoksia, nafas cuping hidung, pola pernafasan abnormal (kecepatan, irama,
kedalaman), sianosis, takikardia.
HAR
I/TG TUJUAN DAN
No DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
L/ KRITERIA HASIL
JAM
1 Ketidakefektifan bersihan jalan NOC: NIC:
nafas Setelah dilakukan 1. Kaji pola
Berhubungan dengan : tindakan keperawatan dan 1. Manifestasi adanya
menurunnya energi dan selama 3x24 jam frekuensi jalan nafas yang
kelelahan, trauma, penurunan diaharapkan pasien pernafasan tidak efektif adalah
kesadaran, infeksi memenuhi indikator pasien perubahan pola dan
trakeobronkial sebagai berikut : 2. Kaji frekuensi
Ditandai dengan : udara nafas 1. Saluran kemampuan pernapasan
tidak normal, perubahan jumlah pernapasan refleks batuk 2. Kemampuan batuk
pernafasan, batuk, sianosis, pasien menjadi pasien dapat mengeluarkan
demam, kesulitan bernafas bersih 3. Kaji sekret
(dispnea), kesulitan 2. Pasien dapat keadaan 3. Menentukan
mengeluarkan sekret mengeluarkan sekret, rencana tindakan
sekret warna dan yang akan dilakukan
1. Suara napas produktifitas 4. Mengencerkan
dan keadaan nya sekret
kulit menjadi 4. Anjurkan 5. Membantu
normal pasien untuk mengeluarkan
minum air sekret
hangat jika 6. Menekan produksi
memungkin sekret
kan 7. Memenuhi
5. Ajarkan kebutuhan oksigen
teknik batuk 8. Inhalasi dapat
efektif melonggarkan
6. Kolaborasi saluran pernapasan
dengan tim 9. Mengeluarkan
medis dalam sekret dengan
pemberian melakukan
obat penyedotan karena
mukolitik perbedaan tekanan
7. Kolaborasi pada mesin
dengan tim pengisapan
medis dalam
pemberian
oksigen
8. Kolaborasi
dengan tim
medis dalam
pemberian
inhalasi atau
‘nebulizer
9. Kolaborasi
dengan tim
medis dalam
melakukan
pengisapan
2 Ketidakefektifan pola nafas NOC: NIC:
Berhubungan dengan : ansietas, Setelah dilakukan 1. Kaji pola 1. Memanifestasi pola
hiperventilasi, keletihan,keletihan otot tindakan keperawatan dan nafas yang tidak
pernafasan, sindrom hipoventilasi. 3x24jam diharapkan frekuensi efektif adalah
Ditandai dengan : dispnea, pernafasan pasien memenuhi pernafasan perubahan pola dan
cuping hidung, pola nafas abnormal kriteria sebagai berikut: pasien frekuensi
(irama, frekuensi, kedalaman), 1. Pasien dapat 2. Monitor pernafasan
mendemonstra bunyi paru 2. Menentukan adanya
sikan pola 3. Monitor sekret atau kelainan
nafas yang hasil analisis paru- paru
efektif gas darah 3. Abnormalitas gas
2. Data objektif 4. Monitor darah menunjukkan
menunjukkan kadar tidak adekuatnya
pola hemoglobin oksigenasi
pernafasan 5. Monitor 4. Hemoglobin
yang efektif tanda vital berperan dalam
3. Pasien merasa 6. Observasi transport oksigen
lebih nyaman adanya sehingga sangat
dalam pernafasan menentukan
bernafas cuping oksigenasi
hidung, 5. Peningkatan suhu
sianosis tubuh berpengaruh
7. Atur posisi dalam peningkatan
pasien metabolisme dan
dengan berkontribusi
semifowler terhadap perubahan
atau duduk pola nafas, nadi
8. Kolaborasi akan meningkat
dengan tim pada kondisi
medis dalam takipnea
pemberian 6. Kadar oksigen yang
inhalasi atau kurang
nebulizer ( menimbulkan
obat hipoksia jaringan
kombifen/pe perifer yang
ntolin) dimanifestasikan
adanya sianosis
7. Melonggarkan
rongga dada dan
mengurangi tekanan
diafragma karena
tekana abdomen
8. Meningkatkan
fentilasi dengan cara
vase dilatasi saluran
pernafasan

3 Ganggguan pertukaran gas. NOC: NIC: 1. Banyak faktor yang


Berhubungan dengan : Setelah dilakukan 1. Identifikasi menyebabkan
ketidakseimbangan ventilasi perkusi, tindakan keperawatan kemungkina gangguan
perubahan membran alveolar- kapiler 3x24jam diharapkan n faktor pertukaran gas
Ditandai dengan : dispnea, hipoksia, pasien memenuhi penyebab misalnya gangguan
nafas cuping hidung, pola pernafasan kriteria sebagai berikut: gangguan pada ventilasi,
abnormal (kecepatan, irama, kedalaman), 1. Dapat pertukaran perkusi, atau difusi
sianosis, takikardia. menurunkan gas 2. Perubahan pola
tanda dan 2. Kaji adanya nafas terjadi sebagai
gejala perubahan kompensasi tubuh
gangguan pola napas, untuk mendapatkan
pertukaran gas pernapasan lebih banyak
Pasien dapat cuping oksigen
menunjukkan hidung, 3. Tekanan darah yang
peningkatan pertukaran sianosis, dan menurun
gas seperti : tanda vital, jari tubuh menyebabkan
nilai AGD, dan (clubbing transfor oksigen
ekspresi wajah finger ) menurun,
3. Monitor peningkatan suhu
tanda vital tubuh menyebabkan
setiap 4 jam peningkatan
4. Lakukan konsumsi oksigen,
fisioterapi nadi akan
dada meningkat pada
postural pernafasan yang
dengan meningkat
posisi tubuh 4. Membantu
sesuai pengeluaran sekret
dengan dari paru-paru.
lokasi sekret Posisi tubuh sesuai
5. Lakukan dengan hukum
pendidikan grafitasi untuk
kesehatan mengalirkan sekret
pada pasien 5. Penyakit yang dapat
dan menyebabkan
keluargatent gangguan
ang penyakit pertukaran gas dapat
pasien dan kembali terjadi jika
rencana tidak mengubah
keperawatan, pola hidup yang
serta pola sehat
hidup sehat
berhubungan
dengan
kondisi saat
ini
Tarwoto ,2015, NANDA ,2012, Gloria , 2017, Sue, 2015,
Moorhead, 2016
F. IMPLEMENTASI
Dilaksanakan sesuai dengan intervensi.

G. EVALUASI
1. Evaluasi Formatif ( Merefleksikan observasi perawat dan
analisis terhadap klien terhadap respon langsung pada
intervensi keperawatan )
2. Evaluasi Sumatif ( merefleksikan rekapitulasi dan synopsis
observasi dan analisis mengenai status kesehatan klien
terhadap waktu )
( Poer, 2012 )

H. REFRENSI
Bulechek, G.M. Butcher, H.K. Dochterman, J.M. Wagner, C.M. 2016. Nursing Interventions
Classification (NIC). Singapore : Elsevier Global Rights.
Carpenito Lynda Juall,2012, Diagnosa Keperawatan edisi 13, jakarta, penerbit buku kedokteran EGC
Herman, T.H. 2015-2017. NANDA Internasional Inc. Diagnosis Keperawatan: definisi &
klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC
Moorhead, S. Johnson, M. Maas, M.L. Swanson, E. 2016. Nursing Outcomes Classification
(NOC). Singapore: Elsevier Global Rights.
Mubarak, W.I. Indrawati, Lilis Susanto, J. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta : Salemba
Medika.
Price Sylvia A dan Lorraine M. Wilson, 2006, Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit edisi
6, jakarta, EGC 2005
Potter, Patricia. A. 1996. Pengkajian Kesehatan Ed. 3. Jakarta: EGC
Poer, M. 2012. Makalah Dokumentasi Keperawatan “Dokumentasi Evaluasi”.
Tarwoto dan wartonah,2015, kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan,jakarta,salemba medika
(NANDA 2012-2014)

Anda mungkin juga menyukai