Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH GEOGRAFI TRANSPORTASI DAN

KOMUNIKASI

Dosen Pengampu : Bambang Syaeful Hadi, M.Si.

Oleh:

Sakti Fahrurozi

15405244002

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2018
Kajian Geografi Virtual Pemanfaatan Google Maps API Berbasis Mobile
Web dalam Upaya Mitigasi Bencana Gunung Meletus di Lereng Gunung
Merapi

Sakti Fahrurozi (15405241002)

ABSTRAK

Di zaman yang modern ini, semua permasalahan yang terjadi dapat


diselesaikan melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi. Terlebih lagi kemajuan
di bidang teknologi internet saat ini. Internet telah memberi kemudahan bagi kita
semua dalam berbagai hal, seperti melakukan hubungan sosial dengan orang-
orang yang ada di belahan dunia lain, mengetahui suatu informasi dari suatu
tempat yang ada di daerah tertentu, sampai saat ini mulai berkembang
perdagangan secara online yang biasa disebut e-commerce. Perkembangan
teknologi juga terjadi pada alat komunikasi yaitu smartphone dengan teknologi
canggih seperti GPS dan Maps. Hampir semua orang punya dan menggunakan
perangkat ini yang berguna mempermudah aktivitas manusia sehari-hari.

Letak geografis indonesia yang diapit oleh tiga lempang dunia yaitu lempeng
benua eurasua, pasifik, dan indo australia. Hal ini membuat Indonesia memiliki
jalur pegunungan yang aktif dan sering sekali terjadi bencana alam salah satunya
gunung meletus. Hal yang sering terjadi pada saat ini adalah ketidaktahuan warga
masyarakat tentang KRB (Kawasan Risiko Bencana) radius aman pemukiman dan
lokasi pengungsian terdekat untuk menyelamatkan diri dari bencana alam yang
dapat terjadi sewaktu-waktu.

Berdasarkan hal tersebut maka disiplin ilmu geografi dan teknologi maju
dapat dikolaborasikan dibuat lah suatu alat tanggap bencana dengan pemanfaatan
Google Maps API berbasis Mobile Web dalam upaya mitigasi bencana gunung
meletus di lereng gunung merapi. Sistem ini dibuat oleh BNPB dan PVMBG
menggunakan fasilitas yang dimiliki Google yaitu Google Maps yang nantinya
akan sangat membantu masyarakat pengguna handphone untuk mengerti tentang
mitigasi bencana gunung meletus.
PENDAHULUAN Pemerintah bertanggung jawab
Era Komunikasi Interaktif dalam hal penanggulangan bencana
merupakan fase mediamorfosis yang terjadi di Indonesia maka
terbesar dalam bidang komunikasi dibentuk Badan Nasional
selama 40 tahun terakhir (sejak Penanggulangan Bencana yang
kemunculan TV) yang ditandai disingkat BNPB yang merupakan
dengan penemuan dan pertumbuhan wadah bersifat non struktural bagi
internet, atau yang lebih dikenal penanggulangan bencana yang berada
sebagai komunikasi digital. Era ini di bawah Presiden dan
menciptakan sesuatu yang bombastis bertanggungjawab langsung kepada
dimana tidak dialami oleh masyarakat Presiden. Penanggulangan yang
era sebelumnya, yakni yang dilakukan oleh BPBD adalah pra dan
dinamakan sebagai masyarakat cyber. pasca bencana alam. Untuk proses pra
Masyarakat ini muncul sebagai penanggulangan bencana maka
komunitas maya dimana mereka dilakukan upaya mitigasi salah
betul-betul ‘hidup’ dalam alam satunya adalah pemanfaatan google
virtual, keseharian mereka dilakukan maps API untuk pemodelan KRB
dengan interaksi tanpa kontak fisik, (Kawasan Risiko Bencana) dan titik
namun cukup melaksanakan ritual di lokasi pengungsian.
depan layar komputer dengan Selama ini masyarakat lereng
konektivitas internet yang cukup gunung merapi tidak tahu terkait
tinggi. informasi upaya yang dilakukan
Indonesia terletak pada dalam menghadapi bencana gunung
pertemuan lempeng tektonik aktif, meletus, sehingga saat terjadi bencana
jalur pegunungan aktif, sehingga akan terjadi kepanikan di masyarakat
menjadikan sebagian wilayahnya yang menyebabkan banyak timbul
rawan terhadap bencana alam. Jumlah korban jiwa.
korban bencana tergolong sangat Untuk meminimalisir jatuhnya
tinggi dibandingkan dengan negara- korban jiwa akibat bencana gunung
negara lain. meletus maka dibuat sistem yang
berbasis mobile web agar sistem dapat
diakses melalui perangkat Data statistik 9,6% penduduk
smartphone yang telah dilengkapi dunia bertempat tinggal di wilayah
GPS (Global Positioning System) yang berisiko terhadap aktivitas
sehingga dapat mengetahui koordinat vulkanik dan sebagian besar terdapat
letak posko dan jarak lokasi posko, di negara berkembang. Sumberdaya
yaitu berupa data latitude dan alam yang melimpah akibat aktivitas
longtitude. Hal ini akan memberikan vulkanik Gunung Merapi menjadi
pengetahuan pada masyarakat dan daya tarik sendiri bagi sebagian orang
mempermudah pemerintah maupun untuk bermukim di wilayah ini.
instansi dalam proses evakuasi Kepadatan penduduk di sisi barat dan
masyarakat saat terjadi bencana selatan Gunung Merapi mencapai
gunung meletus dengan 1400 jiwa/km2 (Thouret et al., 2000;
memanfaatkan layanan google maps. Picquout, 2013). Di tahun 2007
kepadatan penduduk di lereng Merapi
PEMBAHASAN
bahkan mencapai 935 – 1.901
Gunung Merapi merupakan jima/km2, akibatnya ada desa yang
salah satu gunung berapi teraktif di hanya berjarak 4 km dari puncak
dunia yang terletak di perbatasan Gunung Merapi. Lebih dari 50.000
Daerah Istimewa Yogyakarta dan orang tinggal di zona KRB III.
Provinsi Jawa Tengah. Sejak tahun Melihat kondisi tersebut, apabila
1548 setidaknya telah terjadi lebih tidak ada upaya komprehensif dalam
dari 70 kali erupsi (Voight et al., rangka meminimalisasi dampak
2000; Mei., 2013). Sejak tahun 1913 erupsi, maka jumlah korban di masa
hingga 2000 leetusan selalu mengarah yang akan datang akan semakin
ke barat atau barat daya. Bulan juni banyak.
2006 untuk pertama kali sejak tahun
Erupsi tahun 2010 merupakan
1942, aliran piroklastik mengarah ke
erupsi terbesar dalam kurun waktu
kali gendol yang berada di sisi selatan
100 tahun (Editorial, 2013). Secara
(Charbonnier and Gertisser, 2012;
keseluruhan total korban erupsi
Ratmopurbo, 2013).
Merapi adalah 367 jiwa termasuk juru
kunci Merapi Mbah Maridjan. Angka
ini lebih kecil dibandingkan dengan pemenuhan pemulihan prasarana dan
jumlah korban yang meninggal jika sarana.
tidak ada upaya evakuasi yaitu sekitar
Peringatan dini dilakukan untuk
10.000 – 20.000 jiwa (Surono et al,
pengambilan tindakan cepat dan tepat
2012; Mei, 2013).
dalam rangka mengurangi risiko
Menurut UU No.24 2007, terkena bencana serta mempersiapkan
penyelenggaraan penanggulangan tindakan tanggap darurat. Peringatan
bencana dalam situasi terdapat dini sebagaimana dimaksud pada ayat
potensi terjadi bencana meliputi: (a) (1) dilakukan melalui : (a)
kesiapsiagaan (b) peringatan dini (c) pengamatan gejala bencana (b)
mitigasi bencana. analisis hasil pengamatan gejala
bencana (c) pengambilan keputusan
Kesiapsiagaan dilakukan untuk
oleh pihak yang berwenang (d)
memastikan upaya yang cepat dan
penyebarluasan informasi tentang
tepat dalam menghadapi kejadian
peringatan bencana dan (e)
bencana yang dapat dilakukan
pengambilan tindakan oleh
melalui (a) penyusunan dan uji coba
masyarakat.
rencana penanggulangan kedaruratan
bencana (b) pengorganisasian, Mitigasi dilakukan untuk
pemasangan, dan pengujian system mengurangi risiko bencana bagi
peringatan dini (c) penyediaan dan masyarakat yang berada pada
penyiapan barang pasokan kawasan rawan bencana yang dapat
pemenuhan kebutuhan dasar (d) dilakukan melalui berbagai cara
pengorganisasian, penyuluhan, termasuk pelaksanaan penataan
pelatihan, dan gladi tentang ruang, pengaturan pembangunan,
mekanisme tanggap darurat (e) pembangunan infrastruktur, tata
penyiapan lokasi evakuasi (f) bangunan dan tak kalah penting
penyusunan data akurat, informasi, adalah penyelenggaraan pendidikan,
dan pemutakhiran prosedur tetap penyuluhan, dan pelatihan baik secara
tanggap darurat bencana dan (g) konvensional maupun modern.
penyediaan dan penyiapan bahan, Mitigasi bencana gunungapi dalam
barang, dan peralatan untuk pengertian yang lebih luas bisa
diartikan sebagai segala usaha dan PVMBG sebagai salah satu unitnya
tindakan untuk mengurangi dampak turut berperan dalam manajemen
bencana yang disebabkan oleh erupsi krisis bencana erupsi. Pada fase Pra-
gunungapi. Mengingat begitu banyak kejadian peranannya dapat meliputi
gunungapi yang ada di wilayah langkah-langkah penilaian risiko
Indonesia dan padatnya penduduk bencana, pemetaan daerah kawasan
yang bermukim di sekitarnya maka rawan bencana, pembuatan peta risiko
bencana erupsi gunungapi dapat dan membuat simulasi skenario
terjadi sewaktu-waktu. Berdasarkan bencana dengan memanfaatkan
tugas dan fungsinya BNPB dan layanan google maps.

1.1 Peta risiko bencana Gunung Merapi menggunakan layanan Google Maps.

Google Map Service diseret dan gambar satelit untuk


seluruh dunia. Google Maps juga
Google Map Service adalah
menawarkan pencarian suatu tempat
sebuah jasa peta global virtual gratis
dan rute perjalanan.
dan online yang disediakan oleh
perudahaan Google. Google Maps Google Maps API adalah
yang dapat ditemukan di alamat sebuah layanan yang diberikan oleh
http://maps.google.com. Google Google kepada para pengguna untuk
Maps menawarkan peta yang dapat memanfaatkan Google Maps dalam
mengembangkan aplikasi. Google Awalnya GPS hanya digunakan
Maps API menyediakan beberapa untuk kepentingan militer, tapi pada
fitur untuk memanipulasi peta, dan tahun 1980-an dapat digunkan untuk
menambah konten melalui berbagai kepentingan sipil. GPS dapat
jenis layanan yang dimiliki, serta digunakan dimana pun berada selama
mengijinkan kepada pengguna untuk 24 jam. Posisi unit GPS akan
membangun aplikasi enterprise di ditentukan berdasarkan titik-titik
dalam websitenya. koordinat latitude dan longtitude.

Pengguna dapat Layanan Google Maps yang


memanfaatkan layanan-layanan yang disediakan oleh perusahaan Google
ditawarkan Google setelah dapat dimanfaatkan untuk mitigasi
melakukan registrasi dan bencana di lereng Merapi, dengan
mendapatkan Google Maps API Key. menggunkan GPS pada smartphone
Google menyediakan layanan ini maka layanan tersebut dapat diakses
secara gratis kepada pengguna oleh warga masyarakat lereng
diseluruh dunia. Merapi.

GPS (Global Positioning System) Seiring meningkatnya aktivitas


Gunung Merapi dengan
GPS merupakan sebuah alat
ditetapkannya status Waspada (Level
atau sistem yang dapat digunakan
II) sejak Senin 21 Mei 2018 pukul
untuk menginformasikan
23:00 WIB, maka peran peta
penggunanya dimana lokasinya
Kawasan Rawan Bencana (KRB)
berada (secara global) di permukaan
Gunung Merapi jadi semakin penting.
bumi yang berbasiskan satelit. Data
Ini adalah sebuah peta yang
dikirim dari satelit berupa sinyal radio
mendeskripsikan daerah-daerah yang
dan data digital. Dimanapun
tergolong rawan bencana letusan
pengguna tersebut berada, maka GPS
Gunung Merapi dengan ruang
bisa membantu menunjukan arah.
lingkup berupa daerah yang
Layanan GPS ini tersedia secara
terdampak langsung (bahaya primer)
gratis.
dan daerah yang terdampak tak
langsung (bahaya sekunder). Peta
KRB Gunung Merapi dibuat oleh dapat dihindari sehingga potensi
Badan Geologi melalui Pusat jatuhnya korban dapat direduksi.
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Berikut adalah salah satu
Geologi (PVMBG) yang
contohnya, yang dipublikasikan
berkedudukan di bawah Kementerian
PVMBG bersama dengan Badan
Energi dan Sumberdaya Mineral
Nasional Penanggulangan Bencana
Republik Indonesia.
(BNPB). Peta digital ini lengkap yang
Dengan peta semacam ini maka menyertakan pos-pos pengamatan
masyarakat yang tinggal atau sedang Gunung Merapi, tempat-tempat
beraktivitas di lingkungan sekitar evakuasi, fasilitas - fasilitas kesehatan
Gunung Merapi akan mengetahui dan sekolah - sekolah yang
lokasi-lokasi manakah yang termasuk menyelenggarakan kelas bahaya LGA
ke dalam KRB I, KRB II maupun Merapi baik di propinsi Daerah
KRB III. Manakala Gunung Merapi Istimewa Yogyakarta maupun Jawa
sedang menggeliat, lokasi-lokasi Tengah.
tertentu yang berpotensi terdampak

1.2 contoh gambaran KRB III beserta penjelasannya dalam aplikasi Google Maps.

Bagaimana cara menggunakan Pertama, dengan menggunakan gawai


peta-peta tersebut? pintar anda, klik tautan (link)
https://goo.gl/maps/GUMN81JSPtM Zona KRB III Gunung
2 . Jika aplikasi peta digital seperti Merapi adalah daerah seluas 120
Google Maps telah terpasang, maka kilometer2 dengan warna merah yang
secara otomatis tautan akan mengarah posisinya paling dekat terhadap
ke aplikasi tersebut dan menyajikan kawah sehingga paling rawan. KRB
petanya. III berpotensi besar mengalami
terjangan awan panas (aliran
Kedua, jangan lupa aktifkan GPS
piroklastika), aliran lava, lontaran
pada gawai pintar anda. Sehingga
batu pijar, guguran batu pijar dan
dimana posisi anda berada akan
paparan gas beracun.
langsung terlihat dalam aplikasi
Google Maps yang telah dilengkapi Sementara zona KRB II Gunung
dengan peta-peta digital KRB Merapi adalah daerah seluas 97
Gunung Merapi. Akurasi posisi kilometer2 yang berwarna merah
memang bergantung pada perangkat muda dan berjarak sedikit lebih jauh
gawai pintar yang digunakan. Untuk terhadap kawah dibanding KRB III.
gawai pintar yang telah mendukung Selain masih berpeluang terlanda
penggunaan APGS dan GLONASS aliran awan panas, paparan gas
akurasinya akan lebih baik karena beracun dan guguran batu pijar meski
tersedia fasilitas GPS online dan potensinya lebih kecil ketimbang
GPS offline. KRB III, KRB II ini juga berpotensi
besar terpapar hujan abu lebat dan
Bagaimana Cara Membaca
aliran lahar.
Petanya?
Dan zona KRB I Gunung
Pada peta Kawasan Rawan Bencana
Merapi adalah daerah berwarna
Gunung Merapi terdapat tiga zona
kuning dengan luas 31
yang ditandai dengan warna-warna
kilometer2 yang berjarak lebih jauh
berbeda. Berdasarkan jaraknya
lagi terhadap kawah dibanding KRB
terhadap kawah Merapi, maka
II. KRB I mengerucut pada lembah-
masing-masing zona tersebut adalah
lembah sungai yang berhulu di
zona KRB III, zona KRB II dan zona
Gunung Merapi khususnya di lereng
KRB I.
tenggara, selatan, barat daya dan
barat. KRB I ini memiliki potensi (b) peringatan dini (c) mitigasi
terlanda aliran lahar, kecuali dalam bencana.
kasus letusan besar.
3. Mitigasi bencana adalah segala
KESIMPULAN usaha dan tindakan untuk mengurangi
dampak bencana yang disebabkan
1. Perkembangan teknologi yang
oleh erupsi gunungapi. Salah satunya
pesat memunculkan inovasi di
adalah membuat peta KRB.
berbagai disiplin ilmu salah satunya
teknologi yang dikembangkan pada 4. Di era virtual pemanfaatan layanan
disiplin ilmu geografi yang sering google maps tidak hanya digunakan
disebut Geografi Virtual. sebagai peta digital namun dapat
dimanfaatkan menjadi peta sederhana
2. Penanggulangan bencana dalam
sebagai upaya mitigasi bencana
situasi terdapat potensi terjadi
dengan memanfaatkan teknologi
bencana meliputi: (a) kesiapsiagaan
GPS.
DAFTAR PUSTAKA

Diakses pada http://lyberhand.blogspot.com/2016/11/analisa-jurnal-pemanfaatan-


google-maps.html. 1 Juni 2018.

Diakses pada http://rumah-perawat.blogspot.com/2016/11/sistem-pakar-aplikasi-


google-maps-dalam.html. 1 Juni 2018.

Diakses pada https://ekliptika.wordpress.com/tag/waspada-merapi/. 1 Juni 2018.

Diakses pada
http://smamuhammadiyahtasikmalayasosiologi.blogspot.com/2010/01/memasuki-
dunia-virtual-masyarakat-cyber.html. 1 Juni 2018

Dr. Suprapto Dibyosaputro, M.Sc. dkk. 2016. Gunung Merapi Kebencanaan dan
Pengurangan Risiko. Badan Penerbit Fakultas Geografi UGM:Yogyakarta.

Mahdia Faya dan Fiftin Noviyanto. 2013. Pemanfaatan Google Maps untuk
Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Bantuan Logistik Pasca
Bencana Alam Berbasis Mobile Web. Teknik Informatika, Universitas
Ahmad Dahlan.

Anda mungkin juga menyukai